#NotEverydayHero

Saat itu sedang waktu istirahat untuk kelas BoboiBoy Gempa. yang berarti waktu untuknya bermesraan -uhuk, makan siang bersama Fang.

"Gempa!"

Kebetulan orangnya datang waktu di bicarakan. Fang berjalan cepat menuju tempat BoboiBoy berada. Dia menarik bangku terdekatnya lalu mendaratkan tubuhnya di situ.

"Fang, hari ini bekalnya apa?" Tanyanya, membuka pembicaraan saat melihat untuk makan siang milik Fang.

Fang yang sedang sibuk membongkar kotak bekalnya membalas tanpa menengoknya, "Hmm? Biasa hanya beberapa sosis dan ayam goreng."

BoboiBoy ber-oh ria. ia melirik bungkusan yang membalut kotak miliknnya itu, tak menemukan makanan kegemaran si maniak.

"Tapi, bukannya kau selalu bawa do-"

-Dan Fang pun mengeluarkan sebuah donat ubi merah dari saku bajunya. Gempa meringis.

"Hm? ada apa Gempa?"

BoboiBoy dengan cepat mengelengkan kepalanya, "B, bukan apa-apa..." Fang mengangkat bahunya acuh lalu mulai meminum air di botolnya. kotak bekalnya di letakkan di pangkuannya.

Mereka melahap makanan masing-masing dalam diam. Walaupun sebenarnya Gempa ingin memuntahkan roti yang di makannya, dia memaksakan dirinya dengan menelannya sekaligus bersama air meneral biasa.

BoboiBoy tiba-tiba mual karena memaksakan diri memakan roti itu, dia memilih untuk meletakannya di pangkuannya lalu meminum paksa sisa-sisa rasa menjijikan di mulutnya. Sebisa mungkin melakukan hal ini tanpa membuat Fang tersadar atas perilaku tak biasanya ini. BoboiBoy memikirkan tentang hal ini sambil meminum botol mineralnya.

Ini meningatkannya akan awal pertemuan mereka, saat itu Gempa hanyalah seorang murid baru di sekolah ini, tapi ke esokan harinya Fang mendatangi meja BoboiBoy lalu mengatainya sebagai seorang pencuri perhatian.

Gempa sempat bingung di sini, apa yang orang tenar satu sekolah ini inginkan darinya? Fang kemudian dengan salah tingkahnya malah bertindak seakan BoboiBoy telah melakukan sesuatu terhadapnya ('sesuatu' yang dimaksudkan di sini masih kurang jelas maksudnya) dan tiba-tiba malu di tempat disertai wajah yang memerah.

Jujur Gempa khawatir terhadap kesehatan Fang dan berakhir dengannya yang menjenguk kelas Fang yang kemudian berujung pada BoboiBoy mendapati dirinya seorang Fang yang memerah hingga keujung telinga sembari menanyakan alasan mengapa dia berada di kelasnya.

Dan, kemudian semuanya menjadi sebuah garis yang samar, BoboiBoy tak mengingatnya antara lantaran terlalu pelupa atau kejadian selanjut memang tak penting.

Sungguh pemikiran yang sangat sial, dasar.

"Ada apa Gempa? Makananmu sudah habis?" Fang melirik temannya setelah sekian lama berkutat dengan makanannya sendiri.

BoboiBoy mengeleng lemah.

Pemuda bermahkota merah anggur di depannya menaikan sebelah alisnya. Dia memandang wajah BoboiBoy untuk sesaat.

Menghela nafas gemas ia kemudian memilih lauk yang ada di kotak bekalnya. "Bo, Boi-Boy, ma-kan... Ah! Octo-Dog!"*

BoboiBoy melemparkan tatapan horor ke arah Fang sebelum berpura-pura tetap santai walau dalam hati menangis. "BoboiBoy, ayo bilang 'Aa'" Bujuk Fang seperti kepada anak kecil.

Meringis-dalam hati, tentunya- Gempa memakan dengan perlahan dan mengunyahnya sembari menghitung sebanyak sebelas kali, selagi melakukan hal ini dia berdecak manikmati.

"Jadi, bagaimana menurutmu masakanku? Aku sedang mencoba resep baru,"

Resep baru dari mana! Satu-satunya hal yang bisa di rasakan oleh Gempa itu cuma rasa ban motor dengan oli kau tau?!

Tertawa renyah ia mengusap puncak mahkota si ungu, "Enak, kau memang pantas di sebut istri masa depanku~~~!" Godanya pada landak Tsundere tersebut.

Fang dengan wajah bersemu menepis kasar-walaupun tak sengaja, jujur ini refleks- tangan yang memegang kepalanya, "J-jangan bilang macam-macam deh! Kapan aku pernah bilang akan jadi istri orang?"

Kini giliran Gempa yang mengangkat sebelah alisnya, Hee~~? Jangan-jangan...

Lalu dia pun tertawa ringan, membuat Fang terdiam sesaat sebelum ikut tertawa.

Ah, Gempa lupa kalau roti yang awalnya berada di pangkuannya sekarang telah jatuh entah kemana.


Mitosnya bilang kalau kita meletakan makan di pangkuan kita nanti istri/suami kita akan di 'pangku' orang, simpelnya, pasangan kita akan berpindah kepada orang lain atas dasar hasrat birahi.

Hi! Gimana kabar kalian semua!

Author Kaca di sini!

Sejujurnya banyak yang mau di bilang di sini tapi takutnya nanti saya di demo lagi sama author lain dan readersnya jadi sebelum itu Author Kaca, atau panggil aja Lia, adalah SALAH SATU dari SEKIAN BANYAK author yang menggunakan akun ini, kebetulan aja Author Tiga sama Author merangkap editor A.I itu paling susah di hubungi (Ka Leo mah, suka malas atuh alasannya) yang juga merangkap jadi translator buat fanfic kita! Karena kebanyakan author TPGKK itu orang luar cuy!

Jadi, seperti yang kalian bayangkan authornya TPGKK itu ada banyak, lebih banyak dari nama yang tertera, itu pun author utamanya, belum di hitung editor, translator, provider, sama muse :'v

Jadi, kalau kalian bingung nih ya.

Author Kaca, adalah author Lia, yang biasanya mantengin tiga fandom, BBB, HQ, sama HP

Author Tiga, adalah author Leo, biasanya nulis yuri, gak masalah juga sih sama yang namanya yaoi. Ka leo itu laki-laki.

Editor AI, anak paling unyu sejagad :3 /author kaca di tabok/ dia yang sering di maso-in buat nulis poet, translating, editing, terus kalau Leo sibuk, dia juga bantu balas PM kalian~~~

Sisanya? /Author kaca ketawa gugup/ saya gak di bolehin bilang :'3

Saya juga author yang dua tahun temanan sama beberapa author terus lari waktu kena Flame. Hahahaha... saya merasa sedih karena kemudian merasa bersalah(?) karena fandom kita mulai kehilangan asupan BoiFang.

Singkatnya, saya Author Lia dan Leo yang dulu pernah main di sini terus bermukim selama tiga bulan. Mungkin ada yang ingat sama saya?

-Lalu terdengar tawa nan keji dari ujung sana, author pun berteriak dengan kesal, "Ka Leo diam!"

"Make me~~~ Hahahaha!"

Author kemudian membuat kerusuhan dengan mencoba melempar vas ke arah suara itu berasal.

"Hahahaha~~!"

"Diam!"


Btw, ada yang mau ikut partisipasi event saya :'v #NotEverydayHero ? gak? yaudah /ngilang/