Pagi menjelang, Mark bangun dari tidurnya. Ia mengedipkan matanya sesekali, mencoba menetralkan penglihatannya, juga merenggangkan tubuhnya yang kaku sehabis tidur. Kemudian ia melihat sosok yang masih bergulat dengan selimut disampingnya.

"Jaemin-ah, ireona."

Mark membangunkan Jaemin lembut sembari mengerakkan tubuh Jaemin perlahan. Tapi, tapi yang dibangunkannya hanya bergumam tanpa ada niatan membuka matanya. Mark mengusap peluh yang ada di dahi Jaemin, seketika itu matanya membulat. Dahi Jaemin begitu panas.

"Jaemin, kau sakit?"

Mark bergegas ke dapur, mengambil handuk dan air dingin. Setelah membasahi handuk, Mark meletakkan handuk itu pada dahi Jaemin dan mengusapnya perlahan. Mark juga merapatkan selimut Jaemin. Ia duduk di tepi ranjang sembari memperhatikan Jaemin yang masih terlelap.

Mark kembali ke dapur dan menyiapkan beberapa bahan makanan. Ia mencoba membuat bubur untuk Jaemin, walaupun sebenarnya ia tidak bisa memasak. Setelah selesai, ia kembali ke kamar untuk menemani Jaemin.

"Jaemin."

Mark melihat pergerakan kecil Jaemin. Ia kembali membasahi handuk dan menempelkan kembali pada dahi Jaemin. Mata Jaemin terbuka perlahan dan melenguh.

"Kau sudah bangun?" tanya Mark.

"Hyung~"

"Hei, tidurlah. Kau sakit Jaemin-ah," kata Mark ketika melihat Jaemin yang mencoba bangun.

Jaemin kembali tidur. Mark mengambil handuk dan meletakkan punggung tangannya pada dahi Jaemin.

"Hmm, demammu sudah turun."

Mark keluar kamar dan mengambil semangkuk bubur.

"Ayo makan dulu Jaemin-ah. Buka mulutmu~"

Jaemin pun membuka mulutnya dan perlahan mengunyahnya. Dahinya sedikit berkerut ketika merasakan masakan Mark.

"Apa rasanya aneh?" tanya Mark. Ia pun mencicipi masakannya sendiri dan rasanya….. hambar.

"Sudahlah, jangan dimakan. Nanti aku akan menelepon Taeyong hyung untuk membuatkan bubur untukmu," kata Mark sembari menjauhkan mangkuk itu dari Jaemin.

"Wae? Ini enak," kata Jaemin.

"Tidak, nanti perutmu sakit Jaemin."

"Tidak akan. Lagi pula ini kan masakan pertama Mark hyung untukku," kata Jaemin menyunggingkan senyum lebarnya.

"Yasudah. Uri Jaeminie, jangan sakit lagi ya. Kau membuatku khawatir," kata Mark sembari mencubit pipi Jaemin.

"Ne hyung. Gomawo~"

Mereka berpelukan dengan erat.

FIN

A/N: Apaan ini? Gue ketularan virus-nya si eonni dah. Ini dibilang drabble atau apa ya? Entahlah. Bagus gak? Mana sipper-nya Mark sama Jaemin! Reviewnya ya! ^_^