When I Met Troublesome

Declaimer :

NCT milik orang tua masing-masing dan saya hanya meminjam nama tidak lebih

Pair : Taeyu

Genre : Drama. Smut

Rated : M

Warning :

Fic ini mengandung konten BxB dan adegan menyerempet yang bertebaran

Summary :

Yuta hampir mengalami pelecehan seksual saat baru sampai di Korea? Dan sialnya lagi sang pelaku merupakan tetangga apartemennya, teman sekelasnya dan teman sebangkunya. Bagaimana cara Yuta untuk menjauhkan diri dari orang itu?

" Anghhh l-lepashhh." Yuta merintih ketika benda tak bertulang milik pemuda di depannya ini mengulum daun telinganya. Yuta ingin memberontak tapi tidak bisa, tubuhnya dihimpit di dinding dan tangannya ditahan di atas kepalanya sendiri, jangan lupakan tangan kiri pemuda asing itu yang tengah memeluk pinggangnya dengan sangat erat, tubuh mereka sudah sangat menempel sekarang. Terlebih lagi pemuda kurang ajar di depannya ini benar-benar kuat. Yuta juga kuat, tapi pemuda ini jauh lebih kuat dari Yuta. Yuta berkali-kali memberontak tapi usahanya itu tak mendapatkan hasil sekalipun, tubuh pemuda yang menurut Yuta sangat brengsek dan mesum ini tidak bergeser barang sedikitpun.

" Ahhhhh." Yuta tidak sengaja mendesah begitu merasakan gigitan di lehernya. Pemuda asing itu kini justru menjilati lehernya, menghisapnya dan sesekali menggigit leher jenjang Yuta hingga tercetak warna merah di sana. Pemuda asing itu sepertinya sangat berniat menandai Yuta.

Pemuda itu melepaskan tautannya pada kedua tangan Yuta yang kini berusaha mendorong pemuda itu, tapi tetap saja usahanya sia-sia. Sedangkan tangan kiri pemuda asing itu kini beralih keperut Yuta, menelusup ke dalam kaos putih polos itu dan mengelus perut Yuta yang ternyata sangat ramping dan halus. Tangan itu merayap ke atas, dan menggapai nipple Yuta yang entah sejak kapan sudah mengeras.

" Aku Lee Taeyong kau?" Yuta menutup bibirnya rapat-rapat. Ia tidak mau menjawab orang bernama Taeyong ini. Yuta bahkan menggigit bibir bawahnya dan menutup matanya enggan, pemuda manis itu benar-benar tidak mau menatap wajah Taeyong rupanya.

" Tidak apa-apa kalau kau tidak mau menjawab." Taeyong menyingkap kaos itu dan menatap nippel Yuta yang berwarna pink. Taeyong menjilat bibirnya. Sial, pemuda berwajah perempuan di depannya ini benar-benar luar biasa. Sangat cantik, manis dan terlihat sangat menggoda disaat yang bersamaan. Jujur, Taeyong ingin lebih.

" Ahhhhhhhh j-janganhh ahhhh ." Yuta mendesah kencang ketika Taeyong melahap nipple kirinya dengan sangat rakus. Kulit pemuda ini terlalu manis menurut Taeyong, jadi Taeyong enggan melepaskannya walau dipaksa sekalipun.

Yuta merutuk dalam hati, pemuda manis itu tidak mengerti kenapa ia bisa berada disituasi semengerikan ini. Seingat Yuta, ia baru saja sampai di Korea 30 menit yang lalu. Sempat tersesat sebentar hanya untuk mencari apartemen yang telah disiapkan Ayahnya. Dan masuk kedalam lift yang hanya berisi dirinya dan pemuda bernama Taeyong yang masih menghisapi nipplenya dengan rakus seperti sekarang ini. Situasi semakin mengerikan bagi Yuta ketika lift tiba-tiba berhenti. Sial, kenapa juga liftnya harus macet di saat tidak tepat seperti ini? Yuta merutuk dalam hati. Jadi, untuk beberapa menit kedepan ia harus menahan diri dengan sentuhan-sentuhan dan hisapan aneh di sekujur tubuhnya.

" Kenapa kau bisa secantik ini hm?"

" J-janganhh g-gilahhh." Yuta menggigit bibir bawahnya guna menahan desahan-desahan laknat yang ingin sekali keluar dari bibirnya. Taeyong menyeringai, ia memegang dagu Yuta dan dengan segera melahap bibir merah manis yang sedang dikulumya saat ini. Sialan, Taeyong tidak pernah merasakan bibir semanis dan selembut ini sebelumnya. Terlalu banyak gadis-gadis – entah masih pantas disebut gadis atau tidak – yang pernah Taeyong cium selama ini. Tapi bibir pemuda manis yang sedang disentuhnya ini bahkan lebih manis dari rasa manis gula dan madu sekalipun. Sial, rasanya seperti candu.

" Ngggghhhh." Yuta masih teguh dengan pendiriannya, ia tetap mengatupkan bibirnya tak peduli dengan jilatan-jilatan yang Taeyong lakukan, ia tidak mau bibirnya dijamah lebih jauh oleh pemuda brengsek bermaga Lee ini.

" Anghhhh." Yuta mendesah begitu Taeyong menggigit bibir bawahnya dan lidahnya memaksa masuk ke dalam mulut hangat itu. Lidah Taeyong berniat untuk mengajak lidah Yuta bertarung, tapi Yuta menolaknya. Maka dari itu Taeyong lebih memilih untuk mengobrak-abrik mulut Yuta dengan lidahnya dan meraba langit-langit dalam mulutnya hingga menghasilkan banyak saliva yang menetes di sudut bibir Yuta.

" Ahhhhhhh." Yuta tak kuasa menahan desahannya begitu tangan kiri Taeyong yang semula memilin nipplenya kini beralih ke arah selangkangannya. Dan meremas area pribadi Yuta dengan keras. Yuta menggelengkan kepalanya guna menghalau perasaan aneh pada semua sentuhan yang Taeyong berikan. Sentuhan Taeyong benar-benar mengerikan. Selama 17 tahun hidup Yuta tidak pernah melakukan hal sedewasa ini. Bermasturbasi pun Yuta tidak pernah, ciuman saja Yuta tidak pernah melakukannya. Yuta selalu berpikir kalau dirinya masih dibawah umur dan itu memang sebuah fakta.

Tapi apa yang terjadi sekarang? Taeyong bahkan sudah mencuri ciuman pertama Yuta, dan lebih parahnya lagi melakukan hal-hal tak senonoh pada Yuta. Yuta ingin menangis, ia selalu berharap bisa memberikan ciuman pertamanya pada gadis yang Yuta cintai. Bukan seorang laki-laki seperti ini. Sungguh, Yuta masih sangat lurus, bahkan terlalu lurus untuk dijadikan objek pemuas nafsu pemuda bejad di depannya ini.

" Ngghhhhhhh." Yuta memukul dada Taeyong cukup keras begitu pasokan oksigen di paru-parunya semakin berkurang. Taeyong yang menyadarinya dengan tepaksa melepas ciuman mereka. Taeyong menatap Yuta dengan serius. Terlihat benang saliva terputus di dagu Yuta. Sial, pemuda di depannya ini terlalu cantik, bahkan lebih cantik dari gadis-gadis yang pernah dikencaninya. Sangat bersinar dan mempesona.

" J-jangannn s-sentuhh ituhhh k-ku mohonnn." Tubuh Yuta bergetar hebat begitu tangan kiri Taeyong menelusup kedalam celana dalam hitam yang Yuta kenakan. Dan mengocok milik Yuta dengan tempo yang tidak beraturan. Yang dilakukan Taeyong itu memuat desahan Yuta semakin mengeras. Yuta ingin mengumpat, sampai kapan lift ini macet? Sampai kapan pula ia harus terjebak disitusi seperti ini?

" Milikmu kecil ya ternyata." Kata Taeyong seraya menjilat bibirnya. Sungguh, Yuta terlihat berkali-kali lipat lebih cantik dari sebelumnya. Kepala bersurai coklat itu menegadah dengan mata tertutup dan bibir merah bengkak yang agak terbuka, Taeyong bahkan dapat melihat saliva dari sisa ciuman mereka yang belum mongering di dagu Yuta. Taeyong tidak tahan celananya semakinn sempit saja sekarang. Tangan kirinya beralih ke pantat sintal Yuta dan meremasnya dengan gemas. Sialan, mana ada pantat laki-laki selembut dan sehalus ini? Taeyong mulai gila.

" Ahhhhhhh a-pa yang kau l-lakukahhhn? Anghhh s-sakitt." Yuta meringis sakit begitu jari tengah Taeyong masuk ke dalam lubangnya yang bahkan tak pernah tersentuh sekalipun.

Taeyong memejamkan matanya. Sempit, lubang Yuta terlalu sempit hingga menjepit jari tengahnya dengan sangat kuat. Dari reaksi yang Yuta timbulkan, Taeyong yakin sekali kalau Yuta tidak pernah disentuh atau menyentuh dirinya sendiri. Taeyong yang pertama? Entah kenapa Taeyong merasa sangat senang hanya dengan membayangkan kalau ia yang akan memenuhi lubang pemuda manis di bawah kendalinya ini. Taeyong mendekatkan wajahnya hendak mencium Yuta yang sepertinya sudah pasrah dengan apa yang terjadi selanjutnya sebelum…

TING. Lampu lift menyala dan Taeyong mengumpat karena rencananya untuk menggagahi pemuda manis ini kandas begitu saja. Taeyong menghela napas berat, ia mengeluarkan jarinya dari lubang Yuta. Taeyong tersenyum melihat penampilan Yuta yang begitu berantakan dan lemas. Taeyong kembali menyentuh Yuta, hanya saja untuk membenarkan pakaian Yuta, begitu juga dengan rambutnya. Taeyong menjauhkan tubuhnya dan berdiri di samping Yuta begitu selesai. Namun tatapan matanya tak pernah lepas dari sosok cantik yang tengah menarik napas panjang saat ini. Terlihat menggemaskan di mata Taeyong.

Taeyong mencium jari tengahnya yang ia gunakan untuk mengobrak-abrik lubang rectum Yuta sebelumnya. Taeyong mengendus jarinya itu dengan sangat serius, dan menghirup bau Yuta yang tertinggal di sana. Luar biasa, Taeyong sangat menyukai bau ini, aroma Yuta bahkan berjuta kali lebih harum dari parfum manapun.

" Menjijikkan." Kata Yuta jijik dengan kelakuan Taeyong. Sedangkan Taeyong yang mendengarnya hanya bisa tertawa. Sungguh, Yuta yakin kalau orang bernama Lee Taeyong ini sebenarnya orang gila yang kabur dari Rumah sakit jiwa.

TING. Pintu lift terbuka begitu mereka sampai dilantai 5. Yuta segera menarik koper birunya dan keluar dari lift meninggalkan Taeyong yang ternyata juga turun di lantai yang sama dengannya. Yuta berjalan dengan cepat, pemuda manis itu bahkan menghentakkan kakinya dengan sangat keras pertanda ia sedang murka dan menggerutu dalam bahasa negara asalnya. Yuta tersenyum lebar begitu mengetahui apartemen dengan nomor 79 berada di ujung sana, berhadapan dengan apartemen bernomor 80. Yuta langsung masuk ke dalam dan mengunci pintunya, mengabaikan seseorang yang tengah menyeringai lebar kearahnya dan memasuki apartemen yang berhadapan dengan apartemen Yuta sendiri.

" Aku akan mendapatkanmu kucing kecil."

TBC

AKU GAK NIAT BUAT NC TAPI COBA-COBA GAK SALAH KAN YA? Aku terlalu banyak baca ff nc di fandom anime :'v dan aku kepikiran banget pingin buat juga pakai cast member NCT. Aku nulis ini degdegan sendiri, seumur-umur aku gak pernah nulis cerita yang nyerempetnya jauh kayak begini. Tapi kok seru ya? Wkwkwkkwkwk abaikan plissseu. Aku niat banget mau lanjutin fic ini, tapi kalau kalian gak suka mungkin akan aku hapus.

Btw, jangan lupa Read and Review.