MASTER & I


Holla~~ Ini ff kedua aku hasil meremake dari salah satu komik! Hehehe~
Komik karya JINNA MAI dengan judul Princess & I
Okay, disini aku akan merombak habis dari kisah asli komiknya~ karena komiknya sangat pendek.
Pengennya sih ini rated menjurus ke M sedikit. Entahlah~ aku tidak yakin bisa huhu
Ah ini SEKAI ya~ Sehun!Seme, Kai!Uke


By: LangitSenja


Pair : HUNKAI! SEKAI! Oh Sehun!Seme x Kim Jongin!Uke

Warning : BoyxBoy, Boys Love, YAOI. Amateur! New Writer! Typo(s)!


.

Tulisan cetak miring digunakan untuk bahasa asing dan flashback

Tulisan BOLD digunakan untuk menyatakan penekanan kata, negara, hari, dan jam

.

Here we go!


Preview...

"Yeol, aku hanya pindah kesana. Hanya menjadi pelayan pribadi. Tidak pindah ke negara lain bahkan aku masih di Seoul! And for your information Park. Aku punya freetime hari minggu dan hari libur. Kalau kau cemas karena aku tidak bisa membantumu menangani perusahaan, kau bisa mengirim e-mail atau kita bisa bertemu"

"Kau sadar apa yang telah kau lakukan Jongin. Sehun bahkan belum satu hari dirumah ini!"

"Bla..bla..bla.. Aku bahkan baru menyiramnya dengan air! Belum masuk dalam tahap mengerjainya, dasar Kris bodoh. Lantai ini kan bisa di bersihkan Sehun nanti~"

"Perkenalkan, aku Oh Sehun. Aku akan bekerja sebagai pelayan pribadi anda mulai hari ini. Apa ada yang bisa aku bantu tuan?"

"Aku sudah tau namamu. Aku Kim Jongin. Ya, ada yang bisa kau bantu. Kau tidak melihat kamarku berantakan dan air bekas mengguyurmu tadi masih menggenang? Pel sekarang, lalu rapihkan kamarku"

"Ah iya, jangan panggil aku tuan muda. Aku tidak suka panggilan itu. Mulai sekarang, panggil aku master, Sehunnie~"

"M..mwo?! M..master!?"

"He's Sehun. Sehun is mine. Okay, urusan selesai. Dimana lawan balapanku malam ini?"

"Ayo kita mulai balapannya Jongin, aku sudah tidak sabar mengalahkanmu malam ini"

"Sehun. My baby boy yang akan melawanmu malam ini~ Benarkan hunnie~"

"Tapi tidak seperti ini Jong. Ayo kita pulang saja sekarang"

"Kalau kau sampai kalah, uang gajihmu akan ku potong untuk menggantikan uang taruhan itu Sehun~" Memandang Sehun kemudian tersenyum manis.

"Mwo?! Apa ... aahh Jongin hah" Kenapa Jongin harus membawa pekerjaan dan gajihnya untuk di pertaruhkan di arena balap sialan ini! Aaarghh Chanyeol. Tolong sahabatmu yang malang ini.


Chapter 3

Seoul. Arena Balap.

Monday. 10.30 p.m

Tao sedikit mengernyitkan dahinya melihat Jongin yang masih bergelayut manja dilengan namja tampan bernama Sehun yang tadi membawa Jongin agak menjauh dari mereka, dan sekarang mereka berdua terlihat sedang mendiskusikan sesuatu. Ia melihat wajah Sehun sedikit kesal dan pasrah sekarang. Ah~ pasti karena Jongin menyebut yang akan balapan adalah Sehun. Tadi, Sehun terlihat kaget dan tidak suka. Jongin memang pemaksa.

Sejujurnya Tao masih penasaran dengan sosok Sehun. Ia mengira-ngira siapa Sehun sebenarnya. Tak biasanya Jongin membawa orang luar apalagi Jongin akan balapan. Apa Sehun adalah bodyguard Jongin atau baby sitter (re: pelayan pribadi) Jongin? Tapi, bukankah sosok Sehun terlalu sempurna hanya untuk jadi salah satu dari itu? Biasanya bodyguard Jongin berperawakan besar dengan wajah sedikit menyeramkan, sedangkan baby sitter nya biasanya sudah berumur dan tidak hawt seperti Sehun.

"Tao, kau tau siapa sebenarnya Sehun?! Ayo mengaku padaku~~ Ah, dia begitu hawt!" Jessica memandang iri Jongin yang bergelayut manja dilengan kekar Sehun. Ugh, ia tadi sempat bergelayut di bahu namja tampan itu. Bahunya lebar dan otot-ototnya... Ah! Sehun juga sangat tampan, tinggi, keren, pakaiannya juga bagus, apa Sehun teman kencan Jongin?

"Aku juga tidak tau dia siapa, Jess. Aku bahkan baru melihatnya tadi"

"Ku kira dia kekasih Jongin" Timpal Zico yang tadi sebenarnya cukup kaget melihat tingkah Jongin yang tiba-tiba manja dan mengatakan kalau yang akan balapan dengannya adalah namja bernama Sehun itu. Tidak biasanya Jongin menyerahkan balapannya.

"Aku tidak yakin jika Jongin punya kekasih dude, bukannya selama ini Jongin hanya kencan dan one night stand? Sudah lama dia tidak pacaran" Tutur Jessica yang diangguki Tao dan Zico.

Benar juga.

Sudah bukan rahasia lagi jika Kim Jongin sang tuan muda yang begitu memikat itu adalah seorang player. Jongin suka kencan dengan namja atau yeoja. Ia juga suka one night stand apabila sedang butuh pelampiasan. Ia pemakan segala. Bisex. Top and Bottom. Tapi jangan khawatir, ia bersih dari penyakit karena tidak memilih orang sembarangan dan tentu saja memakai pengaman. Ia main bersih dan akan ke dokter pribadinya seminggu sekali.

Jongin tidak pernah meresmikan suatu hubungan. Ia tidak tertarik dengan hal berbau resmi dan mengikat seperti itu. Dulu, saat ia Junior High School, ia memang pernah pacaran tiga kali. Lalu, setelah merasa bahwa pacaran itu ternyata menyiksa jiwa muda nan bebasnya, ia tidak pernah lagi pacaran. Disitulah awal mula tuan muda manja ini memutuskan menjadi player. Sigh.

"Yah, tapi mungkin saja~ Tadi Jongin bahkan memanggil namja itu dengan 'my baby boy' kan?"

Benar juga kata Zico.

Sebelumnya bahkan Jongin menarik Sehun dari Jessica dan berkata 'Sehun is mine'! Jongin selama ini tidak pernah perduli walaupun teman kencannya flirting di hadapannya dengan yang lain. Apalagi mengatakan bahwa teman kencan itu miliknya! Nah, tadi itu apa?!

Wow.

Tao mulai pusing sekarang. Ingin bertanya lebih lanjut ke Jongin pun percuma. Jongin terlihat tidak dalam mood yang begitu baik tadi. Biar kau mencecar dan menerornya dengan beribu pertanyaan, Jongin akan tetap diam atau ia akan menyumbat mulut bawel mu.

"Okey, ayo mulai balapannya sekarang!" Tao terkejut dan menghentikan sekelumut pikirannya tadi saat mendengar seruan Jongin.

"Wah wah, sudah selesai berdiskusi dengan your baby boy hmm Jonginnie?" Tanya Zico sambil memandang Jongin yang berjalan kearahnya masih dengan tangan bergelayut pada Sehun yang wajahnya berubah sedikit suram.

"Nde tentu saja~ Aku hanya mendiskusikan apa yang akan ia dapatkan jika menang darimu Coco" Jongin menyeringai nakal kepada tiga orang didepannya (Zico, Tao, dan Jessica) yang memandang Jongin malas.

"Apa Sehun akan mendapatkan malam panas, huh? Ah, Coco~ Aku suka panggilan itu" Zico berujar dan melangkah menuju Sehun.

"Umh, rahasia pribadi dude~ Kkkk~" Jongin terkikik geli sambil melihat ke arah Sehun yang mendengus.

'Sial, malam panas apanya! Dompetku yang panas iya! Mereka tidak tahu saja jumlah uang taruhan Jongin sebesar gajih ku selama tiga bulan di mansion Kim! Yang sialnya, aku baru hari ini resmi bekerja disana. Huhu, kalau kalah balapan dan dipecat, aku akan mengemis pada Chanyeol!' Rutuk Sehun dalam hati.

Sehun mengalihkan pandangannya pada Zico yang mengajaknya berjabat tangan.

"Aku tidak mungkin kalah darimu Sehun-ssi. Arena balap ini sudah seperti halaman rumahku, kau tau? Tidak ku biarkan pemula di arena balap ini, mengalahkanku" Zico menatap remeh Sehun. Ia yakin tidak akan kalah malam ini. Apalagi, melawan pemula. Cih.

"Ah, aku juga tidak mungkin kalah darimu Zico-ssi. Let's get started and see who is the winner"

Ucapan dan smirk kecil yang menghiasi wajah tampan Sehun membuat Jongin yang dari tadi memerhatikan interaksi keduanya tertegun. Intonasi suara Sehun yang tegas dan terkesan dingin barusan sangat disukai telinganya dan membuatnya meremang.

For God Sake?!

Apa yang ia pikirkan!? Membuat meremang?! No!

'Otak bodoh! Apa yang kau pikirkan, huh?!' Jongin segera mengenyahkan pikirannya dan merogoh kantong celananya. Mengambil kunci mobil Ferrari LaFerrari merahnya dan menyerahkan pada Sehun.

Mereka semua kini sudah berada di jalan arena balap.

Tao sudah bergabung dengan teman-temannya yang kini bergerombol di pinggir jalan arena balap. Pinggir jalan arena balap kanan maupun kiri kini sudah penuh oleh namja maupun yeoja. Mereka terlihat antusias melihat namja yang kata Tao bernama Sehun yang tadi di bawa Jongin itu akan balapan melawan Zico.

Apa benar Jongin menyerahkan balapan kali ini pada pemuda asing yang tidak diketahui kemampuannya itu? Melihat batang hidungnya saja, mereka baru kali. Nah, ini langsung akan balapan? Sehebat apa memangnya namja tampan itu.

Well, kalau itu Jongin mereka pasti akan percaya kalau hasilnya telak Jongin yang akan memenangkan balapan. Walau Zico adalah pembalap liar di deretan teratas, tapi Kim Jongin yang jam balapnya tinggi dengan segala skill balapnya tidak bisa diragukan lagi.

Sehun sudah duduk dibalik setir mobil Ferrari LaFerrari milik Jongin. Zico juga sudah ready di dalam Lamborghini kuningnya.

Jongin kini berada di samping mobilnya. Bertengger manis di jendela mobil yang terbuka. Menyeringai pada Sehun yang terlihat sedikit gugup sekarang.

"Easy boy. Tadi kau terlihat pede sekali didepan Zico. Sekarang gugup eh?"

Suara Jongin yang manis dan merdu itu sekarang terdengar sedikit mengerikan ditelinga Sehun. Apalagi mengingat ancaman-ancaman Jongin padanya.

"Hah~ Kalau ada apa-apa dengan mobilmu, aku tidak akan tanggung jawab Jong" Ucap Sehun sambil menatap tajam Jongin.

"Eum, aku masih punya banyak mobil digarasi~ Tapi, kalau ada apa-apa dengan Sexy Red ku, kau harus mengganti kerusakannya Oh Sehun. Aku tahu kau bisa menyetir! Kau harus menang! Dan.. Jangan sampai melecetkan sedikit saja Sexy Red ku!"

Oh God.

Benarkan?

Jongin mengancamnya lagi. Sexy Red ia bilang. Hah. Jongin bahkan tidak memikirkan keselamatannya dan bertanya padanya dulu apa ia pernah menyetir Ferrari, atau apa ia pernah balapan atau tidak.

'Dasar si manis sadis!' Umpat Sehun dalam hati.

"Okey, Jongin! Kau harus segera menjauh dari Sehun sekarang. Balapannya akan segera dimulai!" Jongin mendengus malas menanggapi seruan keras Jessica yang sekarang berada di depan garis start sambil membawa bendera bercorak seperti papan catur.

"Baiklah hunnie. Kau harus menang kay! Jangan mempermalukan aku malam ini. Bye"

Sehun termangu sebentar. Apa yang baru saja dilakukan Jongin tadi?!

Sehun memegang pipinya.

Kim Jongin mengecup kilat pipinya barusan!

Hell yeah!

"God, aku bisa terkena serangan jantung jika tingkah Jongin berubah-ubah seperti ini. Mencium setelah mengancam?!" Sehun terus bergumam tidak jelas seraya tangannya mengelus pipinya yang tadi di kecup Jongin. Senyum kecil juga menghiasi wajah tampannya.

Sedangkan Jongin yang sudah bergabung dengan teman-temannya digoda karena mereka melihat Jongin yang mengecup pipi namja itu barusan yang hanya ditanggapi Jongin dengan seringaian sexy. Jessica bahkan cemberut disana. Jongin menjulurkan lidahnya pada Jessica.

'Haha rasakan! Enak saja dia tadi menggoda Sehun. Sehunkan punyaku. Eh, maksudnya pelayanku!' Batin Jongin gemas.


Meanwhile, at Park Mansion.

Monday. 10.30 p.m

"Shittttt! Aaarghhh! Apa benar itu dia?"

Terdengar suara teriakan yang semakin lama semakin melemah dari dalam kamar mandi sebuah kamar di mansion Park. Teriakan-teriakan frustasi itu sudah berlangsung cukup lama saat sang pemilik memasuki kamarnya setelah pulang dari kantor.

Park Chanyeol yang merupakan pelaku teriakan itu tengah menatap tak percaya pada cermin wastafel yang lumayan besar. Disana, terpantul bayangan dirinya yang berantakan dan menyedihkan. Wajah tampannya yang berkharisma selama dikantor tadi hilang sudah. Terdapat jejak air mata di wajah tampannya. Bahkan mata bulat besarnya yang telah memiliki kantung mata bengkak itu seakan siap menumpahkan banyak air mata sekarang saat mengingat bayang orang itu.

Orang itu.

Masa lalu yang membuatnya merasakan pedih.

Masa lalu yang menghempaskannya ke lumbung duka setelah melambungkannya ke nirwana.

Masa lalu yang membuatnya terpuruk berbulan-bulan. Ani, bertahun-tahun.

Masa lalu yang meninggalkannya hanya dengan sepucuk surat berisi dua baris kata.

"Waeee? Haruskah aku melihatmu lagi setelah berbagai upayaku melupakanmu, huh?!" Chanyeol membasuh wajahnya kasar sambil terisak pilu.

Setelah mengantar Sehun ke mansion Kim tadi Chanyeol menjadi sekacau ini. Chanyeol tidak menyangka jika ia akan melihat orang itu di mansion Kim.

Orang itu.

Namja itu.

Setelah bertahun-tahun sosok itu menghilang dari pandangannya.

Setelah bertahun-tahun Chanyeol mencarinya ke berbagai tempat.

Namja itu berdiri di sana.

Di depan pintu megah mansion Kim. Membuatnya terpaku sejenak didalam mobil dan menjadi blank seketika. Otaknya dengan lancar sedikit memutar ulang kejadian memilukan dulu. Otaknya masih ingat dengan sangat kata-kata yang terdapat di sepucuk surat yang sampai sekarang masih ia simpan dikotak yang penuh barang-barang berharga kenangan dari namja itu.

Mianhae Channie.. I can't with u anymore.

I don't love u. It's just a game for me. Forget me, kay?

Kata-kata disurat itu terus berlarian dipikiran Chanyeol, membuatnya ingin muntah.

Chanyeol tidak pernah menceritakan tentang ini semua apalagi sosok itu kepada Sehun. Makanya saat ia sempat terpaku di dalam mobil karena melihat sosok itu dan Sehun bertanya ada apa dengannya, ia mengalihkan pembicaraan. Saat Sehun meneleponnya tadi pun Chanyeol dengan susah payah menghentikan kepiluannya dan mendengarkan ocehan sahabat baiknya itu, juga berusaha terdengar senormal ia yang biasanya agar Sehun tidak curiga.

Jika kau bingung kenapa Sehun yang menyandang sebagai sahabatnya itu sampai tidak tahu cerita memilukannya, itu karena Sehun sempat tidak berada di Korea dulu dan mereka jarang berkomunikasi karena kesibukan. Jadi lah, Sehun tidak tahu apa-apa tentang sosok itu serta cerita dibaliknya.

"Upaya sia-sia yang ku lakukan semakin terlihat bodoh saat aku melihatmu berdiri disana" Chanyeol memukul dadanya yang terasa semakin sesak. Air matanya tidak berhenti mengalir.

"Satu tahun.. kita bersama satu tahun lebih.. d..dan kau bilang. G..game? Hahaha" Tawa serta isakan memilukan Chanyeol menggema di dalam kamar mandi itu. Ia lalu beranjak keluar dan menuju ranjang empuknya. Menghempaskan tubuhnya lalu bergelung didalam selimut. Malam kelam yang sunyi itu diiringi irama kesakitan hati Chanyeol hingga ia jatuh tertidur.


Seoul. Arena Balap.

Monday. 11.15 p.m

Jongin ternganga di tempatnya. Begitu pula puluhan orang yang bergerombol di sisi kanan serta kiri jalan.

Semuanya kini memerhatian mobil Ferrari LaFerrari milik Jongin. Ah, ani. Tapi, memerhatikan sosok tampan putih pucat yang turun dari mobil dengan seringaian lebar yang menunjukkan gigi taring kecilnya dan kerlingan angkuh.

Di sebelah kanannya, Zico keluar dengan membanting pintu mobilnya seraya mungumpat dan mengacak rambutnya frustasi.

"W..what? Zico kalah..."

"I can't believe it!"

"Ohmy~ Namja itu menang!"

"He's the winner! Who's he actually?"

"Dia sangat cool. Lihat smirknya! Kyaaa"

Masih banyak lagi bisik-bisik nyaring yang terdengar disekitar gerombolan itu. Jessica tentu saja tidak kalah hebohnya saat tahu bahwa Sehun memenangkan balapan malam ini. Tao menatap kagum sosok Sehun yang berjalan angkuh menuju Zico.

Sedangkan Jongin, ia tak bisa mengalihkan pandangannya dan sedikit kagum pada Sehun saat ini. Sedikit! Jongin tidak menyangka kalau Sehun akan menang tadi, karena ia tidak tau bagaimana skill mengemudi Sehun. Ia kan sebenarnya berharap Sehun kalah supaya bisa menyiksa Sehun. Kakinya ia langkahkan menuju Sehun. Bergumam banyak tentang Sehun yang memenangkan balapan malam ini. "What the actually happen? He's lost in the start.. and in the middle of races... ah! I dunno!" Jongin mengalihkan atensinya pada Sehun dan Zico yang saling menatap sengit. Okay, hanya Zico yang sengit disini. Sedangkan Sehun menatap Zico dengan seringaian serta dagu yang terangkat angkuh.

"How dude?Ah, Sorry for beating u at ur own racing arena hm~" Sehun terkekeh kecil setelah mengucapkannya. Membuat Zico menggeram kesal karena merasa direndahkan oleh Sehun.

'Sial! Aku kalah dengan 'pemula' di arenaku sendiri' Umpat Zico dalam hati. Ia lalu mengambil oksigen sebanyak-banyaknya dan menghembuskannya kasar.

"Hah~ Yeah, aku akui kau hebat Sehun. I'm lose" Setelah mengatakan itu pada Sehun dan sempat saling berjabat, Zico lalu menjauh dari sana.

Jongin yang dari tadi hanya diam melihat keduanya dan sedikit terkagum-ehem-dengan-Sehun-ehem- akhirnya menghentikannya karena tiba-tiba ada seorang yeoja berpakaian seperti slut menghampiri Sehun dan bergelayut menjijikan pada Sehunnya –ehem- pelayan pribadinya. Yeoja berpakaian kekurangan bahan itu menempelkan payudaranya serta menekan-nekannya pada lengan Sehun.

Sehun sendiri terlihat kaget dan berusaha menjauh, tetapi si yeoja itu terus menggelayutinya.

"Ya! What r u doin', huh!? Menjauh sana!" Bentak Jongin pada yeoja itu seraya menarik Sehun ke sampingnya.

"Wae? Namja tampan ini kan memenangkan balapannya Jongin~ kalau kau lupa, aku adalah hadiah bonusnya. Jadi, ia bisa menikmati hadiahnya sekarang~" Ucapan yeoja itu entah kenapa terdengar menjijikan ditelinga Jongin. Apalagi melihat yeoja itu mengerling genit pada Sehun, rasanya Jongin ingin mencolok mata yeoja itu. Jadi, inilah hadiah bonusnya. Seorang slut.

"Hah~ Jangan bermimpi bitch! Hunnie tidak akan mungkin mau menikmati hadiahnya, apalagi itu dirimu! Benarkan hunnie? Hunnie pasti hanya ingin denganku kan?!"

Sehun yang daritadi mengernyitkan dahi serta bergumam 'eww' karena melihat yeoja itu kini memandang Jongin yang memeluk lengannya mesra serta menatapnya dengan puppy eyes yang demi apapun, sangat sangat sangat lucu dan menggemaskan!

Oh, jangan lupakan poutty lips merah merekah itu!

"Haha, tapi dia diam saja tuh, nini~ Em, Sehun? Ayo-"

"Apa-apaan! Jangan menyentuhnya bitch!"

"Hey, sudah sudah. Jangan berkata kasar seperti itu Jong" Lerai Sehun seraya menarik tangan Jongin yang terangkat ingin menjambak rambut yeoja itu.

"Mwo? Kau lebih membelakan si bitchy murahan itu, huh?! Kau ingin menikmatinya? Lihat hun, dia itu bitch!" Jongin entah kenapa sangat tidak suka Sehun yang seperti membelakan yeoja itu yang menyembunyikan dirinya di belakang Sehun dan pura-pura ketakutan dengan Jongin. Apalagi melihat seringaian kecil untuknya dari yeoja memuakkan itu. Cih.

"Kenapa sih kau Jong?! Menikmati apanya?! Kenapa mulutmu kasar sekali, huh? Control ur fckin' mouth! " Sehun bukannya bermaksud apa-apa, bukan bermaksud membelakan yeoja yang jujur saja –memang memuakkan baginya- tapi kan Jongin tidak berhak juga berkata sekasar itu. "Cepat minta maaf Jong!"

Jongin terkejut Sehun membentaknya agak keras dan mencengkram bahunya kuat. Dadanya sedikit sesak, ntah kenapa matanya jadi berkaca-kaca sekarang. Jongin mengalihkan pandangannya dari tatapan tajam Sehun, di belakang Sehun, si yeoja sialan itu terkikik tanpa suara merasa menang karena namja tampan yang bernama Sehun itu membelakannya.

"Minta maaf ku bilang!"

'Ughh, yeoja sialan! Hiks' Jongin membalikkan tubuhnya saat merasa setetes air mata akan jatuh dari matanya. Ia lalu segera berlari berlawanan arah dengan letak mobilnya. Ia kemudian menarik tangan Tao lalu membuka kasar pintu mobil Tao. Menyuruh Tao lekas melajukan mobil Lamborghini Aventador nya meninggalkan arena balap. Menyisakan Sehun yang ternganga melihat kepergian sang tuan mudanya. Sehun lalu langsung bergegas masuk kedalam mobil Jongin dan menginjak gas. Tidak memerdulikan yeoja sialan pemicu perkelahian mereka tadi yang berteriak-teriak memanggil namanya.

"Arrgh! Shit! A..apa Jongin tadi me..menangis? Hah~" Sehun dengan jelas melihat bulir air mata Jongin yang jatuh dari mata Jongin yang berkaca-kaca tadi sebelum Jongin membalikkan tubuhnya.

"Am I hurt him? Argh! Mulut bodoh. Kenapa aku membentaknya tadi?!"

Okay, Sehun akan mencatat ini baik-baik di kepalanya kalau seorang Kim Jongin tidak suka dibantah, tidak suka dipaksa, tidak suka melihatmu membelakan orang lain selain dirinya, apalagi dibentak! Huhu, ia akan meminta maaf sesegera mungkin pada Jongin nanti dan berharap si tuan muda-ehem-master-nya itu tidak akan memecatnya.


"Ya! Kau ini kenapa Jong?" Tao akhirnya memutuskan menyerukan suaranya saat beberapa menit berlalu dalam keheningan karena Jongin yang seenak jidat menariknya tadi dan berakhir ia yang menjadi supir sama sekali tidak mengeluarkan sepatah-katapun. Jongin sepanjang jalan hanya diam dengan wajah tertekuk, kedua kaki naik ditekuk dan dipeluk oleh kedua tangannya dan Jongin daritadi hanya memandang kearah luar.

"Antarkan saja aku pulang Tao-ya"

Hm. Suara Jongin terdengar sedikit parau. Saat sudah di dalam mobil dan ingin memasang seatbelt tadi juga ia sempat melihat mata Jongin memerah dan berkaca-kaca. Hah~ kenapa sebenarnya.

"Hey nini, kau kenapa eum? Kau masuk kedalam mobilku, menyuruhku menjadi supir, lalu meninggalkan Sexy Red-mu serta Sexy Boy-mu di arena balap tadi. Kau berkelahi eum?" Tao bertanya lembut pada sahabat manja disebelahnya ini. Jongin yang dalam mode seperti ini haruslah diperlakukan lembut dan hati-hati. Berhasil. Jongin mengalihkan perhatiannya pada Tao dan merengut.

"Sexy Boy apanya! Aku benci dengannya! Dia lebih membelakan si bitchy bitch si nenek lampir Irene itu daripada aku Tao-ya! Bisa kau bayangkan si nenek lampir itu bahkan berani menyeringai dan menertawakan aku dibelakang Sehun! Dasar licik! Sehun si bodoh itu bahkan membentakku dihadapan yeoja licik itu! I fckin' hate him!"

Wow..wow.

Tao terkekeh mendengar keluhan Jongin yang sedari tadi dipendamnya sendiri. Jongin menceritakannya dengan satu tarikan nafas. Mata sayunya itu membulat lucu dan berkilat kesal. Kini dadanya turun naik karena menahan kesal. Tangannya mengacak surai ash pink-nya hingga berantakan.

"A-ah, karena itu. Haha si Irene memang slut menyebalkan sainganmu kan? Kau cemburu Sehun lebih membela Irene hem, nini?" Tao menyeringai melihat Jongin membelalakkan matanya.

"C..cemburu?! Haha, mimpi saja sana! Heol~ Yang benar saja aku cemburu pada si bodoh itu!"

"Haha tapi serius, Sehun sebenarnya siapamu, ni? Kau membawanya ke arena balap, menyerahkan Sexy Red-mu yang tak pernah mau kau serahkan pada siapapun termasuk aku, dan menyerahkan balapan padanya yang ternyata wow..ia menangkan dengan mengagumkan, menyebutnya 'he's mine' 'my baby boy', menghindarkannya dari Jess, mengecup pipinya, mengejek Jess karena kecupan itu, dan sekarang you're fckin' jealous with them –Sehun and Irene- yang hanya karena masalah sepele seperti itu. Are u okay, huh? Apa Sehun kekasihmu?"

Jongin terdiam mendengar penjelasan panjang lebar Tao.

Huh?

Apa benar ia melakukan semua yang disebutkan Tao tadi? Jongin merasa pipinya memanas sekarang. Ntah, ia hanya merasa malu sekarang. 'Kenapa aku terdengar seperti uke centil yang posesif pada kekasihnya sih! Memalukan..huhuhu eomma..' Keluh Jongin dalam hati. Tao yang melihat Jongin memerahpun tertawa dan menggelengkan kepalanya seraya mengusak rambut Jongin.

"Hahahaha, tak usah malu padaku nini. Akhirnya kau memutuskan untuk pacaran eum? Kau posesif tau? Haha. Nanti berbaikanlah dengan Sehun. Ku lihat ia tadi juga tidak nyaman dengan keberadaan si nenek lampir itu" Jongin semakin memerah mendengar ucapan Tao yang menyangka ia dan Sehun adalah kekasih. Tapi, ia juga tidak mau menyangkal dengan mengatakan bahwa Sehun adalah pelayan pribadinya pada Tao. Nanti pasti teman-temannya akan mengejeknya lagi karena ia punya pelayan pribadi untuk kesekian kalinya.

"Huh? Aku tidak akan mau berbaikan dengan si bodoh Sehun! Pasti juga ia sedang bersenang-senang menikmati hadiah-ah maksudku si bitchy itu! Menyebalkan."

Tao terkekeh melihat Jongin yang terus bergumam betapa ia bencinya dengan si Irene dan Sehun yang bodohnya lebih membelakan si bitchy itu. Tao lalu memerhatikan spionnya dan melihat Ferrari LaFerrari merah Jongin melaju dengan kencang jauh di belakang Aventador nya. Tao lalu semakin melajukan mobilnya agar Sehun agak tertinggal.

"Aku tidak yakin kalau Sehun sedang bersenang-senang dengan Irene setelah kau dengan mengenaskan kabur darinya Jong haha"

"Sialan, aku tidak kabur dasar panda! Mungkin saja kan mereka sekarang saling melumat. Cih" Jongin membayangkan betapa menjijikannya Sehun bersama dengan Irene saling tindih lalu saling melu-

"Aigo~ Hentikan khayalanmu Jong! Cih, sementang baru pacaran segitu cemburunya... Kita sudah sampai, cepat turun tuan muda"

Jongin turun dari mobil Tao dengan merengut. Apasih sahabat cerewetnya ini, seenaknya menuduhnya cemburu. Sorry, ia tidak sudi.

"Masuklah dan segeralah berbaikan dengan kekasih tampanmu itu. Ah iya Jong, jangan lupa traktirannya nanti, kay? Aku akan memberitahukan Baekhyun, Jessica, dan yang lain kalau kau akan mentraktir kami dalam rangka telah meninggalkan status jomblo mu itu. Jangan lupa bawa serta Sehun. Bye nini~"

"Ya! Jangan seenaknya kau panda jejadian! Argghh Tao!" Sialan sekalikan punya sahabat macam Tao. "Cih tidak tahu diri. Traktiran apanya. Enak saja" Gumam Jongin seraya memasuki mansion mewahnya.

"Jongin, kenapa kau pulang bersama Tao? Mana Sehun dan mobilmu?"

Baru saja ia menginjakkan kakinya ke dalam mansion. Wu fckin' Kris sudah menanyainya macam-macam. Memang Kris appanya? Eommanya? Cerewet sekali. Ia kan bukan anak gadis.

"Terserahkulah. Sehun sedang bercinta mungkin" Tak memerdulikan Kris yang mengerutkan dahi mendengar ucapannya, Jongin melangkah melewati Kris hendak menuju taman belakang mansionnya. Kris sebenarnya ingin bertanya lebih lanjut, tapi saat melihat wajah keruh Jongin, ia mengurungkan niatnya. Ia akan bertanya pada Sehun nanti kalau Sehun pulang.

Kris sudah berbalik dan akan menuju kamarnya sebelum suara Sehun menginterupsi.

"Kris-ssi, apa tuan muda sudah pulang?"

"Ah, ya. Jongin sudah pulang barusan. Kenapa kalian tidak pulang bersama, Sehun? Oh, panggil aku Kris saja" Kris sedikit tidak nyaman Sehun memanggilnya dengan embel-embel –ssi. Ia dan Sehun kan seumuran.

"Mm, tadi kami ada sedikit masalah Kris. Lalu, yah.. kau tau lah.." Sehun sedikit resah dan terlihat khawatir sekarang. Kris jadi semakin penasaran. Ia menatap tajam Sehun.

"Hahh~ A..aku, aku membentaknya tadi Kris" Lirih Sehun.

Yah, pantas saja Jongin pulang duluan dengan wajah keruh. Tuan mudanya itu paling tidak bisa dibentak. Ia bisa sangat kesal bahkan menangis.

"Ya sudah, minta maaflah padanya Sehun. Jongin ada di taman belakang sekarang. Biasanya kalau ia kesal, ia akan kesana bahkan berenang. Temuilah.." Kris menepuk pundak Sehun lalu menuju kamarnya. Ia tidak mau mencampuri urusan Sehun dan Jongin. Paling-paling, nanti Jongin akan balas dendam pada Sehun.


Seoul. Mansion Kim.

Tuesday. 12.35 a.m

Sehun mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru taman belakang. Sunyi. Ia tidak mendapati keberadaan Jongin disini.

'Apa Jongin sudah pergi kekamarnya ya?' Pikiran Sehun lalu terbantahkan dari kerasnya suara Jongin yang memecah kesunyian malam ditaman belakang.

"Sehunnnnn sialan! Stupid! I hate u! Fckin' hate u! Hiks"

Ah, sepertinya Jongin berada di area kolam renang.

Sehun menyusuri taman, sesampainya ia di area kolam renang terbuka itu, ia melihat perawakan Jongin dari belakang yang menceburkan kakinya ke dalam kolam. Sehun melihat bahu Jongin sedikit bergetar. Em, saat mendengar teriakan Jongin tadi sebenarnya menciutkan niat Sehun untuk menghampiri Jongin. Tapi, ia tidak mau masalah ini berlarut-larut dan semakin membuat Jongin kesal.

Setelah mengambil nafas banyak dan menghembuskannya pelan, Sehun melangkahkan kakinya menuju Jongin. Duduk di sebelah Jongin dan ikut menceburkan kakinya ke kolam tanpa suara.

'Shit! Jongin menangis. Hhh~ I hate my stupid lips' Sehun mengumpati kebodohannya dalam hati karena sudah menyebabkan Jongin seperti ini.

Jongin yang baru tersadar jika ada orang di sebelahnya mengalihkan pandangannya ke orang itu. 'Sial Sehun lagi!' Jongin sudah akan beranjak sebelum Sehun menahan pergerakannya.

"Lepas! Aku mau masuk!" Ketus Jongin.

"Jongin, dengarkan aku" Sehun menarik dagu Jongin agar berhadapan dengannya. Dapat ia lihat wajah manis itu memerah dengan buliran air mata di pipi nya.

"Hey, mian. Mianhae. Aku, aku bodoh, kay? Tidak seharusnya tadi aku membentakmu seperti itu" Sehun berucap lembut seraya menghapus buliran air mata Jongin. Jongin menutup matanya erat saat merasakan hembusan nafas Sehun menerpa wajahnya.

"Kau, memaafkanku kan? Aku sungguh menyesal, Jongin"

Bbyuuuurr!

Jongin menceburkan Sehun ke dalam kolam renang. Ia masih sangat kesal dengan Sehun. Apa-apaan, sudah tadi membentaknya sekarang malah minta baikan. Ia tidak sudi. Sehun harus dihukum!

"Maaf? Cuih. Aku tidak akan memaafkanmu sekarang!"

Jongin sudah akan beranjak dari area kolam renang saat suara Sehun menginterupsi.

"Jong... ah... tt..to..long.. huaah. Ah! Jong...in hhh"

Sial! Sehun tenggelam sekarang. Tadi ia memang mendorong Sehun kuat ke dalam kolam. Tapi, masa Sehun tenggelam? Hell, badan Sehun kan tinggi.

"Ya! Tidak usah berakting bodoh! Aku tahu kau pura-pura! Sorry ya, tidak mempan untukku." Jongin mulai beranjak lagi. Tapi ia masih mendengar suara Sehun meminta tolong dan kepakan tangan Sehun pada air kolam. Hingga akhirnya sunyi. Ia lalu menolehkan kepalanya pada kolam yang sekarang airnya tenang.

Crapppp! Sehun is gone!

"Se..sehun?" Jongin berjalan ke tepi kolam. "Sehun? Ya! Berhenti berakting! Ini tidak lucu! Keluar hun!" Jongin is fckin' scared right now. Sehun tidak muncul-muncul di permukaan. Jongin menggigit bibirnya gelisah. Menyerukan nama Sehun berulang kali tapi tidak ada sahutan. Ia pun menanggalkan pakaiannya hingga tersisa boxer lalu melompat ke dalam kolam. Mencari Sehun dengan gelisah tapi tidak ketemu. Hingga tiba-tiba ada sepasang tangan melingkari perut ber-abs samarnya saat ia muncul di permukaan.

"Jongin.."

Oh fckin' Sehun memeluknya sekarang. Apa Sehun mengerjainya? Huh?

"Ya! Kau mengerjaiku, huh? Beraninya kau memelukku! Lepaskan aku!"

"Uhuk.. hhh~ A..aku, uhuk Jong..." Pelukan di perutnya melonggar. Ia segera membalikkan badannya dan menangkap tubuh Sehun yang lunglai.

"Hun! Sehun! Bangun!"


Seoul. Mansion Kim.

Tuesday. 7.45 a.m

Sehun mengerjapkan kedua matanya, menoleh ke kanan dan tidak mendapati Jongdae disana. Ia merasa pagi ini kepalanya begitu pusing dan kaki kanannya sedikit kram.

"Arghh, kepalaku...ugh. Sial, sudah dekat jam 8" Sehun mencoba mendudukkan dirinya dan bersender di kepala ranjang. Ia mulai mengingat-ngingat apa yang terjadi malam tadi. Setelah sampai di mansion ia menemui Jongin ditaman, meminta maaf, lalu ia di dorong Jongin ke kolam renang, berakhir dengan dirinya tenggelam dan akhirnya pingsan.

Sigh. Benar-benar memalukan.

Jika bisa, Sehun ingin memutar ulang malam tadi. Masa ia pingsan di dekapan Jongin?! Yang benar saja! Sebenarnya ia bisa berenang. Sangat bisa malah. Tapi, tadi malam kakinya tiba-tiba saja kram dan yah...begitulah.

"God, seorang Oh Sehun tenggelam karena kram lalu pingsan didekapan tuannya. Menyedihkan.." Ratap Sehun.

Cklek.

Sehun menolehkan kepalanya saat pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok Jongin berdiri disana.

"Ah, kau sudah bangun rupanya"

Pagi ini Jongin hanya memakai piyama merah maroon longgar berbahan jatuh yang lembut. Rambutnya masih acak-acakan, hmm sepertinya Jongin baru saja bangun tidur.

"Ne Jongi-ah maksudku tuan muda" Sehun lupa bahwa panggilan 'Jongin' kan hanya berlaku malam tadi karena mereka di arena balap.

"Hmm.. Kau sudah baikan bukan? Mi..mian, aku tidak tahu kau tidak bisa berenang. Cepat urusi aku! Ini sudah jam 8, dan Sehun, panggil aku master" Niatnya Jongin sih pagi ini melihat keadaan Sehun yang malam tadi tenggelam dan pingsan. Ia merasa bersalah. Sedikit. Tapi, karena egonya terlalu tinggi dan juga malu, ia mengucapkannya cepat dan berakhir menyuruh Sehun. Tsk.

"Sebenarnya aku bisa berenang, tapi kaki ku tiba-tiba saja kram malam tadi. Ne, aku sudah baikan Jo- master, bisakah aku bersiap dulu? Nanti aku akan ke kamarmu"

"Mm, terserah kau saja"

Setelah Jongin berlalu, Sehun pun bangun dan bersiap ke kamar mandi. Hmm, ia baru sadar kalau malam tadi ia tercebur bukan memakai piyama satin seperti ini. Yang ukurannya sedikit kekecilan ditubuhnya.

"Whoa, siapa yang mengganti pakaianku?"


Seoul. Mansion Kim.

Tuesday. 8.15 a.m

Jongin berguling-guling di ranjangnya. Wajahnya sedikit memerah. Ah, sangat memerah! Bukan, Jongin tidak sakit kok. Jangan khawatir. Ia hanya sedikit malu mengingat malam tadi.

Tidak, sangat malu sebenarnya!

Apa? Karena menceburkan Sehun? Bukan. Itu sih ia senang sebenarnya-ups. Jongin memerah karena mengingat kejadian setelah Sehun pingsan sebenarnya. Ia yang dipeluk Sehun? Bukan. Ini lebih ehem... hahaha. Kalian akan shock kalau tau!

"Aaaaaa Sial! Harusnya aku biarkan saja, tsk. Eomma~~ apa yang aku lakukan sebenarnya malam tadi huaaa"


Flashback...

Jongin akhirnya sudah berhasil membawa tubuh pingsan Sehun ke tepi kolam. Inginnya sih ia biarkan saja semalaman disana. Tapi kalau Sehun mati gimana? Kan Jongin juga yang masuk penjara. Karena ia juga tidak mau dilaporkan ke orang tuanya atas penceburan sang pelayan pribadi yang bahkan belum genap sehari dirumahnya, ia mengurungkan niatnya untuk meminta Kris atau pelayannya yang lain untuk membawa Sehun ke dalam.

Dengan sangat terpaksa, Jongin memapah Sehun ke dalam mansion. Sedikit mengendap-endap dengan susah payah –please, tubuh Sehun lebih besar dan tentunya lebih berat darinya- karena takut ketahuan, akhirnya ia sampai juga di kamarnya.

Kamarnya?

Ya iyalah, masa Jongin mengantar Sehun kekamarnya dengan Sehun yang basah kuyup seperti ini. Lagian, ia tadi sempat mendengar suara Jongdae, yang artinya kamar Sehun belum aman. Jongdae kan ember, bisa-bisa ia dilaporkan ke Kris lagi.

Setelah meletakkan tubuh Sehun di lantai kamar mandi, what? Lantai kamar mandi? Tentu saja! Masa iya di ranjangnya, bisa basah dong ranjangnya. Tidur dimana dong nanti Jongin~ Jongin lalu mendudukkan dirinya dilantai itu juga.

"Astaga, Sehun! Kau berat sekali tau! Hah hah hah" Dirasa nafasnya sudah teratur, Jongin bangkit dan mulai membuka pakaian yang melekat ditubuh Sehun.

Hey hey! Jangan berpikiran macam-macam ya! Jongin hanya kasian meliat tubuh Sehun yang mulai dingin.

Setelah jaket dan baju Sehun ia lepas, Jongin menggigit bibirnya. Jujur saja, ia kagum dan iri melihat bentuk tubuh Sehun. Kulitnya begitu putih, tubuhnya kokoh, dadanya bidang, otot-ototnya... dan lihatlah abs Sehun yang terbentuk lebih bagus daripada miliknya, tidak samar, tapi juga tidak berlebihan. "Sial, tubuhku tidak ada apa-apanya tsk" Jongin bergumam lalu merengut.

Berusaha mengalihkan ke-iri-annya terhadap tubuh Sehun, Jonginpun mulai membuka celana yang melekat di kaki panjang itu. Sedetik setelah celana serta dalaman Sehun terlepas, wajah Jongin langsung memerah. Ia menyesali tindakannya. Matanya membulat lucu. Dan lagi-lagi, ia menggigit bibirnya. Kali ini ia akui ia sangat iri. Kaki Sehun kokoh dan panjang, pahanya juga bagus, ehem dan jangan lupakan sesuatu di antara selangkangan itu...

"Be..belum turn on saja sudah sebesar ini, bagaimana kalau.." Jongin meneguk ludahnya kasar. Otak korsletnya mulai membayangkan betapa besarnya penis Sehun.

Yup guys. Penis.

Jongin masih memandang penis Sehun. Penis tertidur Sehun itu begitu besar dan panjang. Masih tertidur saja sudah segitu?! Apa kabar penis nya?! Jongin mulai membuka boxer yang melekat ditubuhnya, membandingkan penis tertidurnya dengan milik Sehun. 'Huhu eomma~ Sehun kelebihan hormon atau gimana sih!'

Em, apa mungkin penis Sehun sudah turn on? Tapi ia impotent? Bisa aja kan?!

Hah~ Sepertinya otak Jongin memang benar-benar korslet guys, karena berpikiran yang aneh-aneh dan sekarang, tangan tan nya itu kini dengan lancang menggenggam penis besar Sehun! Tolong sadarkan Jongin sekarang!

Jongin sebenarnya hanya penasaran, apa benar pemikirannya tadi? Jadi, ia pun mulai meremas penis Sehun yang ada di genggamannya, menaik turunkan, mengocok dengan perlahan daging tanpa tulang nan besar dan panjang itu. Tangan satunya ia gunakan untuk mengocok penisnya sendiri. Ia berniat membandingkan keadaan penis turn on miliknya dan Sehun. Gila.

"Uungh...hhh" Desah Jongin merasakan penisnya mulai mengeras di genggamannya.

Matanya mulai berkabut nafsu. Malam yang dingin seperti ini dengan ia dan namja lain hanya berdua dengan keadaan telanjang dikamar mandi membakar nafsunya. Apalagi melihat penis Sehun yang sialnya semakin membesar dan memanjang. Bisa ia rasakan betapa kokohnya penis itu digenggaman hangatnya. Betapa kerasnya penis putih Sehun, betapa kasarnya urat-urat yang ada dipenis itu, dan betapa merahnya kepala penis Sehun. Tanpa sadar Jongin menjilat bibirnya. Tangannya semakin cepat mengocok penis Sehun yang semakin mengeras.

Masih dengan tangan yang mengocok penisnya dan penis Sehun, Jongin merendahkan kepalanya hingga berhadapan dengan selangkangan Sehun. Nafsunya kini lebih besar daripada rasa malunya hingga lupa tujuan awalnya sendiri. Karena perlahan, ia mulai mengecup kepala penis merah Sehun. Menjilatnya sensual. Lalu mulai memasukkan penis itu kedalam mulut hangatnya. Hanya sebagian penis Sehun saja yang muat dimulutnya, padahal ia sudah berusaha memasukkan semuanya.

Demi apapun! Jongin berani bersumpah kalau penis Sehun adalah penis terbesar dan terpanjang yang pernah dicicipinya. Hell yeah!

Jongin memaju mundurkan kepalanya seraya mengocok batang penis Sehun yang tak muat dimulutnya. Menyecapnya, menghisap, memainkan penis itu dengan lidahnya, dan sesekali menggigiti gemas kepala penis Sehun yang memerah. Tangan satunya yang ia gunakan untuk penisnya pun masih bekerja. Malah semakin cepat. Sesekali ia mencubit kepala penisnya yang gatal dan semakin memerah.

Lenguhan lirih dan suara kecapan basah terdengar menggema di kamar mandi Jongin. Jongin melenguh merasakan betapa kerasnya ia sekarang. Sehun- sedangkan namja yang matanya tertutup karena pingsan tadi sebenarnya juga merasakan nikmat sedari Jongin mengecap penisnya tanpa Jongin ketahui. Tapi Sehun tidak bisa berbuat apa-apa karena ia antara sadar dan tidak sekarang. Matanya tidak bisa terbuka walau ingin. Kepalanya pusing dan tubuhnya lemas. Jadi, ia hanya bisa menikmati tubuh bagian bawahnya dimainkan sekarang. Dengan sedikit mendesah, menggeram, dan nafas yang memberat.

"Hhh...ngghh. Sshh, ah...hhh"

Jongin yang mendengar nafas Sehun yang memburu dan mendesah pun semakin bersemangat mengulum penis yang ada dimulutnya sekarang. Matanya semakin berkabut melihat betapa hawt nya seorang Oh Sehun yang tersengal. Kecepatan kocokan dan kulumannya pun semakin bertambah.

"Eumhh..hhhh nghhh eumh huwnn ehm.." Jongin merasa sebentar lagi ia akan cum begitu juga dengan penis Sehun yang semakin membesar dimulutnya. Seraya meremas twins ball Sehun, Jongin menggelitik lubang di kepala Sehun untuk memancing cum namja itu. Sesekali ia menggigit gemas kepala penis itu.

"Ahh..hhh. Eeungh, a..akuuhh hh. Aahhh Sehunnn"

Sperma Jongin berlelehan di lantai kamar mandi, sedangkan sperma Sehun yang keluar beberapa detik setelah Jongin melesak sedikit ke dalam mulut Jongin yang terbuka, wajah, bahkan rambut Jongin. Jongin meneguk sperma Sehun, yang ia akui, ia menyukai rasanya. Tubuhnya lemas, ia begitu lelah hari ini, dan orgasme menambah lelahnya.

Rasanya Jongin akan terlelap begitu saja jika ia tidak ingat bahwa ia dan Sehun ada di kamar mandi. Setelah membersihkan tubuhnya dan Sehun, ia mengangkat Sehun ke ranjangnya, memakaikan piyama, lalu mulai mengendap lagi menuju ke kamar Sehun. Untung Jongdae sudah tidur, jika tidak pasti pelayannya yang terkenal ember itu akan ribut dan bertanya macam-macam. Setelah meletakkan Sehun ketempat tidurnya sendiri, Jonginpun kembali ke kamarnya.

Jongin merutuki kebodohannya hari ini. Bagaimana bisa ia beronani sekaligus mem-blowjob Sehun!?

"Arrghhh sial! Apa yang ku lakukan huwaaaaa" Jongin menarik-narik rambutnya dan memukuli kepalanya dengan bantal. Mengerang betapa bodohnya yang ia lakukan tadi. Bisa-bisanya nafsu bodohnya itu bangkit disaat yang tidak tepat! Huhu..

Jika kau bertanya apa Jongin menyesal tadi? Ia akan menjawab 'tidak'. Please, penis Sehun adalah penis tipe ideal-nya! Kapan lagi ia mencicipi yang seperti itu! Dari segi bentuk, panjang, tekstur, dan.. ah tidak usah diingat!

Tapi, tidak seperti ini juga ceritanya kan. Sehun itu pelayan pribadinya! Seseorang yang harus disingkirkan! Bukannya one night stand-nya. Lagipula Sehun tadi sudah jahat padanya dan membuatnya menangis –ehem- juga ia malu!

Bukankah ia dengan percaya dirinya menyuruh Sehun memanggilnya master? Kenapa sekarang ia menjadi seperti jalang begini. Lalu, apa yang akan dipikirkan Sehun tentangnya nanti? Bukannya tadi Sehun sepertinya setengah sadar dan menikmati kulumannya? Sehun juga cum! Bagaimana kalau Jongin nanti di tuntut atas dasar pencabulan saat korbannya pingsan? Andwaeee~

Jongin hampir menangis memikirkan konsekuensi yang mungkin akan terjadi esok hari. Ia hanya bisa memanjatkan doa agar Sehun esok terbangun dengan amnesia-eh atau mungkin tidak sadar dengan kelakuannya tadi. Yeah, semoga.

Flashback Off.


TBC


How? Interesting guys?Next or nah?

Review juseyo~~ Let me know you viewers~

Kritik dan sarannya selalu aku tunggu karena ku butuhkan untuk memperbaiki diri /sungkem/


Sorry sangat sangat lama, mungkin kalian bosan nungguinnya yah, mian aku sibuk sekali huweeee. Aku cuma bisa baca ff author lain aja dan review-review. Banyak sekali tugas dan real life aku berantakan huhuhu, jadinya aku ga ada ide sama sekali buat lanjut ff.

Sorry juga sampai segitu doang ya Huwee~

Aku baca semua review kalian, aku semangat sekali jadinya, thnk's sekali yah udah mau baca ini dan review, kalau kalian marah aku lamban, timpuk aja aku pake anceman di review hehe~

Mian, aku ga balas review ya, aku mau lanjut nugas huhuhu. Kalian yang review nebak-nebak tentang Sehun itu sesuatu sekali yah hahaha, emang dapet ide dari mana tuh jadi judge kalo Sehun tuh orang kaya? Kkkkk~

Yang minta rated M, ini udah ya dikit kkkk~ kalo pengen lebih nanti ya!


Salam,

LangitSenja.