Oedipus or Psycho?

Declaimer :

member NCT milik orang tua mereka masing-masing, SM ENT, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Cast :

WinYu slight TaeYu

Rated : M

Genre :

AU, Incest (?), Smut, Family

Warning :

Cerita ini mengandung B X B, Ekstrem OOC, Couple yang mungkin tidak sesuai, Typo dan masih banyak kekurangan yang lain.

Summary :

Yuta tidak pernah tahu, jika anak yang di temukannya 5 tahun yang lalu akan tumbuh seperti ini.

.

.

Di era globalisasi yang sudah sangat modern ini, tingkat pernikahan sesama jenis semakin meningkat drastis. Tak hanya 1 atau 2 negara yang melegalkannya, namun lebih dari separuh negara di dunia ini telah melegalkan pernikahan sesama jenis.

Begitu juga di Korea Selatan, tingkat kelahiran anak perempuan di negara ini cenderung menurun walaupun tak separah di negara tentangganya, Jepang. Membuat banyak pemuda di negara ini terpaksa, atau memang sudah berniat melakukan pernikahan sejenis ini.

Seperti pasangan pengantin baru Lee. Lebih tepatnya Lee Taeyong dan Nakamto Yuta, mereka berdua menikah bukan karena faktor paksaan seperti perjodohan misalnya. Namun faktanya mereka berdua menikah dengan berdasarkan pada benteng kokoh yang telah mereka berdua bangun selama 4 tahun menjalin kasih, yaitu saling mencintai. Kedua orang tua mereka pun setuju denga keputusan ini.

Namun sayang, tak ada laki-laki di dunia ini yang bisa hamil dan itu sebuah fakta. Laki-laki hamil hanya ada dalam cerita fiksi dengan genre Mpreg semata. Walau begitu Taeyong tidak menyesal, walaupun Yuta tak bisa memberinya keturunan. Tapi sampai kapanpun bahkan sampai Tuhan mencabut nyawanya sekalipun Taeyong akan tetap mencintai Yuta bagaimanapun keadaanya.

2 tahun yang lalu, sebulan setelah Taeyong menikahi Yuta. Mereka menemukan anak kecil keturunan China berumur 15 tahun yang di buang oleh kedua orang tuanya di dekat restoran milik Yuta. Nama aslinya Dong Shiceng, namun mereka berdua memutuskan untuk mengganti nama anak itu dengan nama Winwin Lee.

Walaupun sesungguhnya, jarak umur mereka berdua hanya terpaut 9 tahun dengan jarak umur mereka tidak terlalu jauh, setidaknya Winwin bisa membuat kesedihan Yuta menghilang.

Winwin itu sangat tampan seperti Taeyong, dan ia punya tubuh yang tinggi. Entah ini memang perpaduan antara Taeyong dan Yuta atau apa, tapi Winwin bisa bersikap manly dan imut disaat yang bersamaan, membuat kedua orang tua angkatnya itu tersenyum sendiri dengan tingkah Winwin yang lucu.

Tapi siapa yang sangka, bahwa dibalik semua tingkah lucunya, ia menyimpan sebuah rahasia besar. Berupa rasa cinta yang sangat besar cenderung obsesi terhadap Ibu angkatnya sendiri, dan memiliki niatan untuk menyingkirkan Ayah angkatnya. Tidak ada yang tahu, bahkan barang seorangpun itu.

Pemikiran untuk memiliki Yuta sangat kuat, bahkan sejak mereka pertama kali bertemu. Memang terdengar agak sedikit kriminal, tapi Winwin akan mendapatkannya bagaimanapun itu. Bahkan dengan menyakiti Taeyong sekalipun.

.

.

Taeyong mengamati anak dan istrinya dengan pandangan lembut, ia sangat senang melihat interaksi mereka berdua, membuat hatinya menghangat. Namun tatapannya berubah menjadi sendu ketika mengingat ia harus meninggalkan kedua orang yang disayanginya dalam kurun waktu yang cukup lama.

Taeyong memakan sarapannya dengan tidak berselera, dan itu mengundang kernyitan di kening dua orang lain di ruangan itu. Ah tidak, sebenarnya hanya Yuta saja yang terlihat khawatir. Sedangkan Winwin? Ia hanya berpura-pura.

Winwin tidak sebodoh itu dengan memperlihatkan ketidak perduliannya secara terang-terangan pada Taeyong, karena memang ini belum saatnya.

" Ada masalah Taeyongie?" Tanya Yuta. Lelaki manis itu bahkan menggengam tangan sang suami dengan sedikit meremasnya. Membuat orang di depannya menahan diri sekuat tenaga untuk tidak memisahkan tautan tangan itu.

" Ah tidak, tenang saja Yuta-kun kau tidak perlu khawatir. Aku hanya sedih saja karena sebulan kedepan tidak bisa melihat kalian."

' Bagus, itu lebih baik karena aku sudah muak melihat wajahmu.' Seseorang di sana menyeringai dalam hati.

Taeyong menatap Yuta dan Winwin yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Terlihat jelas sekali kalau mereka berdua tidak rela Taeyong tinggalkan. Walau kenyataannya, salah satu diantara mereka jutru tengah bersorak senang.

" Winwin."

" Ne?"

Yang dipanggil mendongak, Winwin menatap Taeyong dengan mata memerah dan berkaca-kaca. Pemuda berumur 17 tahun itu bahkan menggigit bibir bawahnya menahan isak tangis. Mencoba terlihat seperti anak patuh yang penuh akan kasih sayang di hadapan Ayahnya.

" Jaga Eomma mu baik-baik oke! Jangan sampai dia terluka."

Winwin mengangguk patuh. Tentu saja ia akan menjaga Yuta sebaik mungkin tanpa perlu diperintah Taeyong terlebih dahulu.

Yuta orang yang sangat dicintainya, mana mungkin Winwin membiarkan Yuta terluka? Tidak akan pernah, bahkan setitik luka pun tak akan Winwin biarkan bersarang di tubuh Yuta.

" Appa tenang saja aku akan menjaga Eomma sebaik mungkin." ' Dan aku akan merebutnya darimu.'

Taeyong tersenyum kecil, dan mengacak rambut putra semata wayangnya dengan sayang. Taeyong melirik jam tangannya dan menghela napas panjang. Ditangkupnya pipi Yuta yang duduk di sampingnya, Taeyong mengecup bibir Yuta singkat dan kembali mengacak rambut Winwin yang protes karena rambut rapinya kembali berantakan.

Yuta menubruk tubuh Taeyong, dan memeluk tubuh sang suami dengan sangat erat. Membuat Taeyong terkekeh pelan dengan tinghkah menggemaskan sang istri yang sepertinya lupa jika masih ada Winwin di sini.

" Aku hanya ke Busan tidak lama hanya sebulan sayang. Tenang saja masih ada Winwin, jagoan kecil itu yang akan menjagamu nanti."

" T-tapiā€¦"

" Ini perintah Appa, aku tidak bisa menolaknya."

" B-baiklah, tapi j-jangan lupa menghubungi kami."

" Tentu saja. Ah, aku sudah terlambat. Winwin jangan lupa sekolah dan jaga diri kalian."

Taeyong tersenyum begitu mendapati anggukan dari dua orang yang disayanginya. Maka dengan ini ia bisa bekerja dengan tenang.

Perusahaan Ayahnya cabang busan sedang berada diambang batas kebangkrutan karena terjadinya banyak korupsi yang dilakukan oleh bawahan sang Ayah yang menjabat sebagai Kepala Pemasaran di sana.

Membuat Taeyong harus repot pergi ke sana untuk membuat perusahaan itu kembali dalam keadaan stabil, dan tentunya dengan sedikit rencana licik untuk menghancurkan orang yang sudah merugikannya.

" Hati-hati di jalan."

" Appa hati-hati." ' Kuharap kau mati di jalan nanti.'

Yuta dan Winwin melambaikan tangannya melihat kepergian Taeyong yang sudah tak terlihat lagi batang hidungnya. Meninggalkan Yuta dan Winwin yang masih terdiam. Winwin melirik Yuta disertai dengan seringai kecil.

CUP

" Eomma aku berangkat."

Winwin melambaikan tangannya meninggalkan Yuta yang tengah mematung di depan pintu. Lelaki manis itu meraba bibirnya yang sempat dikecup oleh sang anak yang saat ini mulai menjauh dari pandangan matanya.

" Apa ini salam perpisahan yang sedang tren?" Gumam Yuta. Ia mengendikkan bahunya mencoba tak perduli dan lebih memilih untuk mengambil tasnya, mengunci rumah dan berangkat ke restoran miliknya. Walaupun ia masih tak mengerti, kenapa Winwin mencium bibirnya bukan pipinya seperti yang anak itu biasa lakukan.

.

.

Winwin melangkahkan kakinya dengan riang, seulas senyum lebar bahkan terpasang apik di wajah tampannya. Ia menyapa balik beberapa orang yang menyapanya dipagi hari ini. Bukan beberapa orang sebenarnya, lebih tepatnya ratusan orang. Kenapa begitu? Karena Winwin termasuk dalam jajaran siswa tertampan di sekolah bersama dengan sahabatnya Jung Jaehyun.

" Pagi Winwin oppa."

" Pagi Winwin hyung."

" Wah, oppa semakin tampan dan tinggi saja."

" Winwin oppa imut sekali."

Winwin hanya dapat tersenyum dan sesekali tertawa canggung. Walau pada kenyataannya ia ingin sekali menyumpal mulut mereka satu persatu dengan kaos kaki kotor yang dilihatnya di tempat sampah depan tadi pagi, atau membungkus kepala mereka dengan kantung plastik hingga mereka kehabisan napas lalu mati. Tapi sayang sekali, Winwin bukan seorang pembully. Jadi, ia hanya bisa tertawa dengan ekspresi lucu untuk membuat mereka semua diam.

" Oi Lee tunggu aku."

Winwin berhenti begitu mendengar suara seseorang yang sangat familiar di telinganya. Saat ia menoleh, dan benar saja. Seorang pemuda berkulit sangat putih cenderung pucat berlari ke arahnya, pemuda itu Jung Jaehyun sahabatnya.

" Tumben kau baru berangkat."

" Biasalah, kau kan tahu sendiri setiap hari sabtu aku selalu mampir kerumah Doyoung hyung dulu. Ya, walaupun kami tadi berangkat bertiga dengan Kun hyung tapi tidak apa-apalah."

" Kun ge? Kenapa kau tidak mengatakannya padaku? Aku kan ingin bertemu dengannya juga."

" Serindu itu ya pada Kun hyung?"

Menyukai Kun itu merupakan salah satu kebohongan yang Winwin lakukan. Itu hanya sebuah skandal yang diciptakannya sendiri untuk menutupi betapa menyimpangnya dirinya saat ini. Tidak mungkin Winwin mengatakan pada orang-orang termasuk Jaehyun jika itu menyangkut perasaannya pada Yuta. Mereka bisa saja menganggap Winwin gila karena mereka semua tahu kalau Yuta adalah ibunya.

" Kau yakin kalian hanya bertiga?" Tanya Winwin dengan nada mengintrogasi. Jaehyun hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

Biarpun Jaehyun agak cendurung badboy, mana mungkin ia berani membohongi sahabatnya sendiri. Ia sangat menyayangi Winwin selayaknya saudara kandung, jadi ia akan mengatakan apapun pada Winwin dengan kejujuran yang berdasarkan pada sebuah fakta.

" Tidak ada yang mengganggu Kun ge?"

" Tidak ada sih. Hanya ada orang-orang yang menyapanya."

Winwin mengangguk mengerti. Jaehyun mengendikkan bahunya tak perduli dan merangkul bahu Winwin, mengajaknya untuk masuk ke dalam kelas.

Tak terasa sekali, percakapan singkat mereka harus berakhir dengan suara dentingan bel sekolah yang berbunyi. Membuat banyak siswa berhamburan ke kelas mereka masing-masing.

.

.

Yuta menatap jendela ruang kerjanya, sesekali lelaki manis itu melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul 7 malam.

Yuta terlihat gusar, ia sangat khawatir karena sampai sekarang Winwin belum juga pulang. Padahal seingatnya, pemuda itu tidak pernah pulang telat barang sedetikpun. Winwin terlalu tepat waktu. Namun tidak dengan sekarang, membuat Yuta mengacak rambutnya frustasi.

Yuta melangkahkan kakinya ke dapur, berniat untuk menghangatkan makanan yang sebelumnya telah disiapkannya untuk Winwin. Sejujurnya Yuta juga belum makan karena ia ingin makan bersama Winwin. Namun apa yang didapatinya di dapur sana membuat kekhawatirannya menghilang.

Winwin, tengah memanaskan makanan lengkap dengan apron coklat polos melekat di tubuhnya. Yuta mengernyit heran, padahal saat ia menggunakannya apron itu akan mencapai lututnya. Apa ia yang terlalu pendek, apa memang dari dasarnya pertumbuhan Winwin yang terlalu cepat? Yuta tidak tahu dan tidak ingin tahu.

" Winwinie sudah pulang?" Winwin menoleh dan tersenyum menanggapi pertanyaan basa-basi Yuta yang saat ini duduk di kursi dan menatap Winwin yang sepertinya sebentar lagi akan selesai.

" Kenapa tidak menyuruh Eomma saja? Kau pasti lelah."

" Tidak apa-apa kok, sepertinya Eomma jauh lelah dariku."

Winwin menaruh dua piring berisikan nasi goreng kimchi yang telah dipanaskannya di meja. Winwin melepas apron coklat yang dikenakannya kemudian mendudukkan tubuhnya berhadapan dengan Yuta.

Ditatapnya Yuta sesaat, tiba-tiba ia tersenyum lebar dan memakan makanannya dengan semangat. Membuat Yuta sangat gemas, namun lelaki manis itu mengurungkan niatnya untuk mengacak surai hitam Winwin karena takut pemuda itu akan tersedak.

" Eommumah."

" Telan dulu sayang."

Wajah winwin memerah tipis, terlampau tipis untuk bisa dilihat oleh Yuta. Winwin menggelengkan kepalanya dan menelan makanan dalam mulutnya.

" Ini mataku yang rabun atau memang Eomma yang terlihat semakin cantik?"

" Eh? Mana ada cantik, aku tampan."

" Jika Eomma tampan tidak mungkin aku memanggil Eomma."

" Eh? Benar juga ya?"

Winwin tertawa melihat wajah Yuta yang memerah malu. Yuta pasti akan kalah dalam perdebatan apapun itu jika sudah menyangkut pautkan soal wajahnya yang terlampai mirip dengan perempuan.

Winwin tersenyum tipis, Ibu angkatnya ini memang sangat cantik. Terlebih lagi ia punya hati seputih kapas dibalik sikapnya yang terkadang agak sedikit kasar. Membuat Winwin jatuh ke dalam pesonanya sejak pertamali mereka bertemu, Yuta terlihat sangat bersinar di matanya.

" Bagaimana sekolahmu hari ini?"

" Seperti biasa menyenangkan."

" Keadaan Jaehyun bagaimana?"

" Seperti biasa dia selalu menyebalkan Eomma, dia tadi mengerjaiku dengan menaruh kecoa di rambutku."

Winwin cemberut mengingat kejadian saat jam pelajaran Biologi tadi. Sebenarnya tadi mereka akan melakukan praktek bedah pada katak tapi Jaehyun justru membawa kecoa. Saat ditaya Kim sonsaengnim kenapa ia membawa kecoa bukan katak. Jaehyun justru menjawab ' Kecoa lebih lucu saem.'

Dan setelah itu, pemuda bermarga Jung itu melemparkan kecoanya ke kepala Winwin, hingga membuat Winwin berteriak kencang dan menggagalkan praktek mereka karena mereka semua termasuk Kim sonsaengnim sangat takut dengan serangga menjijikkan itu. Dan berakhirlah dengan Winwin dan Jaehyun yang dihukum membersihkan toilet sepulang sekolah. Itu salah satu alasan kenapa Winwin pulang telat tadi.

" Astaga Winwinie." Yuta tertawa dan mengacak surai hitam Winwin gemas. Cerita Winwin membuat semua lelah yang menderanya hilang begitu saja.

" Jangan tertawa." Winwin mengerucutkan bibirnya kesal.

Kali ini ia tidak pura-pura, Winwin akan terlihat sangat manja jika itu sudah menyangkut Yuta. Winwin sangat menyukai Yuta maka dari itu ia tidak akan pernah berbohong kecuali dalam keadaan tertentu, karena sampai kapanpun ia tidak akan pernah bisa membohongi Yuta kecuali berbohong tentang perasaannya. Dan ia akan memperjuangkan perasaannya, selagi Ayahnya tidak ada di rumah. Bagaimanapun caranya.

TBC

Aku sangat berterimakasih pada Hoby hyung, karena lewat reviewnya di OSM kemarin aku tiba-tiba mendapatkan sebuah ide yang aku sendiri gak tau ini bagus apa enggak. Aku ngetik ini ditengah rasa ngantuk yang mendera karena streaming mv NCT. Karena aku capek dan jadilah ini, kebetulan juga aku lagi gak sekolah karena sakit. Jadi aku akan memanfaatkan waktu luang ku ini sebaik mungkin. Jangan lupa streaming MV nya NCT 127 limitless semua versi. Jangan lupa juga Read and Review.

Oedipus = berasal dari istilah Oedipus Complex yang merujuk pada perkembangan psikoseksual anak yang mempunyai hasrat untuk memiliki salah satu orang tuanya.

Psycho = berasal dari kata psikopat