Tapi itu tidak berlangsung lama, mereka kembali diam. Jaehyun hanya menghembuskan napas berat. Ia kembali melihat Winwin disampingnya. Ternyata, Winwin tertidur. Jaehyun hanya mengembangkan senyum tipis. Ia menghentikan mobil tepat didepan bangunan berwarna putih.

Jaehyun mendengar suara ponsel Winwin berbunyi. Ia mengambil dan membuka ponsel Winwin. Beruntung ponselnya tidak diberi password. Jadi ia dengan mudah bisa memin―maksudnya mencuri nomor ponsel Winwin, karena tanpa sepengetahuan Winwin. Setelah mendapat nomornya, ia mengembalikan ponselnya dan membangunkan Winwin.

"Hei, ireona. Kita sudah sampai," kata Jaehyun sembari membangunkan Winwin.

"Eunggg," gumam Winwin sembari memfokuskan pandangannya.

'Gwiyowo,' batin Jaehyun.

"Gomawo," kata Winwin sembari masuk kedalam flat kecilnya.

Jaehyun kembali mengulas senyum tipisnya. Beberapa menit kemudian, ia mengirim pesan.

To : Winwin

'Jaljayo, Winwin. Jangan lupa mimpikan aku. ^_^ –Jaehyun'

.

Wish In DECEMBER

NCT's

Jaehyun Winwin

.

Semakin hari, ia semakin dekat dengan Jaehyun. Terkadang Jahyun sengaja menemuinya di tempat kerja Winwin. Entah menyamar sebagai mahasiswa yang belajar di perpustakaan, pengunjung restoran yang menghabiskan banyak makanan sembari menunggu Winwin selesai bekerja, ataupun menjadi pelanggan SPBU dengan meminjam mobil temannya yang kehabisan bensin. Winwin hanya tersenyum melihat tingkah Jaehyun.

Hari ini, restoran tempat Winwin bekerja libur, karena pemiliknya sedang pergi liburan natal. Yaps, hari ini hari Natal. Seusai bekerja di perpustakaan, Jaehyun mengajak Winwin ke taman bermain. Sesampainya disana, Winwin hanya memandang kagum taman bermain itu. Jujur, baru kali ini ia bisa bepergian. Setiap harinya ia sibuk bekerja. Walaupun pekerjaannya libur, ia langsung pulang kerumah dan akan pergi lagi ketika pekerjaan yang lain menunggu.

Jaehyun menarik senyumnya melihat tingkah Winwin. Terkadang ia ingin mencubit pipinya yang Chubby. Mereka berhenti di kedai yang menjual head bend. Mereka membeli head bend itu dan memasangnya. Milik Jaehyun berbentuk telinga Mickey Mouse dan milik Winwin berbetuk pita Minnie Mouse.

"Omo! Gwiyowo~" kata Jaehyun sembari mencubit pipi Winwin.

"Yak! Sakit tau," protes Winwin sembari mengerucutkan bibir tebalnya.

Mereka beranjak ke kedai berikutnya yang menjual snow globe. Mata Winwin bersinar menatap bola kaca dengan miniatur rumah di dalamnya. Melihat Winwin yang sedari tadi melihat snow globe, Jaehyun berjalan kearah penjual dan membeli sebuah snow globe tanpa diketahui oleh Winwin.

Jaehyun tertawa mendengar protesan Winwin dan mengacak rambutnya. Jaehyun mengeluarkan ponselnya dan mereka foto bersama dengan gaya yang cute.

"Ini untukmu. Marry Christmas," kata jaehyun memberikan snow globe pada Winwin.

"Eoh? Bagaimana kau―" tanya Winwin yang masih bingung.

"Sudahlah. Kajja," Jaehyun menarik Winwin yang masih berstatus loading ke kedai makanan.

Lagi-lagi Winwin menatap kedai itu dengan serius. Jaehyun mempersilahkan Winwin duduk dan ia memesan makanan. Tak lama kemudian, Kimbab, Tteokbokki, Samgyetang, Samgyeopsal ada di meja makan. (*Efek barusan liat NCT Life ep 1 yang masak-masakan) Winwin terkejut melihat banyak makanan.

"Makanlah," kata Jaehyun.

Mereka makan dengan lahap. Winwin sendiri pun tidak pernah makan makanan ini, kecuali Tteokbokki. Karena itu memang yang paling murah. Winwin menghabiskan makanan dengan baik , hingga habis tanpa sisa. (piringnya kagak mas? *plak*)

Setelah makan, mereka menuju wahana Roller Coaster. Mereka duduk berdampingan. Saat wahana akan dimulai, Winwin merasa gugup, antara takut dan penasaran ingin mencoba wahana itu. Ketika wahana itu naik perlahan, Winwin menghembuskan napas dan matanya membulat. (takut ya? Sama kek ane *plak* padahal belom pernah naek *glodak*) Jaehyun hanya tersenyum melihat mimik wajah Winwin.

"Huaaaa, bagaimana ini? Eommaaaaaaaa," teriak Winwin ketika wahana itu mendekati puncak.

"Hei, ini bahkan belum dimulai," kata Jaehyun menenangkan.

"Bukankah ini sudah dimulai sejak kita naik tadi?" Jaehyun hanya mengusap wajahnya mendengar pertanyaan Winwin.

"HUAAAAAAAAAAAA," teriak Winwin ketika wahana itu turun kecepatannya bertambah.

Spontan ia memegang lengan Jaehyun yang tersenyum lebar melihat Winwin yang ketakutan. Ia hanya menyembunyikan wajahnya di lengan Jaehyun dan tidak melihat apapun karena ketakutan, selain berteriak. 10 menit sudah wahana itu selesai. Tapi Winwin masih bertahan dengan posisi yang sama.

"Hei, sudahlah. Ayo kita turun," ajak jaehyun sembari mengusap kepala Winwin.

Setelah mereka turun, Winwin memukuli tubuh Jaehyun. Jaehyun mencoba menghentikan serangan Winwin yang memang tidak sakit, tetapi menggemaskan. Sedari tadi, Jaehyun tidak berhenti tertawa.

"Yak~ Kenapa ka―bwahahahaha," tawa Jaehyun menggelegar mengingat tingkah Winwin tadi, sampai ia memegangi perutnya yang keram.

"Tertawa terus, teruskan. Sudah puas ya! Aku pergi!"

Opps! Tidak. Sepertinya Winwin sedang dalam mode marah. Winwin berjalan cepat sembari mengerucutkan bibirnya. Ia juga melepas head band uang tadi ia beli bersama Jaehyun. Apa Jaehyun tadi berlebihan? Jaehyun berhenti tertawa dan segera mengejar Winwin yang belum jauh.

'Keterlaluan. Mengapa dia menertawakanku, heuh? Apakah salah jika orang memiliki rasa takut. Ish, menyebalkan,' batin Winwin yang mengkomat-kamitkan bibirnya sembari berjalan cepat.

Tangan Winwin digenggam oleh seseorang dari belakang. Ia menoleh dan mendapati Jaehyun yang terengah-engah. Ia ingin melanjutkan langkahnya, tapi Jaehyun memegang kuat tangannya.

"Wae?!" tanya Winwin sinis.

"Hosh.. hosh.. Kenapa cepat sekali jalanmu?" tanya Jaehyun namun Winwin hanya diam tidak menjawab. "Apa kau marah?"

"Entahlah," jawab Winwin tanpa melihat wajah Jaehyun.

"Aigooo! Kau sangat imut ya saat marah," kata Jaehyun sembari mencubit pipi cubby Winwin.

"Aish, aku mau pulang,"

Saat Winwin akan pergi, Jaehyun menarik tangannya dan menangkup wajah Winwin. Perlahan ia mendekatkan wajahnya dan bibirnya menyentuh bibir Winwin. Mata winwin membulat merasakan sentuhan yang lebih lembut dari chewing gum menyentuh bibirnya. Seketika ia menutup matanya merasakan pergerakan lumatan pelan dibibirnya. (Jung Jaehyun, sepertinya kau telah meracuni pikiran polos anak kesayangan Yuta. Lihat tuh, Yuta sudah berdiri dibelakangmu sambil bawa kapak *plak*)

Jaaehyun perlahan menjauhkan kepalanya. Ia menatap Winwin yang perlahan membuka matanya. Tangan Jaehyun setia menangkup wajah Winwin. Metatap lekat mata Winwin.

"Saranghae,"

Mata Winwin mengerjap lucu setelah mendengar Jaehyun menyatakan perasaan padanya. Sungguh, ia masih polos. Ia masih belum tahu bagaimana cinta dan sekalipun tidak pernah merasakan cinta.

"Hmm, wae?" tanya Jaehyun tidak henti menatap mata Winwin.

"Tidak. Aku hanya tidak tahu apa yang harus aku lakukan," jawab Winwin jujur.

"Yang kau lakukan hanyalah menjawab pertanyaanku. Apa kau mencintaiku?" tanya Jaehyun.

"Aku tidak tahu. Aku tidak pernah merasakannya," jawab Winwin.

"Apakah kau pernah merasakan jantungmu berdetak lebih cepat ketika melihat atau memandang seseorang?" tanya Jaehyun.

Winwin mendongakkan kepalanya sembari mengingat-ingat kejadian saat di perpustakaan ketika ia menabrak seorang pengunjung.

"Pernah,"

"Siapa orang itu?"

Ketika mendengar pertanyaan itu, semburat merah muncul di pipi Winwin saat menyadari orang itu adalah Jaehyun. Ia menundukkan wajahnya karena malu. Jaehyun menahan tawanya mengetahui hal itu. Ia sungguh gemas melihat tingkah Winwin.

"Hei, siapa orang itu? Apa orang itu aku?" tanya Jaehyun percaya diri.

Jaehyun merasakan wajah Winwin mengangguk dalam tangkupan tangannya. Ia masih saja menahan tawanya.

"Benarkah? Hmmm?" tanya Jaehyun berniat menggoda Winwin.

"Iya. Puas kau?!" jawab Winwin kesal.

"Ne, aku sangat puas mendengarnya. Berarti kau juga mencintaiku?"

"Iya-iya. Aku mencintaimu. Dasar cerewet," kata Winwin.

Jaehyun menarik Winwin untuk dibawa kepelukannya. Pelukan yang sangat erat.

"Hei, asal kau tahu, ini sudah petang," kata Winwin di tengah kegiatan berpelukan.

"Lalu?" tanya Jaehyun.

"Aku harus bekerja. Nanti jika terlambat, gajiku akan dipotong," jawab Winwin.

"Ini kan Natal. Bukankah seharusnya kau libur?" tanya Jaehyun.

"Bekerja di tempat umum seperti perpustakaan dan SPBU itu tidak mengenal hari libur," jawab Winwin.

"Tapi, sepertinya kau tidak membutuhkan pekerjaan paruh waktumu itu," kata Jaehyun membuat Winwin memiringkan kepalnya karena bingung.

"Kenapa?" tanya Winwin.

"Karena aku yang akan bekerja dan memberikan uang untukmu calon Nyonya Jung," jawab Jaehyun diselingi ceringiran di bibirnya.

Mendengar itu, Winwin menundukkan wajahnya yang menghangat. Mereka masih berpelukan ditengah dinginnya musim.

'Kalian percaya tidak jika salju pertama akan mengabulkan permintaan kita, apapun itu? Kalau aku percaya. Karena aku mengalaminya sendiri. Saat salju pertama, aku berdoa. Aku ingin merasakan cinta yang tidak pernah aku rasakan. Dan kau lihat? Aku bertemu seseorang yang mencintaiku. Jung Jaehyun, itulah namanya. Aku harap, dia selamanya mencintaiku. Winwin'

.

FIN

.

A/N : Gimana? Bagus? Jelek? Biasa aja? Kuharap sih memuaskan ya. Awalnya pengen aku buat oneshoot (tulisannya bener gasih? *plak*) Review mana review? *Hohohohohohoho* ^_^

Thank you. Kiss bye :* *muach* :D