Sulay Fanfiction Indonesia

=Lilac=

Flying White Unicorn

Chapter 7

Kim Junmyeon*Zhang Yixing

Oh Sehun

e)(o

Yaoi

Typo(s)

Don't like this? Just tell me in review

The saddest love is to love someone to know that they still want you but the circumstances don't let you have them

.

" Hyung apa kau pernah jatuh cinta?. Perasaan yang tidak bisa kau jelaskan sendiri. Tiba-tiba muncul bahkan kau sulit untuk menebak apakah nama perasaan itu. Apa kau pernah?."

" Tidak Sehun. Aku belum pernah."

.

.

.

Yixing meletakkan dua apel fuji yang baru saja dia cuci di piring Sehun. Laki-laki yang menolak makan karena tidak ingin menerima kenyataan bahwa Yixing akan pergi sore ini. Sehun menolak sarapannya, membuang muka kepada makan siang nya dan kini mendiamin dua apel dihadapannya.

" Kenapa kau pergi?." Yixin menatap wajah cemberut Sehun yang kini kembali mengulang pertanyaan yang sama.

" Sehuun. Kan sudah ku katakan sebelumnya. Aku hanya pelatih dance sementara disini. Aku sama denganmu seorang siswa. Sudah saatnya aku kembali dan melanjutkan pendidikanku." Sehun kembali mendengus mendengar jawaban fotocopy yang di ucapkan Yixing dari malam kemarin.

" Aku akan pindah sekolah mengikutimu."

" Kau anak baru yang akan pindah sekolah lagi?." Yixing menekan kata terakhir dalam ucapannya.

" Aku tidak peduli. Disini bahkan aku tidak memiliki teman selain kau."

" Terserah saja. Itu pun jika kau bisa membujuk orang tua dan pihak sekolahmu." Yixing kembali memeriksa tasnya. Meninggalkan Sehun yang kini sedang berpikir keras. Dia tahu ayah tidak akan mungkin mengabulkan untuk pindah sekolah, tapi dia masih memiliki Junmyeon hyung yang selalu saja bisa mengabulkan keinginannya. Junmyeon hyung pasti bisa membujuk kepala sekolah memberikan surat untuk dirinya keluar dari sekolah ini baik-baik.

" Kau mau menolongku tidak?." Tanya Yixing dengan dua tas sambil menunggui Sehun yang masih sibuk berputar otak.

" Aku akan meminta hyung ku untuk pindah sekolah." Jawab Sehun tidak nyambung

" Terserah saja. Mungkin saja hyung mu itu tidak banyak kerjaan sehingga menunggu teleponmu untuk permintaan-permintaan selanjutnya." Ucap Yixing

Ucapan Yixing langsung menohok hati Sehun. Teringat bagaimana hyungnya selama ini berkorban untuk dirinya. Bekerja dan belajar dalam paksaan di satu waktu yang sama.

" Hyungku masih muda. Dia seumuran denganmu." Ucap Sehun lirih

" Benarkah? Aku mengira selama ini hyungmu adalah laki-laki berumur tiga puluh tahun, tidak memiliki kekasih, kesepian sehingga sangat antusias selalu menghubungimu. Menanyakan apa yang salah dengan dirimu hari ini dan apa keinginanmu."

" Dia memang hanya memiliki aku begitu juga sebaliknya." Sehun menunduk menatap lantai. Yixing yang merasa tidak enak mendekatinya dan duduk disebelah Sehun.

" Aku iri dengan kalian. Mungkin jika aku memiliki saudara seperti kalian. Aku juga akan memperlakukannya sama dengan hyungmu."

" Lalu apa kau menerimaku jika aku ikut kesekolahmu?." Tanya Sehun berharap

" Entahlah Sehun. Aku hanya tidak ingin kau terlibat masalah dengan pendidikanmu dan sosialmu yang menjadi berpindah-pindah."

" Tidak apa asal itu bersama mu." Ucap Sehun pelan.

" Aku akan menunggumu di sekolahku. Pastikan kau lebih serius belajar jika sudah disana."

" Pasti." Senyum Sehun kala itu mungkin mengalahan sinar matahari yang mulai menghangatkan ruangan. Yixing hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Sehun. Dengan semangat Sehun mengangkat satu tas besar Yixing dengan mudah.

.

.

.

Setelah kepergian Yixing, malam itu Sehun yang kembali ke buku pelajarannya mencoba berkonsentrasi memahami susunan demi susunan angka di hadapannya. Wajah dan tawa Yixing seakan mengajaknya untuk melamunkan sosok pria berlesung pipi itu.

" Yixing apa kau sudah sampai? Apa kau akan menghubungiku begitu sampai nanti?." Sehun berbicara sendiri.

Teet teeet

" Halo…"

" Sehunna? Kenapa kau lemas sekali?."

" Hyung…"

" Apa kau baik-baik saja Sehun?."

" Aku baik-baik saja Hyung. Hanya sedikit kesepian disini."

" Haha apa benar tebakan hyung bahwa room mate mu pindah ruangan karena kau mengejar cintanya?."

" Anniyaa. Dia bahkan tidak mengetahui perasaanku kepadanya."

" Hun? Lalu kemana pujaan hatimu itu? Ayolah Hun bahkan kau belum mulai berjuang."

" Dia pindah sekolah hyung. Dan aku disini sendiri tidak memiliki siapa-siapa. Andai saja aku ikut pindah dengannya."

" Hun. Kau tahu kan? Hyung tidak mungkin bisa mewujudkan impianmu."

" Hyung… please. Bahkan aku tidak sanggup berkonsentrasi lagi disini."

" Hmm…"

" Please Hyung. "

" Baiklah. Hyung akan mengurus nya dari sini. Kemana kau akan pindah?."

" Aku tidak ingin terlalu membebani Hyung. Bagaimana jika hyung hanya mengurus aku agar bisa keluar dari sekolah ini. Untuk sekolah berikutnya aku akan mengurus sendiri."

" Apa kau yakin bisa?."

" Aku yakin."

" Baiklah. Awas kalau kau sampai tidak mendapatkan pujaan hatimu juga."

" Begitu disana aku akan lebih mendekatinya hyung. Aku merasa kehadirannya mampu membuatku melupakan duka ku kepada eomma dan penderitaan-penderitaan kita hyung."

" Ne Sehun aku tahu bagaimana perasaan mu itu. Baiklah. Besok akan kuhubungi lagi. Jaga makan mu Sehun."

Junmyeon menutup saluran teleponnya, apa yang dirasakan Sehun benar-benar pernah dia rasakan ketika bersama Yixing. Dia seperti menemukan kembali arti kehidupan dan untuk apa hidup itu berjalan. Membantu Sehun sedikit seperti merasa bahwa dia kembali ke masa-masa indah bersama Yixing.

Yixing sedang apa kau disana? Apa kau masih mengingatku?.

.

.

Junmyeon menepati janjinya, Sehun kini membawa setumpuk berkas miliknya. Ini sekolah yang Yixing tempati. Yixing pernah bercerita bahwa dia tinggal di asrama. Apakah bisa nantinya dia menepati ruangan yang sama dengan Yixing. Mengingat dirinya anak baru dan tidak satu angkatan dengan Yixing.

" Apakah anda Kim Sehun?."

" Ya benar."

" Oh baguslah. Aku di minta kepala sekolah untuk menunggu anda. Aneh-aneh saja mengapa semua anak Kim bersekolah disini." Sehun merasa aneh dengan guru yang terus mengelap keringat di kepalanya. Mengatakan seakan ada marga Kim lain bersekolah disini.

" Apa ada Kim selain aku?."

" Jangan aneh-aneh. Ini China bukan Korea. Kami tidak memiliki marga Kim."

" Lalu kenapa anda berkata seperti itu."

" Oh itu. Dulu bukan sekarang. Hanya sementara. Nah kita sudah sampai diruangan kepala sekolah. Masuklah."

" Terimakasih."

Sehun membuka pintu ruangan kepala sekolah, terlihat laki-laki mengenakan stel jas berwarna putih. Sangat kontras dengan jabatan yang di pegang nya.

" Kim Sehun! Wah sudah bisa kubayangkan. Pasti tampan seperti Kim Junmyeon."

" Anda mengenal hyungku?."

" Tentu. Bahkan aku mengenal seluruh keluargamu. Bukannya sekolah ini juga saham keluargamu? Begitu aku melihat berkas yang kau masukkan. Tanpa pikir panjang aku langsung menyetujui kepindahanmu disini." Ucap kepala sekolah dengan semangat.

Sehun kini mengerti mengapa kepala sekolah berpakaian seperti ini.

" Aku mengurus sendiri kepindahanku. Bagaimana kau bisa mengenal Junmyeon Hyung?."

" Pertukaran pelajar, pertambahan masa pertukaran, meminta asrama, mengganti kelas. Ah hanya satu yang tidak di minta hyung mu itu."

" Apa?."

" Minta aku di gantikan. Sungguh merepotkan tetapi aku sangat senang membantunya." Tawa kepala sekolah menjilat.

" Er… Aku tidak tahu sekolah ini yang menjadi tempat pertukaran pelajar Hyungku."

" Bagaimana mungkin kau tidak mengetahui harta-hartamu nak? Lalu mengapa kau pindah kesini?."

" Karena sesuatu hal saja." Jawab Sehun menutupi.

" Baiklah-baiklah. Jadi kita lihat, apakah Kim kecil sama merepotkan dengan Hyung nya. Apa yang kau minta? Sebelum aku repot-repot menawarkanmu semua fasilitas sekolah."

" Bolehkah?." Tanya Sehun semangat

" Tentu. Bagaimana bisa aku menolak pewaris sekolah ini."

" Aku mau tinggal di asrama dan memilih room mate."

" Astaga sama seperti hyung nya. Lalu?."

" Aku… Aku lebih suka jika sarapan dengan segelas susu daripada roti dan juice orange."

" Hmm jadi kau memiliki selera rupanya. Lalu ada lagi?."

" A-Aku…"

" Ya aku?." Kepala sekolah kini memandang Sehun dengan curiga.

" Aku mau naik tingkat."

" Apa?!."

" T-tidak masalah aku akan melakukan ujian. Aku sangat pintar. Kau bisa menguji ku. Tapi aku ingin berada satu tingkat dengan Hyungku."

" Astaga…. Baiklah. Anggap saja kau yang mengatur pendidikanmu. Aku akan meminta tenaga tes pendidikan untuk datang menguji mu dan memberikanmu tes dan ijazah jika kau bisa lolos. Apa ada lagi?."

" Sementara itu saja." Ucap Sehun

" Baik. Karena kau belum bisa mengenal semua orang di sekolah ini dan tidak dapat memilih siapa yang akan menjadi rekan room mate mu maka…."

" Aku sudah punya." Potong Sehun cepat.

" Eh benarkah?."

" Zhang Yixing. Aku ingin satu kamar dengannya."

" Astaga. Apa kau ini bukan Kim Junmyeon? Bagaimana mungkin." Kepala sekolah meninggalkan Sehun yang bingung dengan perkataannya. Mengambil ponsel dan menekan sebuah panggilan.

" Maksud anda?."

" Stt.. Ya tolong antarakan Kim Sehun ke kamar Kim Junmyeon dulunya. Ya kita tidak perlu merubahnya. Kurasa dia satu pemikiran dan selera dengan Junmyeon." Kepala sekolah mematikan ponselnya.

" Baik, kau boleh keluar nanti akan ada guru yang akan mengantarkanmu ke kamar."

" Baiklah. Terimakasih banyak." Ucap Sehun membungkukkan badannya.

" Soal tes mu. Aku akan mengusahakan secepat mungkin." Tambah kepala sekolah.

" Boleh saya minta satu lagi?."

" Astaga apa lagi?."

" Tolong jangan beritahu ayah tentang ku. Aku hanya tidak mau mengganggunnya bekerja."

" Oh tentu. Kami tidak pernah berhubungan langsung dengan Tuan Kim. Selalu melalui bawahannya."

" Baiklah."

Sehun menatap ruangan di depannya. Ia tahu Yixing belum berada di kamar karena masih memiliki jam belajar. Ruangan kamar Yixing sangat rapi dan sedikit lebih besar dari kamar asrama lainnya. Satu kasur kosong. Sehun kini duduk di atas kasurnya. Tidak menyangka jika dulu kasur ini adalah milik hyungnya. Bagaimana mungkin Hyungnya dulu tidak mengirimkannya dari awal untuk bersekolah disini. Pasti itu tidak akan merepotkan untuknya pindah sekolah. Apa Junmyeon tidak ingin Sehun dikerjar ayahnya? Mengingat sekolah ini adalah milik ayahnya juga. Sehun membaringkan tubuhnya, membayangkan bagaimana hyung satu-satunya itu kini sibuk menyelesaikan pendidikan dan belajar bisnis bersama ayahnya secara bersamaan.

" Tenanglah Hyung. Aku akan menamatkan pendidikan bersamamu dan membantumu." Gumam Sehun kecil.

Cleeek

" Pinggangku…" Suara yang tidak asing, sangat di rindukan Sehun. Dengan segera Sehun kembali memposisikan dirinya duduk di atas kasur. Menunggu namja yang ditunggunya menyadari kedatangannya. Kini mata kecil itu saling bertemu. Yixing melongo melihat orang di depannya duduk di atas kasur milik Junmyeon dulunya.

" S-Sehun?."

" Yixing. Aku pindah sekolah." Ucap Sehun seakan menjawab tatapan pertanyaan Yixing.

.

.

Makan malam bersama para penghuni asrama kini menjadi rutinitas kegemaran Sehun. Yixing dengan senang memperkenalkan satu-satu temannya. Dari mulai group dance hingga kelompok ilmiah di kelasnya. Sudah seminggu Sehun berada di sekolah barunya. Dua tes telah di lakukannya, kini tinggal menunggu hasil. Sampai saat ini Sehun belum menerima telepon dari Junmyeon. Terakhir yang Sehun ingat adalah rencana ayahnya mengajak Junmyeon untuk menemaninya mengunjungi LA untuk keperluan bisnis.

Kesepian tanpa telepon Junmyeon tidak terlalu di rasa Sehun, karena Yixing setiap malam selalu mengajaknya berjalan dari kamar satu ke kamar lain. Mengajaknya bertanding UNO, hingga mengajari Sehun beberapa gerakan dance.

" Gerakanmu bagus Hun, kau juga cepat menghapalnya. Ku rasa kau bisa sepertiku." Ucap Yixing sambil berjalan cepat dari perjalanan pulang mereka ke asrama. Dia selalu antusias jika Sehun belajar dance. Karena itu Sehun sangat senang berlatih, ia selalu bahagia melihat Yixing dengan rona-rona semangat di pipinya.

" Dan kau masih muda pasti kau mengalahkanku." Sambung Yixing lagi

" Kau tetap dancer terfavorite ku." Balas Sehun

" Tidak lihat saja aaaa…" Belum siap Yixing menyelesaikan kata-katanya kakinya terjatuh. Sehun tidak sempat menariknya. Tubuh Yixing sudah tersembap di antara tangga.

" Kau sangat ceroboh. Apa kakimu sakit?." Tanya Sehun khawatir.

" A-aku rasa kakiku terkilir. Papah aku saja." Ucap Yixing menahan sakit

Sehun menghela napasnya, tangannya merangkul tubuh Yixing.

" A-apa yang kau lakukan. Aku bisa jalan."

" Diamlah. Atau kita akan jatuh berdua." Ucap Sehun menggendong Yixing.

" Turunkan aku Hun. Aku malu." Ucap Yixing

" Kakimu sakit. Kalau malu kau bisa sembunyikan wajahmu di dadaku." Ucap Sehun.

Yixing mempoutkan bibirnya. Kini ia membiarkan Sehun membawa nya di atas gendongan ala bridal style.

" Untung sudah malam." Ucap Yixing pelan.

Sehun tersenyum, ia tidak menyangka bisa mengendong Yixing tanpa diganggu degupan-degupan jantungnya yang kini berontak ingin keluar dan menari.

Tubuh Yixing kini sudah berada di atas tempat tidurnya. Kakinya kini biru dan bengkak, tangannya juga terkilir. Walau Sehun telah memaksa untuk memanggilkan dokter tetap saja Yixing menolaknya.

" Tidak usah. Nanti tubuhku menjadi manja. Aku hanya perlu beristirahat." Ucap Yixing.

" Tapi kakimu sakit." Tambah Sehun

" Tidak. Besok pasti bengkak nya akan hilang. Ayo tidur kau besok apa masih ada ujian lagi?."

Sehun menggeleng.

" Aku akan memijat kaki dan tanganmy." Ucap Sehun

" Tidak perlu. Bantu aku mengganti baju saja Hun." Pinta Yixing malu.

" B-baiklah." Ucap Sehun gugup

Dengan konsentrasi yang sebenarnya tidak dibutuhkan, Sehun kini membuka satu persatu kancing baju Yixing. Yixing pun salah tingkah, karena selama ini hanya Junmyeon orang lain yang pernah membuka bajunya.

" A-apa kau ingin mengenakan baju tidur?." Jawab Sehun setelah membuka baju Yixing

" Iya. Carikan saja yang kancing depan jadi tidak perlu repot." Ucap Yixing

Sehun mengangguk kaku. Mencoba mencari baju yang di maksud Yixing. Sehun memang sudah lama satu kamar dengan Yixing. Tapi melihat Yixing setengah telanjang seperti ini. Bukanlah hal yang sering terjadi.

" Ini." Sehun kini mengenakan kembali baju tidur di tubuh Yixing. Wajahnya terasa sangat dekat dengan tubuh Yixing yang putih dan mulus itu. Tangannya berhenti sejenak, ada keinginan untuk mencium tubuh Yixing. Aroma tubuh Yixing kini benar-benar terasa jauh lebih memabukkan untuknya. Apakah satu ciuman akan membuat Yixing marah kepadanya? Pertanyaan muncul dalam pikiran Sehun.

Kriiing…!

" Sehun… Ponselmu berbunyi." Ucap Sehun menyadarkannya dalam lamunan.

" Oh." Tangan Sehun kini kembali menjalankan pekerjaannya menutup baju Yixing. Menendang jauh-jauh pikiran kotornya tadi.

" Halo." Sehun menjawab telepon satu tangan dan matanya kini memeriksa kaki Yixing.

" Sehun! Bagaimana kabarmu?." Suara Junmyeon di ujung sana.

" Baik Hyung." Rasanya baru kali ini Sehun tidak antusias menerima telepon Junmyeon. Ia merasa kesal karena aktivitasnya menjaga Yixing terganggu oleh panggilan telepon itu.

" Apa kau marah denganku?." Junmyeon menyadari perubahaan suara Sehun.

" Tidak Hyung. Aku tidak punya alasan untuk itu." Ucap Sehun. Tangannya kini memijat pelan kaki Yixing.

" Aahhh!."

" Apa sakit?!" Tanya Sehun khawatir, lupa ia masih menerima panggilan Junmyeon.

" Sehun? Apa yang terjadi? Siapa itu." Tanya Junmyeon sedikit kaget karena seperti pernah mendengar suara itu.

" Room mate ku jatuh Hyung. Aku lagi mengurut kakinya." Jawab Sehun

" Sehunnie.. Terimalah telepon Hyungmu dulu. Aku ingin istirahat dulu." Bisik Yixing

" Baiklah. Aku di luar kalau kau butuh aku teriak saja." Ucap Sehun

Yixing mengangguk. Junmyeon di seberang telepon kini jantungnya berdegup lebih kencang. Ia tahu dan merasa yakin mengenal suara itu.

" Halo Hyung. Maaf aku tadi tidak konsen."

" Sehun. Dimana kau bersekolah sekarang?." Tanya Junmyeon tiba-tiba.

" Er Hyung…"

" Sehun jawab."

" Sekolah tempatmu bertukar pelajar Hyung." Satu jawaban yang semakin membuat Junmyeon memastikan orang dalam pikirannya itu benar.

" Kau belum bercerita mengapa kau ingin pindah sekolah Hun. Aku mau kau jujur dengan hyungmu." Pinta Junmyeon

" Tapi.. Baiklah, Hyung aku minta maaf. Aku memang egois dan hanya menyusahkan hyung saja."

" Tidak apa-apa Hun. Ayah tidak tahu soal kepindahanmu ini. Ceritakanlah denganku."

" A-aku mengejar room mate ku hyung. Dia bersekolah disini."

" Room mate mu dulu?." Tanya Junmyeon memastikan. Dalam pikirannya bertanya-tanya. Apakah room mate Sehun juga pindah sekolah. Jika iya tentu kegelisahan dalam hatinya tidak terbukti.

" Benar Hyung."

Junmyeon menghela napas lega. Kekhawatirannya tidak terbukti jika orang yang di maksud Sehun adalah orang yang selama ini memenuhi setiap ruangan di hatinya.

" Baiklah. Aku bangga kau mau memperjuangkan perasaanmu Hun. Tidak terasa kau sudah semakin besar."

" Ya Hyung. Kurasa dia cinta pertamaku setelah eomma." Sehun malu sendiri, ini pertama kalinya ia berbicara tentang perasaannya kepada orang lain.

" Sungguh beruntung sekali. Siapa namanya? Mungkin aku mengenalnya ketika melakukan pertukaran pelajar dulu."

" Er… Namanya.. Yixing… Zhang Yixing…"

Ada reruntuhan yang di rasakan Junmyeon, tangannya masih memegang ponsel di tangannya. Telinganya masih mendengar bagaimana Sehun bercerita tentang Yixing. Tentang gerakannya, senyum nya bahkan wangi tubuhnya yang berbeda. Jelas Junmyeon tahu semua itu. Karena hal itu yang membuatnya jatuh ke dalam cinta Yixing.

" Hyung.. Apa kau mendengarkanku?."

" …..Oh ya Hun."

" Ah ku kira Hyung sudah tidur karena bosan mendengarkanku."

" Tidak akan. Lalu apa kau sudah menyatakan cinta dengannya?."

" Belum Hyung. Apa hyung mengenalnya?."

" Tidak. Mungkin kami tidak sekelas. Aku tidak bisa mengingat semua orang di sekolah itu." Elak Junmyeon

" Hmm tentu. Aku akan mengusahakannya Hyung. Entahlah, aku seperti mempunyai semangat hidup kembali setelah berjumpa dengannya."

" Itulah jatuh cinta Hun." Jawab Junmyeon pelan.

" Suatu hari aku akan mengenalkannya denganmu Hyung sebagai kekasihku. Aku janji." Ucap Sehun

Ada rasa sakit di dalam hati Junmyeon, tapi apakah pantas rasa itu jika ia melihat adiknya bahagia. Pikir Junmyeon kembali.

" Aku akan menunggunya Hun. Tidurlah. Sudah malam. Esok aku akan meneleponmu kembali." Ucap Junmyeon

" Baiklah Hyung. Selamat malam. Aku menyayangimu Hyung. Sangat menyayangimu." Ucap Sehun tulus

" Aku juga Hun."

TBC

Balik lagi dong udah mau setaon hahah

Semoga masih ada yang baca ff ini ya

Aku rinduuuuuu kalian semua