Up (to) You

(HanTa Version)

.

.

.

HanTa

.

.

.

Oneshot

.

.

.

Author : chochopanda99

Disclaimer : NCT punyanya Tuhan YME, Ortu mereka, SM Ent, dan kita semua xD. And this fic is original from me

Cast :

Ji Hansol

Nakamoto Yuta

Rated : M

Genre : Romance, Drama.

Warning : Shounen-Ai , Yaoi, boyxboy, OOC, Typo(s) , Cerita Pasaran, Mature Scene, PWP, Narasi, Bad Language, Lil Bitt BDSM(?).

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

Yuta menggeliat dalam tidurnya. Ia mengerjapkan matanya pelan beberapa kali sebelum akhirnya membukanya secara sempurna. Yuta mencoba untuk duduk dengan menahan sakit dibagian bawah tubuhnya karena permainan dahsyatnya bersama sang kekasih-Taeyong. Yuta menyenderkan tubuhnya ke kepala ranjang kasur milik Taeyong sembari merenggangkan tubuhnya pelan. Ia merutuk dalam hati mengingat ganasnya Taeyong semalam. Dan sekarang, pemuda anime itu malah tak kelihatan batang hidungnya.

Yuta menoleh kaget ketika kamar Taeyong terbuka saat dirinya masih memikirkan dimana kekasihnya.

"Hansol hyung?" Yuta membelalakan matanya melihat kekasih-kedua-nya kini berada didepannya.

"Selamat pa- ahh maksudku siang, Yuta-ya." Hansol tersenyum menyapa Yuta. Kemudian, ia duduk dipinggir kasur Taeyong yang masih berantakan.

"Hansol hyung, bogoshippo." Yuta langsung memeluk Hansol begitu pemuda Busan itu duduk didekatnya.

Hansol terkekeh pelan dan membalas pelukan kekasihnya itu. Ia mengelus sayang rambut Yuta yang masih berantakan.

"Kau tidak mau mandi eoh? Ini sudah siang."

"Aku tak bisa berjalan hyung. Sakit~"

"Mau hyung bantu?"

"Kalau hyung tak keberatan."

"Tentu saja tidak."

Hansol melepas pelukan mereka. Kemudian, ia berdiri lalu menggendong Yuta seperti pengantin baru yang membuat Yuta kaget dan reflek memeluk lehernya erat. Hansol tertawa kecil melihatnya. Ia lalu berjalan sambil menggendong Yuta ke kamar mandi.

"Memangnya berapa lama kalian bermain, sampai kau tak bisa berjalan begini?"

"Aku tidak menghitungnya hyung. Yang pasti sangat lama."

"Kalau begitu, Taeyong memanfaatkan waktunya dengan begitu bagus."

"Tapi dia menyebalkan. Masa aku ditinggalkan begitu saja. Dia fikir aku lelaki seperti apa."

"Itu aku yang minta."

Yuta mengerjap mendengar perkataan Hansol.

"Maksud hyung?"

Hansol tersenyum sambil mendudukan Yuta di closet sementara dirinya menyiapkan air untuk Yuta mandi. Yuta memandang punggung Hansol sembari berujar pelan.

"Hyung~"

"Jadi, semalam aku mengirim pesan pada Taeyong agar dia meninggalkanmu sendiri besok, yang artinya hari ini. Aku ingin bersama kekasih ku yang sayangnya juga kekasih orang lain. Apa aku salah Yuta?" Hansol menoleh dan menatap dalam mata bulat Yuta. Yang ditatap hanya bisa diam sembari menggigit bibir bawahnya.

Hansol berjalan mendekati Yuta dan berdiri didepan pemuda Jepang itu. Ia membantu Yuta untuk melepaskan kemeja-milik Taeyong-yang Yuta kenakan sembari menatap tanda merah keunguan yang ada di tubuh pemuda itu.

"Hyung a-"

"Jangan minta maaf Yuta. Aku yang salah, aku yang masuk dalam hubungan kalian dengan tidak tau malu."

"Tidak hyung. Aku harus minta maaf padamu. Aku harusnya bisa membagi waktuku untukmu juga. Aku yang salah hyung, aku yang egois karena tak bisa memilih diantara kalian berdua. Maaf hyung." Yuta menunduk dengan airmata yang mulai menetes. Ia tak sanggup jika harus menatap Hansol sekarang. Ia tak mau menatap mata yang selalu menatapnya penuh kehangatan dan juga cinta itu.

Hansol mengangkat dagu Yuta, memaksa yang lebih muda menatapnya. Hansol tersenyum, ia menghapus airmata Yuta dengan ibu jarinya.

"Tidak Yuta. Kau pantas untuk mendapatkan hal ini. Aku dan Taeyong sangat amat mencintaimu. Kami berdua tak bisa kehilanganmu, meskipun kami harus berbagi, itu bukan masalah, asalkan kau masih berada disisi kami dan juga mencintai kami, itu sudah cukup Yuta."

"Hyung~ hiks." Yuta memeluk erat Hansol yang juga membalas pelukannya.

"Hei jangan menangis Yuta. Kemana perginya si San Namja hmm?"

"Ini semuakan karenamu hyung."

"Sudah kau mandilah dulu. Hyung akan siapkan makan siang. Kau dari pagi belum makan kan?"

"Bantu aku ke bathup hyung~"

"Siap princess."

"Yakk! Aku bukan princess."

Hansol tertawa pelan sambil menggendong Yuta yang kemudian ia turunkan didalam bath up yang sudah berisi air itu.

"Mandilah dengan benar. Jika perlu apa-apa teriak saja, hyung ada di dapur." Hansol mengusak rambut Yuta yang ditanggapi Yuta dengan anggukan serta mimik muka yang lucu karena rambutnya yang kini semakin berantakan.

.

.

.

Setelahnya Hansol berjalan keluar kamar Taeyong-Taeil dan berjalan ke dapur untuk menghangatkan makanan yang sedari pagi tak disentuh-bahkan dilihat-oleh Yuta.

Hansol membuka penutup saji dan mengambil makanan yang ada dimeja untuk dihangatkannya.

Hansol membuka kulkas untuk mengambil minuman dingin-entah kenapa ia merasa sangat haus sekarang-dan matanya malah tertuju pada buah serta sayuran yang seperti memanggilnya untuk bermain-main dengannya juga sang kekasih. Dan tak ketinggalan pula, ia melihat yogurt yang juga seperti memanggilnya. Dalam hati, ia dilemma, satu sisi ia juga merindukan-tubuh-Yuta dan disisi lain ia juga merasa kasihan karena sepertinya Yuta masih kesakitan.

"Hyung." Panggilan tepat dibelakangnya membuat Hansol terbangun dari lamunannya dan seketika menoleh pada Yuta yang masih berdiri didekat dapur dengan tangan yang memegang handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Oh sial! Berapa lama ia melamun sampai Yuta sudah selesai mandi. Dan oh shit! Masakannya. Hansol tanpa berucap apa-apa langsung berlari menuju dapur dan ia dapat melihat masakan yang harusnya dihangatkannya itu malah kini gosong, ia meringis dalam hati.

"Astaga hyung! Kenapa bisa begini?" Yuta yang kini berdiri disampingnya menatap kaget ke arah Hansol dan juga masakan yang sudah gosong itu.

"Maaf Yuta-ya. Aku tadi melamun, sampai lupa jika aku sedang memanaskan makanan." Hansol mengusap tengkuknya gugup. Sungguh ia merasa sangat malu sekarang.

"Lalu aku bagaimana hyung? Aku lapar~" Yuta memajukan bibirnya imut sembari mengusap perutnya yang lapar.

"Makan buah saja bagaimana?"

"Yakk! Mana bisa kenyang hyung."

"Lalu bagaimana Yuta?"

"Kau tidak mau memasakkan ku apa gitu hyung."

"Aku malas Yuta."

"Hyung~ kau itu cinta tidak sih pada ku. Masa iya kau tega membuatku kelaparan."

"Kan aku sudah bilang makan buah saja."

"Tapi aku ingin makan makanan yang mengenyangkan hyung."

"Buah juga mengenyangkan kok Yuta."

"Tidak hyung."

"Oh ayolah Yuta. Hyung malas memasak dan malas keluar untuk membeli makanan."

"Hyung, kenapa kau kejam sekali sih hari ini!?"

"Karena aku cemburu."

"Apa!?"

"Iya aku cemburu. Kau semalam bisa melakukan 'itu' dengan Taeyong sementara aku tak bisa menyentuhmu selama beberapa minggu oh bahkan bulan terakhir ini. Dan lagi sekarang dorm kita pun berpisah. Tak mengertikah kau Yuta jika aku juga lapar akan dirimu?" Hansol menghela nafas pelan sembari membawa Yuta dalam pelukannya. Ia tersenyum sembari mengusap rambut Yuta.

"Maaf hyung." Yuta berujar lirih dalam pelukannya sembari membalas pelukan Hansol.

"Sudahlah, ayo kita keluar saja. Kita makan diluar." Hansol melepas pelukannya dan menatap lembut Yuta. Yuta menggeleng sembari membalas tatapan Hansol.

"Aku tak mau. Hyung bilang hyung lapar akan diriku kan? Jadi hyung makan aku saja."

"Tidak Yuta. Kau belum makan apa pun sedari pagi. Dan lagi, kau masih sakit kan?"

"Aku sudah tak apa hyung. Aku bisa menyuruh Taeyong untuk membelikan ku makanan atau memasakan ku makanan sekalian nanti. Yang aku inginkan sekarang adalah dirimu, aku juga merindukanmu hyung. Merindukan penismu didalam lubangku."

Detik berikutnya, dua belah bibir itu menyatu. Saling menyesap satu sama lain, mencoba untuk mencari siapa yang mendominasi diantara mereka, yang mana dimenangkan oleh yang lebih tinggi juga yang lebih tua-Hansol. Hansol menekan tengkuk Yuta untuk memperdalam ciuman mereka, sementara tangan Yuta kini sudah mengalung indah ke leher pemuda Busan itu.

Yuta melenguh pelan saat Hansol menggigit bibir bawahnya untuk diberikan ijin agar lidahnya bisa masuk ke dalam rongga mulut Yuta untuk mengabsen apa saja yang ada dalam pemuda Jepang itu. Tangan Hansol juga tak tinggal diam, tangannya diam-diam merayap masuk ke dalam kaos milik Yuta dan mulai menggerayangi tubuh mulus itu.

"Ahh~" Yuta mendesah saat tangan Hansol menekan salah satu putingnya yang mulai mengeras. Sial! Baru berciuman saja dirinya sudah terangsang, bagaimana dengan yang lain. Hansol menyeringai dalam ciumannya sembari terus mengerjai tubuh pemuda yang dicintainya itu.

.

.

Selanjutnya, tubuh Yuta sudah terbaring diatas meja makan dengan pakaian yang sudah terbang entah kemana. Hansol menyeringai pemandangan didepannya, ada Yuta dengan tubuh mulusnya, ada buah-buahan serta sayuran yang akan membantunya bermain dan jangan lupakan yogurt yang akan menambah manis sesi bercinta mereka kali ini. Ia menjilat bibirnya sendiri yang entah karena apa terasa kering itu.

"Hyung~" Yuta memanggilnya dengan nada mendayu juga tatapan mata yang sayu.

"Sabar Yuta. Kita harus bermain-main sebentar." Hansol menyeringai seraya menatap Yuta. Yuta hanya bisa mengangguk menuruti Hansol.

Hansol mengambil yogurt yang ada disamping tubuh Yuta dan membuka penutupnya. Tanpa rasa jijik, ia mengambil yogurt itu dengan tangannya yang kemudian ia arahkan jarinya yang berlumur yogurt ke lubang anus Yuta yang kini mulai berkedut seperti memanggilnya.

"Ahh~" Yuta mendesah saat rasa dingin dari yogurt itu masuk ke dalam lubang anusnya, belum lagi jari Hansol yang juga ikut keluar masuk dibawah.

Yuta memejamkan matanya sembari menggigit bibir bawahnya mencoba menahan desahannya.

"Keluarkan saja Yuta. Aku sudah lama tak mendengar desahanmu." Hansol berbisik ditelinga Yuta yang lalu ia menjilat sensual cuping telinga sang kekasih. Tak lupa, jari yang ia olesi yogurt tadi terus bekerja dibawah sana untuk melebarkan lubang yang akan dimasukinya nanti.

Setelah puas bermain dengan jarinya, Hansol mengeluarkan jarinya yang kemudian ia mengambil buah pisang yang berada tak jauh darinya.

"Yuta-ya, kau lebih suka pisangku atau buah pisang ini?" Hansol dengan nada sensual berbisik didepan bibir Yuta. Yuta membuka matanya sembari menatap bergantian wajah dan buah pisang yang ada ditangan Hansol.

"Pisangmu hyung." Dengan wajah yang memerah Yuta menjawabnya. Hansol yang mendengarnya tersenyum lebar sembari mengecup bibir kemerahan pemuda cantik didepannya itu.

"Bagus, tapi apa kau tak ingin merasakan pisang ini juga?"

"Ma-maksud hyung?"

"Maksud hyung begini."

Jleb

"Akhh~" Yuta memekik dengan keras saat buah pisang-yang sudah Hansol buka kulitnya-itu memasuki lubang anusnya. Ada rasa dingin yang kembali memasuki dirinya.

Hansol menyeringai sembari mengeluar masukan buah pisang itu dari lubang Yuta. Yuta hanya bisa mendesah serta mengerang pelan. Meski rasanya tak sama dengan penis Hansol, tetap saja, ia merasa ada kenikmatan tersendiri yang diberikan oleh buah pisang itu.

"Ahh~ hyung~"

Hansol tersenyum sembari mendekatkan wajahnya pada puting Yuta. Ia mengecup dua puting yang sudah mengeras itu bergantian. Tanpa banyak kata, ia memasukan puting kiri Yuta ke dalam mulutnya dan menghisap kuat puting itu hingga memerah.

"Hyung!" Yuta memekik lagi sembari menarik rambut Hansol. Hansol terkekeh pelan sebelum melepas hisapannya diputing Yuta. Ia juga mengeluarkan buah pisang itu dari lubang anus Yuta. Yang membuat Yuta mendesah protes karena kenikmatannya berkurang.

"Kau mau buah lagi atau mau langsung penis hyung?"

"Penismu hyung. Jebal~" Yuta menatap Hansol dengan mata sayunya yang sudah berkabut juga yang kini berkaca-kaca itu.

Hansol mengusap lembut pipi Yuta dan tersenyum. Kemudian, ia menurunkan celana serta dalamannya. Yuta melirik ke arah Hansol dan melihat penis Hansol yang sudah berdiri tegak itu. Yuta menelan ludahnya, memang sih sudah lama ia tak melihat ataupun merasakan penis Hansol, tapi kenapa sekarang malah sepertinya tambah besar.

Hansol mengocok sebentar penis besar miliknya didepan lubang anus Yuta. Yuta menggigit bibir bawahnya serta tangannya kini memegang bahu Hansol erat. Ia merasa was-was sekarang.

"Tenanglah Yuta. Aku akan pelan-pelan." Hansol berujar pelan seraya mencium lembut bibir Yuta. Yuta mengangguk sembari membalas ciuman Hansol. Ditengah-tengah ciuman, Hansol memasukan penisnya ke dalam lubang anus Yuta yang membuat Yuta memekik tertahan disela ciuman mereka.

Hansol membiarkan Yuta beradaptasi dengan penisnya. Kemudian, ia melepaskan ciuman mereka yang kini justru turun ke leher pemuda Jepang itu. Hansol terus memberikan tanda kepemilikan dileher itu membuat Yuta mendongakan lehernya yang membuat Hansol semakin leluasa untuk mengeksplor lehernya dengan jilatan serta hisapan kuat, yang menghasilkan tanda merah keunguan yang berbeda dengan yang ia dapat dari Taeyong semalam.

"Bergeraklah hyung." Yuta berbisik ditelinga Hansol yang membuat pemuda itu menoleh serta menatap kearahnya. Hansol mengangguk mengerti dan tersenyum.

Hansol mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur dengan Yuta yang juga menggerakkan pinggulnya berlawanan arah untuk mencapai titik kenikmatannya.

"Ahh hyung disana." Teriak Yuta yang membuat Hansol tersenyum-menyeringai-lebar.

Hansol terus saja menggerakkan pinggulnya yang kini dengan tempo cepat. Hansol meremas penis Yuta dan mengocoknya pelan. Yuta yang mendapat service yang lain pun hanya bisa mendesah dan mengerang.

Hansol terus memaju mundurkan pinggulnya dan kini kaki Yuta sudah melingkar dipinggangnya, memudahkannya untuk menggenjot lubang kekasihnya itu. Yuta terus mendesahkan nama sang kekasih juga tambahan cakaran yang ia hadiahi dipunggung sang kekasih saat kejantanan kekasihnya itu mengenai titik manisnya.

Dan dengan sedikit inisiatif lain, Hansol mengambil sisa yogurt dimeja dan menumpahkannya ke tubuh Yuta yang membuat pemuda cantik itu terkejut.

"Hyung~"

Hansol hanya diam, dengan pinggul yang masih maju mundur, tangan yang memanja penis kecil Yuta dan kini ia mulai menjilati yogurt yang ia tumpahkan ditubuh Yuta. Sungguh, saat ini Yuta merasa tak bisa menahan dirinya lebih lama lagi. Ditambah tusukan Hansol dibawah sana sering kali mengenai titik manisnya itu dan juga lidah basah Hansol ditubuhnya Oh! Yuta tak tahan sekarang.

"Ahh Hansol Hyung!" Yuta berteriak saat rasa nikmat itu menghampiri dirinya. Ia merasa dunianya putih sesaat dengan ribuan kupu-kupu yang memenuhi perutnya, Yuta lega sekarang. Namun, ia tau, jika kenikmatannya belum berhenti sampai disini.

Hansol menatap Yuta lembut seraya menjilati tangannya yang penuh sperma Yuta itu tanpa rasa jijik. Yuta balas menatap sembari tersenyum lebar. Hansol terus saja mengeluar masukan penisnya didalam lubang Yuta. Ia merasakan bagaimana lubang itu kini mengetat dan juga penis Yuta yang kini kembali menegang.

Desahan serta erangan keduanya terdengar bersahutan di dapur dorm itu. Mereka seolah lupa akan rasa lapar yang menghinggapi mereka, toh mereka akan kenyang dengan sendirinya hanya dengan memakan sperma mereka-mungkin-.

"AHH~ YUTA/HANSOL HYUNG."

.

.

.

END

.

.

.

Maaf ini berantakan ya hehe. Ini buat yg minta side storynya HanTa kemaren. Karena aku harus nyari feel HanTa dulu baru bisa bikinnya jadi lama maaf ya, juga karena banyaknya kerjaan jadi ya gitulah, maaf. Dan ini ga bisa dibilang bdsm jga ya kayanya, karena aku ga bisa bikin Hansol yg bener" main pake sex toys atau apa pun itu, jdi ku pake buah"an aja, dan itu cuma pemanis hehe. Well, sebenernya ini ff terinspirasi dari salah satu ff LuMin yg dlu aku baca dan tiba" keinget waktu lgi nyari ide buat bikin ini, tpi cuma bagian buah pisangnya aja ya, yg lain bener" dri otakku sendiri.

Well, mind to review?

Siapa tau nanti ku bisa bikin HanTa lgi hehe.