LOVE BATTERY

Author : Love Panda [Mika]

Pairing :

Jeon Jungkook x Min Yoongi

Park Jimin x Min Yoongi

Kim Taehyung x Min Yoongi

Cast : BTS, VIXX, GOT7

Genre : Romance, Sport

Rated : M

Disclaimer : Semua tokoh milik diri mereka sendiri. Saya tak memiliki hak apa-apa selain cerita ini.

Warning : Yaoi, Boys Love, to much swear and vulgar language, typo etc

Note :

Terinspirasi oleh komik Ace of Diamond karya Yuji Terajima.

Battery –dalam Baseballhal ini merajuk kepada duo Pitcherdan Catcher.

•••

CHAPTER 02

Taekwoon yang sudah memakai seragam Bisbol sekolahnya dan siap pergi latihan itu segera menghampiri Jungkook ketika melihat adik kelasnya memasuki kamar setelah selesai mandi.

"Tolong bangunkan Yoongi," sebuah perintah yang sama sekali tak terdengar tengah menyuruh itu –karena dikatakan dengan begitu pelan, meluncur dari mulut Taekwoon yang langsung pergi keluar kamar.

Seketika pandangan Jungkook tertuju pada gumpalan selimut dibagian bawah tempat tidur tingkat diruangan itu. Duduk berlutut, Jungkook mensejajarkan tubuhnya dengan kepala Yoongi yang agak menyembul.

"Hyung, bangun!" Ia mulai menggerakan tubuh Yoongi yang masih terbungkus selimut.

Melihat Catcher kesayangannya itu sama sekali tak merespon, Jungkook semakin keras menggerakan tubuh kecilnya. "Bangun, hyung! Pagi ini kita ada latihan!"

Sayangnya hanya gumaman tak jelas yang terdengar berikutnya.

"Hyung!"

Dengan paksa Jungkook memutar tubuh Yoongi yang sedari tadi menghadap dinding menjadi terlentang dan menarik selimutnya. Dan saat ini Jungkook tiba-tiba merasa diberkati. Dalam hatinya ia bersyukur tidur sekamar dengan Yoongi dan berterimakasih pada Taekwoon karena menyuruhnya membangunkan si manis. Karena demi Tuhan, pemandangan Yoongi yang tengah tidur terlentang dengan kaus yang terangkat juga celana hitam pendek itu sungguh menggoda. Membuat Jungkook ingin mengecupi permukaan kulit putih pucatnya.

Berusaha kembali menguasai dirinya, Jungkook mencoba membangunkan Yoongi lagi. Tapi, dengan kurang ajarnya sang kakak kelas masih terlelap tidur. Antara kesal juga terangsang, bocah tampan itu naik ke tempat tidur dan duduk diatas tubuh Yoongi. Menyapa tonjolan di dada si manis yang sedari tadi mengintip dengan jempolnya.

"Eng…"

Akhirnya sebuah suara terdengar dari mulutnya, namun Yoongi masih tertidur pulas. Gila, kakak kelasnya satu ini tidur paling awal tapi bangun paling akhir. Gemas, Jungkook mencubit kedua puting si manis. Membuat Yoongi tanpa sadar mengerang dan membuat si tampan makin semangat. Bahkan ia kini meraup bibir merah muda itu dalam ciumannya.

Yang lebih tua akhirnya mulai terbangun. Namun sebelum ia sadar sepenuhnya, sensasi nikmat menyapa tubuhnya. Awalnya ia pikir Jimin tengah menyerangnya lagi di pagi hari. Tapi saat ciuman di bibirnya berakhir dan ia membuka mata, tak ada sosok Pitcher kelas dua itu disana. Dalam keadaan bingung, ia mendorong Jungkook dan kemudian memandangnya dengan marah saat ia kini sudah sadar sepenuhnya.

"Apa yang baru saja kau lakukan, Jeon Jungkook?! Mau mati, hah?!"

"Aku sedang membangunkanmu, hyung," dengan tenang Jungkook beranjak dari tempat tidur dan menunjuk jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh kurang dua puluh menit.

Yoongi yang awalnya ingin memaki bocah kelas satu itu akhirnya mengurungkan niatnya. Mengambil handuk juga peralatan mandinya, ia secepat kilat keluar kamar. Meninggalkan Jungkook yang tengah tersenyum puas.

•••

Yoongi berhasil sampai di lapangan saat detik-detik terakhir. Hal pertama yang ia lakukan adalah menatap sinis Jungkook yang sedang berbaris rapi bersama anak kelas satu yang lain. Dihadapan mereka berdiri Pelatih Klub Bisbol Akademi Bangtan.

"Selamat Pagi!"

Sapaan penuh semangat itu dibalas anggukan singkat Pelatih. Matanya tajam memandangi wajah anak kelas satu. Dibelakangnya anak kelas dua dan tiga berbaris penuh rasa penasaran.

"Apa semuanya sudah datang?"

"Ya!"

"Kalau begitu, pertama-tama perkenalkan diri kalian secara berurutan!"

"Namaku Kim Taehyung asal Daegu. Mohon bantuannya!" Mantan Yoongi yang kebetulan baris paling depan dan paling pinggir itu memperkenalkan dirinya.

Anak kelas satu disebelahnya pun melanjutkan. Jungkook sendiri yang berbaris paling belakang tak terlalu memperhatikan karena matanya tertuju pada seseorang yang berdiri disebelah Yoongi, Park Jimin. Seorang Pitcher yang dulu membuat tim Bisbol SMP-nya kalah telak.

Tapi, bukan karena hal itu saja yang membuat Jungkook kini memandang Jimin dengan sinis. Tadi saat latihan belum dimulai, Hoseok datang menghampirinya dan mengatakan sesuatu yang membuatnya kesal sekali.

"Kalau kau serius ingin jadi pasangan Battery Yoongi, kau harus tahu soal Park Jimin. Karena dia itu calon kuat saat ini. Dan sedikit tambahan info, Jimin juga merangkap sebagai partner ranjangnya."

Sial. Saingannya dalam Bisbol ternyata saingan cintanya juga.

Umpatan kesal dihatinya berakhir saat anak kelas satu disebelahnya selesai memperkenalkan diri.

"Namaku Jeon Jungkook asal Busan. Calon Ace!"

Perkenalan Jungkook yang berani itu membuat keadaan menjadi ribut. Anak kelas satu terlihat khawatir karena kelancangan teman seangkatannya itu. Sedangkan anak kelas dua dan tiga lebih beragam reaksinya. Ada yang kesal, bingung dan juga takjub. Bisik-bisik tak terhindarkan lagi. Suasana makin memanas sampai akhirnya pelatih membuka suara.

"Sepertinya banyak anak baru yang menarik tahun ini. Tapi saya harap, kemampuan kalian berbanding lurus dengan yang kalian ucapkan."

"Karena sebentar lagi Upacara Masuk Sekolah akan dimulai, latihan kali ini hanya diisi perkenalan saja," lanjut pelatih kemudian yang langsung dibalas dengan semangat oleh anak-anak.

"Baik!"

•••

Kalau boleh jujur, Yoongi itu tidak punya banyak teman. Kebanyakan temannya pun berasal dari Klub Bisbol dan sahabat baiknya hanya Hoseok dan Namjoon. Semuanya berawal dari sifatnya yang memang malas bersosialisasi. Tak cukup hanya itu, semenjak kelas satu muncul rumor buruk yang beredar tentangnya. Seperti salah satunya berita miring soal dia yang rela tidur dengan Ketua Klub Bisbol sehingga bisa masuk Tim Inti meski baru kelas satu. Dan tubuh Yoongi yang kecil nan putih juga sama sekali tidak terlihat seperti milik seorang olahragawan. Membuat banyak orang mudah percaya dengan rumor itu.

Menanggapi hal ini, Yoongi tak terlalu ambil pusing. Karena dengan kejeniusan dan kehebatannya dalam bermain Bisbol berhasil meredakan rumor buruk tentang dia. Meskipun tak bertahan lama karena gosip murahan mengenai dirinya kembali tersiar. Yang dulu tentang 'rela jual diri demi jadi tim inti' berubah menjadi 'jenius bisbol yang suka main cowok' dengan cepat. Yoongi sendiri hanya bisa pasrah pada akhirnya, toh berita tentangnya kali ini lebih bisa ia maklumi dibanding yang dulu. Orang-orang yang membencinya itu setidaknya mengakui kehebatannya dalam bermain Bisbol.

Dia juga tak bisa mengelak karena dia sendiri nyatanya memang sering jalan berdua dengan siswa lain. Meskipun sebenarnya mereka itu yang mendekatinya.

Dan kali ini, saat ia dan Hoseok akan pergi ke Kantin, mereka berdua tanpa sengaja mendengar beberapa siswa kelas satu yang membicarakannya.

"Kau tahu Min Yoongi? Katanya dia sudah pernah tidur dengan hampir semua laki-laki tampan di sekolah ini."

"Ah, yang anggota klub Bisbol itu, kan?"

"Yang aku dengar dia hanya mau tidur dengan Kapten. Kapten tim Basket, Kapten tim Voli dan lain-lain."

Hanya bisa menghela napas, Yoongi menarik Hoseok yang sudah berniat melabrak anak-anak kelas satu itu untuk menjauh.

"Dasar bocah-bocah tukang gosip minta disikut!"

"Kau juga tukang gosip, kuda. Sudah tidak apa-apa. Kita pergi sekarang, aku sudah lapar."

"Ah, kau benar," tersenyum, kini Hoseok yang menarik Yoongi berjalan menuju Kantin.

Ditengah perjalanan tiba-tiba smartphone Yoongi berbunyi.

"Bocah itu," erangnya malas setelah membaca chat yang baru saja masuk.

"Ada apa?"

"Kau sendiri saja pergi ke Kantin-nya. Aku sekarang ada urusan. Bye."

Dengan itu Yoongi berjalan pergi meninggalkan Hoseok.

"Ya! Yoongi!"

Dengan enggan Hoseok melanjutkan jalannya. Saat sudah sampai di Kantin pun ia mengambil makanannya dengan tidak semangat. Tidak seru kalau makan sendirian. Untung saja mata Hoseok mendadak menangkap sosok seseorang.

Dengan cepat Hoseok membawa makananya menuju meja Jungkook yang juga tengah makan sendirian dan kemudian duduk dihadapannya.

"Tadi saat perkenalan kau berani sekali bocah," Hoseok memulai pembicaraan.

"Saat itu sebenarnya aku sedang terbawa emosi, hyung."

"Ah, apa ini soal Park Jimin?"

Jungkook menatap Hoseok dengan kaget. Apa sejelas itu perasaannya?

"Selama latihan kau itu terus menatap Jimin dengan sinis, JK," Hoseok menjelaskan sembari dengan seenaknya memberi adik kelasnya nama panggilan.

"Aku pernah dikalahkan olehnya saat SMP. Jadi kali ini aku harus menang!"

"Well, aku suka semangatmu. Tapi harus aku akui, meski kau punya lemparan yang cepat, Jimin lebih hebat darimu."

"Selain itu masih ada Taekwoon yang bahkan lebih hebat lagi. Dan dia yang memegang posisi Ace saat ini," Hoseok menambahkan.

Ya, Jungkook tahu tentang hal itu. Karenanya ia saat ini kesal dengan dirinya sendiri.

"Tapi tenang saja, JK. Waktumu masih panjang dan peluangmu masih banyak. Aku yakin kau mampu."

Ucapan Hoseok barusan membuat Jungkook merasa tersentuh.

"Apa hyung mendukungku?"

"Tidak juga. Hanya saja sepertinya manarik melihat kau bersama Yoongi."

•••

Menghela napas lagi untuk kesekian kalinya hari ini, Yoongi menatap Taehyung yang tengah duduk dibawah salah satu pohon di belakang sekolah. Didekatnya ada dua cup ramyeon instant, dua bungkus roti, dua kaleng kopi dan sebotol air mineral. Dan bersamaan dengan senyuman yang dilemparkan Taehyung untuknya, Yoongi membawa tubuhnya untuk ikut duduk didekat sang adik kelas.

"Bagaimana kalau aku tidak datang? Mau kau habiskan semua makanan ini sendiri?"

"Aku yakin hyung pasti datang, kok," kembali tersenyum, Taehyung memberikan salah satu cup ramyeon pada Yoongi. "Hati-hati, hyung. Ramyeon-nya masih panas."

"Ada urusan apa memanggilku?"

"Kita makan dulu saja, hyung. Aku lapar."

Dalam kesunyian Taehyung dan Yoongi memakan ramyeon masing-masing. Ditengah setiap suapan keduanya silih berganti saling mencuri pandang. Taehyung menatap helaian hitam Yoongi yang tertiup angin dan terlihat begitu indah dimatanya. Rambut yang dulu sering ia usap dan ia cium harumnya.

Yoongi sendiri tak bisa menahan dirinya untuk terus menerus melirik kearah Taehyung. Menatap seseorang yang dulu begitu berarti dalam hidupnya. Kebanyakan hal pertama dalam hidupnya ia lalui dengan laki-laki itu. Pacar pertamanya, ciuman pertamanya bahkan sex pertamanya. Dan Yoongi benci ini, karena hal itu membuatnya semakin sulit menjauhinya. Menjadi pemain Bisbol profesional adalah mimpi terbesarnya dan kisah cinta hanyalah penghambat untuknya.

Setelah menghabiskan satu cup ramyeon, sepotong roti dan beberapa teguk kopi kaleng. Yoongi kembali membuka mulutnya.

"Bicaralah."

Tanpa peringatan tangan kanan Taehyung membelai wajah Yoongi. Menatapnya tepat dimata.

"Jadilah kekasihku lagi, Yoongi-ah."

Yoongi tahu wajahnya telah memanas dan jantungnya berdebar lebih kencang. Tapi, ia masih terlalu egois untuk mengakuinya.

"Maafkan aku, Tae. Aku tak bisa. Kau pun tahu itu," Yoongi mencoba melepas belaian tangan Taehyung yang malah berakhir dengan sebuah ciuman mendarat dibibirnya.

Ciuman yang kembali mengingatkan Yoongi betapa ia mencintai Taehyung dulu.

Benarkah hanya 'dulu'?

"Kumohon, berhentilah berharap, Tae."

"Dan diam saja saat hyung bermesraan dengan laki-laki lain? Saat aku tahu seseorang bernama Park Jimin jadi 'teman tidurmu'! Tentu saja tidak hyung!"

"Asal kau tahu tak ada cinta diantara aku dan dia. Tak ada hubungan apapun."

"Kalau begitu aku juga bisa mendekap hyung kembali meski hyung sudah tak mencintaiku lagi!"

Taehyung meraih tangan Yoongi yang hendak beranjak pergi.

"Maaf, Tae."

Dengan sebuah hentakan, Yoongi melepaskan genggaman Taehyung dan berlari menjauh.

"Hyung!"

•••

Yoongi menyadari kalau hari ini adalah hari sialnya saat kini ia tanpa sengaja berpapasan dengan Jimin di lorong sekolah. Dan tanpa peringatan Pitcher tampan itu menariknya menuju bawah tangga.

"Apa kau menyukai Pitcher kelas satu itu?" Tanyanya tanpa basa basi.

"Tidak."

"Apa kau kembali berpacaran dengan bocah bernama Taehyung itu?"

"Tidak, Jimin."

"Dan apa kau bersedia menjadi kekasihku?"

Terucaplah satu pertanyaan yang telah sering Jimin utarakan untuknya. Pertanyaan yang selalu mendapat jawaban yang sama.

"Maaf. Aku tidak bisa."

"Meski begitu, kumohon tetaplah disampingku," dan dalam satu tarikan lembut Jimin membawa Yoongi kedalam pelukannya. Dekapan yang terasa begitu hangat dan selalu berhasil merentuhkan segala pertahanannya.

Yoongi memang selalu digosipkan sering berhubungan dengan banyak laki-laki. Dan ia pun memang berkencan dengan mereka yang mencoba mendekatinya. Tapi sebenarnya, hanya Jimin seoranglah yang ia perbolehkan untuk menjamahnya. Dengan semua perjuangan dan kekeras kepalaannya, Yoongi tak lagi dapat menolaknya. Meskipun hingga kini mereka harus terjerat dalam hubungan tanpa status.

"Aku mencintaimu," dan dengan itu Jimin memberi ciuman singkat yang manis di bibir merah muda Yoongi.

Begini lebih baik. Selama semuanya tetap berjalan seperti ini, Yoongi sudah merasa cukup dan bahagia.

•••

"Jaga dirimu baik-baik, sayang. Dan jadilah orang hebat saat besar nanti."

Kata-kata yang diucapkan oleh orang itu dipertemuan terakhir mereka terus terngiang di kepala Yoongi. Dimana dititik itu ia berjanji untuk merelakan seluruh hidupnya dengan bermain Bisbol. Demi dia yang terkasih dan telah membuat Yoongi menanggung rasa bersalah yang amat dalam di hatinya.

TBC

Note :

Ace – dalam Bisbol hal ini merajuk pada Pitcher terbaik dalam tim.

Semuanya, maaf ya update chapter ini telat banget sampai 3 minggu. Diusahin nanti paling telat 2 minggu udah ada chapter baru.

Dan buat kalian yang udah kasih review, nge-follow sama nge-fav cerita ini makasih banget! Love you all! XD