Khukhukhu... :)

Noe Hadir dengan Fict baru nie minna...

Silakan, buat yg mau baca dan menyelami sensasinya...

#Bahasa apa tuh Thor...

Hihihi, Silahkan-silahkan Noe kasih tempat...

"SWEAT AND TEARS IN A BELL" © Noeruhi Karachou

Disclaimer : Naruto Punyanya Masashi Kishimoto-san

Seperti biasa saya cuma numpang obrak-abrik hehe...

: ) ( digebuki fansx Naru...)

Pairing : Hinata H x Sasuke U

Rate : T-M

Warning : AU,AT,OOC,Longshoot,Gaje,Miss Tipo,Ejaan tidak Sesuai EYD,

Blood,Lime/Lemon.

Anak kecil Silahkan tekan Kembali , Hanya Untuk 18+...

Uchiha Sasuke : 21 Thn

Hyuuga Hinata : 20Thn

Hyuuga Neji : 22Thn

Sakura Haruno : 21Thn

Hear me in a Bell

.

.

.

Tes...Tes...tes...

"Sasuke...Bertahanlah"

Krincing...Krincing...

Buk..buk..buk...jduak...

"Dasar Gadis sialan,Ugh"

Pruakk...Buk...

AGHH... "Kalian akan habis"

Brumm...

Wiu..wiu..wiu...

"Jangan bergerak, Polisi !. Kalian sudah di kepung"

Krincing... "Sasuke"

Hah hah hah, "Tetaplah Hidup"

"Sasuke"...Krincing...Krincing... "Sasuke"...Krincing..."Sasuke"...

"SASUKEEEEE"...

.

.

.

.

.

Mata hitam kelam itu mulai terbuka dengan panik namun kemudian mengerjap-ngerjap saat kedua Onix itu belum terbiasa dengan cahaya disekitarnya. Sasuke beranjak bangun tapi ia mengernyit saat merasakan sakit dan perih diperutnya, tubuh itu berhenti bergerak dan mencoba mengingat apa yg terjadi sebelumnya...

"Sasuke!"

Onix itu menengok ke arah orang yg memanggilnya, dan mendapati ibunya Mikoto memandangnya penuh khawatir dan menghambur ke arahnya. Mikoto memegangi pundak putranya dengan kaki gemetar, Ia sangat bahagia...

"Kau sudah sadar sayang..." dengan suara hampir tercekik, bersamaan dengan bulir-bulir yg mulai meluncur dari pelupuk mata Mikoto.

"Berbaringlah jangan banyak bergerak dulu, Luka diperutmu masih basah, nak" Mikoto menekan pundak Sasuke yg seolah masih linglung untuk berbaring kembali...Tapi Sasuke juga tidak terlihat kaget dengan kondisinya...

"Aku baik-baik saja bu, Bisa tolong panggil Itachi ? Ada masalah penting ?" ucap Sasuke saat ingatan yg masih samar itu mulai kembali.

"Baiklah, ibu juga harus memberitahu ayahmu" Mikoto mengangguk dan segera pergi...

...Krincing...

... "Sasuke"...

Sasuke memegangi kepalanya, suara lonceng itu terus menggema dipikirannya.

"Dia seorang gadis, suara lembut itu belum pernah kudengar sebelumnya"

Bibir itu terangkat membentuk sebuah senyum...

"Aku beruntung !" Gumamnya,

"Semoga saja gadis itu masih berada di sini" Harapnya...

Sasuke yakin dia pasti sudah tak bernyawa kalau saja gadis itu tidak datang menolongnya, ia memang dalam kondisi setengah sadar saat itu tapi ia yakin orang yg menolongnya seorang gadis meski ia hanya mendengar suaranya...Dan suara lonceng kecil itu masih ia ingat jelas...

Dan Sasuke yakin itu lonceng yg sering dipakai seekor kucing dilehernya, dan lonceng itu kemungkinan dipakai di pergelangan tangan gadis itu, Sasuke mendengarnya sangat jelas saat tangan gadis itu menggoyang pundaknya sambil terus memanggilnya...

'Apa aku mengenalnya ?' pasalnya orang itu terus memanggil namanya...

'Dia mengenaliku' Sasuke mulai memaksakan otaknya untuk mengingat lebih banyak...

Karena terlalu fokus dengan pikiranya Sasuke tidak menyadari Itachi sudah ada disitu dengan ekspresi aneh...

"Kalau kau memasang ekspresi sekusut itu aku akan yakin kau baru saja ditusuk orang dan menjalani operasi" Ejek Itachi...

Sasuke melirik Anikinya itu dan mendecak, "Aku tidak akan mati hanya dengan luka seperti itu"

Itachi tersenyum, 'itu artinya dia benar-benar tidak apa-apa'

"Baiklah, Dokter sampai kelabakan dan terkejut dengan pemulihanmu yg sangat cepat"

'Itu karena suara Gadis itu yg terus memanggilku' Pikir Sasuke...

"Hey Aniki, Apa kau tau seseorang yg menolongku hari ini ?"

Itachi tampak berpikir sejenak, "Seorang gadis bukan ?"

"Iya" Sasuke mengangguk dan terlihat sangat menunggu balasan itachi...

"Orang itu menelfon kerumah dan memberitahu kau ada di rumah sakit, Tapi...saat aku datang dia sudah tidak ada, tapi mungkin ibu sempat bertemu dengan gadis itu karena aku dan ayah sedang dalam sebuah rapat penting dan datang agak lama" Itachi terus mengamati wajah Sasuke yg tadinya kusut berubah sedikit cerah...

"Berarti aku harus menemui ibu" Sasuke segera bangun dan kemudian mengerang kesakitan...

Itachi tampak memegangi pundak adiknya...

"Aku akan dibunuh dokter Tsunade jika lukamu sampai terbuka" Itachi memberi tatapan tajamnya...

"Lagi pula ibu masih ada urusan nanti dia juga kesini, memangnya ada apa dengan gadis itu ?" Tanya Itachi mulai kumat rasa penasarannya...

Sasuke kembali ke kasur rawatnya dengan dahi berkedut...

'Gawat'

"Kau suka ya dengan gadis itu ?" Tanya Itachi seolah menyudutkan Sasuke untuk mengaku...

"B-bukan urusanmu Aniki" Ucap Sasuke agar kakaknya itu tidak mengejeknya lebih jauh.

'Dasar pelit' Pikir Itachi melihat Sasuke yg berusaha menghindari introgasinya...

"Aku akan cari tahu sendiri siapa gadis itu dan aku tidak akan memberitahukan apapun padamu" Acam Itachi.

"Kalau itu terjadi aku akan membuat kau bicara dengan sesuatu yg pasti akan kau sesali, Nii~San" Balas Sasuke dengan serigai yg cukup lebar.

Itachi tersenyum mencurigakan bukannya malah takut,

'Ada masalah apa sampai Otou~chan mencari-cari gadis itu'

"Kurasa kepalamu itu sudah terbentur cukup keras sampai persepsimu pada wanita berubah seratus delapan puluh derajat, Insiden itu benar-benar menakjubkan. Aku jadi penasaran dengan gadis itu"

Ucap Itachi akhirnya.

"Aku ingin menikahinya" Ucap Sasuke tiba-tiba...

Hek,

APA ?

Itachi langsung tertawa terbahak-bahak, "Astaga, Kepalamu benar-benar terbentur Sasuke" Ucap Itachi sambil memegangi perutnya yg mulai kaku. Bahkan sudut matanya sampai berair karena tawanya yg sangat keras.

Sasuke yg melihat reaksi kakaknya tampak tidak terkejut,

"Aku serius, Aku benar-benar serius Itachi"

Dan tiba-tiba Itachi terdiam, "Kau yakin kali ini bukan main-main ?" Itachi tidak mungkin meninggalkan resiko anak perempuan lain tersakiti karena adiknya itu.

"Aku sangat yakin" jawab Sasuke mantap.

"Aku ingin kau mencari tahu siapa gadis yg menolongku itu" Tidak ada keraguan apa-pun disana.

Itachi tampak tersenyum, 'Dia gadis yg beruntung' Untuk sesaat ia bahkan tidak bisa berkata apa-apa jika Sasuke sudah seperti ini pasti dia akan lakukan apa pun bahkan masuk ke neraka sekalipun.

"Baiklah, meskipun ini agak sulit semoga ibu sempat bertemu dengan gadis itu"

Sasuke mengangguk paham...

'Benar, Semoga saja'

======**o**=====

Sore itu seorang gadis berrambut Indigo sampai di depan pintu Mansion Hyuuga dengan bercak darah dimana-mana. Sudut pelipisnya sobek oleh suatu benda yg cukup tajam, luka lebam kebiruan menghiasi sudut bibirnya bersama darah yg sudah mengering. Tangan mungil itu mengetuk pintu dengan tergesah berulang kali mulutnya mengaduh pelan dan kakinya sudah tidak kuat menahan tubuhnya yg semakin lemas, Pandangannya juga mulai mengabur sementara senja semakin menyusut di ufuk barat.

Dan tidak lama pintu itu terbuka, Seorang pelayan tampak menutup mulutnya shock dengan kondisi orang dihadapannya,...

Brukk...

"Nona Hinata!" Pekik pelayan itu saat tubuh itu ambruk tak sadarkan diri.

Tapi mulut gadis itu sempat menyebut sebuah nama yg selalu menjadi kekuatannya meski dengan suara yg lemah.

"Sasu-ke"

Pelayan itu langsung berteriak, "NEJI~SAMA" pelayan itu mulai panik karena gadis itu tidak bergerak sama sekali.

Orang yg dipanggil tampak turun dengan santai, ia hanya melihat sekilas dan beranjak pergi ke ruangan kerjanya.

"Urus dia" Desisnya, "Dasar tidak berguna, menyusahkan saja" Ucapnya sebelum pergi.

?

Pelayan itu mengamati wajah Hinata dengan raut kasian,

'Bagaimana mungkin saudara kandung mengabaikan adiknya seperti itu'

Tidak beberapa lama munculah sang nyonya Hyuuga dengan reaksi yg tidak begitu berbeda, malah wanita itu tersenyum sinis. Tangannya tampak terulur dan menjambak rambut indigo itu,

"Anak si wanita jalang itu membuat masalah rupannya"

"Nyonya kasian nona Hinata" si pelayan tampak terpekik.

Tangan wanita itu melepaskan rambut Hinata dan memanggil beberapa pengawal untuk membawa anak itu ke kamarnya. Sebenarnya ia muak melihat wajah anak itu lebih lama hanya membuat ingatan mengenai istri simpanan Hiasi semakin membuat otaknya panas. Kalau bukan Hiasi yg membawa anak itu saat ibunya meninggal ia pasti sudah mengusirnya dari rumah.

'Anak sial' Kaki jenjang ibu Neji itu keluar dari Mansion itu dan masuk ke dalam mobil yg sudah siap di pelataran lalu mobil itu pergi begitu saja.

Pelayan yg melihat itu hanya bisa terdiam, 'Apa yg salah dari keluarga ini?' dan kemudian mengikuti para pengawal yg membopong tubuh Hinata ke lantai dua diiringi suara yg akan mengantarkan Hinata pada takdir yg lebih rumit...

Krincing...

Krincing...

Krincing...

=======**o*o**=======

Seminggu Kemudian...

"Masih belum ada hasil Itachi ?" Tanya Sasuke saat ia baru saja keluar dari pintu rumah sakit.

Keduanya berjalan menuju mobil hitam yg sudah menunggu dipelataran sejak tadi, Sasuke mengambil bangku di belakang sementara Itachi duduk disamping kemudi.

Itachi menggelengkan kepalanya agak frustasi,

"Ibu tidak bertemu dengan gadis itu dirumah sakit, saat ku tanya pada petugas kepolisian mereka hanya bilang gadis itu menolak memberikan nama atas kesaksiannya"

Sasuke tampak semakin kusut,

"Apa tidak ada ciri-ciri apapun dari gadis itu ?"

"Polisi tidak melihat dengan jelas wajahnya dan yang lebih kukhawatirkan, Gadis itu juga terluka parah" Itachi mulai merenung. Ia sempat berpikir itu adalah orang itu tapi tidak mungkin juga.

'Dia sampai seperti itu hanya untuk menolongku'

"Dia, gadis itu mengenaliku Aniki ? dia mungkin bukan orang asing bagiku tapi aku tidak mengenali suara itu" Sasuke sangat yakin ia belum pernah mendengar suara gadis itu.

"Mungkin dia seorang dari penggemarmu mengingat publikasi besar-besaran perusahaan barumu" Itachi mencoba menebak-nebak.

Ia malas menanggapi dugaan Itachi yg membuat dia semakin sakit kepala.

Sasuke menandarkan tubuhnya di sandaran mobil, "Kenapa Ibu lama sekali"

"Akan ku susul, mungkin ibu butuh bantuan" saut Itachi keluar dari mobil dan kembali ke dalam gedung rumah sakit.

Sasuke memejamkan matanya untuk sesaat,

Krincing...

Suara itu...

Sasuke membuka matanya dan segera keluar dari mobil, ia terlihat menengok ke kanan dan kekiri Hingga tampak seorang gadis berrambut pink memakai gelang kucing dipergelangan tangannya tak jauh dari mobilnya,

"Sakura" Ucap Sasuke heran.

Gadis itu mendekat ke arah Sasuke dan memeluknya,

"Syukurlah kau baik-baik saja, Sasuke" Saut gadis itu, "Aku sangat khawatir padamu"...

Sasuke memejamkan matanya sejenak,

"Bicaralah"

'Aku ingin memastikan sesuatu'

"Maksudnya ?" Tanya Sakura bingung sembari melepas pelukannya.

"Panggil namaku!" Perintah Sasuke.

"Sasuke begitu ?"

Tanya Sakura semanis mungkin...

Sasuke membuka matanya dengan ekspresi sangat dingin, tangannya menyambar pergelangan tangan Sakura dan mencabut lonceng itu dengan kasar.

"Kau mencoba untuk menipuku ?" Tanya Sasuke dengan aura membunuh yg sangat kental.

Sakura tampak terbelalak takut, 'Salahkah jika ia ingin mendapatkan Sasuke meski caranya kotor'

"A-pa mak-sudmu Sasuke ?" Tanya Sakura pura-pura tidak tau.

"Pergilah, Aku tidak mau melihat mukamu lagi ?" Ucap Sasuke akhirnya.

"A-ku hanya ingin Sasuke mencintaiku" ucap Sakura mencoba menahan Sasuke untuk tetap ditempatnya.

"Kau ingin membuatku mencintaimu dengan menipuku, bagus sekali aku salut" Ucap Sasuke memandang Sakura remeh.

"Bukan begitu aku hanya..." Sasuke menyela hampir membentak.

"Aku tidak bisa kau bodohi, Aku sudah cukup kenal kelakuanmu jadi berhentilah menggangguku"

Sakura terdiam, tidak bolehkah dia mencoba membuat Sasuke mencintainya meski ia tau caranya salah. Ia memang sengaja berpura-pura menjadi seseorang yg dicari Sasuke akhir-akhir ini, Tapi ia tidak menyangka ia akan ketahuan semudah itu.

Tiba-tiba Sakura tertawa renyah, ia bertepuk tangan didepan Sasuke.

"Kau memang sangat luar biasa, aku kasihan dengan gelang lonceng itu karena pelayanku sampai kuhukum untuk menemukan gelang murahan seperti itu" Sika Sakura sangat berbeda dengan sosok yg manis dan terlihat polos tadi.

Sasuke menyerigai, "Kau tetap seperti itu dan akan selalu seperti itu" ia sangat tau sesombong apa Sakura jika ia sampai berakting menjadi gadis baik-baik itu artinya ia mempunyai rencana dan cela untuk masuk ke kehidupannya.

"Pelankan suaramu karena calon mertuaku sedang menuju ke sini" Sakura memasang senyum manis kearah Mikoto dan Itachi yg berjalan mendekati keduannya.

Sasuke mendengus tidak percaya...

'Calon mertua dia bilang, Jangan bermimpi'

Tidak seperti biasanya Mikoto tidak menyapa Sakura bahkan Itachipun tampak menahan tawa saat ibunya hanya melewati Sakura tanpa bicara apapun langsung masuk kedalam mobil.

"Kh, Ibu luar biasa aku sangat bangga" Ucap Itachi menyindir Sakura.

Sasukepun terlihat menyerigai senang lalu ikut masuk kembali ke dalam mobil. Itachipun sangat ketara menganggap Sakura sebagai angin lalu...

Lalu mobil itu melesat begitu saja...

Sakura tampak membeku ditempat melihat sikap Mikoto kepadanya,

'Apa itu tadi ?'

'Kenapa ?'

Sakura benar-benar tidak habis pikir apa yg terjadi sebenarnya, biasa Mikoto selalu menyambutnya hangat lalu kenapa dengan hari ini...

Sakura terlalu kesal, ia berjalan ke arah mobilnya dan membanting pintu mobilnya keras. Lalu ia terlihat mengambil Handphonenya dan menghubungi seseorang,

"Cari tau siapa gadis itu! Kalau bisa bunuh saja dia" Ucapnya pada orang diseberang sana.

Sudut bibir itu terangkat, lalu mematikan telfonnya saat sudah dapat persetujuan diseberang sana.

"Dasar Jalang siapa kau sebenarnya ?"

"Ku pastikan Sasuke tidak akan menemukanmu"

.

.

.

.

======*T*B*C*======

AIHHHH… INI chapter terpendek yg pernah aku ketik…

Maih awall Chapter selanjutnya aka nada diatas 2500 kata…..

Kalau minna minta lanjut aku lanjut deh…..

Read and review ya minna….

Thank yg udah baca…..