Violently Beautiful
Chapter 8 – Sleeping Together
.

.
Warning: dubious consent.

"Apa kau mencintaiku juga?"

Izaya tidak menjawab. Matanya menatap kearah Shizuo, keterkagetan terlihat jelas. Sepertinya Izaya tidak tau cara menjawab pertanyaan Shizuo tadi. Sementara Shizuo masih menunggu dengan sabar.

"A...hahaha! Bilang apaan sih, Shizu-chan!" tawa Izaya terdengar terpaksa. "Tentu saja aku juga mencintai Shizu-chan, sama seperti manusia-manusiaku yang lain!~"

Shizuo masih menatap Izaya dengan tajam dan membuat pria hitam itu gugup. Izaya menyilangkan tangannya diatas dada dan menarik lengan baju yang kebesaran tersebut, seakan-akan pakaian itu tidak sanggup melindunginya dari tatapan Shizuo.

Masih mempertahankan tatapannya, Shizuo berjalan mendekati Izaya. Dia melihat si raven menegang dan matanya semakin melebar. "Shizu—"

Tanpa aba-aba, Shizuo langsung menarik tangan Izaya dan menghantam tubuh mungil itu ke dinding terdekat. Kaki Izaya berada beberapa senti dari lantai, sementara Shizuo mempertahankan tubuh Izaya agar tetap naik dengan tubuhnya.

Mata Izaya melebar, apalagi ketika Shizuo berada diantara kedua kakinya yang terbuka.

"Shizu-chan!" teriak Izaya sambil menarik-narik punggung Shizuo yang masih diselimuti baju. "Lepaskan aku! Kau kenapa, sih?"

Izaya meronta-ronta, mencoba melepaskan diri dari dinding dan Shizuo. "Ugh! Shizu-chaaan! Lepaskan aku!"

Terlalu mengerikan. Ini bukan seperti Shizuo Heiwajima yang ia temui kemarin. Dia seperti... monster. Izaya menonton dengan ngeri ketika mata Shizuo berubah menjadi gelap, dengan... nafsu?

Izaya menendang, mencakar, dan menjambak Shizuo dengan brutal. Ia takut. Semua ini terlalu mengerikan baginya. Izaya merasakan matanya berair. Ia ingin melepas keperjakaannya dengan yang gentle, bukan dengan yang kayak gini!

Menyadari usahanya sia-sia, Izaya melemah. Pasrah. Biarlah, nanti dia akan memecat Shizuo dan mungkin menghancurkan keluarganya. Penasaran, Izaya menemui mata Shizuo lagi. Ia lalu menelan harga dirinya dan, "Shizu-chan... kumohon lepaskan aku..."

Shizuo masih menatap, lalu—"Apa kau benar-benar mencintaiku walaupun aku seorang monster yang dibenci orang-orang?"

Izaya menangkap emosi di sorot mata Shizuo. Kesepian, kesedihan, penyesalan, lalu kemarahan... banyak sekali emosi. Izaya menelan ludah. Ia lalu dengan perlahan melingkari kakinya di pinggang Shizuo dan menariknya mendekat.

Izaya—hampir—tertawa ketika melihat ekspresi Shizuo menjadi kaget.

"Tentu saja, Shizu-chan."

Izaya yakin sekali Shizuo akan melepaskannya setelah ini. Prediksinya selalu tepat, jadinya—tunggu, apa yang-!

Izaya memekik pelan ketika Shizuo memeluknya dan memencet tubuhnya ke dinding lebih kuat lagi. Nafas Shizuo menggelitik lehernya. Izaya masih belum sadar dari keterkejutannya, jadi dia lebih kaget lagi ketika Shizuo menjilati lehernya.

"Gh! Aah! Shizu-chan!" pekik Izaya sambil menjambak rambut Shizuo ketika pria itu mengigit-gigit lehernya dengan pelan. "Ini pemerkosaan! Aku akan melaporkanmu ke polisi! Hei—ahn~! Apa yang kau sentuh!?"

"Izaya-kun, kau seorang virgin kan?" bisik Shizuo ditelinganya lalu memeras bokongnya pelan. "Bagaimana aku yang meneladenimu, hmm? Gratis kok."

"Aku akan memecatmu, Shizu-chan!"

"Tidak peduli. Ucapkan selamat tinggal pada keperjakaanmu."

"Ahn! Shizu-aah! Ja-jangan! Telingaku sensitif—hentikan itu! Apa kau mau dimasukan ke—hnn—penjara!?"

"Aku sudah bolak-balik dari penjara," ucap Shizuo lalu mengulum telinga Izaya. "Itu sudah menjadi rumah kedua bagiku. Aku tidak peduli kalau kau memasukanku lagi kedalamnya."

Izaya skakmat. Sekarang dia hanya berdo'a ada keajaiban agar keperjakaannya tidak diambil begitu saja. Apalagi ini berada di dinding. "Jadi Shizu-chan memperkosa orang yang baru kau temui dalam satu hari!?"

"Aku tidak memperkosamu kalau kau menikmatinya." jawab Shizuo santai dan mengelus ruas tulang punggung Izaya dan masih bermain dengan telinganya.

"Aku tidak menikmatinya!" teriak Izaya nyaring-nyaring. "Ini pemerkosaan—ugh, aah!"

"Oh ya?" Shizuo tampak puas dengan desahan Izaya. "Terus desahan apa tadi?" tanya Shizuo. Si pirang lalu menjilati leher Izaya lalu mengigitnya dengan kasar sampai kulit poselen itu sobek dan mengeluarkan darah.

"AAH!" Izaya menjerit dan mencengkram bahu Shizuo kuat-kuat. Pedih, sakit—serta satu rasa lain yang tidak ingin Izaya ketahui. Tubuhnya mengejang, dan lalu air mata turun membasahi pipinya. "Shizu-chan... tidak... ugh, tidak! Jangan...!"

Shizuo menjilati darah yang keluar dan menghisap luka di leher Izaya. Si hitam merintih, tubuhnya mulai bereaksi—dibawah sana. Izaya tidak menyukai ini sama sekali. Ia takut, takut, takut—"Shizu...o..." bisik Izaya.

Gerakan Shizuo terhenti.

"Shizuo... Shizuo... aku tidak mau—" Izaya terisak. "Shizuo... lepaskan—hiks—lepaskan aku... Shizuo—" tangisan Izaya membuat hati Shizuo terasa terikat. Ia lalu perlahan mengangkat wajahnya dan bertemu pandang dengan wajah Izaya. Hati Shizuo lalu hancur.

Izaya benar-benar menangis.

"Shizuo... aku takut... takut—hiks—Shizuo... Shizuo..." panggil Izaya berkali-kali. Remasan Izaya di bahunya melonggar, tanda ia sudah menyerah.

Shizuo lalu mengusap pipi Izaya yang basah dengan ibu jarinya. Dia telah memaksa Izaya ke sesuatu yang tidak diinginkan si hitam—hubungan seksual. Izaya takut karena disakiti dan Shizuo sudah menyakitinya dengan cara yang tidak manusiawi.

Shizuo mengangkat Izaya yang masih terisak gaya bridal style dan berjalan kearah kamar. Izaya melingkarkan lengannya di leher Shizuo, masih terisak. Shizuo membaringkan Izaya dengan perlahan di matras.

Izaya tidak melawan. Biarlah Shizuo melakukan apapun.

"Maafkan aku, Izaya," bisik Shizuo lalu memeluknya. Kali ini dengan kelembutan dan hati-hati. Shizuo menarik selimut untuk mereka dan membaringkan kepala Izaya ke dadanya. "Tidurlah. Besok kau boleh melakukan apapun kepadaku—bahkan memecatku juga."

Izaya memejamkan matanya dan tertidur pulas setelah beberapa menit berlalu.


Mairu dan Kururi masih menunggu kedatangan kakak mereka di ruang tamu. Sekarang sudah jam 10 malam. Shirou dan Kyouko berada didepan mereka, sama-sama saling menunggu kedatangan si penerus nama Orihara.

"Mairu, Kururi... mana Iza-chan?" tanya Kyouko ke si kembar, "Kenapa dia belum pulang? Shirou, apa kau memberinya tugas banyak-banyak?"

"Tidak. Aku yakin jadwalnya kosong sampai besok. Yagiri-san sudah memberitahuku, dan dia bilang Izaya tidak ada di kantor dari siang."

"Iza-chan... apa dia baik-baik saja? Pekerjaannya dulu kan..."

"Kyouko, aku yakin Izaya baik-baik saja." ucap Shirou sambil tersenyum dan mengelus rambut istrinya dengan sayang, "Mairu, Kururi, kenapa kalian tidak tidur saja? Kami akan memberitahu kalian ketika Izaya sudah pulang."

Mairu tampak akan membantah tapi Kururi langsung menggandeng tangannya. Si kembar yang lebih tua menggeleng. Mairu menghela nafas dan mengangguk. "Baik, ayah, ibu. Kami tidur dulu," Mairu mengecup pipi ibu dan ayahnya, diikuti oleh Kururi.

Kyouko dan Shirou melihat kembar itu pergi ke kamar mereka.

"Shirou," Kyouko berdiri dari sofa dan membetulkan gaun tidur yang ia kenakan. "Dimana Kichirou dan Namiko?"

"Mereka pergi ke rumah Shizuo," ucap Shirou dan memberikan senyuman lembut ke Kyouko. "Izaya mungkin berada—"

Ponsel Shirou berdering, tanda sebuah pesan masuk. Kyouko mengangkat alis. Shirou lalu mengambil ponsel pintar tersebut dan membuka kunci password-nya, lalu membuka pesan Kiriman dari Kichirou.

Kyouko mengintip dari bahu suaminya.

From: Kichirou Heiwajima
To: Shirou Orihara

(jpg)

Shirou bisa merasakan tatapan Kyouko menembus tengkoraknya.

"Link apa itu? Bukan porno kan?" tanya Kyouko. Shirou bersumpah akan membunuh Kichirou nantinya. Kenapa nggak langsung kirim fotonya tanpa harus ngasih link? Kalau itu beneran porno maka habislah ia diikat oleh istrinya.

"Bukan." Shirou menghela nafas dan memencet link mencurigakan itu.

Mereka berdua terbelalak ketika melihat apa yang ada di dalam link itu.


A/N: Maaf lama update! Saya cinta sama reviewnya! Makasih banget sama yang suka dengan fanfict ini *nangis*. Alasan kenapa saya jarang balas review itu karena ntar saya dibilang PHP... author note panjang tapi chapternya sedikit T-T. Bukan sindiran ya, itu kata beta-reader saya XD. Curhat sedikit, saya dapat posisi Power Forward! Yas! Tapi tenang aja, saya masih rajin update kok!

So, RnR please! *love*