PERHATIAN : chapter ini akan sedikit, cukup atau sangat menjijikkan untuk beberapa orang. Saya memberi peringatan pada kalian yang sedang makan dan gampang muntah sebaiknya jangan saat makan. Tapi kalau malah tertawa yasudah lebih bagus sih


TRIGGER WARNING : BABY KINK! with lot of FoodPlay.


FAILED RATED SCENE HATI HATI SEKITAR PERHATIKAN BELAKANG ANDA ,BELAKANG SAMPING, DI ATAS, LEBIH BAIK DILIHAT MAKHLUK TIDAK TERLIHAT DARIPADA FIGUR OTORITER ANDA


PEOPLE BELOW 18 I ADVICE YOU TO SKIP THIS FANFIC tapi kalau bersikeras yasudah tanggung sendiri tercemar otak


#kaumpinggiran


/-\

\-/

/-\

"A...Annyeonghaseyo..." Ucap laki-laki dengan rambut sehitam batu kali, rambut itu berantakan mencuat keluar rambut pendek di kepala belakangnya. Ia membungkuk 90 derajat pada Jaehyun dengan sangat sopan. Suaranya sangat lembut. Saat dia bangkit dari bungkuk hormat terlihat kemeja kotak kotak biru putih Vetement yang dia pakai terlalu kebesaran dan sudah lecek sana sini sepertinya laki laki ini berlari terburu-buru dan entah menerjang apa. Keringat bercucuran di pinggir wajahnya. Poni yang hampir menutup alisnya itu keliatan lembab. Jemarinya membenarkan kacamata yang tebalnya seperti pantat botol itu di pangkal hidungnya. Sayang sekali benda itu menutupi mata yang sangat besar dan indah ,pupilnya besar sewarna dengan rambut naturalnya. Terlihat kepanikan yang nyata dari pancancaran bola matanya. Wajah laki-laki itu nyaris sempurna jika saja tidak ada bekas luka satu garis lurus yang seperti sayatan dari pipi kiri, melintasi hidung bangirnya menuju pipi kanan. Dia menggigit bibir cantiknya. Tangan kanan memegang lengan atas kiri. Gesture yang menandakan laki laki ini agak ketakutan. Semakin takut dia melihat tubuh nyaris telanjang Jaehyun itu. 'Ya Tuhan aku menganggu mereka, kenapa hidupku selalu menjadi pengganggu.'

"Kemejaku kebesaran sekali dengan Hyung. Sini masuk Hyung, ada apa , kenapa kau terlihat buru-buru?" Kata Jaehyun ramah, tapi tentu dengan suara normalnya bukan suara Baby nya.

"Maaf aku mengganggumu dengan ahj... Daddy Johnny." Katanya sambil membungkukkan kepalanya berkali-kali.

"Hey, tidak apa Hyung jika memang mendesak. Tapi aku tidak tau dengan Daddy, dia sepertinya sedikit kesal. Hyung sudah berapa kali aku bilang jangan panggil Johnny dengan Ahjussi, dia sangat benci itu lebih dari apapun. Aku tidak main main saat bilang, dia bisa tidak sengaja mematahkan tanganmu kalau marah, dan jangan juga panggil Hyung, kita harus memanggil dia Daddy itu saja peraturannya." Kata Jaehyun pelan, mendekat ke telinga laki-laki itu. Sejujurnya jika itu adalah orang lain, Baby yang lain maka Jaehyun akan meminta Johnny untuk mengusirnya. Dia akan sangat senang jika melihat Johnny memilih dirinya dan bukan yang lain, tapi untuk orang yang ini dia tidak bisa begitu. Tidak hanya karena putih hati orang ini tapi Jaehyun memang mempunyai softspot untuk dia. Jaehyun rasanya ingin melindunginya. Memeluknya... Me.. oke terlalu banyak informasi.

"Maaf, aku akan membiasakan lagi. Baik Jaehyun." Kata laki-laki itu pelan.

"Aku tidak tau apa yang hyung ingin minta, tapi pasti akan susah dan pokoknya diikuti saja permainan dia ya." Kata Jaehyun sambil memegang bahu orang itu.

Tiba-tiba digendongnya laki-laki itu seperti menggendong adik kecil. Sangatlah ringan badan kurus ringkih itu. Tingginya yang sedang dan pendek jika dibandingkan dengan Jaehyun apalagi Johnny, hal itu mempermudah Jaehyun untuk menggendongnya. Hanya saja lelaki itu terlihat kaget, dia memegang erat tas selempang yang memang dipakainya dari tadi.

"DADDYYYY aku dapat pikachu nya !" Kata Jaehyun kembali dengan Baby mode nya.

Johnny tidak menyahut dan hanya duduk di kursi kerja kulit berwarna cokelat miliknya.

"DADDYYY LIAT pikachu!" Kata Jaehyun sambil masuk kedalam dan mendekati Johnny. Ruang kerja Johnny itu luas sekali, dua kali lebih luas dari apartemen tempat tinggal pria berkacamata itu. Jaehyun sekilas melirik Johnny , mencoba membaca mood nya. 'Ini gawat' kata Jaehyun dalam hati.

"Sofa," Kata Johnny singkat menunjuk sofa berwarna karamel.

Jaehyun mendudukkan orang itu di Sofa. Pendatang baru itu masih takut untuk menatap mata Johnny langsung karena dia sadar, sudah lancang benar hari ini. Melanggar berbagai peraturan, memaksa , padahal bertemu Daddy itu tidak gampang. Dia sibuk jadi susah , berlomba semuanya dan bahkan jika bertemu juga harus tau bagaimana caranya agar mendapatkan apa yang dimau. Johnny bukan Daddy yang suka main tebar uang jumlah besar cuma-cuma. Dia paling benci yang seperti itu. Baginya harus jelas apa yang dipinta, untuk apa, berapa dan apakah masuk akal. Jika mau Daddy yang rela saja dihabiskan harta semaunya, silahkan cari Daddy lain yang gendut, tua , jelek, bau, giginya kuning bau tembakau. Johnny bukan Daddy yang seperti itu. Dia masih terbilang 'cukup muda' , tampan , tinggi, sehat, dan masih meniti karir. Masih nyambung kalau diajak mengobrol biasa dengan baby nya. Tidak akan malu mereka untuk menggandeng Johnny ke pesta ulang tahun, oh malah terbalik sih, malah mereka berlomba-lomba untuk menjadi siapa yang akan menjadi orang yang akan jadi "keponakan" Johnny di acara charity. Jaehyun masih cukup baik tadi untuk membuka pintu untuknya. Dia bisa saja menendang pendatang baru itu. Ini kan waktu Jaehyun.

Jaehyun kemudian berdiri di dekat sofa, dia bingung harus kemana. Ditatapnya kasihan pemuda yang terlihat kecil di sofa itu. Sesekali dia membenarkan kacamatanya.

"Jeffrey, tolong berikan minum untuk tamu kita ini, dia terlihat terburu-buru mendadak datang." Kata Johnny sambil berjalan ke sofa dan duduk di depan orang yang sudah meremas-remas ujung kemejanya itu.

Jaehyun sigap melesat ke telepon. Memesan americano, susu coklat dan susu vanilla. Kemudian memakai hoodie nya dan mengambil celana jeans di dalam tas nya. Dia berjalan menunggu di dekat pintu.

"Baby , liat kesini mana senyum semangat untuk Daddy ?" Kata Johnny sambil duduk dengan posisi santai, mengangkat kaki kiri ke paha kanannya.

Sedangkan orang itu masih keliatan ragu. Sungguh bertalu-talu jantungnya dia takut.

"Taeyong!" Kata Johnny keras.

Terkejut dan langsunglah tersenyum terpaksa dengan sangat lebar. Dia sangat malu. Terlihat putih bersinar, kawat gigi menghiasi giginya. Tidak pernah Taeyong tertawa lebar atau tersenyum seperti itu, dia pasti menutup mulut atau bahkan seluruh wajahnya jika tertawa. Lebih tepatnya dia hanya tersenyum saja jika merasa ada hal lucu. Terkekeh pelan di sudut perpustakaan dengan buku teman nya.

"Good. Senyum yang manis Baby. Harus lebih banyak tersenyum ya." Johnny berdiri dan sekarang sudah di depan Taeyong. Menarik pipi sehingga senyumnnya semakin lebar.

Jaehyun yang sekarang sudah tinggal memakai boxer moomin lagi datang dengan membawa membawa nampan yang diatasnya ada cangkir putih yang berisi americano , dan dua gelas minum yang tidak biasa. Itu gelas minum bayi yang gelas plastik bening yang hangat oleh susu didalamnya , dengan cup atas berwarna pink.

Johnny sudah selesai dengan pipi Taeyong dan dia kembali duduk ke tempat semula.

"Ayo, diminum." Katanya sambil memberikan gerakan mempersilahkan dengan tangan kiri. Dia menyilangkan kakinya lagi dan menepuk bahu kanannnya dengan tangan kiri.

Jaehyun duduk disebelah Daddy nya, mengambil cangkir americano dan memberikan pada Johnny. Lalu mengambil satu baby drinking cup yang isinya susu vanilla, tanpa canggung langsung menghisap susu dari kepala segitiga tempat minum itu. Disenderkan kepalanya ke bahu kanan Johnny. 'Srr... srr...' terdengar bunyi pelan dari susu yang mengalir dari tiga lubang kecil di cup itu.

Taeyong hanya menelan ludah menatap cup. Kemudian matanya beralih ke Jaehyun yang terlihat biasa saja, bahkan nyaman meminumnya dia terlihat seperti mengantuk. Badan besar Jaehyun yang berbentuk , lengan kekarnya yang memegang gelas susu bayi itu menjadi kombinasi yang aneh. Taeyong melihat mata Jaehyun yang sedikit mengisyaratkannya untuk segera mengambil cup itu.

Johnny hanya menatap Taeyong dalam diam. Tatapan penuh penilaian. Dilihatnya Taeyong yang seperti anak kucing yang bingung diberi makanan baru itu. Bisakah dia melihat Johnny sedang kesal. Seharusnya jika ada maunya, menurut itu adalah satu-satunya jalan yang harus Taeyong tempuh sekarang. Memang bodohkan Taeyong, atau dia mencoba bermain dengan batasan emosi Johnny entahlah, sang Daddy terus menilainya sambil tangannya mengusap kepala Jaehyun.

"Daddy susu nya terlalu panas." Kata Jaehyun tiba-tiba sambil melepas isapannya. Padahal susu itu sudah habis sepertiga.

"Aww? Mana sini Daddy tiup." Kata Johnny sambil mengambil cup Jaehyun. Dibukanya kepala cup itu dan ditiup-tiup.

'Minum itu sekarang juga!' Taeyong bisa melihat jelas Jaehyun berbicara dengannya hanya dengan isyarat mulut tanpa suara. Jaehyun tidak tau apa yg membuat Taeyong meganggu dia hari ini, tapi demi bebek karet Winwin, Taeyong tidak akan mendapatkan itu jika menolak pemberian Daddy.

Taeyong kemudian mengambil baby cup itu. Bukanlah Taeyong itu gengsi, bukan , demi orang yg membuat dia harus melakukan hal seperti ini dia akan melakukan apapun, tapi Taeyong baru seminggu melakukan pengencangan kawat gigi dan minum sesuatu yg terlalu dingin atau panas itu akan membuat ngilu, kalau dia ngilu kesakitan , tidak bisa melakukan tutor yang merupakan kerja sambilan dia dengan baik. 'Srr...srr..' Taeyong akhirnya minum susu cokelat pelan pelan, meski dahinya bertaut.

"Baby bantu Hyung mu itu, tubuhnya pendek karena minum susu sedikit sekali." Kata Johnny sambil menutup baby cup dan tersenyum pada Jaehyun.

'Holyshit' Batin Jaehyun sambil bangkit dan duduk disebelah Taeyong. Dia memegang baby cup yang ada gambar pororo kecil itu dan mendorongnya sedikit.

"Lagi, bantu dia minum yang banyak." Kata Johnny sambil terus menatap Taeyong yang matanya mulai panik.

Jaehyun mendorong cup itu lagi.

"LagiJay Baby".

Jaehyun mendorong lagi.

"Terus buat dia minum yang banyak."

"Minum yang benar Taeyong!" Kata Johnny keras.

Jaehyun akhirnya mendorong Taeyong sampai kepalanya mendongak di dudukan atas sofa. Bukan horizontal sudah menukik cup itu dan kepayahan Lee Taeyong dibuatnya terlalu banyak susu mengalir keluar mulutnya. Matanya mengerjap , dan Taeyong berusaha keras untuk membagi antara bernapas dengan menghisap susu itu tapi terlihat lelehan susu cokelat bertumpahan dari sudut bibirnya mengalir ke leher putih jenjang nya.

'Maaf Hyung, ayo habiskan. Kata Jaehyun dalam hati. Sebenarnya tidak tega juga lelaki berambut pirang ini melakukannya , tapi demi mood Daddy..

"UHUK" Taeyong sepertinya tersedak karena mencoba meminum susu itu terlalu cepat, dia terbatuk-batuk. Habis sudah semua susu itu. Jaehyun memukul punggung Taeyong berkali-kali.

"Ya , bagus Baby, anak pintar." Johnny memuji Taeyong yang menghabiskan semuanya. Dia mengambil sapu tangan di balik jas yang dipakainya dan memberikan pada Jaehyun untuk melap mulut Taeyong.

"Jadi ada apa kau datang kemari ?" Johnny bertanya sambil mengisyarat pada Jaehyun untuk kembali.

"Sa..saya... ingin meminjam sesuatu Daddy." Kata Taeyong gugup sambil melihat Jaehyun yang duduk di pangkuan Johnny.

"Kau tau , hari ini adalah milik Jaehyun dan kau mengacaukannya ? Lihat apa yang kau lakukan, sungguh tidak sopan Taeyong." Kata Johnny tidak menghiraukan Taeyong, dia menunjuk moomin yang sudah menggendut. Ya, Jaehyun sudah menegang kemaluan kan mereka berhenti di tengah jalan.

"Daddy saya ingin.." Taeyong memberanikan diri menatap Johnny.

"Ahng..." Jaehyun sudah berusaha menahan dari tadi karena kasihan dengan Taeyong yang mau berbicara, tapi tangan besar Johnny yang memainkan kemaluan dan menicumi leher da telinganya membuat dia jadi mendesah karena bagaimanapun itu memberi rangsangan. Dia berusaha menggigit bibirnya tapi dicubit sedikit ujung kemaluannya tandanya Daddy tidak membolehkan dia untuk menahan desahan. Suara pelan Taeyong berbicara dan suara erangan Jaehyun berlomba-lomba siapa yang paling keras.

Taeyong menggigit bibirnya dia benar-benar diabaikan. Akan tetapi dia harus mendapatkan ini untuk orang itu, ya dia yang membuat Taeyong berlari seperti orang kerasukan dari kelas nya di kampus yang belum selesai saat mengetahui Daddy ternyata ada di Korea hari ini dan ada 'jadwal' dengan Jaehyun jadi intinya dia ada rehat di antara kerja, meski bukan berarti dia tidak sibuk.

"Taeyong Baby kalau kau mengganggu waktu orang lain, yang paling pertama itu harusnya minta izin dengan orang yang sudah merencanakan jauh hari," Kata Johnny setelah menciumi pangkal leher Jaehyun.

"Kemari, izin dulu dengan Baby kesayanganku ini." Kata-kata Johnny membuat Jaehyun tersenyum disela-sela erangannya, tapi dia merasa panik. Jaehyun sudah biasa sebenarnya bermain bersama Baby lain , bahkan dengan Chittaphon yang sebenarnya musuh abadi nya untuk mendapatkan perhatian Daddy. Akan tetapi orang baru ini, membuat dia merasa sangat malu terlihat sangat submissive didepannya.

Taeyong menelan ludahnya, Jaehyun memang sangat baik padanya saat mereka baru berkenalan. Bahkan pernah mengantarkan pulang ke rumah saat dia baru pertama kali menjalani 'Baby's Schedule'nya waktu itu pagi hari. Laki-laki bermarga Lee ini hampir ditampar Daddy karena blowjobnya nyaris menyakiti JJ. Taeyong tidak terlalu berpengalaman dan dia memakai kawat gigi jadi itu dua kali lebih susah untuknya. Waktu itu di rumah Daddy sebagai penggantinya Taeyong disuruh untuk memandikan Bao bao yang masih tidur. Taeyong pikir yang dimaksud itu peliharaan Johnny ternyata adalah Sicheng, junior di kampusnya yang sangat terkenal, selalu bersama sama dengan bintang kampus lain yang tidak kalah terkenal, yang dulu memacari gadis tercantik dari fakultas politik di sebelah, yang ikut simulasi rapat PBB di Harvard mewakili kampus dan juga ikut Miss University meski tidak menang. Mantan pacarnya si Jung Chaeyeon itu kata Yuta adalah seorang laki-laki bisexual yang suka bikin party. Taeyong sih tidak terlalu paham karena hidupnya hanya seputar kelas, perpustakaan, pekerjaan paruh waktu, tutoring, menyiapkan kebutuhan Minhyung. Saat pertama kali Taeyong berkenalan dengan Sicheng, pemuda China itu langsung memeluknya setelah dibangunkan di kamar. Bahasa Korea nya masih sangat terbatas. Dia mengenalkan diri sebagai Winwin, Baobao nya Daddy. Mukanya terlihat polos, tapi saat Taeyong menggendongnya dengan segenap tenaga terlihat tubuh Baobao yang membuktikan dia 'habis' oleh Daddy kemarin. Anehnya Winwin tidak canggung dengan Taeyong dan membiarkan Taeyong memandikan dia sambil bermain bebek karet. Taeyong tidak bicara bahasa Mandarin/Putonghua jadi dia tidak begitu mengerti pembicaraan antara Baobao dengan Daddy di kamar mandi. Di sela cipratan air Winwin, Daddy bilang kalau Baobao suka dengan gege yang ini karena sangat tampan. Minta untuk jadwalnya disamakan dengan dia saat konsul ke dokter gigi karena mereka sama sama pakai kawat gigi. Bedanya Winwin kawat gigi dalam. Taeyong merasa getaran aneh di dadanya karena dia sangat jarang dibilang tampan. Salahkan luka di wajahnya yang membuat orang selalu menatap jijik dan kasihan padanya. Untung Taeyong memakai kacamata jadi tidak terlalu kelihatan. Setelah selesai mereka makan bersama dimeja makan, tapi Sicheng duduk di pangkuan Daddy dan minta disuapi makanan. Mereka tertawa-tawa berdua dan Taeyong merasa dia sangat gagal. Meski begitu, ternyata Daddy memberinya uang untuk biaya lasik (yang malah Taeyong gunakan untuk Minhyung). Daddy tidak merasuki lubang pantatnya sama sekali. Taeyong tidak tau apa itu suatu yg harus disedihkan atau adalah keberuntungan. Taeyong belum pernah 'anal'. Taeyong hanya sekali pacaran dalam hidupnya dengan wanita. Itu juga berakhir dengan dia diduakan. Waktu itu Sicheng pulang dijemput oleh temannya. Keliatan si teman yang sangat tinggi dan ganteng itu sedang bertengkar dengan Winwin. Daddy menyuruh mereka untuk berbaikan. Taeyong cukup kaget saat mereka melakukan peck agak lama seperti Daehan Minguk Manse kembar yang merupakan bintang Variety Show acara kesukaan Taeyong, saat tiga kembar itu berbaikan. Ternyata Jaehyun bintang kampus ini adalah Baby nya Daddy juga. Taeyong mau pulang sendiri saja naik subway tapi Jaehyun bersikeras mengantarnya. Winwin oke oke saja tapi dia minta diantar duluan karena badannya sangat capek. Saat mau masuk mobil Jaehyun dan winwin di cium di pipi oleh Daddy sedangkan Taeyong tidak. Ada perasaan aneh di hati Taeyong saat melihat itu. Akan tetapi Taeyong merasa maklum melihat dua laki-laki tinggi semapai yang imut dan tampan itu. Dia merasa apalah dirinya jika dibanding dengan mereka. Taeyong hanyalah ugly duckling. Masih beruntung Daddy mau menjadikan dia Baby nya hampir dua bulan ini. Jaehyun ternyata cukup cerewet, dia bertanya berbagai hal pada Taeyong. Tidak sombong seperti yang dikatakan orang. Dia kaget saat tau Taeyong sefakultas dengannya tapi tidak saling mengenal. Taeyong tertawa, tentu saja dunia mereka berbeda. Laki-laki yang ternyata sudah dari kecil kenal Daddy itu mengajak Taeyong untuk masuk group chat Johnny's Baby. Itu adalah group chat pertama Taeyong selain group chat kelas atau jurusan. Di mobil Taeyong memakai kemeja Jaehyun dan bukan kaos nya, karena kata Jaehyun dia takut Taeyong Hyung sakit karena basah. Taeyong menolak tidak enak, dan dia malu membuka baju di hadapan Jaehyun di mobil pula. Pria berkulit pucat itu tertawa dan terlihat lesung pipi yang menurut Taeyong sangat manis. 'Hyung. Percayalah, kita saling melihat tubuh topless masing-masing itu belum apa-apa dengan apa yang akan terjadi nanti kalau Daddy sedang iseng dengan kita.' Suara Jaehyun antara bass atau bariton , Taeyong suka mendengarnya tapi dia tidak mencerna dengan baik kata-kata Jaehyun tadi yang ternyata terjadi sekarang ini.

"Eung...ah... ah... Dadd..ah..fuck owh.." Taeyong sekarang wajahnya sudah diterpa hembusan napas Jaehyun. Suara becek kegiatan itu membuat muka Taeyong memerah. Warna yang sama dengan wajah Jaehyun , mereka berdua terlihat malu.

"You become bigger Baby , you like it, you like your Hyung baby?"Johnny menggoda Jaehyun. Dibalas dengan gelengan tapi kekerasan dan ukuran benda lunak yang dari tadi dia mainkan itu sekarang menegang di tangan Johnny itu berkata lain.

"Jae.. jjae.. Hyung minta izin yah untung mengambil waktu mu dengan Daddy. Hyung sangat membutuhkan ini, benar-benar minta maaf." Kata Taeyong sambil menatap mata chesnut Jaehyun yang membuka dan menutup.

Mulut basah Jaehyun hanya membuka dan mengeluarkan suara yang bukan sesuatu yang dapat dipahami Taeyong, tapi dia menganggukan kepalanya.

"Baby wanna pee Daddy!" Teriak Jaehyun suaranya sudah tidak dibuat-buat lagi, dia sudah tidak bisa berpikir lagi.

"Baby ambilkan tisu untuk dongsaeng mu yang nakal ini." Taeyong langsung berlari mengambil tisu di lemari dekat meja kerja Johnny.

"AKKH...DADDYY.." Euforia membuat sekujur tubuh Jaehyun bergetar, merasa seluruh syarafnya berpusat di kemaluannya, pandangannya yang mengabur membuat dia tidak menyadari Taeyong yang sudah memegang pelan kepala penisnya. Menangkup semburan benih nafsu yang keluar dari dalam tubuh Jaehyun.

"Be..besar.. maksudku banyak... maksudku Baby.. eh Daddy.." Taeyong tangannya bergetar dan dia meracau tidak jelas karena shock.

"Iya sayang, memang besar punya Jaehyun itu." Kata Johnny terkekeh melihat kelakuan Baby nya yang entah polos atau tolol ini.

Jaehyun merebahkan tubuhnya yang lemas dibadan Johnny. Naik turun bahu dan dadanya meraup oksigen dengan rakus. Kadang masih menggeliat kecil tubuhnya karena aftershock.

"Itu jangan dilihati terus Baby , dibersihkan lalu dibuang." Kata Johnny sambil membenarkan kacamata Taeyong yang turun dengan tangan kanannya. Lelaki berambut hitam itu tangannya bergetar dan matanya justru melihat ke tisu yang belepotan cairan putih dan kemaluan Jaehyun. Dibersihkannya benda panjang besar yang sudah lemas itu, dan dibuang tisu nya ke tempat sampah. Dia kemudian kembali duduk di sofa. Mengambil tisu basah untuk membersihkan tangannya. Kemudian tisu kering untuk mengeringkan. Kemudian hand sanitizer untuk melenyapkan kuman-kuman. Johnny hanya memperhatikan Taeyong yang sibuk sendiri itu.

"Jadi, ada apa mau kesini Baby?" Tanya Johnny lagi dengan kepala Jaehyun yang tiduran dan tertutup matanya bersender di bahunya.

"Baby mau pinjam uang Daddy." Kata Taeyong serius.

Jaehyun langsung mengangkat kepalanya cepat dan menatap Taeyong horror. Johnny paling benci dengan yang seperti ini. Minta uang atau mentahan langsung itu tidak boleh. Bolehnya barang , atau kalau mau dibayarkan sesuatu harus bilang dulu untuk apa. 'Mau buat party daddy' 'buat jalan-jalan keluar negeri daddy' 'Mau nonton konser Justin Bieber dan dapat backstage daddy' 'mau beli sepatu baru daddy' 'saat ulang tahun mau mobil yah daddy' Semua jelas permintaan semua Baby harus seperti itu.

"Kau pikir aku ini Bank, rentenir pinjam-pinjam uang ? Kemarin aku kasih untuk lasik, mana , kenapa masih memakai kacamata tebal itu?" Kata Johnny emosi nya naik lagi. Dia sudah tidak pakai Daddy dan Baby lagi.

"Bukan Daddy ini untuk sesuatu Daddy harus sekarang sesegera mungkin Baby benar-benar butuh." Kata Taeyong memohon, dia tidak perduli harga diri lagi.

"Untuk apa memangnya ?" Kata Johnny menatap mata besar Taeyong di balik kacamatanya itu.

"Untuk sesuatu, adik saya.." Taeyong tidak mau memberitahu sebenarnya.

"Berapa?" Kata Johnny ketus.

"Dua belas juta won Daddy." Kata Taeyong pelan. Jumlah yang sangat besar memang.

'BRAKKKKK' Suara sepatu Johnny beradu keras dengan meja kaca di depannya.

"Daddy, calm down." Jaehyun memutar tubuhnya memeluk Johnny dan memegang pipinya. Mengurut dada Johnny pelan.

"Holyshit Taeyong. Kau terlihat culun tapi belum dua bulan sudah berani memperlakukan aku seperti sapi perah begini! You pissed me off and want me to give you charity?" Kata Johnny tertawa tidak percaya.

"Baby pinjam Daddy, bersumpah akan mengembalikannya, " Kata Taeyong membungkuk dan tangannya sudah di paha. Dia tidak tau harus pada siapa lagi.

"Get Out." Kata Johnny pelan. Mengagetkan Taeyong dan Jaehyun.

"Saya mohon Daddy." Taeyong sudah mau mendekat ke Johnny.

"I SAY GET..."

"Honey butter chips !" Kata Jaehyun tiba-tiba. Semua diam. Taeyong bingung tapi Johnny mengerti. Itu safe words Jaehyun bisa dipakai didalam sex atau kalau dia mau mengintrupsi sesuatu, dia boleh berbicara memberi pertanyaan, pembelaan, atau rayuan dalam 90 detik dan semua harus mendengarkannya.

"Daddy, jangan usir Taeyong Hyung okay. Dia bukan orang seperti itu, pasti ada alasan untuk kenapa dia ingin meminjam uang. Taeyong hyung sangat sayang dengan Daddy tidak mau memanfaatkan Daddy, siapa yang suka membuat makanan sehat untuk Daddy saat Daddy rawat jalan di rumah, saat sakit karena stress setelah pernikahan Hansol? Merawat Daddy saat Baby harus ke China menemani Winwin mengunjungi ibunya yang sakit dan Ten sibuk dengan Tur nya ? Taeyong hyung memang salah dan lancang hari ini, Daddy can punish him , tapi setidaknya kabulkan permintaan Taeyong. Kalau perlu aku tunda saja beli piaggio nya tidak apa-apa, Taeyong Hyung saja dulu, yah , yah,, Please Daddy." Kata Jaehyun memohon pada Johnny, dia mengerucutkan bibirnya dan mengerjapkan matanya. Sweet talk to appeal Daddy.

Taeyong menatap Jaehyun tidak percaya. Sungguhlah dia sudah hampir gila tadi saat disuruh keluar. Dia juga tidak pandai berkata-kata seperti Jaehyun dan tidak percaya diri dengan penampilannya bisa menggoda Daddy.

Johnny menarik napas dan menatap Jaehyun yang memasang mata kucing memohon.

"Tidak Baby, kau pantas mendapat motor itu. Ini bukan soal jumlahnya, tapi bagaimana cara dia memintanya Daddy tidak suka. Tapi karena Baby Jay kesayangan Daddy sekarang yang meminta maka Daddy akan memberikannya padamu Taeyong." Kata Johnny setelah mencium pipi Jaehyun gemas.

"Baby akan mengembalikannya Daddy, akan melakukan apapun Daddy." Kata Taeyong menganggukan kepalanya.

"Memang apa yang kau bisa hah ? Blowjob saja tidak becus." Kata Johnny memutar bola matanya keatas.

Taeyong hanya terdiam menunduk. Semua hening untuk berapa saat. Johnny memperhatikan Jaehyun yang menatap Taeyong simpatik.

"Berterimakasihlah pada Jaehyun, Taeyong." Kata Johnny tiba-tiba.

"Te..terima kasih Jaehyun." Kata Taeyong menunduk. Sedangkan yang lebih mudah membalas dengan anggukan.

"Hahaahah.. terimakasih macam apa itu. Baby, sana duduk disebelah Hyung mu." Kata Johnny memukul pantat Jaehyun.

'Mati.'Batin Jaehyun. Taeyong sih polos tidak mengerti apa-apa hanya mempersilahkan Jaehyun duduk.

"Ayoh, Daddy habis kesal, buat Daddy senang." Kata Johnny pada Taeyong. Sedangkan pemuda kecil itu membuka mulutnya kecil tidak mengerti. Maksudnya apa.

"Hyung masih malu Daddy." Kata Jaehyun terlihat semburat merah di pipinya sedikit tapi dia tetap berusaha cool sok keren dengan ekspresi biasa saja.

"yang malu itu Hyung, apa Baby Jeffrey?" Kata Johnny mengangkat alisnya. Dia curiga dengan sikap baik Jaehyun. Johnny itu sudah mengenal Jaehyun dari dia kepalanya masih segenggam telapak tangan dan dimandikan air suci rambut halusnya. Jaehyun paling kesal kalau ada yang mengganggu waktunya dengan Daddy karena Jaehyun itu posesif, dia ingin paling tidak pada saat bersama dia benar-benar satu-satunya. Dulu pernah sampai berantam dengan Ten karena jadwal mereka clash. Kalau mereka wanita sih mungkin cuma jambak-jambakan dan saling cakar. Masalahnya badan Jaehyun itu besar, dia bisa bela diri. Kalau tidak dipisahkan Daddy bisa hancur badan dan muka Ten waktu itu.

Jadi sekarang Johnny sedang menggoda anak ini saja, sepertinya dia agak senang dengan Taeyong. Padahal Taeyong culun begitu sangat berbeda dengan mantan-mantan Jaehyun yang wah.

"Berikan ciuman terimakasih Baby." Kata Johnny pada Taeyong, dia menyesap americano nya.

Taeyong mengucapkan terimakasih dengan pelan pada Jaehyun yang masih duduk menatap ke Johnny, dia mencium pipi Jaehyun dengan cepat. Johnny hampir menyemburkan americano di jas Thom Brown nya. Jaehyun menutup wajahnya dengan telapak tangannya. 'Astaga Hyung, itu sih mencium bayi benaran bukan 'Baby' nya Johnny.'

"Menurutmu Jaehyun tampan tidak ?" Kata Johnny sambil meletakkan cangkirnya.

"I..iya tampan sekali." Kata Taeyong jujur menunduk malu.

"Kalau ada orang tampan sekali, Baby mau cium di pipi atau di bibir?" Tanya Johnny sambil tersenyum pada Taeyong.

"Ssaya..Baby..." Berkecamuk hati Taeyong , dadanya berdegup ya ampun ini yang dimaksud Jaehyun waktu dulu, dia baru hitungan tangan berciuman bibir dan hanya dengan satu orang ya ampun.

"Ciumlah yang benar sayang, Jaehyun itu banyak wanita yang rela mengorbankan seluruh miliknya dan laki-laki yang banting setir hanya untuk bersamanya. Dia bukan nenekmu yang kau cium di pipi ketika kau diberikan kue kering. Nerd seperti mu kapan lagi bisa menciummodel cover majalah kampus tahun kemarin ?" Johnny tertawa kecil.

Jaehyun memutar bola matanya. Ya ampun itu memalukan sekali, kalau tidak terpaksa dia tidak mau. Hanya saja setelah Daddy memuji Ten yang jadi cover majalah seventeen di Thailand, Jaehyun langsung menerima tawaran yang dia tolak terus itu.

Benar kata Johnny mengenai dia seorang Nerd yang beruntung, Taeyong menelan ludahnya. Hanya saja menurut Taeyong , ciuman itu dilakukan hanya oleh orang yang saling mencintai. Dia memang tidak menarik, dia jelek, tapi ingin suatu saat dia dicintai tulus dengan seseorang. Menyimpan setiap momen ciuman sebagai suatu kenangan yang romantis. Sekarang dia harus berhenti berpikir naive seperti itu. Ada seseorang yang sedang terbaring lemah disana yang butuh uang secepatnya. Taeyong akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Meski menjadikan tubuhnya mainan Daddy.

Jaehyun hanya menatap gugup Taeyong yang sudah memegang pipi kirinya dengan tangan. Kacamata tebal, luka di wajah, kilatan kawat giginya. Semua berteriak 'NERD', pertama kalinya dia akan dicium makhluk berbentuk seperti itu. Jantungnya malah berpacu sangat cepat. 'Shitt he wear metal braces' batin Jaehyun saat dia merasakan hembusan nafas Taeyong.

Taeyong mengecup bibir Jaehyun sebentar. Keduanya membuka mulut sedikit dan Taeyong menghisap bibir atas Jaehyun dengan lembut. Jaehyun melakukan hal sama dengan bibir bawah Taeyong. Dipegangnya leher jenjang Taeyong, ditariknya tubuh laki-laki itu. Dimiringkan kepalanya dengan lebih miring dari biasa karena takut mengenai kacamatanya. Temponya sangat pelan, lembut dan berhati-hati. Jaehyun takut bibirnya mengenai kawat gigi itu tapi dia dapat merasa betapa Taeyong sangat berhati-hati dan bahkan memundurkan kepalanya ketika Jaehyun terlalu dalam. Kacamata Taeyong sudah miring tidak jelas tapi shit that kinda turn on him . Rasanya seperti mereka melakukan make out diam diam di dalam perpustakaan dengan hot geek. Rasanya manis, seperti susu cokelat bagi Jaehyun dan susu vanilla bagi Taeyong. Saat Taeyong melepaskan pagutannya Jaehyun memiringkan kepalanya lagi dan kembali menciumnya dan untung saja Taeyong mau meneruskannya. Mencuri pandang laki-laki pirang itu, dilihatnya wajah yang sangat tampan, tetap tampan meski ada bekas luka garis besar itu. Tangan lentik Jaehyun sudah turun dan masuk kedalam kemeja kebesaran Taeyong, dia mulai terbuai juga rupanya.

Shit. Johnny agak merasa turn on melihat Baby nya bermain bersama. 'Hari ini apa bertiga saja ya?' batin Johnny rasanya sudah berkedut lagi kemaluannya.

'Drrt... drttt... drrrrtt.' Terdengar getar kecil dari dalam tas pungung McQueen hitam milik Jaehyun. Johnny melihat kedua Baby nya tidak ada yang menyadari itu. Tidak berhenti getaran itu. Johnny berdiri dan membuka tas itu.

'Lucky I am in love with my bestfriend, Lucky to have been where I have been' terdengar nada panggil dari ponsel Samsung S7 Edge milik Jaehyun terlihat seseorang dengan nama 'China Stalker' memanggil.

"Hello Baobao." Kata Johnny mengangkat teleponnya.

"Ehh ? Jixian sedang sibuk selingkuh dari Baobao " Kata Johnny bercanda pada baby nya dari negeri tirai bambu itu. Terdengar teriakan Daddyyyy dengan keras dari telepon itu dan orang yang berbicara panik.

"Penting sekali? Dui dui." Kata Johnny sambil mengangguk.

"Baby...Jay .. Baby... kata Johnny memegang rambut Jaehyun. Anak itu sekarang sudah tiduran hanya terlihat punggungnya dengan Taeyong dibawahnya yang sekarang kemejanya sudah cukup naik dan terlihat pinggang dan perut kurus terlihat sedikit tulangnya, dia kurus sekali. Entah dia ingin mencium Taeyong atau memakan wajahnya.

Jaehyun sadar juga akhirnya dan tersenyum canggung dengan Daddy , nafasnya naik turun. Dia mengambil ponselnya dan berdiri sambil merapikan rambutnya.

"Halo !?" Kata Jaehyun terdengar dia kesal.

"HAH SI BOTAK KUIS SORE INI ?" Kata Jaehyun matanya membulat dan menganga mulutnya.

"Kau tuliskan kuis untukku saja lah ! Ni ai wo, dui ba?" Kata Jaehyun seenaknya, dia tidak memohon tapi memerintah.

"WHY YOU SO STUPID, bi shang zui ba !" Nada bicara Jaehyun meninggi, sepertinya dia emosi. Sudah menghentak satu kakinya.

"Iya... iya.. baiklah iya sudah ah jangan menangis ! Oke... oke.." Jaehyun menutup teleponnya dengan kesal. Dia mengacak kembali rambutnya kesal dan menggumam 'fuck' pelan.

"Jangan kasar begitu ah dengan Winwin." Kata Johnny mengelus kepala Jaehyun. Winwin itu baobao nya Johnny saat tugas di China. Dia tidak sengaja bertemu dengan Jaehyun yang tiba-tiba datang ke China dan Winwin langsung suka pada Jaehyun pada pandangan pertama. Menempel terus mengikutinya. Minta pada Johnny untuk dia kuliah di korea nanti dan sama jurusan dan fakultas dengan Jaehyun. Bahasa Korea Winwin sebenarnya hancur tapi karena Johnny punya channel di universitas itu atau lebih tepatnya uang yang bermain, Winwin bisa masuk. Keduanya memang mengambil kelas internasional tapi tetap saja ada yang pakai bahasa Korea. Meski berganti-ganti pacar Jaehyun tetaplah Winwin mengikutinya terus, tidak menyerah meski diperlakukan seperti babu. Meski Jaehyun selalu bilang dia tidak suka, mereka selalu bersama kemana-mana, kadang suka akrab kalau sudah disuruh Daddy. Winwin suka bermanja-manja dengan Jaehyun, dulu selalu ditolak, sekarang dibiarkan saja olehnya. Kata curhatan Winwin, semenjak putus Jaehyun suka menciuminya kalau mabuk, tapi besoknya pura-pura lupa, Johnny jadi kasihan dengan baobao nya ini, bagaimanapun dia tanggung jawab Daddy.

"Dia itu tolol, kalau diperlukan tidak bisa diandalkan." Kata Jaehyun kesal sambil menatap Johnny.

"Kenapa memangnya Baby hhm?" tanya Johnny lembut.

"Hari ini si botak ada kelas tambahan mendadak. Kata kelas pagi dia akan kuis dadakan. Aa..ku harus pergi sekarang Daddy..Winwin sudah di lobby." Ucap Jaehyun takut-takut.

Bibir busur panah Johnny mendatar kaku. Hilang kebahagiaan dari tatapan matanya. Terlihat kekecewaan dan kemarahan.

Baby dissapointed Daddy? NO NO NO Jaehyun mulai panik. Ini nilai merah untuk raport 'Perfect Baby' nya.

"Da...daddy... Baby skip saja." Jaehyun mau menelepon Winwin lagi tapi ditahan oleh Johnny.

"Si Botak ini dosen manajemen keuangan 1 yang genit dan suka menggodamu kan ?" Johnny memastikan dari semua cerita Jaehyun.

"I..iya Daddy." Jaehyun berkata pelan. Dosen ini gosipnya gay karena suka menggagalkan mahasiswa laki-laki yang tampan. Jaehyun sendiri sering diliati dan pernah jadi korban, saat mencari kertas kuis miliknya di meja dosen, pantatnya yang waktu itu memakai memakai jeans hitam super ketat di pegang-pegang oleh si tua bangka tambun itu. Tubuh Jaehyun sebenarnya jauh lebih tinggi dan kekar, tapi dia tidak berani melawan karena itu mata kuliah yang penting, gagal itu bisa tidak mengambil mata kuliah lanjutannya nanti di semester atas. Nilai laki-laki kelahiran Februari ini sudah hancur-hancuran di semester 2 jadi kata Daddy semester ini harus meningkat.

"Sudah sana, lebih baik ikut saja kuisnya. Daddy tidak sanggup memikirkan Baby harus kerumahnya meminta nilai kalau tidak lengkap kuis. Apa yang akan dia lakukan pada Baby? Nanti Daddy emosi dan menghajarnya lalu masuk penjara." Kata Johnny sambil menghela napas.

"Yah.. :( " Terlihat Jaehyun benar-benar tidak mau, tapi mau bagaimana lagi.

"Kan sudah peepee moomin nya, get dress baby. Winwin kenapa tidak disuruh sini saja." Johnny menggenggam gemas sebentar gundukan besar yang dibungkus celana moomin lalu mendorong Jaehyun ke tempat hoodie nya diletakkan.

"Hehe iya Daddy. Ah, biar sajalah dia." Jaehyun langsung memakai seluruh pakaian dan tas. Terlihat dia ragu untuk pamit dengan orang yang sudah habis dia ciumi tadi.

"Pamit dulu dengan Hyung." Kata Johnny menunjuk Taeyong yang sudah merapikan kacamata, rambut dan kemeja biru kotak-kotaknya, dia mengapit kedua tangan diantara kedua pahanya.

"Taeyong Hyung.. aku pamit pergi dulu ya. Ada kuis mendadak 30 menit lagi. Harus pergi sekarang." Kata Jaehyun menghadap tapi tidak menatap mata Taeyong.

"I..Iya.. Jaehyun. Semangat kuisnya." Taeyong tersenyum sedikit dan nampaklah kawat giginya.

"AHHH tidak mau pergiiii." Kata Jaehyun memeluk Johnny dan menggoyangkan badannya.

"Tidak mau karena belum selesai dengan Hyung?" Kata Johnny dengan muka jail.

"Bu..bukan! Dengan Daddy lah. Bum nya Baby belum minum milk nya JJ hari ini." Jaehyun menggesekkan dagunya ke leher Johnny.

"Hush , jangan begitu ya, nanti tidak Daddy kasih keluar sekarang. Jangan lupa ya sebelum kuis apa ?" Johnny mencubit pipi Jaehyun.

"Allah, Bapa kami lancarkan kuis nya Jeffrey yang nakal ini agar sempurna nilainya dan tidak di jamah oleh si botak. Amen." Kata Jaehyun mengatupkan tangannya.

Johnny tersenyum geli. Jaehyun juga membalas senyumannya. Dia bersiap untuk ciuman lembut dipipi dari Daddy tapi bukanlah itu yang diberi pada lelaki chubby itu.

Johnny menarik tengkuk kepala Jaehyun dan mengecup dalam bibirnya cukup lama. "Jay,yang nanti, kita lanjutkan. I'll call you." Terasa napas Johnny dan dengan suara rendahnya di telinga Jaehyun, merindinglah anak yang 20 tahun lebih muda itu.

"I..ya." Jawabnya singkat nafasnya agak tercekat.

Setelah berdadahan Jaehyun pun benar benar pergi dan tinggalah Johnny dan Taeyong di ruangan sebesar apartemen itu. Kembali dingin wajah Johnny dan bergeraklah kaki panjangnya berjalan menuju sofa. Pantatnya diistirahatkan kembali, duduk di sofa, menatap Taeyong dari ujung rambut sampai ujung kaki. Lama, lama sekali kediaman terjadi diantara mereka. Semakin kecil rasanya Taeyong ditatap seperti itu. Dia hanya menunduk. Sejujurnya sangat takutlah dia saat Jaehyun pergi tadi. Sekarang taeyong sendiri. Masih takut rasanya berdua dengan Daddy. Takut mengecewakan Daddy, takut dengan apa yang Daddy bisa lakukan padanya, takut pada permintaan Daddy yang kemungkinan besar Pria yang hanya punya adik di hidupnya itu tidak bisa melakukan atau jelek kemampuannya. Seperti itulah rasanya menjadi Baby nya Johnny.

"Mana Daddy tau nerd sepertimu bisa membuat baby ku liar seperti tadi ? Dia memang liar tapi selalu terkontrol di depan Daddy. You are special Baby. Makanya Daddy tertarik dengan Baby saat di charity party itu. Siapa sangka seseorang yang menumpahkan pinot noir di suit Daddy sekarang jadi Baby." Johnny menggelengkan kepalanya mengingat pertemuan pertama mereka. Waktu itu Taeyong menjadi waiter, memakai lensa kontak dan make up sangat berbeda dengan sekarang. Saat Taeyong menemui Johnny lagi untuk memberikan pertanggungjawaban mengenai suit nya, dia baru berbentuk seperti asli. Tunggu, tapi justru itu yang membuat Johnny tertarik padanya. Johnny Daddy sudah punya sexy baby, cute baby, innocent look baby, tapi hot geeky baby ? belum punya.

"Masih ingin dua belas juta won ?" Kata Johnny meninggikan suaranya, dia tidak suka didiamkan begini.

"Ma...masih Daddy." Jawab Taeyong sambil menatap Daddy takut.

"Tau Daddy sedang tidak mood? Ditinggal oleh kesayangan Daddy dan sekarang stuck dengan babo baby?"

"Tau Daddy." Taeyong menggigit bibirnya.

"Tau Daddy tidak akan lembut kalau sedang jelek suasana hatinya ? I won't be gentle Daddy." Johnny berbicara pelan mengancam ketika mengatakan kata-kata yang kedua.

"Tidak apa-apa, iya tau Daddy" Taeyong menelan ludahnya. Apapun pokoknya harus dia sanggup.

"Oke. Kalau Baby bersikeras. Untuk dua belas juta Won cash. Main bersama Daddy sampai akhir." Johnny menjulurkan tangannya. Tangan kecil Taeyong yang bergetar menyambut uluran tangan itu dan menjabatnya, naik turunlah kedua tangan mereka sepakat.

"Baby suka cokelat kan ?" Kata Johnny sambil berdiri. Taeyong hanya mengangguk kecil. Kemudian lelaki hampir 190cm itu menelpon dengan telepon di meja kerjanya, berbicara sesuatu yang tidak Taeyong mengerti apa karena sudah semerawut pikirannya. Kembali duduk Johnny dan menunggulah mereka untuk waktu yang lama. 5, 10, 15, 20, 25 menit lewat sudah meluncur keringat di pelipis Taeyong. Terdengar ketukan di pintu dan masuklah Doyoung dengan membawa nampan berisi berbagai jenis kue cokelat, tunggu dia kembali keluar dan masuk lagi , keluar masuk Taeyong benar benar terkejut melihat jejeran kue cokelat di meja.

-) Kue Cokelat Blackforest, kue cokelat yang dilapisi whipped cream, dihiasi cherry hitam , dan mengandung kirschwasser atau brandy buah tradisional yang berasa dari cherry yang didistilasi.

-) Devil's food chocolate cake kue cokelat yang tidak memakai bubuk cokelat yang memakai pemanis dan baking soda yang ada pemanis, adalah kue dengan bahan cokelat asli sehingga tidak terlalu manis

-) Ring Ding atau yang kita kenal kue berbentuk bulat cokelat lembut dengan cream didalamnya seperti kue apollo tapi tentu ini adalah yang handmade dari toko kue ternama

-) flourless chocolate cake atau kue cokelat tanpa tepung yang hanya terbuat campuran susu dan kuning telur yang dibuat menjadi foam lalu dikeringkan dan biasanya dimakan bersama es krim dan disini es krim cokelat terlihat manis mendampingi disebelahnya

-) fudge cake atau brownies yang dilapisi lapisan cream cokelat

-)souffle cokelat bentuk seperti puff , bahannya mirip dengan flourless chocolate cake

-) garash cake kue cokelat khas bulgaria yang dibuat dari Kenari, putih telur, kristal atau gula bubuk yang setelah jadi kuenya dilapisi dengan icing/frosting dari krim manis dan cokelat

-) german chocolate cake kue cokelat yang dilapisi icing yang terbuat dari kuning telur, evaporated milk (susu cair yang kadar airnya sudah dikurangi/diuapkan, sehingga lebih kental, lebih pekat rasa susunya, warnanya pun krem, bukan putih.), kelapa dan kacan pikan

-) joffre cake kuet mentega cokelat berlapis yang diisii dengan ganase cokelat dan dilapisii icing dari mentega cokelat kue cokelat ini adalah khas romania

-) molten chocolate cake adalah kue cokelat yang merupakan kombinasi dari kue flourless chocolate cake dan souffle. Didalam kue berbentu mangkok terbalik kecil ini ada isian cokkelat cair yang akan merembes keluar jika dipotong

Dan satu lagi kuenya yang agak berwarna merah marun...

"Lho ? Kenapa ada Red Velvet disini ? Yasudah tidak apa, masih saudara kue cokelat, agak pahit sih, tapi Baby pasti suka, Jaehyun sangat suka yang ini." Kata Johnny memandang Red Velvet berukuran sedang.

Taeyong menarik napas panjang. Demi koleksi pikachu nya di rumah, dia belum pernah melihat berbagai macam kue cokelat lengkap dalam satu meja seperti ini. Dia sudah sering melihat kue kue di pesta yang dia menjadi pelayan, tapi tidak selengkap ini, hanya di toko kue tapi tentu di etalase. Perasaan Taeyong tidak enak, kue ini terlalu banyak untuk mereka berdua. Tetapi dia belum makan dari pagi untuk menghemat, jadi mungkin dia bisa makan sedikit kue ini. Telah basah mulutnya oleh air liur.

" Tunggu apalagi Baby? Bon Apetite." Dipersilahkannya Taeyong untuk makan kue kue itu.

"Daddy juga silahkan duluan."Kata Taeyong sambil tersenyum

"Hari ini Daddy sedang veggea sayang. Baby saja yang makan ya. Oh ya itu ada susu cokelat juga." Kata Johnny menunjuk dua susu cokelat di sudut, Taeyong sampai tidak memperhatikan itu.

Oke tapi Taeyong tidak bergerak, ada yang membuat dia bingung disini. Kue semua ada, sudah di potong , tapi... Mana piring , garpu dan sendok es krim nya ? Tidak ada!

"Daddy, sepertinya ada yang kurang..." Kata Taeyong memberanikan diri.

"Ohh ! Daddy lupa baby. Tunggu sebentar." Kata Johnny sambil berjalan ke arah lemari. Ternyata Johnny membawa celemek gambar pikachu. Ya ampun bib bayi seperti itu.

"Buka baju mu semua." Kata Johnny sambil memegang bib itu.

"Ke..kenapa Daddy?" Bingunglah pria berkacamata tu.

"Baby pikir Daddy tidak tau ? Itu kemeja Vetement Jaehyun, Daddy yang belikan untuk couple dengan Winwin. Kenapa bisa Baby yang memakainya? Kau menggodanya saat pulang bersama waktu itu ?"

"Tidak Daddy. Baju saya basah , lalu dia memberikan kemeja ini." Taeyong panik sekali, bersumpah dia tidak menggoda Jaehyun. Dia memakai kemeja itu karena sangat lembut dan bagus, dia tidak punya kemeja bagus.

"Masa ? jangan jangan kau onani dengan kemeja itu , begitu ya ?" Johnny menatap kemeja itu.

"Sumpah Daddy , Baby tidak melakukan yang seperti itu." Taeyong memang menciumi kemeja itu karena sangat harum, baru pertama kali dia mencium orang seharum Jaehyun, tapi tidak onani .

"Daddy hanya bercanda, tidak perlu panik begitu. Baiklah bagus buka semua. Now eat."Johnny mengalungkan dan mengikat tali celemek dileher Taeyong. Taeyong yang sudah memakai boxer pikachu pemberian Daddy..

Taeyong hanya diam. Dia bingung. Dia mau mengeluarkan tissue nya, atau dia mau memeriksa apa hari ini membawa set sumpitnya sendiri, tetapi tangannya di tahan Johnny.

"Gunakan tanganmu Baby, sekarang." Dia sudah duduk lagi, sambil menyodorkan german choco cake yang berukuran sedang.

Keringat sebesar biji jagung sudah meluncur di dahi Taeyong. Dia itu pembersih. Gila kebersihan. Terlalu bersih sekali belum sampai mysophobia tapi sudah di level Obsessive Compulsive Disorder. Butuh dua jam saat bangun, setelah makan dan sebelum tidur dia membersihkan kawat giginya. Mencuci tangannya sampai merah. Sekarang disuruh makan kue cokelat dengan krim begini dengan tangan. Bagaimana dengan es krim nya lagi ? Dia tersadar ini bukan gift dari Daddy, tapi Daddy sedang memberinya punishment dia menghukum Taeyong.

Terlihat ragu tangan dan membuka menutup jemari Taeyong tapi dia tidak mau mengulur waktu karena hari sudah siang dan dia harus cepat. Lembut, terlalu lembek tekstur icing tapi ada kepadatan bolu didalam kue itu terasa di ujung jarinya. Jijik. Bau nya enak dan manis tapi tekstur langsungnya menjijikkan. Ditarik napas panjang dan dimakannya kue itu. Sangat enak, lezat sekali. Habis satu potong.

"Ya bagus, enak kan? Daddy selalu menyiapkan cake untuk Baby tapi hari ini untuk kedatangan Tae, pesial dibelikan banyak kue baru." Johnny meneguk sparkling wine yang tidak Taeyong perhatikan dibawa masuk juga tadi oleh Doyoung bersama dengan susu cokelat.

Taeyong memakan kue itu lagi, lagi dan lagi, potong demi potong, sudah belepotan tangannya dengan krim cokelat dan kacangan . Tidak lepas pandangan Daddy padanya. Mata Daddy menilainya, menelanjanginya, tidak suka Taeyong dengan semua itu. Tidak terasa satu bulatan kue ukuran sedang habis oleh Taeyong. Sendiri. Dia belum makan dari kemarin malam jadi tentu ada ruang di perutnya.

"Good, good Baby" Johnny menggeser fudge chocolate cake di hadapan Taeyong. Disantaplah kue itu. Lebih keras teksturnya, tapi sangat licin krimnya lengket , Taeyong ingin membersihkan krim dengan tisu.

"Krim nya itu bukan krim murahan , tapi dari cokelat berkualitas, jangan dillap dengan tisu. Harus dimakan juga." Sekarang Johnny sudah duduk di bawah . di depan meja, tenang dia sudah memakai wifebeater saat Taeyong sibuk makan kue. Dilihatnya Taeyong yang sudah belepotan tangannya dan sedikit di bibir. Diletakkan tangan kiri di meja dan bertumpu dagunya pada tangannya yang mengepal.

Taeyong menutup matanya . Dia menjilati krim itu, sungguh dia jijik, bagaimana nanti dia akan makan kue dengan tangan yang sudah dijilati begitu ? Memang dia anak kecil ? Oh ya, dia kan Baby. Nyam nyam dimakan terus kuenya, satu , dua , tiga, mulai terasa isi perutnya bertambah. Makan dua kue ukuran sedang dia hampir kenyang.

"Daddy, apa kue ini boleh dibawa pulang ?" Kata Taeyong polos.

Terdengar alunan tawa. Suara Daddy itu bukan suara penyanyi tapi seperti penyiar radio hangat, akrab menyenangkan. Taeyong lumayan suka.

"Tidak sayang. Kita kan main nya disini, bukan di rumahmu. Daddy mau liat baby makan kue. " Johnny menggeser kue yang sisa piring putih kotak itu digesernya kedepan taeyong flourless chocolate cake.

Itu sulit dimakan dengan bau telur, Taeyong mau muntah rasanya.

"Kenapa begitu mukanya ? Kalau Baby susah makan, akan Daddy bantu." Johnny membuka Jas dan menggulung kemejanya. Diambilnya kue lembek itu dengan tangan besarnya, dan dia duduk di sebelah Taeyong, dilesakkan kue itu dalam mulutnya.

"Aghh.. Dwaddy...heok" Taeyong rasanya ingin muntah, terlalu banyak dan lembek. Dia suka cokelat tapi tidak seperti itu. Tapi sudah ditutup mulutnya dengan tangan besar mau bagaimana.

"no no no pemberian Daddy jangan dimuntahkan , tidak baik membuang makanan, makan yang banyak ya." Diusapnya kepala Taeyong.

"Auw? Ada es krim juga, Baby suka es krim kan?" Bulatan es krim sudah ditangan besar Johnny

"Baby habis pengencangan kawat gigi Daddy. Terlalu ngilu untuk menggigit makanan dingin." Ucap Taeyong yang belepotan kue sampai hidung itu dengan ketakutan.

"Kalau dingin digigit, ya di jilat saja ? Sekalian latihan , Baby harus pandai menggunakan lidah itu untuk berbagai hal nanti." Didekatkannya es krim ke bibir merah itu.

Taeyong menjilati es krim itu seperti kucing. Johnny merasa itu sangat sangat menggemaskan, pikachu baru, dia sudah tidak sabar menjamahnya. Sengaja disingkapnya celemek kecil itu dan dijatuhkannya dengan sengaja es krim ke tubuh polos kurus itu.

"Ahh.." Taeyong kaget , sayang es krim nya jatuh, terasa dingin bola olahan susu, gula dan cokelat itu.

"Ops.. maaf jatuh Baby tapi jangan terbuang," Dengan laknatnya Johnny sengaja menghancurkan dan melap tubuh Taeyong dengan es krim cokelat, dijilatinya tubuh itu.

"Eungghh... ah... AKKH.." Geli rasanya organ lembut dan basah menyapu tubuhnya, menggelinjang tubuhnya ketika Daddy menghisap puting kedua susu nya. Dingin es krim, hangat lidah, membuat si culun Taeyong merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan. Tak terasa punggung sudah bersender ke sofa dan kepalanya sudah mendongak ke atas.

"Kenapa Baby ?"

"Ti..tidak apa Daddy." Terlihat semburat merah di pipi putihnya.

"Kacamatanya sudah kena cokelat, lebih baik di lepas. Sini duduk di pangkuan Daddy." Johnny merasa anak ini sangat ringan sekali , tubuhnya yang lebih pendek pas di pangkuannya. Diambilnya dua kue Ring Ding bulat, dicoleknya sedikit cokelat ke hidung Taeyong.

"Liat, Baby sekarang jadi Mickey Mouse." Kata Johnny sambil menempelkan kue berbentuk bulat itu di kepala Taeyong. Sedangkan orang yang dimainkan seperti itu hanya menunduk malu.

"Say, Oh Boy!"Kata Johnny dengan suara Mickey.

"Oh Boy.." Kata Taeyong dengan suara tinggi.

"Hahahaha Good , you gettin good Baby, karena Daddy senang, jadi sekarang makan lagi." Ditempel kue Ring Ding ke bibir tipis itu.

"Baby sudah kenyang Daddy." Bersumpah Taeyong rasanya tidak bisa makan apa-apa lagi.

Johnny mencubit puting susu Taeyong

"Ahhh!" Taeyong membuka mulutnya dan masuklah satu kue Ring Ding. Tidak sempat dikunya semuanya dimasukkan secara paksa. Satu tangan memasukkan kue dan yang lain mencubitin puting susu , Taeyong merasa lehernya seperti digigit semut, oh bukan semut hanya digigitin oleh Daddy. Taeyong hampir muntah karena terlalu banyak kue dan susah bernapas.

"Sebaiknya tidak muntah Baby, dua belas juta won butuh kerja keras." Kata Johnny dengan suara rendah. Itu membuat Taeyong tersedak tapi memaksa menelan semuanya.

"Daddy , Taeyong tidak kuat lagi, perut ini sudah penuh. Rasanya mau keluar." Mau menangis Taeyong melihat Johnny sudah menarik joffre cake chocolate ke depannya.

"Eh? Yang mana yang mau keluar ? yang depan atau belakang ?" Johnny meremas kue itu dan mengambil icing krim cokelat ke tangannya.

"Daddy!" Taeyong panik saat tangan itu sudah masuk ke dalam boxernya, masuk ke dalam celana dalamnya, Tapi tangan kecilnya tidak bisa mengalahkan kekuatan tangan kanan Daddy. Terasa lengket, geli krim dan sedikit kue cokelat di batang kemaluannya. Jijik, asing, bercampur dengan ransaangan karena bagaimanapun diurut penisnya dengan tangan besar itu rasanya sangat nikmat. Dulu dia sudah pernah mendapat handjob tapi pacarnya ogah ogahan. Dia sudah sering melakukan sendiri karena tidak mempunyai kekasih, tetapi remasan elusan dan cubitan pada penis dan buah zakarnya belum pernah dia rasakan yang lebih hebat dari ini. Tentu saja pengalaman Johnny itu lebih dari dua dekade dalam soal meremas penis orang lain.

"Akkh AKKH ,,, eungghh MMPPPHH" Desahan Taeyong menggema di ruang yang harusnya jadi tempat kerja itu. Menggeleng ke kiri dan kekananan kepalanya ketika di dekatkan souffle cokelat ke depan mukanya, tapi disumpal saja mulutnya dengan kue berbentuk puff itu, berlelehan air liur dan cokelat dipinggir mulutnya. Ini penyiksaan, dia sesak tidak bisa bernapas. Karena refleks digigitnya tangan Johnny.

"FUCKK!" Teriak Johnny keras. Di dorongnya Taeyong hingga terjerembab. Dijambaknya rambut itu dengan kasar hingga Taeyong mengangkat badannya dan mendongak kan kepalanya.

"Maaf Daddy maaf. Mianhhamnida." Paniklah Taeyong karena holyshit sakit sekali jambakan dan dia sudah menyakiti Daddy tadi. Dia takut mati disini.

"Jesus, Taeyong. Kau berani juga rupanya. Mungkin kau haus makan terus, bagaimana dinginkan dulu MULUTMU." Dibentaknya anak berambut hitam itu, dan meski gemetaran dia menurutlah pada Daddy. Mata almond Johnny berkilat kilat memandang susu cokelat dingin yang ada atas meja, diambilnya dan langsung dituangkan semua ke mulut Baby baru nya itu. Terbatuk batuk dia, keluar susu dari sudut bibir dan sepertinya keluar sedikit dari hidungnya. Sangat sakit rasanya kalau kalian pernah merasakan tersedak air dan keluar dari hidung.

Diarahkan Taeyong untuk menungging di sofa dan diambilah molten cake oleh Johnny. Dibelah menjadi dua dan ditampungnya lelehan cokelat kental cair ke tangannya.

"Meski wajahmu begitu, setidaknya kau punya lubang sempit ini Baby. Mari permanis agak lebih menarik untuk dihujam dengan JJ." Dibukanya boxer dan celana dalam Taeyong , dan tereksposlah pantat putih tepos miliknya. Tidak sesexy pantat Jaehyun atau Winwin. Didorongnya dua pipi pantat itu agar terekspos lubangnya.

"Jangan Daddy itu kotor. Baby mohon." Merinding tubuh Taeyong membayangkan cokelat di dalam lubang pantatnya. Dia sudah membaca bahkan menonton video persiapan anal. Cara membersihkan pantatnya, dia sudah tau, selalu melakukan sebelum bertemu Daddy karena itu adalah hal yang selalu diingatkan setiap hari di group Johnny's Baby . Begitu pula tentang lube atau pelumas secara gamblang semuanya dibicarakan disana dan tidak ada malu-malu karena memang penting. Taeyong terlalu malu untuk bertanya karena sepertinya semua sudah pro dan santai saja bercanda sedangkan dia belum pernah sekalipun seumur hidupnya. Oke dia pernah memakai dildo saat pertama kali akan bertemu Johnny, tapi hanya sebentar karena takut ketahuan Minhyung. Mengenai pelumas yang Taeyong tau itu ada berbagai tipe tapi tidak satupun adalah cokelat cair. Bagaimana cara membersihkannya nanti ? Bagaimana kalau tidak bersih dan ada semut masuk kedalam panat di malam hari. Bagaimana kalau infeksi kuman, Bagaimana...

"OUHHH..." Teriak Taeyong keras saat Jari tengah panjang Johnny masuk , langsung tanpa aba-aba dan keras bukan perlahan. Panas, perih. Meski licin oleh cokelat.

"Shit fuck ini ketat sekali Baby, rasanya jariku bisa stuck disini dan copot." Johnny memasukkan dan mengeluarkan erangan kesakitan tapi dia terus melakukannya bahkan menggerak-gerakkan jarinya seperti ulat panas di dalam lubang itu. Setelah agak sedikit , sedikit sekali bisa ada rongga, ditambahnya jari telunjuk dan sekarang dua jari itu keluar masuk dan Johnny terus serius mencari untuk semakin dalam dan mengarahkan ke berbagai arah untuk..

"HNNGHH." Tiba-tiba Taeyong yang mengaduh berhenti dan melengkung badannya. Terangkat badan atasnya dan bisa Johnny rasakan bergetar seluruh tubuhnya dari ujung ke ujung. Tidak tau Taeyong apa yang terjadi tapi rasanya dia seperti dikejut listrik. Johnny menghujam sekali lagi titik prostat dan mengingatnya.

"Liat JJ ,sangat menggiurkan, seperti choco banana. Katakan Baby ingin choco banana dan Daddy akan melakukan yang 'tadi'." Kata Johnny menunjukkan penis besarnya yang ternyata sudah mengacung lurus dan ada sedikit ototnya, tapi itu berlapis cokelat cair, bukan cairan bening seperti apa yang dilihat Taeyong di naver.

"Ba...ba...baby ingin choco banana spesial dari Daddy.." Entah dimana harga diri Taeyong dia taruh, dia sudah ngeri dengan ukuran yang sebesar itu masuk dalam lubang pantatnya yang kecil, buang air besar saja sakit apalagi itu, Coklat itu yang akan mengotori pantatnya juga. Akan tetapi itu semua dia singkirkan, dia ingin merasakan 'sengatan listrik' itu lagi.

"Okay Here it come !" Johnny memasukkan penisnya yang dilapisi cokelat cair itu kedalam pantat Taeyong secara perlahan.

"AAKKHHH... SSAKIT..." Taeyong menngelengkan kepalanya, tak terasa sudah mengalir air matanya. Sakit sekali penetrasi perdana nya.

"Baby bicara dengan siapa ? yang jelas !" Johnny memperdalam tusukannya.

"DADDY terlalu penuh Daddy," Taeyong napasnya naik turun.

"Memang penuh Baby, brengsek lubangmu ketat juga brengsek kau yang paling ketat Taeyong, kata baobao pintu tertutup rapat itu sulit rezeki, jadi akan Daddy buat yang ini melebar agak kau banyak dapat duit." Johnny merasakan bukan dipijat tapi dijepit organ tubuh kebanggaannya. Terbuka tertutup matanya. Ini rasanya seperti lubang pantat perawan.

Johnny memundurkan pantatnya dan memajukan menghentakkan dengan sangat keras.

"ANGHH.. ahhh.. GAHH.." Taeyong berteriak tidak karuan. Sakit belum nikmat. Terus dihujam pantatnya maju mundur tubuhnya , mengalir liur di mulutnya yang membuka. Sakit tapi dia merasa sedikit suka, ya ampun Lee Taeyong apakah kau seorang...

"Biar tidak sakit, makan yang manis-manis." Kata Johnny disela sela pergerakan maju mundurnya itu.

"Tidak.. Daddy.. sudah.." Taeyong menggeleng tidak kuat. Dia tidak mampu makan lagi, tapi dia sudah merasa penis Johnny menghilang untuk sebentar dan sesuatu diletakkan disampingnya di sofa. Johnny mengambil satu kepal kue dari satu bulatan sedang kue garash cake. Di tekannya hingga benyek kue itu dan bersatu lah semua icing, kacang, cherrybolu cokelat. Dioleskan di punggung yang terlihat tulangnya itu. Geli merinding rasa tubuh Taeyong , ada rasa lembut, sesuatu yang kasar dan bola bola kecil dioleskan di tubuhnya. Terasa lubang pantatnya terisi lagi.

"Karena Baby nakal menolak Daddy kita mandikan air suci sekarang, tapi karena tidak ada air kita pakai kue cokelat saja yang bagus untuk kulit."

"Eunghhh"

Mengerang Taeyong saat Daddy kembali menghujam pantatnya, sambil terus mengoleskan kue hancur ditubuhnya . Melengkung punggungnya menyeracau dia. Tidak tau sudah berapa kali JJ keluar masuk pantat Taeyong, tapi masih sakit, belum terasa 'listrik' tadi.

"DADDDDDDDDDYYYYYYYY". Teriak Taeyong tiba-tiba. Oke sekarang sekujur tubuhnya merinding.

"Akhirnya Baby, bersiap sayang!" Lega juga Johnny menemukan prostat Taeyong setelah menusuk ke berbagai arah tapi hanya tangisan sakit yang didapat. Tidak gampang mencapai titik itu, sekarang di fokuskannya pada titik itu.

"DADDYYY DISITU DADDY... SHITT OF SHIBBAL OHHH ..TERUS .." Sudah mengumpat kasar Taeyong dan semakin senang Daddy. Umpatan dan teriakan Ah ah yang keras bertarung dengan suara keluar masuk benda panjang di lubang Taeyong. Anak itu sudah memundurkan Pantatnya ingin semakin dalam. Sekarang Johnny mengambil blackforest yang sudah dia bawa juga. Dilempar piring plastik dari bekas kue sebelumnya.

"Baby terlalu ribut sayang, ayo makan lagi, ini favorite Daddy." Di masukannya segenggam kue ke dalam mulut Taeyong yang menganga. Tapi menutup mulut Taeyong. Dia menggeleng dan menangis, terlalu kenyang terlalu menjijikkan.

"Jangan melawan!" Johnny menggenggam keras kemaluan Taeyong dan membuat Baby nya memekik. "Akan Daddy buat Baby melihat surga kalau makan kue ini, jadilah Baby yang baik." Dipaksanya terus Blackforest ke mulut Taeyong.

'Nyam nyam hoekk nyam nyam.'

Dimakan dan meski mau muntah dan keluar seidkit selalu dipaksa memakan yang baru, dirasanya lubang hidungnya sudah penuh krim dan terus menelan kue hancur , tapi hujaman di prostat dan telapan tangan beserta jemari Daddy yang mengurut batang kemaluan Taeyong membuat anak itu menurut. Selain mual semakin banyak dia makan kue entah mengapa Taeyong merasa tubuhnya semakin memanas , dua kali lebih panas bukan karena birahi tapi sesuatu yang lain, kepalanya memusing.

"Ohhh... ohh...DADDY ... Baby mau keluar .. " Taeyong sudah berkedut penisnya tapi tangan Daddy meremas seakan tau dia akan keluar sebentar lagi.

"Keluar kemana Baby, tidak boleh keluar dari sini. Say Baby wanna peepee.." Kata Johnny sambil menciumi pipi Taeyong.

"Daddy wanna EUNGHHHG peepee..." Teriaknya keras.

Johnny tertawa, itu salah , kok malah Daddy , tapi tidak apa semakin dipercepat gerakan pantatnya dan diurutnya penis Taeyong.

"WAAAAHHHH " Teriakan laki-laki berlumuran cokelat diiringi dengan suara tembakan benihnya.

Johnny terus memerah batang itu sampai habis. Badan Taeyong bergerak gerak singkat karena ereksi dan dia rebah. Napasnya naik turun. Dibaliknya badan anak itu agar terlentang dan kaget Johnny melihat muka anak itu yang merah sperti garis bersemu merah dan yang lebih kaget lagi dengan kata-katanya.

"Hah...Daddy... apa itu tadi Daddy... Baby mau lagi Daddy, mau JJ lagi!" Taeyong tertawa dan matanya tidak fokus.

Menyerngitlah mata Johnny mengapa anak itu menjadi jalang seperti itu . Tunggu... Di tatapnya Blackforest yang sisa dua potong di atas piring plastik itu. Diambil dan diciumnya kue itu.

"Holyshit ini pakai banyak alkohol." Ucap sambil menatap Taeyong horror.

"Ah..ah..ah... Daddy lagi Daddy , Tae mau susu JJ lagi.. DADDDYY" Teriak Taeyong seperti orang gila sambil melompat lompat menenggelamkan benda panjang ke dalam lubang pantatnya di atas tubuh Johnny. Rambutnya sudah basah keringat, ada cokelat juga, tubuhnya pun sama saja , kotor oleh keringat bercampur lelehan cokelat, bolu dan cherry yang menempel di pundaknya. Sedangkan orang yang tiduran dan kepalanya di dudukan tangan sofa itu hanya merem melek sambil memakan kue Devil's food chocolate . Dia sudah hampir ereksi juga. Entah sudah berapa kali. Dari tadi Taeyong sudah seperti anjing betina yang kena heat. Sudah di serang lubang pantatnya dengan brutal di sofa, di meja kerja, di dinding, di karpet, sudah keliling kantor ini dan dia seperti orang hilang akal. Kepribadiannya berubah dan kata-kata yang keluar dari mulutnya membuat Johnny merinding sendiri. Di abad 21 ini siapa yang mabuk blackforest ? Aneh, tapi memang dari bau nya tadi seperti nya itu seakan brandy atau wine atau apapun itu tumpah di kue itu karena menyengat sekali bau nya. Johnny baru tau satu hal baru , sepertinya Baby nya yang satu ini lemah alkohol. Eh bukan , kuat alkohol, eh apa ya namanya kalau orang karena alkohol jadi seperti dia ini malah menjadi liar.

"Baby , Daddy akan peepee tapi diluar saja ya." Kata Johnny sambil menghentak pantatnya juga. Bukan apa, keluar didalam itu enak, pijatan dinding pantat saat Taeyong ereksi itu tidak ada duanya, tapi, dia rasa sudah berapa kali dia mengotori lubang Taeyong dengan sperma nya, sudah seperti bintang porno kejar tayang.

"Hhhh... ah,, ah...Tidak tidak! Baby Tae mau , susu nya JJ didalam tubuh ini, EUNGGHH.. cepat bersama dengan Baby juga , YA TUHAN... DADDY BUAT TAE HAMIL DADDY ...OHH.. DADDYYYYYY" Taeyong terus menaik turunkan brutal badannya dan menggoyang-goyangkan maju mundur sedikit. Terlihat kilatan kawat giginya saat mulutnya membuka menutup. Johnny merasa lubang pantat mengetat dan mendengar omongan absurd Taeyong itu langsunglah Johnny yang sudah precum dari 15 menit lalu langsung menyemburkan sperm nya lagi. 'This kid know how to dirty talk holyshit' batin Johnny.

Ambruk badan Taeyong ke tubuh Johnny. Mengejang sedikit setelah long ass ride yang dia lakukan.

"Baby, Daddy capek sekali, cukup sampai disini ya." Kata Johnny berbisik pada Taeyong sambil memeluknya. Tidak disangka kata-kata seperti itu akan keluar dari mulutnya. Biasanya terbalik,tapi kalau dilihat lagi umur nya tentu masuk akal libido anak yang 17 tahun lebih muda darinya ini jauh lebih tinggi dari dirinya yang berumur.

"hHhh.. Iya Daddy , Baby sudah lelah. Maafkan Taeyong , Daddy. Taeyong sayang Daddy." Kata Taeyong pelan memeluk tubuh besar Johnny. Dia tertidur.

Choke. Johnny kaget. Dilihatnya wajah kelelahan Taeyong. Bulu matanya yang lentik dan wajah kecupnya kening itu. Johnny bangkit dan mengangkat tubuh kurus Taeyong yang lemah terkulai. Keluar kemaluan Johnny dari lubang Taeyong dan membuat anak itu menggeliat dalam tidur untuk sebentar. Ditidurkan di sofa dengan benar, Johnny berdiri dan mundur jauh menatap hasil karya seni yang sangat indah. Tunggu ada yang kurang. Dengan jailnya dioleskan JJ ke muka Taeyong dan basahlah mukanya dengan cairan putih, kemudian dikecupkan bibir Taeyong ke kepala penisnya. Hari ini tidak menggunakan mulut itu sama sekali. Masih trauma Johnny penisnya bergesekan dengan kawat gigi Taeyong yg tajam.

'Damn son , this what we called food play.' Kata Johnny sambil mengangguk ngangguk melihat Taeyong yang tertidur seperti bayi polos tapi penuh dengan cokelat dimana-mana, pahanya terdapat cokelat dan cairan putih bercampur-campur. Punggung, perut bahkan ketiaknya juga dan tentu lehernya bukan cokelat tapi bekas kemerahan yang nyata. Si Daddy mengambil Cherry di lantai karpet yang sudah kotor, lalu di letakkan di hidung Taeyong. Dia tidur tengkurap tapi kepalanya miring. Johnny berjalan ke rak kayu jati mahal yang ada agak jauh dari sofa , di ambilnya Iphone 7 hitam yang tidur manis disebelah Frame berbentuk Hati putih dengan foto anak kecil berambut orange yang mencium boneka moomin yang hampir sebesar dirinya.

Johnny mengambil gambar karya seni nya dari berbagai sudut.

'Ckreek Ckreeek'

"Si cupu oke juga ternyata. Tidak salah insting Daddy Johnny." Ucapnya sendiri sambil tersenyum mesum melihat foto-foto nista itu.

Dia memutuskan untuk mengambil camera canon EO S80D terbaru miliknya dan mengambil foto Taeyong lagi. Diwajahnya berkali-kali, tubuhnya, pantat teposnya dan kepalanya yang ada cherry. Setelah puas dengan hasilnya dia mengambil Ipad dan membuka Scrap yang berjudul 'Baby's schedule'' .

"Oh tidak tidak , ini memang performa yang oke , tapi dia ini sudah memeras aku dengan dua belas juta won seenaknya. Bahkan kue nya masih tersisa satu red velvet. Slot untuk Taeyong tetap tidak bertambah. Okelah tambah satu saja. Sailor Moon kemarin nakal dan membangkang jadi geser satu, ganti Pikachu." Johnny menyapu jarinya di layar elektronik itu sambil mengangguk-ngagguk. Setelah selesai, pria berambut warna tembaga itu melihat kemeja nya yang penuh cokelat, ke arah tubuh Taeyong di atas sofa, ke meja tamu di depan sofa, dan karpet di berbagai sudut ruangan kantor, dia menghembuskan napasnya sambil meletakkan tangan di pinggang.

'NGUUUNGGGGGG'

Terdengar suara keras dan terasa angin yang sangat panas terasa di telinga dan kepala Taeyong. Laki-laki yang tidur seperti kucing kecil itu akhirnya mengerjapkan matanya dan terbangun. Pemandangan yang dilihatnya adalah Daddy dengan setelan kemeja abu rapi. Membingkai tampan kacamata baca di matanya , dia seperti sibuk menulis sesuatu di laptop dan memandang berkas di atas mejanya sesekali.

"Hey, sudah bangun kau rupanya ?" Terdengar suara pelan merdu di atas Taeyong. Mendongak lah kepala Taeyong dan dilihatnya laki-laki dengan mata rubah dan rambut pirang. Dirasakan pipinya di cubit dan Taeyong mengaduh

"Aww." Ucapnya agak keras.

"Johnny, pikachu mu sudah bangun." Kata Doyoung pada bos nya itu tanpa embel embel dan nada hormat.

"Ehh ? Sudah bangun kau rupanya ? Ya ampun kau itu tidur seperti dibius, bahkan saat dimandikan,dikeramas bahkan disikat giginya oleh Doyoung kau tidak bangun sama sekali ! Gila hahahha. Terimakasih dulu dengan Doyoung , Baby." Kata Johnny menurunkan kacamata dan melihat ke arah taeyong.

"EHHHHH DIMANDIKAN ?"Teriak Taeyong keras dia kaget. Kemudian dia mau meraba pantatnya dan sakit luar biasa.

"Bagian itu juga sampai bersih, tapi tenang saja aku pakai sarung tangan karet dan perlengkapan lain." Kata Doyoung dengan nada geli.

"Ma..maaf Doyoung-ssi."

"Tidak apa Taeyong. Daddy mu membayarku sempurna untuk ini, hehe." Kata Doyoung menunjuk Johnny dengan wajahnya.

Taeyong merasa tidak enak dengan Doyoung. Dia juga merasa malu dimandikan orang sudah sebesar ini. Malu dan risih tapi tubuhnya terasa segar dan tidak bau coklat sama sekali. Malah bau bayi. Dia sudah memakai sweater wol warna biru tua dengan motif lebah hijau 4 petir dan garis hitam merah. Celananya juga ganti menjadi berwana cream.

"I..ini baju siapa ?" Kata Taeyong pelan. Kemudian dia memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit luar biasa.

"Eh.. ini, kau minum ini." Doyoung memberikan pil dan air putih dan langsung diminum oleh laki-laki itu.

"Itu hadiah dari Daddy, pakailah bajumu sendiri Taeyong. Nanti Daddy akan belikan baju untukmu. Oh iya kacamata mu ada disini." Johnny menunjuk mejanya sendiri.

Taeyong menjawab 'Iya Daddy' dan kemudian diam menikmati elusan tangan Doyoung di rambutnya dan hembusan angin hangat. Dia menutup matanya mengantuk. Pusing berangsur hilang. Masih siang kok mengantuk. Tunggu... siang...

"Sekarang jam berapa ?" Teriak Taeyong panik sambil berusaha mengambil tas yang ada disampingnya.

"Jangan teriak teriak Taeyong! Jam 4 sore sekarang!" Kata Johnny keras tanpa mengalihkan perhatian dari layar laptopnya.

"Daddy saya, Baby harus pergi sekarang Daddy." Kata Taeyong terburu-buru berdiri, dia mencoba mau berlari tapi langsung berteriak mengaduh, kakinya bergetar, dia terjatuh sendiri.

"Taeyong-ssi!" Kata Doyoung kaget saat Taeyong jatuh. Dia langsung menolong Taeyong yang sepertinya kesakitan.

"Doyoung! Biarkan dia! " Kata Johnny tegas.

"Kalau kau mau mengambil dua belas juta won mu, jadilah Baby yang manis dan kemari sendiri." Kata Johnny sambil membuka kacamatanya dan menatap Taeyong.

Kepayahan lelaki kurus itu berdiri dan terlihat dia sangat kesakitan. Bergetar kakinya hendak berjalan tapi susah.

"Yasudah, kau merangkak kesini, lakukan." Kata Johnny sambil meletakkan pipinya di atas tangan kirinya yang ada di atas meja.

Taeyong bingung. Dia memutuskan untuk mematuhi Daddy dan merangkak ke arah meja kerjanya. Sakit juga pantatnya tapi berusaha untuk menahan meski sedikit mengalir air mata tadi. Sudah sampai di kaki sebelah Johnny yang berdiri. Tiba-tiba dia diangkat dan badannya ditidurkan tengkurap di atas meja kerja itu dan ditarik celananya mengekspos pantat tepos putih itu.

"Wwhoaa... Daddy ampun Daddy masih sakit sekali." Taeyong mengiba, tidak sanggup mau ditusuk lagi pantatnya.

"Jangan GR kau. Tunggu disini , jangan bergerak." Johnny berjalan ke arah lemari besi. Diambilnya sarung tangan latex dan sebuah salep.

"Eungghh..perih Daddy..." Taeyong berteriak saat merasa jari kelingking Johnny di lubang pantatnya. Panas perih, tapi ada kenyal lembut yang dingin.

"Tidak usah mendesah begitu. Tenang saja ini akan membantu mu supaya tidak sakit. Salahmu sendiri seperti orang kerasukan tadi. Aku saja sampai kewalahan." Kata Johnny masih mengoleskan salep.

"Memang Baby kenapa tadi Daddy ?"Taeyong meringis kesakitan, tapi dia tidak mengerti.

'Ya ampun tidak ingat dia.' Batin Johnny.

"Tunggu sebentar agak 10 menit, nanti akan reda sakitnya." Kata Johnny memukul pantat Taeyong pelan dan membuang sarung tangan latex itu, dia menaruh kembali salep itu dalam lemari.

"Aww.." Taeyong mengaduh pelan setelah itu dia mengangguk dan tetap dalam posisi menungging di atas meja.

Johnny biasa saja dan kembali duduk di kursi dan melanjutkan pekerjaannya.

'Tak tak tak tak'

Terdengar suara sentuhan jarinya dan keyboard laptop. Alis tebalnya kadang bergerak gerak dan kadang dia menjilat lidahnya sendiri dan mengerucutkan bibirnya. Terlihat serius. Rambutnya agak mencuat tapi iu tidak mengurangi ketampanannya. Sangat berkarisma. Taeyong sampai mencuri curi pandang pada Daddy.

"Kenapa Taeyong, tampan wajahku ?" Kata Johnny tapi matanya tetap pada layar.

"Ehh.. Maaf.. I..iya Daddy." Kata Taeyong terlalu jujur.

Johnny tertawa kecil. Dia kemudian membuka laci, mengambil sesuatu dari sana, sebuah sarung tangan dan dipakainya di tangan kanan. Kemudian tangan itu digunakannya untuk mengelus pantat Taeyong yang tidak memakai apa-apa itu.

"Baby sakit begini sebenarnya karena kurang prep dari Daddy. Biasanya Daddy tidak akan sekasar ini , tapi ini hukuman untuk Baby karena sudah nakal. Maafkan Daddy sudah membuat Baby perih bum nya. Lagipula sampai tidak bisa jalan, seperti pantat perawan saja , hahahaha" Kata Johnny tertawa keras. Taeyong hanya diam. Memang benar ini perdana dia. Lebih baik diam saja karena malu. Dia menutup mata menikmati elusan tangan Daddy di pantatnya. Tidak ada yang pernah melakukan selembut ini padanya.

Sudah 15 menit berlalu tak terasa , Johnny mengehentikan kegiatannya dan melepas sarung tangannya. Dia letakkan kembali di laci, ke dalam sebuah tas serut kecil di laci. Berdiri dan berjalan lah dia ke arah lemari kayu. Arah pandangan Taeyong mengikuti nya dan terkejutlah anak berambut hitam arang itu ketika melihat lemari terbuka dua duanya membelah setelah Daddy seperti memegang beberapa buku dan menyentuh tangannya ke alat. Johnny seperti hilang dibalik lemari untuk sebentar dan membawa setumpuk uang won dalam ikatan kertas.

"Baiklah ini untuk kerja keras Baby. Doyoung , ambilkan tas untuknya." Kata Johnny pada Doyoung dan asistennya itu mengangguk dan langsung keluar kamar kerja. Menunggu Doyoung.

"Kau suka bau uang Tae Baby?" Kata Johnny sambil mengarahkan uang banyak itu ke depan muka Taeyong.

"Ti..Tidak Daddy." Kata Taeyong jujur. Bau uang membuat hidungnya gatal.

"Halah, kau kesini kan tujuannya ini. Masa tidak suka? Ten saja paling suka mandi uang literally mandi uang, anak itu ya ampun, kangen juga Daddy." Johnny malah jadi curhat.

Taeyong hanya tersenyum. Dia belum pernah bertemu Ten secara langsung. Hanya di chat dia memanggil Taeyong nobita.

"Ini John." Kata Doyoung memberikan tas punggung hitam dengan motif pikachu kecil yang banyak.

"Thanks Bro." Kata Johnny kemudian dia menunjukkan pada Taeyong.

"Kalau Baby memakai tas ini, untuk satu hari penuh hari ini, akan Daddy tambah satu juta won. Bagaimana? Ingat kalau bohong pasti Daddy akan tau, It's easy for me." Kata Johnny tersenyum yang tidak bisa diartikan.

Taeyong menelan ludahnya. Tas itu sangat kekanak-kanakan, tapi satu juta won, itu bisa untuk biaya check up, obat dan therapi.

"Oke Daddy , Baby akan pakai tas itu." Kata Taeyong pelan.

"Nah itu baru semangat! Kan senang Daddy." Kata Johnny mengelus kepala Taeyong. Dimasukkannya uang jumlah banyak itu kedalam tas. Kemudian di ambil tas selempang Taeyong dan dipindahkan isinya ke dalam. Dilipatnya tas itu dan dimasukkan kedalam tas pikachu yg besar itu.

"Nanti diganti ya handphone nya itu. Jamuran tangan Daddy menyentuhnya. Warna hitam ya, biar kembar semua dengan yang lain." Kata Johnny sambil menutup risleting.

"Iya Daddy. " Taeyong mengangguk. Handphone Taeyong adalah LG dan sudah hampir 4 tahun tidak ganti.

Johnny merapikan celana dan boxer Taeyong lalu menariknya untuk berdiri kembali. Dirapikannya baju Taeyong tadi, dipakaikan kacamata dan dibenarkan rambutnya.

"Mana senyum semangat ?" Kata Johnny sambil menyilangkan tangannya.

Taeyong pun tersenyum lebar terlihat kawat gigi bersih berkilat kilat.

"Daddy, Baby pulang dulu, sampai jumpa nanti." Kata Taeyong sopan dan membungkuk 90 derajat.

"Iya iya,, see you." Kata Johnny geli. Baru menemukan dia makhluk seperti ini kecuali karyawannya tentunya.

Johnny memperhatikan Taeyong berjalan dengan lambat dan mengangkang aneh.

"Mau diantar Baby?" Kata Johnny.

"Tidak, naik subway saja." Kata Taeyong sambil mengangguk singkat. Taeyong menatap Johnny lam seperti mau mengatakan sesuatu. Dia ingin memberitahu uang itu digunakan untuk apa, tapi nanti kesannya dia minta belas kasihan dan dia takut Daddy mengira Taeyong ingin memanfaatkannya saja. (ya sebenarnya memang sugar Daddy kan gunanya kan itu, tapi Lee Taeyong disini pintar tapi agak naif.)

Johnny sepertinya salah mengartikan pandangan itu. Dia kemudian berjalan kehadapan Taeyong dan...

'CUP'

Dikecup keningnya yang tertutup poni itu. Sakit perut Johnny melihat Taeyong yang mukanya memerah. Baby nya yang ini benar benar menggemaskan. Taeyong sangking gugupnya langsung berlari keluar. Sedangkan pria yang hampir kepala empat itu mengnga sebentar lalu menggelengkan kepalanya.

Johnny berjalan ke meja kerja dan duduk dikursinya. Dia menekan satu tombol

"Doyoung, ikuti bocah tadi, aku penasaran untuk apa dia menggunakan uang itu." Kata Johnny datar. Dia kemudian kembali melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

Polusi suara di kota besar berkontras dengan diam nya orang orang yang lalu lalang di tangga untuk masuk stasiun bawa tanah itu. Terlihat satu anak manusia yang kesulitan menuruni tangga sambil memegang pantatnya dan mengaduh pelan sembari membenarkan kacamata di hidungnya. Terlihat wajah wajah tampan idol korea di dinding stasiun dengan berbagai pose dan ekspresi. Tidak kalah sebenarnya wajah pemuda ini, sekali lagi jika saja tidak ada bekas luka dan kacamata yang minusnya terlalu tinggi bertengger di depan matanya. Taeyong merasa dari tadi dia dipandangi oleh orang dan dia tidak terbiasa dengan itu. Oke dulu sering karena bekas lukanya. Tapi kali ini pandangan itu tidak pada mukanya tapi pada sesuatu di tubuhnya. Taeyong sangat positif itu adalah tas hitam motif pikachu yang dia pakai. Taeyong terlihat seperti geek. Dia tidak paham bahwa beberapa mungkin mengagumi tasnya karena di korea sekarang sedang musim pokemon go dan tas itu sebenarnya cukup keren karena pikachu nya kecil tidak terlalu kekanak-kanakan. Itu juga tas limited edition yang dijual berkali lipat di naver/daum. Dia juga tidak sadar bahwa sweateryang dia gunakan sekarang adalah keluaran GUCCI dan membuat pecinta fashion kaget melihat dia memakai itu. Taeyong menempelkan kartu ke pintu masuk dan dia masuk ke subway. Tidak berani dia sentuhkan pantat yang baru diperawani Johnny itu ke tempat duduk. Dia berdiri saja. Berdiri lebar. Dia terus melihat jam di handphone nya dan ingin terbang rasanya. Dia takut terlambat dan kalau terlambat adalah taruhan nyawa adik kandungnya. Suara wanita di kereta bawah tanah terus menyebut nama stasius tempat mereka telah tiba. Taeyong turun dengan cepat. Awalnya jalan dan berlari semakin cepat semakin cepat dia berlari tidak memperdulikan pantatnya.

'Asan Medical Center' Terpampang jelas tulisan besar , menandakan dia telah tiba di tujuannya. Dominasi warna di rumah sakit ini adalah putih gading. Design yang mewah dan berkelas tidak seperti rumah sakit. Tiang tiang putih besar selebar pelukan dua orang dewasa yang berwarna putih dan berlapiskan keramik. Dinding di bagian atas dihiasi ornamen bujur sangkar yang didalamnya ada relif lingkaran yang banyak seperti saat kamu melempar batu ke air. Lantai keramik dominasi abu-abu dengan garis cokelat tua. Taeyong yang tadinya berlari memperlambat jalannya karena dia sudah diliati oleh orang-orang yang ramai disana. Berlari menuju bagian administrasi dengan nafas terengah. Dia mengantri masih ada dua orang di depannya hingga akhirnya giliran pun tiba.

"Ada yang bisa saya bantu." Kata petugas wanita dengan nada formal mendayu otomatis tapi tatapannya menilai dari ujung kepala sampai kaki. Tidak apa sudah biasa, orang korea memang begitu adanya sangat menilai penampilan.

"So..sore, saya ingin mengurus administari untuk pasien Lee Minhyung yang dirawat inap di kamar 127." Kata Taeyong sambil meletakkan kedua tangan diatas meja granit administrasi

"Ahh , Leukimia akut stadium awal untuk persiapan kemoterapi dan terapi biologi dan radiasi? Sudah didiskusikan pake kemoterapi yang ingin diambil?" Kata Wanita itu sambil menatap ke arah komputer dan Taeyong bergantian.

"Sudah. Untuk 4 kali kemo dan semuanya" Kata Taeyong melihat catatan kecil yang sudah dia keluarkan dari tas.

"Untuk biayanya 13 juta won" Kata petugas.

"Eh ? Bukannya 12 juta won ?" Kata Taeyong bingung.

"13 juta sudah dengan 6 kali CT Scan dan pemeriksaan gigi. Itu semua belum termasuk jika nanti akan diputuskan untuk operasi tulang belakang." Kata wanita sambil memeriksa beberapa berkas yang dia print.

"Hah operasi tulang belakang ?" Taeyong tercengang dan rasanya lemas seluruh tubuhnya.

"Itu belum tentu, biasanya untuk stadium yang akhir dan bilang sel kankernya tidak sembuh juga, jadi itu tergantung dengan pasien dan konsultasi dokter nanti." Suster ini mukanya biasa saja, bukan dia tidak berhati, tapi jika kalian bekerja dirumah sakit, terlibat dalam kondisi seperti ini adalah biasa, mengatakan akan mengusir orang yang merenggang nyawa karena tidak cukup biaya juga biasa.

"Untuk operasi tulang belakang biasanya berapa kira-kira?" Kata Taeyong dengan suara bergetar

"250 juta won – 550 juta won. Itu semua berbeda beda tergantung kondisi dan lain lain."

Taeyong rasa , kue cokelat di dalam perutnya kembali mau dimuntahkannya di depan administrasi itu.

"Baiklah sebaiknya paket kemoterapi ini dulu ." Kata petugas itu sambil menatap Taeyong.

"Oh.. baiklah kalau begitu." Taeyong mengambil tas ransel pikachu dan membuat petugas menyerngit, tapi saat Taeyong mengambil uang bergepok-gepok dari tasnya petugas itu kembali dalam mode wajah kerja. Dia agak aneh orang zaman sekarang masih memakai uang cash untuk biaya sebesar ini, tapi yasudah , saat uang sudah diambil dan dihitung mesin penghitung uang semua pas dan uang asli. Kemudian dia mengeluarkan berkas dokumen dan menyuruh Taeyong tanda tangan disana sini dan memberikan semuanya pada Taeyong. Beserta jadwal kemo, konsul, terapy dll dan bertanya sedikit mengenai alergi Minhyung. Tidak lupa dia berterimakasih pada petugas sebelum pergi.

Taeyong berpikir keras apa yang harus dia lakukan jika minhyung ternyata harus operasi ? Uang sebanyak itu bukanlah kuasanya , bahkan meski dia bekerja sampai mati lalu hidup lagi dan bekerja sampai mati lagi, semua uangnya belum tentu cukup untuk biaya itu. Untuk kemo saja dia sudah mau jual ginjal , tetapi dia berpikir kalau jual ginjal dia tidak bisa bekerja . Taeyong masuk ke kamar nomor 127 dan melihat Minhyung tertidur dengan sangat pulas. Terimakasih pada Daddy yang merupakan malaikat dari Tuhan baginya karena setidaknya minhyung bisa menjalani pengobatan dengan cepat dan langsung. Taeyong mengatupkan tangannya pada Tuhan agar jangan dia ambil minhyung darinya karena hanya dialah yang Taeyong punya di dunia ini. Taeyong rela saja menjual dirinya, nyawanya, tetapi setelah itu, siapa yang akan merawat Minhyung? Tak terasa bulir air mata mengalir. Taeyong adalah lelaki tegar , tetapi jika soal adiknya tak kuasa hatinya mengatur emosi. Taeyong menatap jam yang ada di dalam ruang inap itu dan terkejutlah dia. Harus ada kelas tutor yang dia kejar. Diusapnya kening adiknya sebentar dan keluar dari kamar sambil menghapus air mata yang lagi lagi meluncur tanpa izin. Terimakasih lagi pada kacamata yang akan menutupi mata sembabnya. Taeyong pergi , bukan hanya mencari sesuap nasi , tapi untuk menyambung nyawa saudara sedarahnya itu.


END .

?

OR TBC GUA GA TAU YG JELAS GUA TAMATIN YG LAIN DAN HRS HIATUS TOTAL DR SENIN.

Maaf kalau ending nya jelek , tapi gua emang mau eksplorasi latar belakang "Baby" nya Johnny itu ga semata mata anak2 mau cari duit tapi mereka punya cerita masing masing dan cukup pelik. Terutama Jaehyun yang cukup complicated. Mungkin akan gua coba lanjutkan saat gua comeback. (?)

Btw ada yang bisa tebak Johnny itu sebenarnya "siapa"nya Jaehyun X'D

Kalau ga bisa gpp yaudah sana beli biskuit roma sari gandum cokelat.

Ibu ibu bapak bapak, kakak kakak adek tauladan reviewnya dong, beri kak daun cinta *auh

*hampir lupa ka daun nya. Scene di fanfic ini terinspirasi dari game Dramatical Murderer Re-Connect Trip/Virus Route Bad Ending, karena menurut gua Taeyong itu aoba banget cocok HAHAHAH *