Happy Reading!

.

.

Pertama, Mark dapat nilai C ketika simulasi untuk praktek bulan depan. Mark frustasi, sangat sangat frustasi. Sebelum tidur, Mark berpikir mungkin dirinya akan gila dalam beberapa waktu kemudian.

Kedua, Ini semua karena Lee Haechan, tetangga yang selama dua bulan terakhir menjadi alarm otomatisnya. Pasalnya anak itu selalu datang untuk berteriak di jadwal Mark bangun pagi, jadwal makan pagi siang malam, jadwal mandi dan hal kecil yang lainnya.

Awalnya Mark muak, dan terserah, Mark tidak peduli dengan bocah kelas 10 yang memaksanya memakan makanan asin dan asam yang berlebihan. Membuatnya sakit kepala hingga berpikir untuk di operasi saja agar sakitnya hilang. Bocah yang dengan seenakan datang ke dalam kamarnya ketika petugas listrik mematikan listrik di komplek mereka selama dua hari.

"Mark Hyung!"

"Mark Hyung!"

"Mark Hyung!"

Suara itu sudah cukup mengenyangkan perut Mark, cukup untuk membuat hari-harinya hilang ketenangan.

Tapi saat ini, Mark tidak mendengar suara itu lagi. Mark tidak melihat bocah itu menunjukan batang hidungnya di rumah nya selama dua hari. Mark tidak peduli jika nilai nya C toh ini hanya simulasi. Dengan cepat Mark menaiki motornya untuk segera pulang karena di pikirannya sekarang hanyalah bocah yang merupakan anak tetangganya.

Akhirnya Mark bisa tersenyum lega ketika melihat eomma Haechan berada di halaman rumah milik Haechan sedang merangkai beberapa bunga. Setidaknya Mark tidak perlu berpikir bahwa Haechan pindah rumah.

"Eomma apa Haechan baik-baik saja?" Mark bertanya sambil Jongkok di samping eomma Haechan.

Wanita setengah baya itu menoleh. "Dia sakit, hanya demam biasa tapi anak itu selalu di lebih-lebihkan" Jelas eomma Haechan.

Mark melotot. "Anak itu sakit?" Di jawab oleh anggukan cepat oleh eomma Haechan.

Tanpa menunggu perintah, Mark melesat masuk ke dalam kediaman keluarga Haechan. Sebenarnya Mark sudah biasa, memenuhi perintah eomma Haechan untuk sarapan dan makan malam bersama. Meski Anaknya sangat barbar, tapi eommanya adalah eomma terbaik setelah eomma kandungnya di Kanada.

Yang Mark lihat ketika membuka pintu kamar Haechan adalah anak itu yang sedang bermain dengan miniatur rumah yang terbuat dari kertas origami. Mark melangkah, sebenarnya Haechan sudah melihat Mark, hanya terlalu malas untuk menyapa.

Mark duduk di atas ranjang milik Haechan. "Kau sakit?" Tanya Mark. Tangannya memegang kening Haechan dan yang di rasakannnya adalah panas. Membuat Mark meringis karena khawatir.

"Haechan-ah, kau sudah makan?" Mark bertanya lagi. Namun Haechan masih tidak menjawab, masih fokus dengan miniatur buatannya sendiri.

"Heh bocah, aku mencarimu, menunggumu, nilai simulasi praktikum hari ini C dan semua karenamu Lee Haechan!" Mark menekankan kata-katanya. "Aku benar-benar menyelesaikannya tanpa berpikir karena ingin segera pergi menanyakan kabarmu kepada eomma" Helaan nafas kasar terdengar. Mark diam sebentar. "Kemana kau yang saat di gigit cicak saja datang dan menangis keras di bawah tangga? Yang saat otak bodohmu kambuh datang dan memaksaku mengerjakan tugasmu? Yang berteriak meruntuhkan semua imajinasiku? Kau keterlaluan Chan.." Bentak Mark.

Haechan melongo, dari tadi ia mendengarkan semuanya. Haechan hanya bisa melotot sambil menutup rapat kedua telinga. Haechan bisa bernafas lega karena akhirnya Mark berhenti berbicara.

"Apa sekarang hyung yang sakit?" Tanya Haechan polos.

Mark menggenggam tangan Haechan dan mendekapnya dengan sangat erat. "Haechan-ah berpikirlah sedikit bahwa aku sedang benar-benar khawatir" Ucap Mark pelan sambil mengecup kening Haechan berkali-kali.

"Hyung bisa tidak mandi dulu , aromamu mengalihkan duniaku" Haechan berusaha melepaskan tubuhnya dari Mark. Namun semakin Haechan bergerak semakin Mark mengeratkan dekapannya.

"Mark Hyung aw pedo!" Seru Haechan ketika Mark mencuri satu kecupan dari bibirnya. Haechan mulai berpikir jika Mark sebenarnya adalah alumni rumah sakit jiwa, bukan alumni sekolah kesehatan seperti yang tertera pada raport sekolahnya.

Haechan mulai tidak enak hati, sesekali mendongak ke atas melihat wajah Mark dengan mata terpejam dan sedikit ada jejak air mata. Haechan merinding karena itu.

"Apa Mark Hyung sebenarnya terlalu lembut sehingga jatuhnya jadi terlihat mellow seperti itu. Hey Mark! Sadar!" Haechan berteriak.

"Lee Haechan dengarkan aku, jika kau sakit beritau aku. Kau mengerti?" Mark menatap Haechan serius.

"Datanglah ke rumahku seperti biasanya dan aku benar-benar ingin kau sembuh. Hatiku hampir pecah mendengar eomma bilang kau demam" Mark tersenyum ketika Haechan mengangguk dalam dekapannya.

"Hyung.." Gumam Haechan.

"Apa sayang?" Jawab Mark lembut.

"Sebenarnya Hyung sakit apa?" Tanya Haechan penasaran. Pasalnya Haechan tau Mark itu sedingin es batu sekeras es kutub. Mark itu hobi marah dan mengusirnya, mengatakan Haechan pengganggu dan barbar.

"Haechan dengarkan aku baik-baik" Mark mulai menangkup kedua pipi Haechan dan menatap lekat matanya. "Aku mencintaimu, sangat sangat mencintaimu. Jadi kau harus menjadi kekasihku, miliku, mimpiku, nyataku, malaikatku dan segalanya untuku. Oke? Jawab iya Chan-ah, dan selesai. Kau miliku" Mark tersenyum di akhir kalimat dan kembali memeluk Haechan dengan sangat erat.

"Nah kan Mark Hyung memang pedo" Ujar Haechan.

Mark terkekeh pelan. "Cepat sembuh My Baby" Bisik Mark.

"Kau juga cepat sembuh Mark Hyung~"

Mark tidak peduli jika reputasinya hancur di depan Haechan. Mark tidak peduli dengan jawaban Haechan, Mark sudah tidak peduli dengan Haechan yang begini adanya. Intinya, Mark benar-benar tidak peduli.

Yang penting sekarang Haechan adalah miliknya, hanya miliknya..

"I wanna be your gold, I wanna be your silver.."

END

Balik lagi... kali ini ceritanya bawa Drabble nya Markchan yang di bikin romance. Readers kemaren pada minta Markchan yang manis. Tapi jujur ini tuh susah, karena udah biasa nulis ff tragis wkwkwkw~ Maafkan dakuh kalo ff ini garing. Insya allah, ff ini update tiap hari. Mau 1 apa 2 review pun akan tetep update. Sekarang lagi banyak inspirasi buat nulis Markchan manis. Tapi karena kebiasaan nulis tragis sekalinya nulis yang fluffy ya gini. Jadi maafkan~~ i love you, buat yang baca. I love you so much buat yang review. Salam sayang dari saya, Hurachi.