Annyeong..

Sudah Desember ya?

Kembali sama eonnie(?) dan cerita abal-abalnya. Seperti janjiku, aku akan sedikit mengkoarkan imajinasiku yang terbatas tentang Kibum dan Kyuhyun. Terimakasih banyak buat yang sudah berpartisipasi dalam voting abal-abalku sekitar seminggu yang lalu. Baik yang memilih story 1, strory 2, ataupun yang golput (minta keduanya dilanjutnya). Jujur, pengen banget keduanya lanjut, tapi aku masih punya tanggungan 2 ff dan juga karena masa sekolah serta kuliah yang hampir berakhir, bikin pekerjaan dan tugas menumpuk.

Lalu, story manakah yang terpilih pada akhirnya? Mari langsung kita tengok saja. Khikhikhikhi. Aku sangat berharap ini tidak akan mengecewakan.

.

.

Knock Out

.

Mereka terlahir dari rahim yang sama disaat hampir bersamaan. Karena alasan inilah mereka merasa mengenal satu dengan yang lain lebih dari siapapun. Tapi benarkah demikian? Tak dapat dipungkiri, setiap manusia mempunyai hati dan pikirannya masing-masing, begitu juga dengan mereka yang sudah diberi status kembar sejak lahir.

.

Dalam sebuah pertemuan tertutup di sebuah ruangan, suasana tegang menyelimuti dua kubu yang saling duduk berhadapan. Di salah satu kubu, seorang namja berwajah datar duduk di samping pimpinan fakultas atau yang sering disebut dengan dekan. Statusnya sebagai ketua perkumpulan mahasiswa sefakultas mengharuskannya ikut duduk dan andil dalam pertemuan tersebut. Atensi matanya terus mengarah pada kubu di seberangnya. Tepatnya pada seorang namja yang duduk paling tengah dan berstatus sebagai pimpinan perkumpulan yang mengatas namakan suara mahasiswa.

Ingatan namja berwajah datar –Kim Kibum- mengulang bagaimana dia dan namja yang saat ini dalam atensinya –Kim Kyuhyun- menghabiskan malam sebelumnya dengan memainkan game.

'yah! Bummie! Aish, bagaimana aku masih bisa kalah oleh kutubuku sepertimu'

Kibum mengingat bagaimana ekspresi lucu saudara kembarnya. Dan ekspresi itu justru berbanding terbalik dengan sekarang.

"jadi kau yang mencuri file soal ujian itu?" tanya langsung namja paruh baya yang duduk di sisi lain pimpinan fakultas. Seorang namja yang berstatus wakil pimpinan fakultas atau yang disebut dengan wadek (wakil dekan).

"ya. Aku dan Donghae yang mencurinya malam itu. Sedangkan Ryeowook dan Minho yang bertugas untuk menyebarkan serta menghapus barang bukti" jawab tegas Kyuhyun. Tidak ada nada penyesalan sedikitpun dalam intonasinya. Tiga orang yang disebut dalam ucapannya juga tidak jauh berbeda. Donghae, Ryeowook dan Minho masih duduk dengan tegap di sisi-sisi Kyuhyun.

"hey bocah, apa kalian tidak tau dengan kensekuensinya?" tanya kembali wadek. Dia mulai naik pitam melihat mahasiswa-mahasiswa yang dirasanya tidak punya sopan dan takut sama sekali.

Kyuhyun menyunggingkan satu sudut bibirnya "kami bukan tidak tau, tapi kami tidak takut. Lagipula, bukankah kami sudah meminta permohonan untuk mengundur waktu ujian?"

Sang pemimpin fakultas hanya tersenyum begitu hangat menanggapi mahasiswa yang begitu berapi-api di hadapannya. "apa alasan kalian melakukan itu, nak?". Bukannya dia tidak tau hal yang melatar belakangi tindakan beberapa aktivis mahasiswa tersebut. Ini adalah sejenis pertanyaan untuk menaikkan lawan bicara ke atas angin. Dan kemudian menjatuhkannya.

"perkara beasiswa yang belum cair. Uang pangkal yang tiba-tiba harus dibayar mahasiswa sebelum ujian praktek. Terlebih pihak fakultas menutup mata dengan semua itu. Kami hanya meminta tenggat waktu untuk melunasinya. Tapi kalian justru mengeluarkan pengumuman bahwa mahasiswa yang belum melunasi segala bentuk biaya operasional tidak dapat mengikuti ujian" Kyuhyun mengakhiri pidato panjangnya. Menatap tegas namja berambut putih yang duduk di hadapannya.

Menanggapi wajah serius Kyuhyun dan teman-temannya, ketiga namja yang mempunyai peran penting dalam fakultas itu justru hanya diam dengan masing-masing ekspresi khasnya. Wakil dekan yang masih dengan wajah penuh amarah, ketua dekan yang masih menampilkan senyum hangat dan ketua perkumpulan mahasiswa –Kibum- dengan wajah datarnya.

"jika tujuan kalian adalah membuat hasil ujian menjadi seragam sehingga kami harus mengadakan ujian ulang yang berarti memberikan tenggat waktu untuk mahasiswa melunasi seluruh biaya, maka kalian sudah mencapai tujuan itu. Tapi yang kalian lupa, ujian praktik dan biaya yang harus dikeluarkan merupakan dua hal yang sebanding. Dengan kata lain, melakukan ujian ulang justru akan menambah beban biaya mahasiswa" mahasiswa semester lima yang sedari tadi hanya diam akhirnya buka suara. Masih dengan ekspresi datar, matanya menatap Kyuhyun. Kali ini kedua pasang obesian itu saling berhadapan. Menyalang seolah status saudara tak pernah mereka sandang.

.

Kibum menatap dari lantai bawah sebuah pintu dengan stiker besar bertulis Law, Judge and GameGyu yang ada di lantai dua. Kibum hanya bisa menghembuskan nafas, masih heran dengan jalan pikiran yang diambil dongsaengnya itu. Pernah Kibum bertanya apa saudara kembarnya itu ingin menjadi hakim, dan dongsaengnya itu berucap 'hukum tidak harus diputuskan oleh hakim, Bummie'. Kibum masih ingat itu adalah ucapan Kyuhyun ketika dia masih duduk di bangku junior high school. Dari mana dia mendapatkan kata-kata bijak seperti itu. Padalah yang selama ini dongsaengnya pegang tak jauh dari kata game.

"apa Kyuhyun tidak ada kuliah hari ini, Kibum?" sebuah suara membuyarkan lamunan Kibum tentang keunikan dongsaengnya itu. Seorang yeoja dengan rambut yang sedikit beruban berjalan dari arah dapur.

"aku akan tanyakan padanya" ini adalah jawaban Kibum untuk menghindari eommanya. Eomma-nya ini pasti akan kembali terkejut jika tau apa yang sudah diperbuat Kyuhyun.

Dengan segera dia menaiki tangga dan mengetuk pintu. "kyu, aku masuk". Tidak ada jawaban dari dongsaengnya, maka dari itu Kibum memilih untuk langsung masuk ke dalam kamar. Benar dugaan Kibum, Kyuhyun masih bergelung dengan selimut. Dapatkah dikatakan selimut, jika saat ini posisi selimut justru berubah menjadi guling? Di tangan nya masih tergenggam PSP. Pasti saudaranya ini kembali begadang karena game. "Kyunnie, bangunlah"

"hari ini Kyu tidak ada kuliah,eomma" rancau Kyuhyun masih dengan matanya yang tertutup.

"berhenti berbohong, kyu" ucap datar Kibum.

Kyuhyun mulai sadar bukan eommanya yang memanggil. Dibukannya matanya dengan berat. Setelah tau kembarannya yang mengganggu mimpinya, Kyuhyun kembali menutup matanya "aku diskors" Kyuhyun sedikit meraba mencari ujung selimut dan menutup tubuhnya asal hingga sebatas dada.

"kau tidak diskors" Kibum tentu sangat tau Kyuhyun tidak diskors karena 'keusilannya' mencuri soal ujian. Tidak mendapat jawaban, Kibum beranjak ke jendela dan membuka tirai yang masih tertutup.

Kyuhyun yang merasa terganggu karena sinar matahari tiba-tiba menelusup ke dalam kamarnya, langsung menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam selimut.

"sampai kapan kau akan berbohong?" Kibum sedikit menaikkan nada bicaranya. Tanda dia mulai naik pitam, namun begitu dia masih dapat mengontrol wajah datarnya.

"mereka menskors Ryewook dan Minho" cicit Kyuhyun dalam selimutnya.

Kibum tau yang ini Kyuhyun tidak berbohong. Kembali Kibum menghembuskan nafas panjangnya. Pasti karena alasan solidaritas lah Kyuhyun tidak ingin masuk kuliah. Sahabat adalah nomor pertama bagi Kyuhyun. Tapi tidakkah dia pernah memikirkan perasaan orang lain yang juga menyayanginya? "berhentilah membuat eomma khawatir, Kyu"

Tidak ada jawaban dari balik selimut. Kibum kembali menelan kekecewaannya. Berdebat dengan kembarannya itu memang tidak pernah menghasilkan suatu kesimpulan. Kyuhyun terlalu keras kepala.

Entah sejak kapan, Kibum merasa Kyuhyun semakin menjauh darinya. Kyuhyun sudah tidak lagi banyak bermanja seperti dulu. Kyuhyun yang sekarang sudah mempunyai dunianya sendiri.

.

"kau masih disini, Kyuhyun ah?" sebuah suara berasal dari seorang namja mungil yang kemudian mengambil duduk berhadapan dengan Kyuhyun –dipisahkan oleh sebuah meja-.

"apa aku mengganggu pekerjaan mu, ryeowoogie?" Kyuhyun bukan dengan sengaja ingin berlama-lama di café tempat sahabatnya itu bekerja. Dia hanya tidak tau harus kemana di hari yang terhitung masih pagi.

Ryeowook tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Sebenarnya ingin dia berteriak memarahi Kyuhyun yang selalu memanggil namanya tanpa embelan hyung. Tapi dia urungkan ketika melihat raut wajah sahabatnya itu sepertinya sedang tidak baik. "aku hanya heran melihatmu sepagi ini sudah ada disini. Bukankah kau seharusnya ada kuliah?"

BRAK!

Kedua pasang mata dan beberapa pasang mata lainnya yang ada di café sontak mengarah ke salah satu meja, sumber keributan. Di salah satu meja bekas pelanggan itu, Minho sedang membersihkan meja kotor dan dengan sengaja sedikit meletakkan piring dan gelas kotor dengan sedikit membanting.

Kyuhyun hanya bisa menundukkan kepalanya. Tangannya memainkan sendok yang ada di mangkok es krimnya yang sudah setengah meleleh. "mianhae. Aku yang sudah membuat kalian menjadi diskors. Andai saja-"

"-aku tidak ikut aksi gilamu itu, hyung. Pasti sekarang aku sedang menikmati kehidupan baru ku sebagai mahasiswa kedokteran" ucap dingin Minho ketika dia sudah berada di hadapan meja Ryeowook dan Kyuhyun. Setetah mengucapkan itu, dia langsung beranjak kembali ke dapur dengan piring dan gelas kotor di tangannya.

Kyuhyun jelas paham ucapan tajam Minho itu ditujukan pada siapa. Kembali dia hanya dapat menundukkan kepalanya. Kali ini dia tidak lagi bermain dengan sendok. Dia hanya diam memikirkan ucapan Minho. Tidak, bukan hanya ucapan Minho, ucapan hyung-nya tadi pagi juga sedang memenuhi pikirannya. Tentang dirinya yang selalu menjadi beban.

"tidak usah dipikirkan, Kyu. Dia masih dalam tahap pencarian jati diri sebagai seorang mahasiswa." mahasiswa semester lima –Ryeowook- kembali tersenyum mencoba menenangkan Kyuhyun. Diusapnya lembut punggung tangan Kyuhyun yang ada di atas meja. "jja, berangkatlah ke kampus. Tidak perlu mengkhawatirkan kami" Ryeowook kemudian berdiri dari duduknya, menepuk pelan bahu sahabatnya sebagai tanda dukungan. Meminta Kyuhyun untuk masuk kuliah seperti biasanya, tanpa perlu memikirkan dirinya dan Minho yang sedang diskors.

Kyuhyun hanya bisa menatap punggung kecil Ryewook hingga hilang dibalik pintu dapur. Pikirannya terus mengulang ucapan Ryewook. Pencarian jati diri sebagai mahasiswa. Suatu status untuk mereka yang masih mengecap tingkat pertama bangku perkuliahan. Minho memang masih semester pertama, dia masih belum tau jiwa sejati seorang mahasiswa. Lalu bagaimana dengan dirinya? Kyuhyun saat ini memang sudah semester tiga. Tapi dia sendiri merasa belum menemukan jati dirinya sebagai seorang mahasiswa. Seperti apa sebenarnya jiwa seorang mahasiswa itu? yang pernah dia dengar dan yakini adalah mahasiswa sebagai agent of change, social control dan juga iron stock. Apakah itu salah?

.

Minho kembali membersihkan meja pelanggan terakhir setelah dia mengganti tanda open di pintu menjadi close.

"Minho ya.." Ryeowook menatap lembut Minho yang masih berwajah dingin.

"kalau hyung ingin membicarakan tentang Kyuhyun hyung, maka tidak ada yang perlu dibicarakan" Minho kemudian kembali beranjak ke dapur. Keadaan Café saat ini memang sudah sepi. Pelayan yang lain sudah pulang beberapa waktu yang lalu.

Ryeowook mengikuti langkah Minho menuju dapur. Berhenti didekat Minho yang sedang mencuci tangannya. "kau tidak seharusnya berbicara seperti itu kepada Kyuhyun. Kau jelas tau dia melakukan semua itu untuk kita"

Minho menghentikan acara mencuci tangannya. Dia menyadari apa yang diucapkan Ryeowook adalah benar adanya. Kyuhyun bukanlah mahasiswa penerima bidikmisi ataupun jenis beasiswa lainnya seperti dirinya dan Ryeowook. Kyuhyun berasal dari keluarga yang sangat terpandang. Seharusnya dia cukup duduk manis dan belajar dalam kelas. Tapi untuk saat ini saja, bolehkah Minho egois? Dia butuh seseorang untuk dapat disalahkan. Pihak Fakultas memang memberikan tenggat waktu untuk melunasi semua biaya, tapi dia juga harus menanggung biaya dua kali lipat karena pengadaan ujian susulan. "menurut hyung, kenapa hanya kita yang menerima hukuman?"

Untuk kemudian, diam kembali menguasai keadaan. Masing-masing dari mereka tentu sangat paham kenapa hanya dua orang dari empat tersangka yang mendapatkan hukuman. Ryewook dan Minho akhirnya hanya bisa pasrah. Hukum memang selalu tegak kokoh dihadapan orang kecil.

Dalam waktu yang sama, di tempat yang berbeda, orang yang mereka bicarakan sedang sibuk dengan bersinnya. Mungkin efek dari dia yang sedang jadi tema pembicaraan atau karena cuaca. Diusapnya hidungnya yang mulai berair dan dirapatkan jaketnya agar terhindar dari udara yang semakin mendingin. Kyuhyun baru saja keluar dari game center. Tempat dia seharian menghabiskan waktunya.

Dilihatnya jam di handphonenya sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat. Beberapa missed calls muncul dari pemilik nama yang sama.

Flat Bummie

Kyuhyun tidak menggubrisnya. Dimasukkan lagi handphone nya ke dalam saku sebelum benda elektronik itu kembali bordering. Sebuah panggilan masuk dari nama yang sama dengan nama yang sudah menorehnya beberapa missed calls.

"dimana?" sebuah suara minim nada langsung terdengar ketika Kyuhyun baru saja menempelkan handphonenya ke telinga.

"game center. Aku tidak akan pulang malam ini" Kyuhyun mengambil keputusan, meskipun dia sendiri belum tau akan menginap dimana.

"lalu?" Kibum saat ini hanya memandang gerbang rumahnya dari ruang tamu rumah megah mereka. Yang sebenarnya terjadi, dia sedari tadi menunggu Kyuhyun pulang. Hatinya dilanda kecemasan ketika dia seharian tidak melihat Kyuhyun di kampus dan ketika pulang dongsaengnya itu juga tidak ada di rumah.

"aku akan menginap di rumah teman" jawab Kyuhyun sambil berjalan menyusuri trotoar jalanan. Entah akan kemana, entah pada sahabat yang mana kakinya akan menuntunnya.

"apa kau menghindariku?"

Skak. Kyuhyun tanpa sadar langsung menghentikan langkah kakinya ketika dia dengar hyung-nya itu berhasil menebak niat tingkahnya. Dirinya memang masih belum berani memandang Kibum. Kepalanya masih terus diisi dengan pembicaraan terakhir mereka tadi pagi. Bagaimana ekspresi datar Kibum yang menyiratkan kekecewaan terhadapnya, bagaimana Kibum untuk kesekian kalinya memintanya agar tidak kembali mengecewakan orang tua mereka. "bisakah hyung biarkan aku sendirian malam ini saja?"

Kibum terhenyak dari tempatnya berdiri. Dongsaengnya itu tiba-tiba memanggilnya dengan embel-embel 'hyung'. Sebegitu besarkah keinginan Kyuhyun untuk menghindarinya? Tanpa terasa, satu tangannya yang terbebas dari handphone mengepal. "baiklah". Dan langsung diputuskannya hubungan telpon itu.

Tak jauh berbeda, Kyuhyun terus terdiam dengan handphone yang masih menempel di telinga -meski hanya terdengar tut tut tut-. Entah kenapa hatinya terasa begitu bergemuruh. Ada perasaan tak nyaman yang dirasanya semakin membuncah.

.

Langit semakin mencapai garis tengah malam dengan suhu yang jelas jauh dari kata hangat. Angin bertiup cukup kencang di sebuah atap gedung bertingkat belasan. Meski begitu seorang pemuda dengan begitu nyamannya berdiri di ujung pembatas sembari merentangkan kedua tangannya dan menutup mata.

"apakah sebegitu nyamannya, hyung?" Kyuhyun tiba-tiba muncul dari balik pintu atap gedung Tidak ada raut ketakutan sebagaimana orang pada umumnya melihat orang lain seolah bergaya akan bunuh diri. Pemandangan di hadapannya adalah hal yang biasa untuknya. Beberapa kali Kyuhyun melihat Donghae –namja dengan 'cara aneh' menikmati malam- itu berpose yang sama di tempat yang sama.

Donghae hanya membuka matanya mendengar suara itu. Tidak ingin banyak menanggapi, dia kembali menutup matanya dan kembali ke kegiatannya untuk merasakan sensasi bebas.

"langit malam ini benar-benar indah ya?" berbeda dengan Donghae, Kyuhyun lebih memilih berbaring terlentang di lantai sembari menatap langit. Cuaca memang begitu dingin, langit pun sebenarnya tak nampak begitu indah karena mendung. Meski begitu beberapa bintang masih terlihat bersinar meski tak ditemani sang bulan. Dijulurkan tangannya ke arah langit, menunjuk pada sebuah bintang yang dilihatnya bersinar paling terang. Sangat jauh. Ungkapan hati Kyuhyun. Dadanya tiba-tiba terasa begitu berat hingga tanpa terasa air mata menetes dari ujung matanya.

Entah sejak kapan, Donghae sudah duduk menghadap Kyuhyun di pagar pembatas. Matanya tak luput melihat Kyuhyun yang meneteskan liquid, namun dia lebih memilih diam mengamati. "kau benar-benar bocah pengganggu" Donghae sedikit meloncat untuk turun dari pagar pembatas yang cukup tinggi. "cepat masuk. Ada yang ingin aku tunjukkan padamu" Donghae kemudian berjalan ke arah pintu, tujuannya adalah apartemennya yang berada beberapa lantai di bawah atap. Meninggalkan Kyuhyun yang masih setia menatap langit.

.

Sepasang mata itu benar-benar terasa begitu berat untuk dibuka. Sekali si empu-nya mencoba meningkatan kesadaran, saat itu juga sakit kepala langsung menderanya hingga menghasilkan erangan pelan dari mulutnya. Dengan pandangan yang masih samar, namja bersurai cokelat itu mencoba menerka dimana dia sekarang. Nyatanya, dia –Kyuhyun- sedang berada di kamarnya sendiri.

Sensasi kaku dan dingin dirasakan pada keningnya. Ketika diraba, Kyuhyun sadar ada plester penurun demam yang tertempel erat di dahinya. Sepertinya dia semalam demam. Tapi bagaimana bisa ketika terbangun dia sudah berada di kamarnya? Sedangkan terakhir yang Kyuhyun ingat, dia hanya sedang menatap satu bintang yang bersinar paling terang.

Diedarkan pandangannya hingga menemukan satu titik. Tepat disampingnya, kursi belajarnya sudah bertengger manis dengan seorang namja yang mendudukinya. Hyung yang berusaha dia hindari semalam sedang tertidur dengan posisi yang terlihat tak nyaman.

Hatinya kembali bergemuruh. Namun kali ini menimbulkan perasaan yang begitu menenangkan. Kyuhyun sekarang paham apa yang terjadi. Dengan lelehan liquid yang semakin tak terkontrol untuk mendesak keluar dari matanya, disusul dengan sebuah isakan, Kyuhyun langsung menerjang Kibum yang masih berada di alam bawah sadarnya. Membuat mereka berdua hampir terjengkal ke belakang jika Kibum tidak refleks menahan keseimbangan.

"HHUUUAAAA..BBUUUMMIIIEEE" Kyuhyun menangis begitu keras dengan kedua lengannya yang melingkar erat di leher Kibum. "BUUMMIIIIEEE.." air mata mengalir semakin deras begitu juga dengan ingus yang keluar dari hidungnya. Mulutnya terus meneriakkan nama kecil hyung-nya itu dengan air liur yang telah bercampur dengan airmata dan ingus. "BBUUMMIIIEE..HHUUAAAAHHH..BUUUMMIIEEE"

Kibum tersnyum dalam rengkuhan erat Kyuhyun. Tangannya membalas memeluk Kyuhyun tak kalah erat. Sekali-kali ditepuknya punggung yang bergetar begitu hebat karena tangisan yang terlalu keras itu. Airmatanya sendiri sudah mengalir dan senyum penuh syukur terus terpantri di wajahnya. Dia begitu bersyukur telah dilahirkan sebagai seorang yang berstatus kembar. Dia bersyukur memiliki satu jalinan tak kasat mata yang begitu kuat dengan namja yang tengah menangis memanggil namanya.

Mereka kini menyadarinya, seberapa pun langkah mereka saling menjauh. Selalu hanya satu tujuan untuk kembali, yakni dalam pelukan hangat dari masing-masing mereka.

.

End/Tbc(?)

Pendek? Hehe. Iya. Memang sengaja dipotong sampai disini biar bisa dibuat ending. Jujur, ngga yakin buat lanjut. Karena chapter berikutnya bikin saya sendiri pusing. Buat chapter berikutnya aja saya udah ganti dua kali karena baru tau dari seorang sumber kalau struktur organisasi di XXX tidak seperti yang saya bayangkan. Jadi intinya, imajinasi saya sempat bertubrukan sama real case nya.

Lanjut atau tidak?

Pilihannya cuma dua itu? iya. Hehe. Maaf sekali lagi. Ngga mungkin aku publish story satunya karena yang sudah tertulis berchapter-chapter ya story ini.

Sekali lagi semoga ff ini tidak mengecawakan. Story 1 ini menang satu suara dari Story 2. Makanya muncul kegalauan ketika memilih antara dua cerita tersebut. Tapi karena beberapa alasan yang readerdeul berikan, akhirnya aku memilih ff ini.

Sekian dan terimakasih.

Balasan buat yang sudah meluangkan waktu nya untuk mereview 'Desember itu milik KiHyun'.

Cuttiekyu94 : hehe. Maaf, yang dipublish akhirnya yang cerita 2. Semoga tidak mengecewakan. Btw, aku suka ff kamu..dilanjut dong..hehe.

Hyunnie02: hehe. Maaf, yang terpilih story 1. Semoga tidak mengecewakan. Hehe. Iya, jarang sebenernya genre fantasy. Imajinasi ku melalang buana menulis satu chapter awalnya. Tapi karena imajinasi yang terlalu liar itu aku takutnya ada yang sulit memahami

: Desember sudah datang. Tapi yang terpilih bukan genre fantasy. Semoga tidak mengecewakan

Sheehae89: yang terpilih akhirnya story 1. Semoga bikin tertarik dan tidak mengecewakan

Okaocha: yey, yang terpilih sesuai keinginan kamu :D

Awaeelfkyu13: yang terpilih bukan genre supernatural. Haha. Semoga ngga ngecewain

Sparkyubum: di story 2 kyuhyun juga menderita kok. Cuma ngga diawal-awal .

Yong Do Jin316: haha. Aku sendiri juga labil menentukan pilihan story yang mana.

Desviana407: ini Desviana Dewi bukan? Iya. Bener banget. Sulit memang menuangkan imajinasi kita ke tulisan. Apalagi genre fantasi. Ini aku alami pas nulis chapter pertama story ke dua.

Dewidossantosleite: sudah dilanjut..terimakasih sudah di baca

Fatmawatiyustika: makasih banggeettttt pujiiiiaannnyyaa tapi Cuma bisa di share salah satu story

Emon: wah kamu ikut ningbrung..senengnya~

Rain: yey, yang di lanjut story satu. Iya, ini kental banget brothership

Kirio san: yang terpilih story 1. Semoga tidak kalah menarik

Vallerykim: iya. Ini brothershipnya kental banget. Tapi penggambaran Kyuhyun disini tidak begitu manja seperti pada ff lainnya. Maaf ya..semoga tidak mengecewakan.

Shofie Kim: yey, sesuai keinginan kamu. Akhirnya story 1 yang dipublish.

Kimkyu13: ngga ada waktu XD. Jangan panggil thor, panggil Yui aja

Nurani506: iya. Disini ada unsure saingan, kecemburuan, tapi juga saling sayang di lain sisi. Sesuai keinginan kamu. Story 1 yang dishare.

AnnishiKimki istri Kibummie: yang ditunggu sudah datang. Khukhu. Kalo masalah sad ending atau engga, banyak hal yang harus dipertimbangkan. Kadang aja aku bisa berbelok arah di tengah cerita mengenai ending yang dipilih. Hehe.

Reader: yang terpilih satu XD

Diahretno: tapi yang dishare Cuma bisa satu story. Semoga tidak mengecewakan

Dayline: hehe. Yang terpilih story 1. Semoga ngga ngecewain mungkin lain kali aku share cerita ke dua

AbelKyu: sudah Desember story 1 judulnya mirip sama lagunya Suju di album pertama. Kalau story 2 rencana judulnya adalah After Gate.

Hanna shinjiseok: yey, yang terpilih sesuai keinginan kamu. Makasih semangatnya. Fighting! Gomawo .

Namikazekyuyaa: tapi yang terpilih story 2 mungkin lain kali aku share story 2. Semoga tidak mengecewakan.

Aprilside: yang terpilih story pertama. Semoga ngga mengecewakan makasih dukungan semangatnya

Iffahnur: iya. Cerita pertama memang lebih real. Tapi ini juga yang bikin aku takut akan ada beberapa pihak yang ngga suka. Jja, kembali, ini hanya ff kan ya?

Rismamalmul: yang terpilih sesuai keinginan kamu. Disini Kibum dan Kyuhyun ngga berubah kelamin kok. Dan pure brothership

Blackbee: iya. Bener. Pengalaman nulis awal story ke dua, memang agak rumit. Karena harus bisa membawa pembaca masuk ke imajinasi penulis.

Guest: hehe. Yang story kedua mungkin lain kali dishare. Story 1 dulu ya