Dream Cafe

Casts :

- Johnny

- Jaehyun

- Yuta

- Taeyong


Warning!

fanfic dengan pair yang tidak sesuai, jika kalian tidak suka dengan pairnya diharap jangan membaca

JohnJae (Johnny X Jaehyun) with a little bit JaeYong (Jaehyun X Taeyong)

Happy Reading


Part 1 (First Introduction With Kiss?)

Jika kalian bertanya tempat mana yang paling menyenangkan untuk berkumpul hanya sekedar mengobrol atau minum kopi bersama teman, sahabat, rekan kerja atau bahkan kekasih, pasti kalian akan menjawab, cafe. Ya tempat sederhana tidak terlalu mewah namun sangat pas untuk menghabiskan waktu senggang kalian bersama orang-orang terdekat kalian, atau bahkan orang yang baru kalian kenal, yang sering disebut dengan blind date, cukup kuno namun banyak orang yang sering melakukan hal itu di Korea, aneh bukan? Hari ini, suasana di salah satu cafe di Seoul sangat ramai, pegawai cafe yang terletak dekat dengan salah satu universitas yang buka hampir 24 jam itu kini sedang disibukkan dengan pekerjaan mereka melayani pelanggan mereka.

Dream Cafe, ya itulah namanya, sangat sederhana bukan? Cafe yang didominasi dengan nuansa coklat dan krem, serta dipenuhi dengan beberapa lukisan yang sederhana di dinding, kursi dan meja yang bertema vintage yang dapat membuat nyaman pelanggannya, dan juga meja bar yang lumayan besar. Terdapat dua orang pelayan kasir, dan tiga barista disana yang siap melayani kalian, dan menyuguhkan kopi atau minuman lain yang nikmat. Ini mungkin baru sebagian yang terlihat dari cafe itu. Jika kalian turun ke bassement maka kalian akan menemukan ruangan yang jauh berbeda dari sebelumnya. Bassement cafe ini terkesan lebih modern, ruangannya tidak sebesar ruangan cafe utama namun terdapat panggung kecil disana yang akan menyuguhkan live music yang dapat menghibur pelanggan, dan juga meja bar yang di design lebih nyentrik dari meja bar yang ada dilantai pertama. Kalian tidak akan menemukan kopi atau soft drink disini, karena bartender di bassement hanya menyediakan minuman beralkohol saja, maka dari itu bassement ini hanya akan dibuka jam sembilan malam dan tentu saja dikhususkan untuk siapa saja yang sudah layak minum minuman beralkohol.

Seperti saat ini, seorang pria sedang duduk di depan meja bartender memegang gelasnya yang berisi Vodka, memutar mutar gelas tersebut, dan hanya menatapnya, sepertinya pria tersebut tidak tertarik untuk meminum Vodka nya. Pikirannya kacau dan mungkin hanya segelas Vodka tidak akan menghilangkan pikiran kacaunya ini.

"apa kau punya minuman yang lebih keras dari ini?" ucap pria tersebut kepada bartender didepannya yang sedang membersihkan gelas-gelas yang menurutnya sudah terlihat sangat berkilau.

"sepertinya kau sedang ingin mabuk yah tuan, kalau begitu bagaimana dengan soju?" bartender yang ber name tag Yuta tersebut meletakan gelas dan handuk yang ada ditangannya.

"kau punya minuman seperti itu ditempat ini?"

"tentu saja" Yuta berjalan kearah rak dimana banyak botol soju didalamnya dan mengambil gelas kecil, lalu menyuguhkan soju tersebut kepada pelanggannya "ini dia, silahkan nikmati dan lupakan beban pikiranmu Tuan"

"terimakasih Yuta-ssi" ucap Johnny sambil sekilas melirik name tag yang tertera di dada bartender tersebut dan menyebut namanya "dan jangan panggil aku Tuan karena terkesan terlalu tua, panggil namaku saja, Johnny" lanjutnya.

"aku merasa sedikit tidak sopan jika memanggil seorang pelanggan dengan nama, namun jika kau meminta, baiklah Johnny-ssi"

Johnny tersenyum lalu menuangkan soju ke dalam gelasnya, dan menikmatinya merasakan cairan tersebut seperti membakar tenggorokannya. Johnny sudah menghabiskan hampir setengah botol soju tersebut, Ia sudah merasakan badannya sedikit panas dan kepalanya sedikit pusing, namun Ia meminta satu botol lagi kepada Yuta si bartender. Yuta menuruti dan membuka satu botol soju lagi dan meletakannya di atas meja.

"apa kau ingin mendengar ceritaku hari ini?" ucap Johnny sambil menuang soju kedalam gelasnya lalu meminumnya.

"Tentu saja, jika itu bisa membuat beban mu sedikit berkurang Johnny-ssi"

"hari ini aku diputuskan oleh kekasihku, tidak hanya itu, aku juga dikalahkan oleh pesaingku dikantor, bukankah hari ini aku sangat sial?" Johnny menyeringai dan menuangkan sojunya lagi.

"aku banyak mendengarkan cerita banyak orang ketika mereka minum disini, dan masih banyak cerita yang lebih sial dibandingkan dengan milikmu tadi Johnny-ssi"

"benarkah? Aku bersyukur masih sedikit beruntung dibanding mereka" Johnny tertawa singkat.

"test..test...one, two, three" seseorang diatas panggung sedang berdiri dengan standing mic didepannya dan mengetest fungsi dari microphone tersebut, membuat Johnny menoleh. Johnny juga melihat empat orang lain yang sedang bersiap dengan alat musik mereka masing-masing, piano, gitar, drum, dan saxephone.

"selamat malam pengunjung semuanya, seperti biasa jam setengah sepuluh ini kami akan menghibur malam kalian dan menemani waktu kalian dengan lagu-lagu yang akan kami bawakan, dan semoga kalian menikmatinya" ucap seseorang yang berperan sebagai vokalis tersebut.

"ah kami juga sudah menerima satu request song sebelumnya, lagu dari Maroon 5 She Will Be Loved dan lagu tersebut akan menjadi lagu pembuka untuk kami" vokalis tersebut melirik kearah sang gitaris dan menganggukan kepalanya menandakan dia sudah siap, sang gitaris mulai memetik gitarnya diikuti dengan pemain alat musik lain mengikuti irama.

Beauty queen of only eighteen

She had some trouble with herself

He was always there to help her

She always belonged to someone else

I drove for miles and miles

And wound up at your door

I've had you so many times but somehow

I want more

I don't mind spending everyday

Out on your corner in the pouring rain

Look for the girl with the broken smile

Ask her if she wants to stay awhile

And she will be loved

And she will be loved

Vokalis tersebut menyanyikan lagunya dengan suaranya yang sangat indah menurut Johnny, bernyanyi mengikuti nada dan irama, membuat Johnny tak mengalihkan pandangannya dari panggung tersebut terutama sang vokalis yang sedang bernyanyi. Johnny menikmatinya, bukan, bukan lagunya tapi Johnny menikmati suaranya dan satu kelebihan lagi, vokalis tersebut terlihat tampan dan juga manis secara bersamaan, bagaimana bisa seseorang terlihat tampan dan manis sekaligus seperti itu? membuat Johnny semakin enggan mengalihkan pandangannya. Bahkan untuk saat ini Johnny lupa dengan masalah diputuskan kekasihnya dan pesaing dikantornya itu.

"suara yang indah" gumam Johnny, namun gumaman Johnny tersebut dapat terdengar oleh Yuta sang bartender yang ada didepannya.

"kau menyukainya? Aku juga, aku suka suaranya" Johnny menoleh dan menatap Yuta.

"bassement ini ramai bukan?" Johnny mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Yuta dan melihat kesekeliling nya dan yah banyak orang yang sedang menikmati minuman mereka sambil mengobrol dan tak sedikit dari mereka juga memfokuskan diri kepanggung menikmati live music yang tersaji. Johnny kembali menatap Yuta dan mengangguk.

"itu karena live music sekarang vokalisnya adalah dia. Dia akan mengisi live music disini setiap Jumat, Sabtu dan Minggu"

"ketiga hari itu bukankah weekend? jelas saja ramai, Yuta-ssi"

"kau benar. Namun pernah suatu hari di tiga hari tersebut dia tidak bisa bernyanyi disini karena sakit dan itu membuat pengunjung berkurang, aku rasa banyak orang yang datang ke bar ini hanya untuk menikmati suaranya. Asal kau tau, bahkan pengunjung cafe dilantai satu akan turun ke bassement ini hanya untuk mendengarnya bernyanyi, pernah sampai membuat beberapa dari mereka berdiri karena tidak kebagian tempat duduk"

Johnny menoleh kearah panggung dan kembali memfokuskan pandangannya kepada sang vokalis tersebut.

"aku rasa kalau dia ikut audisi di agensi besar dia akan diterima. Suara dan wajahnya cukup mendukung"

"kau benar Johnny-ssi, karena memang sudah ada beberapa agensi yang menawarinya tapi ditolak olehnya"

"kenapa?" Johnny kembali menoleh dan menatap Yuta penasaran.

"karena dia tidak tertarik untuk menjadi seorang idol atau penyanyi terkenal. Itu bukan cita-citanya, menyanyi hanya sekedar hobinya saja"

Johnny mengangguk mengerti mendengar jawaban Yuta. Lagi, Johnny kembali memandang sang penyanyi yang masih melantunkan lagunya. "siapa namanya?" tanya Johnny pada Yuta tanpa mengalihkan pandangannya dari sang penyanyi.

"Jaehyun, namanya Jung Jaehyun"

she will be loved...

Jaehyun menyelsaikan lagunya yang disambut tepuk tangan beberapa pengunjung yang ada dicafe tersebut, membuatnya tersenyum, menampilkan dimple nya yang sangat menawan. Dan Johnny terpesona.

Jung Jaehyun, nama yang bagus, sesuai dengan pemiliknya. Johnny akan mengingat nama itu dan Ia berjanji akan kembali ke bassement cafe ini malam minggu depan, bukan bermaksud lain, Ia hanya ingin menikmati suaranya lagi. Sekarang Johnny mengerti maksud Yuta mengapa banyak orang yang berkunjung jika vokalis dari live music tersebut adalah Jaehyun, karena Johnny sendiri sekarang seperti terhipnotis untuk datang kembali dan menikmati suara merdunya dan jangan lupakan wajah tampannya. Sekarang saja Johnny tidak ingin beranjak dari tempatnya, namun untuk hari ini Ia tidak bisa berlama-lama, maka dengan terpaksa Ia harus beranjak dari sini, mengambil jasnya dan mengucapkan terimakasih kepada Yuta sang bartender.

.

.

.

Johnny kembali lagi ke Dream Cafe. Bukan, Ia bukan ingin melihat dan mendengar Jaehyun bernyanyi, tujuannya hanya ingin membeli segelas kopi dan mengerjakan tugas kantornya sebentar di cafe tersebut, lagipula hari ini adalah hari selasa dan sekarang baru menunjukkan pukul tiga sore dan itu tentu saja bukanlah jadwal Jaehyun untuk bernyanyi di bassement cafe tersebut. Johnny tersenyum bodoh mengingat dirinya seperti seorang fanboy yang hapal dengan jadwal idol mereka. Ia memarkirkan mobilnya didepan cafe, dan mengambil laptopnya yang ada di kursi penumpang yang ada disampingnya. Ia masuk kedalam cafe tersebut, suara gemerincing lonceng menyambutnya saat Ia membuka pintu cafe tersebut dan langsung disambut oleh semua barista yang ada di meja bar dengan sapaan 'selamat datang'. Baru saja Ia ingin melangkah kearah meja bar untuk memesan, namun seketika Johnny mematung, Ia tak bergerak ditempatnya dan terpaku menatap salah satu barista yang sedang meracik kopi dimeja bar tersebut, Jaehyun.

Itu Jaehyun, Johnny tidak percaya akan bertemu Jaehyun disaat ini, terlebih lagi sekarang Johnny melihat Jaehyun bukan sedang bernyanyi tetapi sedang meracik kopi memenuhi permintaan pelanggan. Tak mau lama terdiam Johnny melangkah dan mendekati meja bar tersebut, berdiri didepan kasir dan mulai memesan, sesekali melirik Jaehyun yang sedang meracik kopi nya.

"selamat datang tuan, kau ingin pesan apa?" pelayan kasir wanita tersebut menyambut Johnny dan menanyakan pesanannya.

"aku ingin satu gelas Americano"

"iced or hot?"

"hot"

"baiklah satu hot Americano, atas nama?"

"Johnny Seo"

"totalnya jadi 5000 won"

"aku bayar dengan ini" Johnny mengeluarkan e-money dari dompetnya dan menyerahkannya kepada pelayan kasir tersebut yang langsung memproses pembayaran.

"ini tuan, harap tunggu pesananmu sekitar 5-10 menit, pelayan kami akan mengantarnya kemeja anda, terimakasih" pelayan kasir tersebut menyerahkan struk bukti pembayaran dan e-money milik Johnny kembali. "hey Jaehyun satu gelas hot Americano, kau yang terbaik ketika membuat Americano" ucap kasir tersebut kepada Jaehyun sambil menepuk bahu Jaehyun.

"siap Noona!"

Johnny mengambil tempat duduk terdekat dengan meja bar, Ia sempat tersenyum mendengar pelayan kasir tersebut mengatakan bahwa Americano buatan Jaehyun adalah yang terbaik, dalam hati Ia berkata aku tak salah pesan dia tidak sabar mencicipi kopi buatan anak itu. Dari mejanya Johnny dapat melihat Jaehyun meracik kopi pesanannya, aura yang terpancarkan sangatlah berbeda ketika Jaehyun sedang bernyanyi. Ketika Jaehyun bernyanyi Ia akan terlihat sangat bersinar sementara saat Ia meracik kopi Johnny merasa Jaehyun sangat berkarisma dengan seragam apron dan topi coklat yang dikenakannya. Kenapa anak itu memiliki banyak pesona dalam dirinya? Johnny menggelengkan kepalanya, Ia mengalihkan pandangannya dari Jaehyun. Ia bisa gila kalau terus-terusan terpesona oleh orang yang orang tersebut sendiri tidak mengenalnya, layaknya seorang fanboy terpesona oleh sang idola.

"bodoh, kenapa kau seperti seorang remaja yang sedang kasmaran diusiamu ini Johnny Seo" Johnny bermonolog, Ia mengambil laptop yang sedaritadi ada dipangkunya dan meletakkannya diatas meja, menyalakannya dan membuka file pekerjaan yang harus dikerjakannya. Ia tidak ingin terus terlarut oleh pesona seorang Jung Jaehyun.

Lima menit berlalu dan Johnny asik dengan pekerjaannya, jarinya menari dengan lihai diatas keyboard laptopnya, Johnny memang workholic jika sudah dihadapkan dengan pekerjaan dia akan lupa dengan sekelilingnya. Ia tidak sadar jika seseorang sudah berdiri disampingnya sambil memegang nampan yang terdapat satu gelas kopi pesanannya.

"Johnny-ssi"

"ya?" Johnny menoleh dan sedikit melebarkan matanya saat tau siapa yang memanggilnya. Itu Jaehyun.

"ini pesananmu tuan, satu hot Americano" Jaehyun meletakkan Americano pesanan Johnny diatas meja "jika kau butuh bantuan panggil saja aku, Jaehyun" Jaehyun menunjukkan name tag yang ada didadanya "selamat menikmati tuan" Ia membungkuk lalu berlalu kembali ke meja bar untuk meneruskan pekerjaannya melayani para pelanggan. Sementara Johnny masih terdiam, Ia bahkan tak mengalihkan pandangannya dari Jaehyun sampai orang itu kembali ke meja bar. Kini Johnny menatap Americano yang ada didepannya, Ia meraih cangkir Americano tersebut dan meminumnya.

"wow, daebak" gumamnya, ini pertama kali bagi Johnny mencicipi Americano yang senikmat ini, Johnny tak berbohong, Americano racikan Jaehyun ini adalah Americano terbaik yang pernah Ia minum. Johnny jadi menyesal, kenapa tidak dari dulu saja Johnny jadi pelanggan di cafe ini.

"Wendy Noona sekarang jam berapa?" Jaehyun bertanya pada pelayan kasir yang dipanggil Wendy Noona itu sambil membersihkan meja bar juga menyusun cangkir-cangkir kopi.

"jam tiga sore"

"yesss...berarti waktu kerja ku sudah selsai yaah" Jaehyun melepaskan upron dan topi seragamnya.

"kau harus menunggu Mark untuk menggantikanmu dulu Jae"

"tidak mau, aku masih ada banyak tugas kampus, buatkan aku Grean Tea Frappe yah, aku akan duduk disana" Jaehyun menunjuk salah satu meja kosong didekat jendela.

"issh..." Wendy memukul kepala Jaehyun seenaknya, membuat Jaehyun mengaduh dan mengusap kepalanya, pukulannya pelan namun lumayan menyakitkan "jika saja kau bukan adik dari pemilik cafe ini aku tak akan sudi" ucap Wendy sambil melayangkan pandangan tajamnya.

"hehehe...jangan marah-marah terus Noona, nanti cantiknya hilang. Tolong buatkan yaah please"

"iya iya nanti aku buatkan, sudah sana"

Jaehyun hanya nyengir tak jelas, berlalu mengambil tasnya dan duduk di meja yang Jaehyun maksud. Membuka laptopnya dan mengerjakan tugasnya, Jaehyun tidak menyadari jika orang yang berada beberapa meja darinya memperhatikan dirinya.

Jaehyun asik dengan kegiatannya menyelsaikan tugas kampusnya, sibuk mengetik dan terkadang membaca beberapa buku dan membuat catatan, kadang Ia menopang dagunya dengan sebelah tangannya dan mengigit kukunya ketika sedang berpikir dan Johnny terus memperhatikannya. Bahkan Johnny sudah menutup laptopnya, sekarang Ia duduk bersandar dan melipat kedua tangannya di dada sambil memperhatikan Jaehyun, jika seperti ini terus Johnny semakin ingin berkenalan dengannya. Namun ini bukanlah waktu yang tepat.

"hey Hyung singkirkan bukumu aku mau meletakan gelas ini" seorang pria menghampiri Jaehyun dengan nampannya yang berisi segelas Green Tea Frappe.

"oh Mark, kau sudah datang" Jaehyun mengalihkan fokusnya pada laptopnya, Ia menyingkirkan beberapa buku dan memberi ruang untuk seseorang yang bernama Mark itu meletakkan pesanannya.

"sudah, dan baru saja datang aku disuruh mengantarkan ini oleh Wendy Noona, kau sedang apa Hyung?" Mark meletakkan gelas tersebut dan duduk didepan Jaehyun.

"mengerjakan tugas Mark"

Drrt...drrrt..drrt...ponsel yang ada disamping Jaehyun bergetar menandakan panggilan masuk, Jaehyun hanya meliriknya dan tidak berniat untuk mengangkatnya hingga ponsel tersebut berhenti bergetar. Belum ada satu menit, ponsel itu kembali bergetar dan menampilkan nama yang sama dilayar. Mark melirik sekilas nama yang tertera dalam ponsel milik Jaehyun itu lalu menatap Jaehyun bingung.

"kau tidak mengangkatnya Hyung?"

"tidak" jawab Jaehyun singkat sambil kembali mengetik tugasnya.

"bukankah itu kekasihmu, kalau penting bagaimana?"

"tidak Mark"

"apa kau ada masalah dengannya?"

"pikirkan urusanmu sendiri Mark dan kembalilah bekerja" Jaehyun memukul kepala Mark dengan pulpen yang ada disampingnya.

"aduh Hyung sakit tau" Mark mengelus kepalanya yang terkena pukulan Jaehyun "baiklah jika kau ada masalah katakan padaku Hyung" lanjutnya lalu Ia berdiri dan kembali ke meja bar melanjutkan pekerjaannya.

Jaehyun kembali mengerjakan tugasnya, ponselnya bergetar lagi. Ia mengambil ponsel tersebut dan mencabut batrai nya dan meletakkan benda tersebut begitu saja, sepertinya Jaehyun benar-benar tidak ingin diganggu atau tidak ingin mengangkat telpon dari orang tersebut.

'Ia sudah punya kekasih rupanya' jangan lupakan Johnny yang masih setia memperhatikan Jaehyun dan bahkan mendengar percakapannya dengan seseorang yang bernama Mark tadi 'tentu saja, orang setampan dia mana mungkin belum memiliki kekasih' batinnya. Sedikit ada perasaan kecewa mengetahui fakta bahwa Jaehyun memiliki seorang kekasih, namun hanya sedikit, buat apa Ia kecewa? Ia saja tidak mengenal Jaehyun, Ia hanya mengetahui namanya saja. Johnny mengutuk dirinya sendiri, Ia benar-benar seperti seorang fanboy sekarang. Tidak, secret admirer terdengar lebih baik daripada fanboy. Johnny melihat jam tangannya, sudah terlalu sore untuknya terus berada disini, Ia membereskan barang bawaannya dan beranjak dari cafe tersebut.

.

.

.

Johnny kembali lagi ke Dream Café Rabu malam, bersama rekan-rekan kerjanya, mereka merayakan keberhasilan team mereka dikantor. Johnny merekomendasikan tempat ini, toh memang tempat ini menurut Johnny lebih baik dibandingkan café yang ada didepan kantornya, beruntungnya rekan kerjanya menyetujui. Mereka menempati meja panjang, satu-satunya meja yang ada di bar itu yang berkapasitas lebih dari empat orang, menikmati berbagai macam minuman, diiringi dengan live music. Mendengar live music itu Johnny jadi teringat Jaehyun, ternyata Yuta benar, live music yang dibawakan oleh Jaehyun lebih menyenangkan dan juga enak didengar. Johnny tidak mengatakan vokalis yang sekarang bersuara jelek hanya saja baginya Jaehyun memiliki nilai lebih.

"Jaehyun dengarkan aku dulu"

Mendengar nama Jaehyun membuat Johnny menoleh kesumber suara. Ia melihat Jaehyun dan seseorang dibelakangnya menuruni tangga pintu masuk bassement café. Johnny mengikuti arah pandangnya sampai dua orang tersebut duduk dikursi tinnggi meja bar, disambut dengan tatapan bingung Yuta.

"Jaehyun" orang yang ada dibelakang Jaehyun tadi kini duduk disamping Jaehyun dan mendekatkan dirinya dengan Jaehyun.

"sudah dua kali Hyung, dua kali kau melakukannya dan aku tidak ingin memberikan kesempatan ketiga" ucap Jaehyun dingin tanpa menatap orang yang ada disampingnya.

"Jaehyun dengarkan aku" orang itu meraih kedua pipi Jaehyun membuat Jaehyun menoleh dan menatap orang yang ada disampingnya itu "kau hanya salah paham Jae, aku tak ada hubungan apapun dengannya" lanjutnya.

"tidak Taeyong Hyung" Jaehyun dengan pelan menyingkirkan tangan orang yang bernama Taeyong itu dari wajahnya "aku tau kau menyukainya, aku bahkan melihatnya sendiri apa yang kalian berdua lakukan" lanjutnya.

"tapi…"

"pergilah padanya Hyung kau akan lebih bahagia bila menjalin hubungan dengan orang yang benar-benar kau cintai, kita sampai disini saja Hyung, maafkan aku"

Taeyong terdiam setelahnya, matanya berkaca-kaca, Ia hampir menangis dengan ucapan Jaehyun barusan yang menandakan berakhirnya hubungan mereka yang sudah mereka jalin selama hampir satu tahun. Semuanya berakhir karena kesalahan bodohnya, jika saja Ia tidak bermesraan dengan pria lain mungkin sekarang Ia masih in relationship with Jaehyun tapi sekarang berakhir sudah. Ia egois memang, mencintai pria lain tapi tak ingin melepaskan Jaehyun.

"pulanglah Hyung, ini sudah larut malam, apa kau ingin aku menghubunginya untuk menjemputmu?"

"tidak Jae, aku akan naik taxi saja" Taeyong mengusap matanya yang berair "maafkan aku Jae, maafkan atas perbuatanku, ini semua salahku dan terimakasih atas segalanya" Taeyong turun dari kursi tinggi bar tersebut, mendekatkan diri kearah Jaehyun dan mencium bibirnya, sedikit melumatnya dan ini akan menjadi yang terakhir kalinya Ia bisa merasakan bibir tipis yang manis ini. Jaehyun tidak menolaknya, Ia membiarkan Taeyong menciumnya. Setelah puas Taeyong pergi dari bar itu meninggalkan Jaehyun yang masih duduk terdiam.

Yuta yang sedari tadi memperhatikan dari ujung meja bar, menghampiri Jaehyun. "is it over?" tanya nya.

"yeah…It's over" Jaehyun tertunduk, Ia menyembunyikan wajahnya diantara kedua tangannya diatas meja.

"hey Johnny ayo kita lakukan pesta ronde kedua" suara rekan kerja Johnny menyadarkannya dari perhatiannya terhadap Jaehyun. Ya, Johnny memperhatikan Jaehyun dan kekasihnya oh tidak mungkin sekarang bisa dibilang mantan kekasih, bahkan Johnny sekilas mendengar percakapan diantara keduanya walaupun samar-samar.

"tidak, aku masih ada urusan lain, kalian duluan saja"

"oh ayolah Johnn, kau tidak asik nih"

"maaf tapi aku tidak bisa ikut, kalian duluan saja"

"benar yah, awas jangan sampai kau menyesal"

Johnny tersenyum dan menggeleng, menolak tawaran rekan-rekan kerjanya itu, mereka semua berdiri sempoyongan karena pengaruh alkohol lalu beranjak pergi meninggalkan Johnny sendiri. Sepeninggalan teman-teman kerjanya Johnny menghampiri meja bar dan duduk di kursi tinggi meja tersebut, duduk tepat disamping Jaehyun yang masih tertunduk menyembunyikan wajahnya diantara kedua tangannya.

"oh Johnny-ssi apa pesta mu sudah selsai?" Yuta menghampiri Johnny dan memberinya segelas air putih sebagai service.

"sebenarnya belum, aku hanya tidak ingin ikut mereka melanjutkan acara, aku lelah"

"Hyung berikan aku alkohol terbaik racikanmu" itu suara Jaehyun yang sangat pelan karena posisinya tersebut, namun masih dapat didengar oleh Yuta.

"kau bawa mobil Jae?"

"hmm…"

"tidak, aku tidak akan membuatkannya jika kau bawa mobil" tolak Yuta

"oh ayolah Hyung, pleaseee" Jaehyun mengangkat wajahnya menatap Yuta dan memasang wajah memohonnya.

"baiklah akan kubuatkan, nanti akan ku telpon supir pengganti untukmu"

"tidak mau, aku paling tidak suka di antar oleh supir pengganti Hyung"

"kalau begitu kau tidak boleh minum"

"Yuta Hyung please….kau saja yang mengantarku pulang nanti yah?"

"aku akan pulang sampai café ini tutup Jae"

"tidak apa aku akan menunggu"

"terserahlah" Yuta menyerah, akhirnya Ia menuruti permintaan Jaehyun, membuatkan minuman alkohol terbaik untuknya.

Johnny tertawa singkat melihat interaksi Yuta dan Jaehyun, menurutnya itu sangat cute. Jaehyun menoleh ke arah Johnny dan sedikit membungkukkan badannya sambil berkata 'Annyeonghaseyo' untuk menyapa Johnny.

"Hyung apa dia temanmu?" tanya Jaehyun pada Yuta yang sedang meracik minumannya.

"Oh iya aku lupa, namanya Johnny, dia pelanggan disini Jae, aku juga baru mengenalnya dua hari yang lalu"

"Johnny Seo imnida" Johnny mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri. Akhirnya, akhirnya Ia bisa berkenalan dengan Jaehyun, ini adalah waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh Johnny. Ia tampak exited namun tetap memasang wajah setenang mungkin agar tidak terlihat bodoh.

"Jung Jaehyun imnida" Jaehyun membalas uluran tangan Johnny. "senang bisa berkenalan denganmu, Johnny-ssi, sering seringlah datang kesini"

"tentu saja, kau bisa memanggilku dengan sebutan Hyung saja"

"apa kau bermaksud promosi huh" Yuta meletakan minuman pesanan Jaehyun dan setelahnya menjitak kepala Jaehyun yang disambut dengan rintihan sakit "Johnny-ssi dia ini adik pemilik dari café ini, jadi jelas saja ada maksud promosi dari perkataannya barusan" Johnny tertawa mendengar penjelasan Yuta.

"setidaknya nanti Suho Hyung akan memberikanku uang tambahan jika aku dapat meningkatkan pengunjung di cafe nya ini" Jaehyun masih mengelus kepalanya yang dijitak Yuta tadi.

"aku rasa kau sudah berhasil. Sejujurnya, aku jadi sering datang ke cafe ini karena penampilan live music mu, walaupun aku baru mendengarnya sekali, Yuta-ssi bilang kau akan tampil pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu kan?"

"benarkah? Terimakasih, aku senang jika kau menikmatinya Johnny-ssi...oh tidak maksudku Hyung, aku akan mengatakan ini pada Hyungku agar dia menambah uang saku ku nanti"

Yuta menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Jaehyun barusan sementara Johnny hanya tertawa ringan, Johnny tidak menyangka bahwa Jaehyun adalah orang yang sangat menyenangkan walaupun Ia baru saja mengenalnya, bahkan Jaehyun tidak sungkan mengobrol dengan Johnny, sepertinya Jaehyun adalah orang yang pandai bergaul.

"Johnny-ssi kau ingin minum apa?"

"apakah aku bisa memesan juice disini?"

"tentu saja"

"aku ingin mango juice"

"hei kemarilah" Yuta memanggil salah seorang bartender untuk menghampirinya "buatkan satu mango juice untuk pelanggan kita yah"

"baik sunbae" bartender yang memanggil Yuta dengan sebutan sunbae itu melaksanakan pekerjaannya, karena menu tersebut tidak tersedia di bassement cafe, Ia pergi ke lantai atas, ruang utama cafe tersebut untuk memenuhi pesanan Johnny. Beberapa menit kemudian bartender tersebut kembali dan membawa pesanan Johnny.

"silahkan diminum Johnny-ssi" Yuta meletakan satu gelas mango juice itu diatas meja didepan Johnny.

"Terimakasih"

"bagaimana kalau bersulang?" Jaehyun yang ada disamping Johnny mengangkat gelasnya.

"hahaha ini hanya segelas juice" ucap Johnny namun Ia tetap mengangkat gelasnya dan menyambut gelas Jaehyun, mempertemukan kedua gelas itu sehingga terdengar bunyi 'ting'

"bahkan sebelum meminumnya kau sudah mabuk Jae" Yuta menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku aneh Jaehyun.

Jaehyun dan Johnny menikmati minuman mereka bahkan sambil sesekali mengobrol, dari obrolan mereka Johnny jadi tau bahwa Jaehyun adalah seorang mahasiswa tingkat akhir, dan Johnny akui Jaehyun merupakan orang yang berwawasan luas, karena bagaimana cara dia menjawab dan bertanya sangat berbeda sekali. Jaehyun juga pandai berbahasa inggris, Ia sesekali bicara dengan bahasa Inggris saat mengetahui Johnny berasal dari Chicago, logat inggrisnya itu benar-benar fasih dan enak didengar, bahkan boss dikantornya kalah dengan Jaehyun. Sementara Yuta sibuk melayani pelanggannya yang lain, Ia akan sesekali bergabung bersama mereka ketika pesanan pelanggan sudah terpenuhi. Jaehyun sudah menghabiskan lima gelas alkohol dan ini adalah gelas keenamnya, Ia sudah mulai merasakan panas ditubuhnya serta pusing dikepalanya, bahkan pandangannya mulai sedikit kabur, Ia sudah mabuk namun tetap meminta Yuta untuk memenuhi gelasnya lagi. Pipinya memerah dan Ia sudah mulai bergumam tidak jelas, bahkan bersenandung.

"Jae kau sudah mabuk, aku tidak akan memberikanmu satu gelas lagi" Yuta menarik gelas yang ada di tangan Jaehyun.

"aaaahhh...Hyung berikan aku satu lagi"

"tidak Jae"

"kau pelit sekali Hyung" Jaehyun menopang dagunya dengan kedua tangannya.

"biarkan saja" Yuta tidak peduli dengan perkataan Jaehyun.

Jaehyun menyerah, sepertinya Yuta tidak akan memenuhi permintaannya lagi, Ia meletakan kepalanya diatas meja tersebut memejamkan kedua matanya. Jaehyun benar-benar sangat hancur, Ia patah hati, Ia yang mengakhiri hubungannya dengan Taeyong tapi disini Ialah yang sangat sakit hati. Dikhianati oleh orang yang kau cintai, bukankah rasanya sangat sakit? Dan Jaehyun sedang merasakan hal itu sekarang.

"Yuta Hyung" Jaehyun mulai bergumam tidak jelas "apa yang kurang dari diriku?" Yuta dan Johnny hanya diam mendengarkan Jaehyun, terutama Yuta, Ia berusaha mendengarkan baik-baik perkataan Jaehyun.

"aku sudah berusaha keras perhatian padanya, selalu mengalah padanya, memenuhi segala permintaannya, membantunya saat dia kesulitan, dan selalu ada untuknya, tapi kenapa dia melakukannya? Kenapa Taeyong Hyung malah berpaling dariku? Apa salahku Hyung?" kini Jaehyun mengangkat wajahnya, Ia menatap Yuta dengan mata sayu nya. Yuta tidak berkata apapun, Ia masih setia mendengarkan Jaehyun berbicara.

"apakah aku kurang tampan? Atau ada sesuatu yang kurang dariku Hyung? Kenapa Taeyong Hyung lebih memilih dia dibandingkan aku?"

"cinta itu tidak bisa dipaksakan Jae, kau mungkin akan memberikan segalanya, tapi kau tidak bisa memaksanya jika hatinya tidak untukmu Jae" Yuta akhirnya mengeluarkan suaranya, Ia menatap Jaehyun tepat dimatanya. Jaehyun memutuskan kontak matanya dengan Yuta, Ia menundukkan wajahnya, mungkin Ia mabuk namun Ia masih dapat dengan jelas mencerna kata-kata Yuta barusan. Ia ingin menangis namun ditahannya, Ia ini lelaki sejati mana mungkin menangis karena patah hati.

"kau sudah mabuk Jae, kau harus pulang, kau tidak bisa menungguku sampai aku pulang, aku akan memanggilmu supir pengganti yah" Jaehyun tidak mengatakan apapun, Ia hanya menggelengkan kepalanya menanggapi tawaran Yuta barusan.

"dia tinggal didaerah mana Yuta-ssi?" Johnny bertanya kepada Yuta.

"salah satu apartement didaerah Gangnam"

"kalau begitu searah dengan rumahku, bagaimana jika aku saja yang mengantarnya?" Johnny menawarkan diri, sementara Yuta hanya terdiam, Ia terlihat sedang berpikir, bagaimana pun juga Johnny adalah orang yang baru dikenalnya, habislah Ia jika terjadi sesuatu pada Jaehyun, Ia akan dipecat oleh Suho jika itu terjadi.

"berikan nomer telpon mu, aku akan memberikan kabar jika sudah mengantarnya selamat sampai tujuan, atau kau ingin menahan kartu identitasku sebagai jaminan?" Johnny berusaha meyakinkan Yuta "kau tidak ingin Ia menunggumu disini dalam keadaan mabuk bukan? Aku hanya menawarkan diri, jika kau tidak percaya padaku yasudah" lanjutnya.

"baiklah aku percaya padamu Johnny-ssi" akhirnya Yuta membuat keputusan untuk mempercayai Johnny karena Ia memang tidak bisa membiarkan Jaehyun berada disini dan menunggunya selsai kerja, Ia bisa pulang sekitar jam empat pagi. Yuta mengambil secarik kertas dan pulpen, menulis nomer telponnya, dan juga alamat rumah Jaehyun lengkap dengan passcode nya "hubungi aku jika kau sudah sampai yah Johnny-ssi, aku menaruh kepercayaan padamu" Yuta menyerahkan kertas tersebut kepada Johnny.

"jika terjadi sesuatu padanya aku tak sungkan-sungkan melaporkanmu ke polisi Johnny-ssi. Dia sudah kuanggap sebagai adikku sendiri, dan kau akan terkena amuk kakak kandungnya juga" ucap Yuta, atau lebih tepatnya sebuah ancaman untuk Johnny.

Johnny tertawa ringan mendengar ancaman Yuta "aku bersumpah akan mengantarnya dengan selamat, percayalah padaku, kami pergi dulu" Johnny berdiri dari tempatnya, Ia meraih sebelah tangan Jaehyun dan mengalungkannya di bahunya, membopong Jaehyun yang mabuk keluar dari cafe tersebut dan mengantarnya pulang.

.

.

.

Sepanjang perjalanan Johnny hanya mendengar Jaehyun meracau tidak jelas sesekali menyebut nama Taeyong, sepertinya orang yang bernama Taeyong itu sangatlah berarti bagi Jaehyun. Johnny tau perasaan itu, karena belum lama ini Ia juga merasakan hal yang sama, Ia jadi mengingat Ten mantan kekasihnya lalu tersenyum getir. Ditinggalkan kekasih saat kau masih sangat mencintainya itu sangatlah sakit, apalagi dengan hadirnya orang ketiga dalam hubungan tersebut. Mereka berdua benar-benar bernasib sama rupanya.

Johnny memarkirkan mobilnya di bassement gedung apartement lalu mematikan mesin mobil tersebut, Ia melepas seatbelt nya dan melirik kearah Jaehyun yang sepertinya sedang tertidur. Johnny keluar dari mobil tersebut menghampiri pintu mobil yang ada disisi lain membukanya lalu melepas seatbelt yang terpasang untuk melindungi Jaehyun.

"hey Jaehyun bangunlah sebentar kita sudah sampai" Johnny menepuk pelan bahu Jaehyun untuk membangunkannya.

"ng..."

Johnny tau Jaehyun itu sedang mabuk jadi percuma saja Ia berusaha membangunkannya sekeras apapun itu tidak akan berhasil, akhirnya Ia menarik Jaehyun keluar dan menggendongnya dipunggungya, Johnny merasakan Jaehyun yang mencari posisi senyaman mungkin, Jaehyun meletakkan kepalanya dibahu Johnny dan mengalungkan lengannya dileher Johnny, membuat Johnny tersenyum sekilas. Berjalan masuk kearah pintu masuk apartement dan menaiki lift, Johnny menekan angka 10. Sampai di depan pintu apartement yang bertuliskan angka 1005, Johnny mengambil kertas yang ada dikantung celana jeans nya dan melihat beberapa digit angka yang dituliskan oleh Yuta disana, lalu memasukkan beberapa digit angka tersebut untuk membuka pintu apartemen Jaehyun. Setelah pintu tersebut berhasil terbuka Johnny langsung masuk, membuka salah satu pintu kamar yang Ia tidak tau ini kamar Jaehyun atau bukan lalu membaringkan Jaehyun diatas kasur.

Johnny mendudukan dirinya disamping kasur melepas lelahnya sebentar, mengambil ponselnya dari saku celananya dan menghubungi Yuta sesuai janjinya.

"Yuta-ssi kami sudah sampai tujuan yah, aku sudah mengantarnya sampai rumah, kau bisa bekerja dengan tenang"

"terimakasih Johnny-ssi, aku berhutang padamu" setelah itu Johnny memutuskan sambungan telponnya.

Johnny memotret kamar dimana dia berada sekarang, tak lupa Ia juga memotret Jaehyun yang sudah tertidur pulas dikasurnya, lalu mengirim hasil fotonya kepada Yuta, untuk membuat bartender itu percaya padanya, Johnny tau hanya sekedar telepon pasti tak akan membuat Yuta tenang.

To: Yuta

Picture sent

'apakah benar ini kamarnya? Ada tiga kamar disini dan aku tak tau yang mana kamarnya, jadi aku membawanya dikamar yang paling besar, dia sudah tertidur'

From: Yuta

'itu kamar Hyung nya, biarkan saja dia tidur disitu, Hyung nya sedang berada di China. Terimakasih, kau benar-benar mengantarnya, aku berhutang padamu, datanglah ke cafe dan aku akan memberikan minuman gratis untukmu'

Johnny tersenyum sekilas membaca balasan dari Yuta. Ia melirik Jaehyun yang sudah tertidur pulas dengan wajah tenangnya, bangkit dari tempat tidur dan melepas sepatu yang dikenakan Jaehyun, Ia juga melepaskan jaket levis yang dikenakan oleh Jaehyun agar bisa tidur dengan nyaman dan membuka beberapa kancing kemeja putih pemuda tersebut. Bukan bermaksud lain, Johnny hanya benar-benar ingin Jaehyun tidur dengan nyaman itu saja.

Baru membuka kancing kedua, pergelangan tangan Johnny ditahan oleh Jaehyun, Johnny sedikit terkejut dan melihat Jaehyun perlahan membuka matanya.

"Taeyong Hyung" gumam Jaehyun, sambil menatap Johnny.

Sepertinya Jaehyun benar-benar dibawah pengaruh alkohol, dia bahkan menganggap Johnny sebagai Taeyong. Johnny merasakan Jaehyun yang semakin menariknya, membuatnya mendekat dan dapat menatap mata Jaehyun dengan lebih jelas, terlalu dekat sampai Ia bisa merasakan bau alkohol yang keluar dari napasnya.

"Taeyong Hyung...kau jahat sekali padaku, apa yang kurang dariku Hyung? apakah ciumannya lebih baik dariku?"

Johnny mendengarkan Jaehyun dengan seksama, tidak berusaha untuk menjauhkan diri dari Jaehyun, Ia bahkan dengan lancang menyingkirkan rambut pirang Jaehyun yang sedikit menutupi matanya itu dengan sebelah tangannya yang terbebas dari genggaman tangan Jaehyun.

"sudah dua kali Hyung, dua kali aku melihatmu berciuman dengannya. Hanya dua yang kulihat aku tak tau mungkin kalian melakukannya lebih sering"

Miris sekali, jadi Jaehyun melihat kekasihnya berciuman dengan orang lain. Setidaknya Johnny tidak melihat Ten melakukan itu, Johnny masih sedikit lebih beruntung dari Jaehyun. Jadi cerita Jaehyun yang diselingkuhi kekasihnya itu masih lebih kejam dari ceritanya Johnny.

"Taeyong Hyung..."

"hmm..." Johnny dengan lancangnya menyahut panggilan yang seharusnya ditujukkan untuk Taeyong itu, Ia menikmati perannya sebagai Taeyong.

"akan kubuktikan kalau aku lebih baik dari Chanyeol Hyung mu itu"

Setelah mengucapkan kalimatnya, Jaehyun menarik kerah baju Johnny yang dianggapnya sebagai Taeyong. Menghapus jarak diantara keduanya, bibirnya bertemu dengan bibir Johnny.

Johnny terkejut bukan main saat Jaehyun mencium bibirnya, bahkan sedikit melumatnya. Johnny tidak membalas ciumannya karena...hey ini ciuman untuk Taeyong bukan untuknya. Butuh waktu satu menit untuk Johnny tersadar dan kemudian melepaskan ciuman mereka.

"Taeyong Hyung...Hyung..."

Johnny merasakan genggaman tangan Jaehyun dikerah bajunya dan juga tangannya itu melemah, Ia melihat Jaehyun yang perlahan menutup matanya dan Jaehyun kembali tertidur. Johnny menghembuksan napasnya, mengatur detak jantungnya yang tadi sempat berdebar tak karuan. Ia baru saja merasakan bibir tipis Jaehyun, orang yang baru saja dikenalnya.

"siapapun yang bernama Taeyong, seharusnya dia menyesal telah meninggalkan Jaehyun. He is so damn perfect" gumam Johnny pelan.

Johnny melirik bingkai foto yang ada di meja nakas sebelah kasur, dengan Jaehyun dan seseorang sebagai object nya. Johnny ingat wajah orang yang berada disamping Jaehyun, itu Taeyong orang yang dilihatnya di bar tadi, yang baru saja mengakhiri hubungannya dengan Jaehyun. Mereka berdua terlihat sangat tampan dan serasi sekali, kalau Johnny boleh jujur orang yang bernama Taeyong itu juga memiliki wajah yang bukan main, bahkan aslinya lebih baik lagi daripada di foto, walaupun saat di bar itu Johnny melihatnya dengan wajah yang hampir menangis, tapi Johnny akui orang yang bernama Taeyong itu juga perfect.

Johnny bangkit dari tempatnya, menarik selimut dan menutupi tubuh Jaehyun sebatas bahu dengan selimut tersebut. Mematikan lampu kamar dan menghidupkan lampu tidur yang lebih redup.

"that was a good kiss, see you later Jung Jaehyun" gumam Johnny pelan lalu pergi keluar dari kamar tersebut. Pergi meninggalkan apartement Jaehyun setelah memastikan apartement tersebut terkunci kembali.

Didalam lift Johnny tersenyum tidak jelas. Dia memang ingin sekali berkenalan dengan Jaehyun, dan yah dia berhasil berkenalan dengannya, dengan mendapatkan bonus ciuman tak sengaja yang memang bukan dutujukkan untuknya, tapi setidaknya Johnny bisa merasakan bibir tipis orang yang bernama Jung Jaehyun tersebut. Perkenalan pertama yang sangat mengesankan. Tolong catat, mulai detik ini Johnny akan menjadi pelanggan tetap dari Dream Cafe.


END?

or

TBC?


Hai hai hai...

setelah di ff sebelumnya Star membuat Johnny dan Jaehyun sebagai bapak anak, sekarang dengan nistanya Star jadikan mereka couple wuahahaha...

oke, sedang mencoba untuk menulis ff romance dan semoga berhasil. sebenernya ini cerita udah jadi dari kapan tau, udh dari tahun 2016 yang lalu tapi mau di publish ragu-ragu gitu dan awalnya peran Johnny itu Taeyong tapi setelah dibaca ulang kok lebih sreg klo posisinya Taeyong digantiin sama Johnny yah tapi tenang dengan Johnny sebagai seme nya kok, makanya aku rombak ulang ceritanya setelah mengubah karakter. siapapun yang lebih suka Jaehyun jadi seme kalian sepertinya tidak cocok disini, aku mungkin tidak akan membuat Jaehyun terlalu manis dan girly gitu tapi posisi dia disini adalah uke nya Johnny, berhubung aku lagi suka JohnJae, aku Jaeyong hard shipper btw. tapi hatiku lebih memilih menjadikan JohnJae sebagai pair utamanya. ingin meramaikan fic JohnJae karena JaeYong kan sudah bertebaran tuh.

aku akan lanjut jika dapat respon yang baik, tolong kritik dan sarannya di review anda. terimakasih. Annyeong~

-100BrightStars-