CHAPTER 6 - PURE LITTLE ANGEL

"Jaehyuuuun!"

Yuta dengan lancangnya masuk ke dalam apartemen Jaehyun yang sedang tidak terkunci. Pemuda cantik itu menghampiri Jaehyun yang sedang duduk di meja makan, sibuk dengan beberapa kertas. Yuta menarik kursi sebelah Jaehyun dan duduk.

"Hyung, ada apa?"

"Aku bosan, Taeyong sedang pergi untuk kerja kelompok."

Yuta mengetuk-ngetuk meja kayu di hadapannya, membuat kedua mata Jaehyun tertuju pada cincin berlian yang ia terpasang dengan cantik di jari manisnya.

"Hyung, cincin itu... Jangan bilang..."

Pemuda bertubuh kecil itu tersenyum malu. "Aku dan Taeyong sudah bertunangan, dia melamarku kemarin."

"Congratulations, hyung! Cepat menikah dan jangan lupa undang aku."

"Tentu saja aku akan mengundangmu, big baby." Yuta melirik tagihan listrik yang ada di tangan Jaehyun. "Sedang menghitung tagihan?"

Jaehyun menghela nafas panjang. "Sepertinya aku harus pindah ke apartemen yang lebih kecil, hyung. Aku terpaksa berhenti bekerja paruh waktu karena tugas kuliah yang menumpuk. Pendapatanku berkurang, jadi aku kesulitan untuk membayar biaya sewa dan tagihan listrik. Aku tidak tega jika harus meminta uang lebih dari orangtuaku."

"Mengapa harus menyewa? Kau bisa tinggal bersama Johnny dan Mark!"

"Itu akan merepotkan mereka, hyung."

"Ada baiknya kau tinggal bersama Johnny. Seperti aku dan Taeyong, kami tinggal bersama agar tahu gaya hidup dan kebiasaan masing-masing. Jadi, kelak saat kami menikah, kami sudah terbiasa. Kau juga harus terbiasa dengan gaya hidup Johnny sebelum kalian menikah. Lagi pula, Mark dan Johnny selalu mengkonsumsi makanan instan di rumah karena mereka berdua sama sekali tidak bisa memasak. Kau pandai memasak, kau bisa merubah pola makan mereka."

Jaehyun sebernarnya ingin tinggal bersama Johnny, tetapi ia tidak tahu bagaimana cara membicarakan hal ini pada kekasih tampannya tersebut.

"Aku tidak tahu harus berkata apa pada Johnny Hyung."

"Serahkan padaku!"


"John, kekasihmu sedang kesusahan, tetapi ia tidak berani bercerita padamu."

"Hah? Apa yang terjadi pada Jaehyun?"

Johnny panik karena perkataan Yuta. Mereka berdua baru saja selesai kelas dan Yuta langsung memberinya informasi yang kurang baik.

"Dia kekurangan uang untuk biaya sewa apartemen."

"Oh, kalau begitu aku akan berbicara padanya dan membantunya membayar uang sewa."

"Tch, inilah mengapa Jaehyun tidak berani bercerita. Ia tidak ingin kau menghabiskan uangmu untuknya."

"Mengapa? Aku tidak masalah membantunya."

"Daripada kau menghamburkan uang, bagaimana jika Jaehyun tinggal bersamamu? Hitung-hitung sebagai latihan sebelum kalian menikah. Jaehyun juga menyukai ideku ini, hanya saja dia terlalu malu untuk memberitahumu."

Johnny berpikir sejenak. "Kau pintar juga, Nakamoto."


"Sayang, mulai minggu depan kau pindah ke rumahku, okay? Kita tinggal bersama."

"Eh...?"

"Yuta sudah menceritakan semuanya. Sebenarnya kau tidak perlu takut, aku kekasihmu, kau tidak boleh menyimpan rahasia."

Jaehyun menunduk sedih. "Maaf, hyung, aku hanya tidak ingin merepotkanmu."

"Aku tidak merasa direpotkan, aku justru senang karena kau ingin tinggal bersamaku."

"Benar, pasti akan seru, hyung!"

"Aku senang karena mulai minggu depan, aku bisa bercinta denganmu setiap malam."

"Mesum!"


"Nana, ayo pulang."

Mark menarik lengan Jaemin, memberikan tatapan dingin pada Jeno sebelum menggiring pemuda manis itu masuk ke dalam mobilnya. Ia berniat untuk mengantar jemput Jaemin ke sekolah karena ia tidak ingin Jaemin menumpang di mobil Jeno.

Jeno masih saja berusaha untuk mendekati Jaemin. Mantan kekasih Jaemin itu masih menjemputnya tadi pagi, untung saja Mark datang semenit lebih awal dan langsung menarik Jaemin ke dalam mobilnya.

Mark harus mengorbankan tidurnya yang berharga karena Jaemin masuk sekolah pada pukul sembilan pagi. Jadwal kuliah Mark sengaja diatur menjadi kelas siang setiap harinya agar ia tidak mau bangun pagi. Tetapi, ia rela bangun pukul setengah delapan pagi setiap hari demi Jaemin. Ia sendiri tidak tahu mengapa ia sangat tidak ingin Jaemin kembali pada Jeno.

"Hyung, aku bisa naik bus."

"Tidak, Jeno pasti akan memaksamu ikut dengannya."

"Memang kenapa? Toh, aku hanya menumpang."

"Tidak boleh."

"Ish, kau menyebalkan, hyung."

"Biar saja."

Jaemin memilih untuk diam dan menatap keluar jendela mobil.

"Hei, maafkan aku karena sudah berlaku kekanakan akhir pekan lalu."

Mark mengulurkan satu tangan untuk mengacak rambut Jaemin lembut, sementara tangan yang lain masih memegang setir mobil.

"Kau jahat, hyung."

"Aku hanya tidak suka Jeno memperlakukanmu seperti itu. Jangan marah, nanti keriput."

"I don't care!"

"Bagaimana jika kita pergi ke restoran favoritmu? Aku traktir."

"Baiklah, tetapi aku masih marah padamu."


"Selesai!"

Jaehyun memekik senang setelah menata pakaian terakhirnya di dalam lemari besar milik Johnny, ah, miliknya dan Johnny. Hari ini, Jaehyun resmi tinggal bersama dengan Johnny. Karena rumah kecil namun mewah milik Johnny hanya mempunyai dua kamar, Jaehyun harus berbagi kamar dengan sang pemilik rumah karena kamar yang lain adalah kamar Mark.

"Aku ada kejutan untukmu. Ada di dalam kotak ini."

Jaehyun naik ke atas tempat tidur dan duduk di sebelah Johnny. Pemuda dua puluh tahun itu meraih kotak berwarna putih dari tangan Johnny dan membukanya.

"Hyung!"

Wajahnya memerah ketika melihat sebuah vibrating dildo berukuran besar. Sangat besar. Kira-kita satu setengah kali lebih besar dari penis Johnny.

"Aku tidak akan memperlakukanmu dengan lembut malam ini, sayang. Bersiaplah."

"NOOO!"

Jaehyun beranjak dari tempat tidur dan berlari ke dalam kamar mandi untuk mengunci diri.


"HYUNG! HYUNG! BUKA PINTUNYA! ADA APA?"

Mark yang sedang terlelap sehabis mengantarkan Jaemin ke sekolah harus terbangun untuk yang kedua kalinya karena suara teriakan Jaehyun. Pemuda berambut pink itu menggedor-gedor pintu kamar mandi, memaksa Jaehyun untuk keluar. Tak lama kemudan, pintu terbuka. Jaehyun hanya mengenakan t-shirt besar milik Johnny yang hanya menutupi setengah pahanya. Wajahnya pucat, seperti menahan sakit dan takut di saat yang sama.

"A-aku berdarah, Mark..."

"Hah? Darah di bagian mana? Apa kau terjatuh, hyung?"

"Uh, itu..."

Jaehyun tidak tahu harus menjawab apa. Lubang analnya yang berdarah karena permainan Johnny yang kasar semalam. Pelumas yang biasa mereka gunakan juga habis dan keduanya terlalu malas untuk pergi membeli yang baru. Singkat cerita, vibrating dildo dan penis besar Johnny menusuk lubang Jaehyun secara bergantian tanpa pelumas. Raw. Jaehyun memang berdarah semalam dan merasakan sakit ia bangun, tetapi ia menganggap itu normal karena seks liar mereka, tetapi ia panik ketika pergi ke kamar mandi dan melihat darah masih mengalir dari lubang analnya, bahkan makin parah hingga mengotori kedua paha mulusnya.

"Hyung..."

Mark menatap horor darah yang menetes sedikit demi sedikit ke lantai keramik kamar mandi. Sekarang Mark mengerti dari mana asalnya darah tersebut.

"Apa yang Johnny Hyung lakukan padamu? Aish, aku tidah tahu soal gay sex, Johnny Hyung juga sedang kuliah!"

"Mark, bagaimana ini?"

"Sudah, tenang dulu, hyung. Kita ke rumah sakit ya?"

"Tidak mau! Apa alasan yang akan kuberikan pada dokter? Sangat memalukan!"

"Baik, baik, kita google saja dulu, cepat bersihkan darahmu dan pakai celana."


"Oke, anal seks merupakan pengalaman yang menyenangkan dan nikmat jika dilakukan dengan benar. Jika terasa sakit dan bahkan berdarah, itu tandanya ada kesalahan ketika berubungan seks secara anal."

Mark membacakan sebuah artikel yang ia temukan di search engine iphonenya. Jaehyun duduk di sampingnya, mendengarkan dengan was-was.

"Jika lubang anal anda berdarah setelah berhubungan intim, jangan panik! Kurangnya pemanasan dan lubrikasi bisa menyebabkan lapisan dubur robek sehingga mengeluarkan sedikit darah."

"Oh, Thanks God."

"Darah yang keluar semestinya tidak banyak, hanya beberapa tetes per hari. Jika darah yang keluar banyak dan tidak kunjung berhenti, maka dianjurkan untuk mengunjungi dokter."

Jaehyun yang baru saja tenang menjadi panik kembali. "Fuck!"

"Ingat, menggunakan kondom sebagai pengaman ketika melakukan anal seks sangatlah penting. Lapisan dubur yang terluka dapat mempermudah virus HIV untuk masuk dan menyerang tubuh. Resiko HIV bagi pihak yang 'menerima' jauh lebih tinggi daripada pihak yang 'memberi', karena lapisan atau dinding dubur yang terkena cairan sperma dapat meningkatkan kemungkinan resiko penyakit HIV... Hyung, oh no, don't cry!"

"Johnny tidak pernah memakai kondom. Hiks..."

"Okay, I don't need that kind of information."

Jaehyun merampas iphone milik Mark dan menelepon Johnny, persetan dengan dosen galak yang sedang mengajar kelas kekasihnya tersebut.

'Mark, ada apa?' Suara Johnny seperti sedang berbisik, rupanya ia mengangkat telepon di dalam kelas.

"JOHNNY."

"Eh, sayang, ada apa?"

"AKU TERKENA HIV, CEPAT PULANG!"


"Hasil test HIV kalian berdua negatif. Saya senang kalian selalu menggunakan kondom pada para partner seks kalian sebelumnya. Saya anjurkan kalian untuk lebih hati-hati dan mulai gunakan kondom lagi karena anal seks sangat beresiko meskipun tidak menyebabkan kehamilan."

Johnny dan Jaehyun menghela nafas lega.

"Dan untuk Jaehyun-ssi. Lubang rektum anda berdarah karena gesekan kasar, lain kali tolong jangan lupakan pelumas dan pemanasan. Bersihkan lukanya sehabis mandi dan sebelum tidur. Ingat, jangan berhubungan seks lagi hingga luka sudah benar-benar tertutup. Aku tahu kalian masih muda dan bergairah, tetapi tahanlah dulu."

"Baik, dok. Terima kasih." Jawab Johnny.

Pria paruh baya itu tertawa melihat wajah Jaehyun yang merah menahan malu. "Tidak usah malu, Jaehyun-ssi. Banyak kasus serupa, bukan hanya kalian. Lain kali, pergilah ke dokter, jangan langsung percaya pada artikel di internet."

"Dia meneleponku sambil menangis dan berkata jika ia terkena HIV, kekasihku ini lucu sekali."

"Hyung!"

"Kalian sangat akrab, saya harap kalian cepat menikah."

Jaehyun berdiri dan menatap Johnny kesal. "Aku tidak akan menikahi lelaki yang sudah mempermalukanku di depan dokter!"

Pemuda dua puluh tahun itu beranjak keluar dengan tertatih-tatih setelah mengucapkan terima kasih pada sang dokter.

"Babe, tunggu!"


"Dia kenapa?"

Johnny melirik Jaehyun yang masih saja merengut, padahal mereka sudah sampai di rumah. "Sedang PMS."

"Aku membencimu, Johnny."

"Aku juga mencintaimu, Jaehyun."

"Ish!"

Jaehyun masuk ke dalam kamar mereka, meninggalkan Johnny dan Mark yang tertawa karena tingkah lucunya. Entah kenapa sikap malu-malu dan mood buruk Jaehyun membuat Johnny semakin betah menggodanya.

"Bagaimana hasilnya, hyung?"

"Negatif. Jaehyun was just overthinking."

"Bagus kalau begitu, aku harus pergi menjemput Nana sekarang. Bye, hyung!"

Setelah Mark pergi, Johnny membuka pintu kamarnya, menghampiri Jaehyun yang sedang menonton drama melalui ipad sambil berbaring di tempat tidur. "Sayang!"

"Apa maumu, hyung?"

"Galak sekali." Johnny mengacak rambut Jaehyun. "Apa masih sakit?"

"Hyung tidak lihat aku susah berjalan?"

"Maafkan aku sudah kasar semalam, salahkan desahanmu yang membuatku semakin liar."

"Kau beringas, hyung." Jaehyun meletakkan ipadnya di atas meja nakas.

"Aku akan menggendongmu hingga sembuh, apa kau memaafkanku?"

"Tapi aku berat, hyung."

"Aku masih lebih besar darimu, sayang. Kau sudah sering duduk di pangkuanku dan tidak terasa berat. Cintaku padamu masih jauh lebih berat." Canda Johnny.

"So cheesy, ew!" Jaehyun mencubit pipi Johnny. "I can't stay mad at you for long, love."

Johnny mengangkat tubuh Jaehyun bridal style, membuat pemuda yang lebih muda memekik kaget dan otomatis mengalungkan lengannya pada leher Johnny.

'JAEHYUN! JOHNNY! CEPAT BUKA ATAU AKU AKAN DOBRAK PINTUNYA!'

Suara teriakan yang familiar terdengar hingga kamar Johnny.

"Seperti suara Yuta Hyung."

Johnny menggendong Jaehyun ke depan dan menurunkannya di depan pintu sebelum membukakan pintu tersebut untuk Yuta.

"JAEHYUN! BAGAIMANA BISA KAU TERKENA HIV?"


"Aku sedang asyik mencuci pakaian saat aku menerima pesan dari Jaehyun yang mengatakan bahwa dia terkena HIV. Aku semakin panik saat Jaehyun tidak kunjung mengangkat teleponku. Ternyata ia hanya terlalu banyak berpikir!"

Yuta menatap Jaehyun geli, membuat pemuda itu semakin menundukkan kepalanya malu. Jaehyun mengaduk matcha milkshakenya dengan canggung.

"Maaf, hyung. Aku tidak sengaja meninggalkan handphoneku di rumah saat pergi ke rumah sakit."

Jaehyun mencubit paha Johnny dan Taeyong yang sedang menertawakannya. Mereka berdua memang duo menyebalkan.

"Jaehyun? Kau Jaehyun, bukan?"

Kepala Jaehyun terangkat ketika seseorang memanggilnya. Betapa terkejutnya Jaehyun ketika mendapati sosok yang sangat familiar sedang berdiri di depan meja tempat mereka berempat duduk.

"Babe, siapa dia?"

Johnny melirik pemuda tersebut dan harus Johnny akui, pemuda itu tampan. Tubuhnya tinggi, hampir menyamai tinggi Johnny dan kedua matanya besarnya terlihat indah. Jika Johnny sedang single, mungkin ia akan mendekatinya.

"Ah, maaf. Namaku Ji Hansol, kakak kelas Jaehyun saat SMA dulu. Salam kenal, kau pasti kekasih Jaehyun."

Johnny menjabat tangan Hansol yang terulur dan tersenyum padanya dan hendak memperkenalkan dirinya, namun tangannya yang lain diremas dengan kuat oleh Jaehyun.

"Hyung, aku ingin pulang."

"Eh? Kenapa tiba-tiba, kau belum menghabiskan makananmu, sayang."

"Aku ingin pulang, hyung. Cepat bawa aku pulang."


"Jaehyun?"

Jaehyun tersentak kaget ketika namanya dipanggil. Ia menoleh dan mendapati Hansol yang tengah menatapnya dengan padangan yang sulit diartikan.

"Hansol Hyung, tolong jangan bilang siapa-siapa, please?"

Pemuda itu mendorong seorang pria yang baru saja berciuman panas dengannya. Hari yang sial untuk Jaehyun karena putra pemilik sekolah menangkap basah dirinya berciuman dengan sesama pria di klub malam. Terlebih lagi, Jaehyun sebenarnya belum cukup umur untuk berpesta di klub malam. Ia lolos masuk karena kartu identitas palsunya. Bisa tamat hidupnya jika Hansol mengadukan hal ini pada ayahnya, ia bisa dikeluarkan dari sekolah karena merusak reputasi. Belum lagi jika seluruh sekolah mengetahui hal ini, ia pasti akan dikucilkan. Terkadang, Jaehyun membenci fakta bahwa ia bersekolah di sekolah terbaik Seoul karena ia tidak bisa jujur tentang orientasi seksualnya.

"Kalau kau ingin aku tutup mulut, ikutlah denganku."

Ia hanya diam saat Hansol menariknya keluar dari klub dan membawanya ke sebuah hotel bintang lima. "Hyung, kenapa kita di sini?"

Jaehyun akhirnya berani bertanya saat mereka memasuki kamar yang baru saja dipesan oleh Hansol. Ketakutan Jaehyun semakin memuncak ketika Hansol mendorongnya hingga jatuh ke atas tempat tidur dan mulai melucuti pakaiannya. Jaehyun berusaha memberontak, tetapi perkataan Hansol membuatnya bungkam.

"Jangan melawan jika kau masih ingin hidup tenang."

Tidak biasanya Jaehyun diam tidak berdaya, tetapi ia tidak mampu melawan ketika Hansol menyentuh tubuhnya dan mengambil foto tubuh telanjangnya. Untung saja pemuda itu tidak membobol lubang perawannya. Pertama kali dalam hidupnya, Jaehyun membiarkan harga dirinya jatuh dan membiarkan seseorang mendominasinya.

"...Hyun."

"JUNG JAEHYUN!"

"UWAH!"

Jaehyun berteriak saat merasakan tangan besar Johnny menepuk pundaknya. Pemuda dua puluh dua tahun itu menatapnya dengan khawatir. "Are you okay, love? Kau melamun sejak tadi. Kau jadi aneh sejak bertemu Hansol, memangnya siapa dia?"

"I'm okay, hyung. Dia bukan siapa-siapa, aku hanya sedang tidak enak badan."

Jaehyun benci berbohong pada orang yang dicintainya, tetapi apa daya. Tidak mungkin ia memberitahu Johnny cerita yang sebenarnya.

Sial, mengapa memori-memori buruk tentang Hansol muncul? Jaehyun ingat, sejak malam itu, ia menjadi 'budak' dari seorang Ji Hansol hingga pemuda itu lulus dari sekolah laknat tersebut dan melanjutkan kuliah di Jerman. Ia tidak menyangka Hansol akan kembali menemukannya.

"Tidurlah, sayang. Aku tidak ingin kau jatuh sakit."

Jaehyun menyandarkan kepalanya di dada bidang Johnny dan memeluk kekasih tampannya tersebut. Hatinya terasa sedikit tenang saat Johnny membalas pelukannya. Cuddling session with Johnny is what he needs right now.

"I love you, Johnny Hyung."

"You are so cute. I love you too, my pure little angel."

'Pure little angel', huh? Jaehyun hanya bisa tertawa pahit dari dalam hatinya karena ia tahu ia adalah pemuda jalang yang mudah dipermainkan. And he thinks Johnny deserves better.

TO BE CONTINUED


MAAFKAN AKU JAEHYUN SAYANG SUDAH MENYIKSAMU

but i love torturing my biases. JAEHYUN MAKIN KIYUT AJA SEKARANG MINTA DI BDSM SAMA JOHNNY YA.

hansol emg cocok banget jadi pho. cantik-cantik slutty gitu.

tapi gw bimbang mau bikin dia rebut jaehyun pake anceman atau malah mau rebut johnny dengan ancaman yang sama hoho

pokonya dia bakal jadi a total bitch deh, but i love bad bitches yey

makasih buat yang udah comment chapter 5 nya ya:

Guest, chochopanda99, unbelviso, ekakasas, Kim991, leejegun, wonowngyu, 100BrightStars, liaoktaviani. joaseo, ChiminChim, Unnayus, Park RinHyun-Uchiha, no. 006121, none, BlueBerry Jung, yxnghua, ROXX, Guest, Min Milly, Flory Khonifa Farez HIATUS, aliciab. i, Yuta Noona, Iceu Doger, suhjeff, MarkChan Noona, hopekies, Frozen Deer, kiyo, Em'mpih Bangtan, preetybeauty and Jungjay!

Q&A TIME!

1: bikin johnjae main lebih 'kasar' dong

bentar ya gw nonton fifty shades darker dulu hari kamis biar makin luas pengetauannya tentang main kasar di ranjang. tp gw ga tega bikin jaehyun dicambukin dll pas sex bagaimana pendapat kalian huhu

2: kakak line berapa?

ah, pastinya lebih tua darimu dek

3: kenapa jeno dibuat sangat bangsat *banyak yang protest*

bukannya gw ga suka Jeno, gw suka banget sama dia cuman gw rasa ga ada anak lain yang pantes dijadiin jahat. jeno doang soalnya tampangnya sedikit lbh manly dari anak-anak dream lainnya gitu

4: Hansol jadi pho yang ngejar-ngejar johnny dong

lagi dipikirin, butuh masukan

5: hansol sama bang bulan oke juga

i think bang bulan bakalan straight deh, aneh kalo dibikin gay semua huhu

6: kak buat jae berdarah dong

YOU READ MY MIND. PAS BANGET EMG GW UDAH NULIS BAGIAN JAEHYUN BERDARAH! HAHAHAHA

7: PHO nya ten aja

ten kayanya bakaln straight kaya taeil soalnya it is weird if everyone turns gay. sorry :(

8: kakak bukan dari indo ya? di sana beda banget ya?

gw move dari indo ke sini 5 taun lalu. dulu masih anak cupu yang kuno skg udah open minded banget. this place makes me a better person.

9: jangan anak nct sama rv yang jdi pho

terus siapa T_T

10: bikin mark mabok terus khilaf terus nganuin jaemin

JAEMIN MY LITTLE BABY

11: pho nya sehun aja

INI JUGA JAEHYUN x SEHUN BIKIN GW MIKIR YANG IYA IYA TP CRACK BANGET SIH BANYAK RESIKO. mungkin gw mau bikin oneshot aja ttg mereka hohoho. but who tops

okay, sampai di sini dulu! see you on the next chapter!