Still

.

.

.

Note: Ide cerita ini bukan milik saya. Saya hanya bertugas mengembangkannya. Hope you like it.

Storyline from: Nyonya kim Joogwoon Yesungie.

Semoga tidak mengecewakan.

Warning: AU, OOC, Gs for uke, Typos, death chara dll DLDR!

Pair: Kyusung slight Kyumin.

.

.

.

Tirai jendela tertarik ke samping, menunjukkan pemandangan awan gelap yang bergulung-gulung di atas sana. Waktu menunjukkan pagi hari tapi cuaca sangat kelam dan kelabu. Dia menghela nafas berat. Iris hitamnya melirik jam yang berada di atas meja dekat tempat tidur. 07.15 KST. Masih pagi, tapi berkat cuaca yang tidak bersahabat membuatnya malas untuk keluar rumah, padahal pukul 9 nanti ia ada kuliah. Ia bawa tubuhnya-yang kata teman-temannya termasuk mungil untuk ukuran perempuan- untuk bangkit dari tempat tidur, menyeretnya ke kamar mandi.

.

Selesai mandi dan berpakaian jemari lentiknya mengambil sisir yang tergeletak di meja rias miliknya. Gerakan terhenti saat sisir berwarna putih itu dipenuhi helai rambut hitam panjang. Miliknya

"Lagi-lagi rontok," keluhnya sembari mengerucutkan bibirnya imut. Untuk sesaat pandangannya kosong menatap rambut yang berjatuhan. Pikirannya melayang jauh. Lamunannya terhenti saat suara ketukan pintu bergema di kamarnya yang sunyi.

Tok tok

Begitu mempersilahkan masuk, tampak lelaki paruh baya memasuki kamarnya dengan senyum lembut terpatri di wajah tuanya.

"Yesungie, kau sudah bangun. Apa ada kuliah hari ini?" Yesung, nama gadis itu, balas tersenyum lembut. Tanpa ragu melangkah mendekat dan memeluk ayahnya erat.

"Ne appa. Hari ini aku ada kuliah. Wae?" Yesung memejamkan mata merasakan elusan lembut di kepalanya. Ia suka saat ayahnya memanjakannya seperti ini walau terkadang sebal juga kalau diperlakukan berlebihan.

"Tidak apa-apa, hanya saja appa merasa jadwal kuliahmu semakin padat saja. Jangan terlalu lelah."

"Wajar saja appa, aku sudah di tingkat akhir sekarang, aku sudah disibukkan dengan skripsi. Appa tenang saja. Aku bisa menjaga diri." Gadis itu bisa mendengar helaan nafas berat dari ayahnya. Menandakan ketidakpuasan.

"Kau masih minum obatmu kan?"

"Vitamin, appa," koreksinya dengan wajah mengerut. Ayahnya hanya memutar bola mata.

"Ya terserah bagaimana kau menyebutnya." Yesung tertawa pelan masih nyaman berada di pelukan ayahnya.

"Yesung…" Yesung merenggangkan pelukannya mendengar ayahnya menyebut namanya dengan nada tak biasa. Begitu mata mereka bertemu ia lihat ekspresi ayahnya menyendu melihat tangannya yang dipenuhi beberapa helai rambut milik Yesung saat mengelus kepalanya tadi. Yesung tersenyum tenang. Diraihnya tangan besar ayahnya dan membersihkannya dari helai rambutnya kemudian menggenggamnya.

"Itu hanya rontok biasa, appa. Tak usah cemas."

"Tapi-"

"Appa, kumohon jangan bahas ini lagi. Sekarang ayo kita turun, eomma dan Sungminie pasti sudah menunggu di meja makan." Dibalikannya tubuh ayahnya dan mendorongnya pelan keluar kamar. Ayahnya hanya bisa menghela nafas dan mengikuti kemauan putri kesayangannya walau sesak di hatinya masih ada. Mungkin sekarang memang bukan saat yang tepat untuk membahasnya.

Begitu Yesung tiba di meja makan, aroma masakan tercium di segala sudut ruangan. Masakan ibunya memang yang terbaik. Ibunya terlihat mondar-mandir menata semuanya dan begitu menyadari kehadirannya dia menoleh. Dahinya mengerut melihat suami dan anaknya sudah duduk manis.

"Kau tidak membangunkan Sungmin?" pertanyaan itu tertuju pada suaminya yang membentangkan Koran harian dan mulai membacanya sambil menyeruput kopi yang tersedia.

"Dia bisa bangun sendiri, sayang."

"Kau selalu begitu. Kau hanya memperhatikkan Yesung saja, Sungmin juga anakmu, setidaknya berikanlah perhatian. Jangan mengacuhkannya begitu!" intonasinya naik beberapa oktav dengan raut wajah kesal yang kentara sekali. Yesung menunduk sedangkan ayahnya menutup Koran. Menatap istrinya.

"Jangan lagi," bisik Yesung pelan lebih kepada dirinya sendiri. Kejadian ini sudah berulangkali terjadi. Protesan ibunya yang dilayangkan untuk sang ayah yang terlihat menganaktirikan putrinya. Yesung mempunyai saudara kembar bernama Kim Sungmin. Wajah mereka sekilas memang mirip tapi juga berbeda. Jika Yesung memiliki tubuh mungil dengan rambut panjang, maka Sungmin memiliki tubuh proporsional bak model. Liukan tubuhnya yang sempurna membuat apapun yang dikenakan Sungmin tampak elegan dan seksi. Sungmin memiliki rambut pendek sebahu dengan potongan yang modis. Wajah Sungmin juga lebih cantik, apalagi saat memakai make up. Ayahnya memang terlihat kurang memperhatikan Sungmin. Selalu menomor satukan Yesung. Berulangkali Yesung bicara pada ayahnya mengenai hal ini tapi tidak didengar. Sedikit banyaknya Yesung juga merasa tidak enak hati pada Sungmin dan ibunya. Seringkali Yesung menangkap tatapan tak suka dari sang ibu untuknya. Yesung hanya bisa meringis dan semakin menunduk.

"Bukan begitu sayang. Kedua putriku sangat berharga bagiku. Tapi kau bisa lihat sendiri Sungmin sudah mandiri-"

"Itu karena dia terbiasa kau acuhkan! Kau selalu mengurus Yesung."

"Appa, eomma hentikan! Jangan bertengkar lagi." Yesung dan kedua orangtuanya menoleh ke sumber suara. Sungmin tampak menuruni tangga dengan pakaian yang sudah rapih atau lebih tepatnya terlihat cukup seksi, lengkap dengan tas tangan branded berwarna pink. Dengan santai ia duduk di samping Yesung, tersenyum padanya sebentar dan menatap orangtuanya.

"Kalian tidak lelah bertengkar terus? Ayo kita sarapan, sebentar lagi aku ada janji dengan Kyuhyunie." Sungmin tampak tidak ambil peduli pada sikap ayahnya, di luar ia tampak baik-baik saja tapi Yesung tahu sebenarnya Sungmin pasti juga ingin diperhatikan oleh ayahnya. Mereka saudara kembar, ingat? Ibunya menggeleng pelan melihat sikap putrinya. Ia menarik nafas dan segera menyendokkan sarapan untuk keluarganya. Memilih kembali mengalah. Yesung terus terdiam memperhatikan Sungmin. Saudara kembarnya ini cukup dekat dengannya walau tidak bisa dibilang benar-benar dekat. Yesung tahu Sungmin menyayanginya dan Yesungpun juga menyayangi Sungmin. Yesung bersyukur mendapat saudara seperti Sungmin. Ya walaupun Sungmin mempunyai sifat lumayan pemberontak dan susah diatur tapi Yesung yakin Sungmin sebenarnya anak yang baik dan manis.

Dan sarapan pagi itu mereka lewati dengan khidmat.

.

.

.

Yesung mengintip melalui jendela saat Sungmin berlalu pergi. Menemui kekasihnya yang datang menjemput. Bisa ia lihat Sungmin memeluk lelaki itu, Cho Kyuhyun. Senyum mengembang dari paras masing-masing. Mereka memang saling mencintai. Cho Kyuhyun, seorang CEO dari perusahaan game terbesar kedua di Asia. Wajahnya tampan dengan tubuh tinggi tegap. Rambutnya berwarna cokelat almond. Matanya tajam dan juga mempesona. Semua wanita pasti suka padanya termasuk Yesung. Ya, Yesung memiliki rahasia kecil. Dia mengagumi Kyuhyun, sangat. Saat pertamakali Yesung melihatnya dia tak bisa mengalihkan iris hitamnya dari obsidian cokelat Kyuhyun. Belum lagi senyum lelaki itu yang begitu menawan. Yesung mengaguminya, hanya itu. Lagipula Sungmin dan Kyuhyun sangat cocok, Yesung tak sampai hati merusak hubungan mereka. Ia dan Kyuhyun juga tak pernah sekalipun bertemu secara langsung. Yesung hanya melihatnya dari jauh saat tanpa sengaja dirinya hampir berpapasan saat Sungmin dan Kyuhyun berkencan.

Suara rongrongan mobil terdengar semakin menjauh. Sungmin sudah pergi bersama Kyuhyun. Merasa tidak ada hal yang perlu diperhatikan lagi Yesung segera beranjak, bersiap untuk kuliah. Saat berbalik dia berpapasan dengan ayahnya, memperhatikkannya lekat dan tanpa berbicara apapun. Setelah itu langsung pergi. Yesung hanya mengangkat bahu tanda tak mengerti. Kembali berjalan untuk bersiap-siap. Dosen hari ini Jung seonsaengnim yang terkenal killer, Yesung tak mau terlambat. Membayangkan wajahnya saja sudah membuatnya bergidik ngeri.

.

.

.

Berbeda dengan Sungmin yang mengambil jurusan kedokteran, Yesung termasuk dalam jajaran Mahasiswi jurusan musik. Hobinya bernyanyi. Dia bahkan mendapat julukan art of voice karena suaranya yang indah. Tapi dibandingkan dengan Sungmin jelas Yesung kalah jauh urusan kepopuleran. Sungmin adalah primadona kampus. Tidak banyak yang tahu Sungmin dan Yesung adalah saudara kandung. Rata-rata hanya mengetahui Yesung adalah kerabat Sungmin. Yesung tak mempermasalahkan.

"Sungie~" Eunhyuk, teman sejurusannya duduk di samping kursinya dengan gummy smile terpatri di wajah. Kelas baru saja selesai, dosen pun sudah berlalu meninggalkan tugas untuk dikerjakan mahasiswanya dan dibalas jeritan pilu karena tenggat waktu yang cukup singkat. Mahasiswa lainnya sudah keluar entah langsung pulang atau mengejar kelas lainnya. Menyisakan dirinya dan Eunhyuk.

"Ada apa Hyukie?"

"Ayo makan siang bersama," ajaknya antusias. Yesung menggeleng pelan dibalas kerucutan bibir dari Eunhyuk.

"Wae?"

"Pacarmu pasti sebentar lagi kemari mengajakmu pergi." Benar saja. Tak berselang lama apa yang dikatakan Yesung benar terjadi. Nampak mahasiswa dengan rambut brunnete memasuki kelas seraya memanggil Eunhyuk.

"Eunhyukie," panggilnya dengan suara berat khas lelaki.

"Donghae." Lelaki itu melangkah masuk mendekati mereka.

"Kau tidak ada kelas lagi kan? Ayo pergi. Hai Yesung." Donghae melambai singkat pada Yesung. Tangannya menggenggam jemari Eunhyuk erat.

"Tapi Hae, aku mau makan siang bersama Yesungie."

"Tak apa, pergilah Hyukie." Eunhyuk ingin membantah tapi tidak jadi.

"Baiklah, maaf ya Sungie. Sampai nanti." Yesung tersenyum dan melambaikan tangannya pada pasangan itu. Sudah terlalu terbiasa dengan rutinitas mereka. Ia merapihkan barang-barangnya dan segera berdiri. Kelas sudah sepi. Belum sempat melangkah kepala Yesung berdenyut menyakitkan, keseimbangan tubuhnya goyah hingga ia terjatuh membentur kursi. Tangannya mencengkram kepalanya erat. Pandangannya mengabur sesaat sebelum fokus kembali. Iris hitamnya melebar melihat darah tercecer di lantai. Tergesa ia menyentuh hidungnya. Darah. Hidungnya mengeluarkan darah. Yesung membuka tasnya, mengambil tisu yang selalu ia bawa untuk membersihkan darahnya. Tak lupa dengan darah di lantai. Ia terdiam sebentar, menyender di lengan kursi untuk meringankan sakit kepala yang dialaminya. Beruntung tidak ada siapapun yang melihatnya. Yesung meraih kursi di depannya untuk berpegangan sebelum mulai berdiri. Ia menarik nafas dalam.

"Oke Yesung, kau tidak apa-apa. Setelah ini kau hanya perlu meminum vitaminmu. Jangan sampai appa tahu hal ini." Tekadnya. Sebisa mungkin Yesung ingin terlihat baik-baik saja agar tak ada yang mengkhawatirkannya. Yesung tidak mau menyusahkan oranglain walau orangtua sekalipun. Gadis itu tersenyum sebentar menyemangati diri dan mulai melangkah keluar kelas.

.

.

.

"Hai eomma~"

"Sungminnie, kau datang sayang." Mrs. Cho, ibu Kyuhyun tersenyum senang saat Sungmin kekasih anaknya datang berkunjung. Dia dan Sungmin memang sudah dekat. Wanita paruh baya itu sudah menyayangi Sungmin bagaikan anaknya sendiri. Pembawaannya yang ceria mampu membuatnya bahagia di dekatnya. Kyuhyun beruntung mendapatkan Sungmin.

"Ya eomma, kami habis berkencan aku memutuskan untuk mampir sebentar." Mrs. Cho memeluk Sungmin dan membawanya ke meja makan. Kyuhyun sudah naik ke lantai 2, berganti pakaian.

"Pasti menyenangkan dan menguras tenaga. Ini, makanlah. Kebetulan eomma baru selesai membuat pancake. Kau pasti suka." Di hadapannya kini tersedia pancake hangat yang menebarkan aroma yang menggiurkan. Mengundang siapapun ingin memakannya. Sungmin duduk dan tak menolak makanan yang disediakan untuknya.

"Sungminie…" Sungmin menengok saat namanya di panggil.

"Ahra eonnie, kapan pulang?" Ahra, kakak Kyuhyun menghampiri Sungmin, memeluknya sekilas dan duduk di sampingnya.

"Kemarin, pekerjaanku sungguh melelahkan. Aku senang bisa bertemu denganmu setelah sekian lama. Aku merindukanmu kau tau." Ahra kembali memeluknya gemas. Seperti ibunya, Ahra juga akrab dengan Sungmin. Jika bertemu mereka sudah seperti kakak dan adik kandung.

"Aku juga merindukan eonnie. Kapan-kapan ayo shopping bersama lagi." Ahra mengangguk menyetujui. Tangannya mengambil pancake yang tersedia di meja. Memakannya bersama Sungmin. Mrs. Cho bergabung tak lama kemudian. Mereka berbincang santai diselingi canda tawa saat Mrs. Cho membongkar aib Kyuhyun sewaktu kecil. Membuahkan protesan dari kerongkongan Kyuhyun yang ikut bergabung bersama mereka.

.

.

.

2 minggu telah berlalu dari saat Sungmin berkunjung ke kediaman Cho. Semua tampak baik-baik saja. Kyuhyun tersenyum lembut. Di tangannya ada kotak beludru kecil dengan cincin berlian di dalamnya. Cincin untuk Sungminnya. Ia dan Sungmin sudah cukup lama menjalin hubungan, mereka saling mencintai dan Kyuhyun akan mengambil langkah besar. Dia akan melamar Sungmin untuk menikah dengannya. Dia sudah mempersiapkan segalanya. Kyuhyun yakin Sungmin tidak akan menolak. Mencium cincinnya sebentar dan membayangkan Sungmin memakainya sungguh membahagiakan. Lelaki itu keluar dari ruangan kerjanya. Memberi beberapa instruksi pada bawahannya sebelum pergi menaiki mobil mewahnya. Menuju rumahnya untuk menemui ayah dan ibunya. Meminta restu dan mengajak mereka sebagai pendamping ke rumah Sungmin besok. Kyuhyun tidak mau membuang-buang waktu lebih lama lagi.

Begitu sampai, Kyuhyun segera keluar dari mobil. Masuk ke rumahnya. Langkahnya terhenti begitu melihat Ayahnya di sana. Di dekat ruang keluarga, sibuk dengan ponsel di telinga. Wajahnya tampak serius. Mungkin sedang menghubungi kliennya. Kyuhyun menunggu sebentar dan saat ayahnya sudah menutup ponselnya dia mendekat.

"Appa, ada yang ingin kubicarakan denganmu dan eomma." Ayahnya tampak mengerutkan dahi dan kemudian mengangguk. Kyuhyun mengisyaratkan untuk menunggu di ruang keluarga sementara ia memanggil ibu dan kakak perempuannya. Ayah, ibu, dan kakaknya sudah duduk manis di sofa ruang keluarga Cho. Bersiap mendengar apa yang ingin di sampaikan Kyuhyun. Kyuhyun mengambil nafas perlahan, mengamati keluarganya dan berbicara dengan suara lantang dan tegas.

"Aku ingin melamar Sungmin menjadi istriku." Ruangan itu terasa lenggang sesaat sebelum ibu dan kakaknya bersorak senang. Itulah yang ditunggu mereka. Menjadikan Sungmin bagian dari keluarga Cho. Ayahnya menampilkan ekspresi terkejut. Mata tuanya yang masih tajam memperhatikan Kyuhyun lekat-lekat. Tak lama kemudian wajahnya terlihat sedih walau tak begitu terlihat. Ayahnya tak mengucapkan apa-apa tapi bersedia menemani Kyuhyun besok.

.

.

.

Hari yang ditunggu Kyuhyun tiba. Hari ini Kyuhyun akan melamar Sungmin. Dia sungguh berdebar-debar sekaligus bersemangat. Rasanya darah seperti mengalir deras, jantungnya berdegup kencang. Padahal dia belum berhadapan dengan Sungmin. Sungmin tahu Kyuhyun akan datang tapi tidak tahu tujuan sebenarnya. Kyuhyun sengaja merahasiakannya. Orangtua dan kakaknya sudah siap di bawah hanya tinggal menunggu Kyuhyun. Melihat cermin sekali lagi, memastikan penampilannya sudah rapih, lelaki ini memakai jas hitam dan kemeja putih. Rambutnya tersisir rapih dan formal. Khusus untuk hari ini. Kyuhyun benar-benar menyiapkan segalanya. Matahari sudah membumbung tinggi menandakan waktu semakin siang. Kyuhyun segera turun. Bersiap untuk segala kemungkinan.

.

.

.

Sungmin menyambut mereka begitu sampai. Berpelukan sebentar, Sungmin mempersilahkan keluarga kekasihnya untuk duduk di ruang keluarga sementara ia memanggil orangtuanya. Sebenarnya Sungmin cukup terkejut melihat Kyuhyun berpakaian formal belum lagi membawa keluarganya. Benaknya sudah memikirkan beberapa kemungkinan tapi dia memilih menunggu apa yang terjadi nanti.

Kyuhyun tidak duduk seperti keluarganya, ia berdiri memperhatikkan rumah Sungmin seperti baru pertamakali melihatnya. Kakinya terus melangkah ke dalam hingga ia melihat seorang gadis hampir limbung di depannya. Tangan kekarnya dengan cepat memeluk pinggangnya, menahannya agar tidak terjatuh. Dan saat gadis itu berbalik Kyuhyun terkejut melihat wajahnya.

"Sungmin?" tanyanya tidak yakin. Wajah gadis ini mirip Sungmin, hanya saja rambutnya berbeda. Tubuhnya juga lebih mungil dengan mata yang lebih sipit. Siapa gadis ini? Kenapa Kyuhyun baru melihatnya padahal sudah berulangkali berkunjung ke rumah Sungmin.

"Ah, aku bukan Sungmin. Namaku Yesung, saudara kembar Sungmin. Maaf mengejutkanmu." Saudara kembar? Sungmin memiliki saudara kembar? Sungmin tidak pernah bilang padanya mengenai hal ini. Suara dehaman yang terdengar membuat Kyuhyun dan Yesung menoleh serempak. Sungmin berdiri di dekat mereka, memperhatikan dengan raut tak suka melihat posisi Kyuhyun yang memegang pinggang Yesung. Kyuhyun melepas rengkuhannya, menghampiri Sungmin.

"Sayang, dia-"

"Ayo cepat, kau bilang mau bertemu orangtuaku? Mereka sudah menunggu. Yesung, kau juga cepat ke sana." Sungmin menarik lengan Kyuhyun. Menyeretnya menjauhi Yesung. Kyuhyun hanya bisa menurut, mungkin setelah ini dia bisa bertanya kembali mengenai Yesung.

Orangtuanya dan orangtua Sungmin sudah duduk saling berhadapan. Menunggu anak mereka. Sungmin menuntun Kyuhyun untuk duduk di depannya. Yesung menyusul kemudian, duduk di samping ayahnya. Suasana formal dan canggung langsung terasa di ruangan itu. Ayahnya menatap Kyuhyun, mengisyaratkan agar dia bicara. Kyuhyun berdeham mengumpulkan keberanian. Rasanya sungguh gugup dari apa yang dibayangkannya. Rasanya saat berlatih kemarin tidak menegangkan seperti ini. Kyuhyun membuka mulutnya, tangannya menyentuh jemari Sungmin dan menggenggamnya erat.

"Mr. Kim dan Mrs. Kim, maksud kedatangan saya ke sini dan bertemu dengan kalian adalah untuk meminta izin. Saya ingin menikahi Sungmin, putri kalian." Sungmin sungguh terkejut. Begitupun ibunya dan Yesung. Irisnya membulat sempurna. Wajahnya merona hingga telinga. Tak menyangka Kyuhyun akan melamarnya saat ini. Matanya berkaca-kaca karena perasaan bahagia. Jantungnya berdetak 2 kali lebih cepat tapi menyenangkan.

"Kyu…"

"Saya mohon ijinkan saya membahagiakan putri kalian." Kyuhyun bersuara tegas. Matanya tak lepas dari kedua orangtua Sungmin yang menatapnya serius. Kyuhyun tidak akan mundur. Kyuhyun pasti bisa mendapatkan Sungmin. Tak hanya Kyuhyun yang harap-harap cemas, Mrs. Cho dan Ahra bahkan terlihat gugup menanti jawaban.

Mr. Kim, ayah Sungmin menatap lekat-lekat wajah Kyuhyun dan Sungmin, kemudian menatap mata Mr. Cho yang balas menatapnya. Sorot matanya sendu dan ia mengangguk pelan tanpa sepengetahuan keluarganya. Mr. Kim melirik Yesung yang masih cukup terkejut dengan pernyataan Kyuhyun barusan. Ia menghela nafas dalam. Semoga ini keputusan yang terbaik. Ia berdeham, membuat semuanya fokus menatapnya.

"Kyuhyun-ssi, saya mengijinkan kau untuk menikahi putri saya… " mata Kyuhyun dan Sungmin berbinar bahagia begitupun keluarganya. Tapi sebelum mereka bisa bersorak dan mengucapkan terimakasih Mr. Kim melanjutkan ucapannya yang belum selesai.

"…yang bernama Kim Yesung."

"APA?!"

"Itu keputusan final saya."

.

To be continued

Maaf kalau ini sangat abal dan jauh dari ekpektasi. Apa mau dilanjut?

Kritik dan saran sangat dibutuhkan. Terimakasih. :D