Hujan salju yang turun pada malam ini membuat siapapun enggan untuk pergi keluar rumah. Kebanyakan lebih memilih untuk bergelung di dalam selimut dan meminum secangkir cokelat panas. Atau apapun itu yang panas dan bisa menghangatkan tubuh mereka. Termasuk dua manusia adam yang saling berpelukan ini. Berpelukan diatas sofa yang cukup menampung tubuh mereka berdua yang memang berbeda ukuran, yang satu tubuhnya gagah dan besar dan satunya lagi bertubuh mungil.

"Hyung?" panggil si mungil.

"Ya, sayang?"

"Tidak apa, aku hanya ingin memanggil saja. Hehehe,"

Si mungil terkekeh dengan lucu. Kedua matanya yang bulat melengkung membentuk bulan sabit. Sontak itu membuat Mark—lelaki bertubuh besar—gemas. Mark mencubit pipi Jaemin yang membuat Jaemin berteriak protes, "Hyung! Sakit tau!" sambil mengerucutkan bibirnya. Mark yang mendengar teriakan protes Jaemin hanya tertawa tanpa suara.

"Maaf, sayang. Habisnya kau menggemaskan, sih." ucap Mark.

Jaemin tidak memperdulikan permintaan maaf Mark dan terus mengerucutkan bibirnya. "Maafkan aku, hm? Kau terlalu menggemaskan, sayang. Aku tidak tahan untuk tidak mencubitmu." ucap Mark dengan lembut. Jaemin menoleh kearah Mark sambil berkata, "Aku akan memafkaan hyung, tapi dengan satu syarat!"

"Apapun itu, aku akan menurutinya."

"Benarkah? Janji?"

"Iya, sayang."

"Aku ingin besok kita pergi berkencan dan bermain di taman bermain sampai aku puas."

"Baiklah, besok kita pergi. Kita sudah satu minggu tidak bertemu dan aku sangat merindukanmu." balas Mark.

Ya, sudah satu minggu mereka tidak bertemu dikarenakan padatnya jadwal mereka. Mark yang sibuk mempersiapkan ujian kelulusannya dan Jaemin sibuk dengan kegiatan di klubnya. Malam ini adalah malam dimana akhirnya mereka bisa menghabiskan waktu berdua di rumah Jaemin—karena orangtuanya sedang pergi—.

"Hyung?"

"Hm?" Mark hanya membalas dengan gumaman singkat.

"Aku merindukanmu," ucap Jaemin sembari mengeratkan pelukannya dan semakin menenggelamkan dirinya dalam dekapan hangat Mark.

"Aku juga merindukanmu, Nana." Mark mengecup pucuk kepala Jaemin lembut.

Keheningan menyelimuti keduanya setelah itu. Mereka berdua menikmati keheningan yang menyelimuti dengan posisi saling berpelukan diatas sofa dengan satu tangan Mark yang menjadi bantal untuk Jaemin. Jaemin mengangkat satu tangan Mark yang terbebas dan menempelkan tangannya sendiri ke tangan Mark. "Tanganmu besar sekali, hyung."

Mark menoleh untuk melihat perbedaan tangan mereka karena sedari tadi ia sibuk menatapi wajah manis Jaemin. "Tanganmu saja yang mungil, sayang."

Jaemin balas menatap Mark lalu berkata, "Tapi aku suka tangan hyung yang besar ini. Karena dengan tangan hyung yang besar ini, hyung bisa menghangatkan tanganku yang mungil ini." Jaemin menautkan kedua tangan mereka sambil tersenyum manis terhadap Mark.

"Kau manis sekali, sayangku." Mark mengecup lembut dahi Jaemin.

"Eung, hyung, aku mengantuk." Jaemin mengusap pelan matanya yang mulai berair karena mengantuk.

"Tidurlah, Nana. Aku akan memelukmu sepanjang malam." ucap Mark sambil mengeratkan pelukannya pada Jaemin.

"Selamat tidur, hyung. Aku mencintaimu." Jaemin memejamkan matanya.

"Aku juga mencintaimu. Tidurlah yang nyenyak, sayangku."


eung haiiiii;-; aku barusan aja masuk ke ffn buat bikin ff, karena sebelumnya cuma reader aja. tapi pengen gitu sekali nyoba publish:')) ehehe btw yang uda baca jangan lupa kasih review ya! aku pengen tau kekuranganku apa gitu, kalian bisa kasih tau aku cerita ini kurang apa atau gimana. makasih buat yang uda baca, saranghae!