Tittel: Stay with me

Author: hunniemilk

Cast: Sehun, Jongin, Chanyeol and other

Genger: Fluff, romance, sad

Rating: T

Note: Cerita asli dari imajinasiku, no copas dari web lain. Cast didalam milik ibu, ayah dan tuhan-nya. Typo dimana mana dan bahasa tidak menggunakan ejaan EYD

Happy reading~

"Kita akhir semua ini" kata namja albino.

Suasana cafe begitu rame. Ada yang sedang bercanda, membahas pekerjaan, tertawa atau hanya sekedar berkumpul dengan teman lama mereka. Tetapi berbeda dengan dua namja yang sedang duduk di sudut cafe. Suasana disekeliling mereka sangat tegang dan canggung.

Sedari tadi namja albino itu terus menundukkan kepalanya dan menahan air mata yang sudah berada diujung kelopak matanya, hanya tinggal tunggu waktu agar bulir itu turun ke pipi tirusnya.

"Aku tidak tau apa yang terjadi" jeda namja tan yang berada didepannya "Tapi jika kau .ingin meminta mengakhiri semua ini" djedanya lagi "Mari kita akhiri".

Disetiap kata yang keluar tidak ada nada, tidak ada nada kasih sayang yang keluar seperti selama ini. Nada itu, nada yang sangat datar dan dingin.

Tes...

Tes...

Tes...

Jongin -namja tan- berdiri dari bangkunya lalu pergi keluar cafe. Tidak tau apa yang dipikirkannya yang penting dia hanya ingin sendirian saja. Tidak tau tujuan hanya terus berjalan tanpa melihat kebelakang lagi. Sedangkan Sehun -namja albino- terus meneteskan air matanya dengan deras. Tanpa ada isakan air mata itu terus mengalir.

Pagi ini bukanlah pagi pagi yang indah seperti pagi semalam, kemarin, maupun kemarin lusa. Pagi ini memang pagi yang cerah, tapi Sehun merasa ada yang kurang. Ia merasa kehilang.

Tes...

Kembali air mata itu turun lagi menemani pagi cerahnya.

Jongin menyibukan dirinya dengan berkas berkas yang menumpuk, tidak sekalipun ia biarkan hal yang lain masuk kedalam fikirannya. Sedari tadi Jongin terus memeriksa berkas dan menandatangani beberapa berkas. Sampai sebuah ketukan membuyarkan semuanya.

"Masuk" katanya singkat.

Seorang berjas hitam datang masuk kedalam ruangan Jongin lalu membungkukkan badannya 90° memberi salam kepada Jongin. Namja itu berjalan sampai kedepan meja Jongin.

"Saya kesini hanya ingin memberikan ini" namja itu menyodorkan sebuah undangan berwarna hitam bercampur pink muda "Selamat siang tuan Kim" lagi lelaki itu membungkukkan kepalanya dan segera pergi keluar.

"Jadi ini alasan kau mengakhirinya" gumam Jongin.

Jongin jalan ke selatan ruangannya. Diasana ada meja nakas panjang dengan hiasan bunga dan beberapa bingkai foto. Jongin mengambil salah satu foto yang ada disitu, mengusap pelan gambar yang ada disana. Air mata berada dipelupuknya siap untuk jatuh namun Jongin tetap menahannya. Jongin berjalan cepat ke meja kerjanya kembali mengambil gagang telpon dan memencet tombol yang menghubungkan seseorang disana.

"Bawakan aku kotak kosong" setelah itu menutup panggilan secara sepihak.

Jongin menyusun foto foto itu dengan rapih didalam kotaknya dengan beberapa barang yang sengaja Sehun tinggalkan untuk Jongin. Setelah yakin semua barang masuk kedalam kotak Jongin kembali ke mejanya.

"Letakan kotak itu di gudang" Jongin kembali sibuk dengan kegiatannya kembali.

"Kau yakin akan mencampakkanya?".

"Kumohon, aku sedang tidak mood untuk berargumen".

Xiumin tidak membahasnya lagi. Ia segera mengambil kotak itu dan pergi keluar ruangan Jongin.

...

Entah sudah berapa gelas yang Jongin minum membuatnya benar benar tak sadarkan diri. Sepulang kerja yang baru kelar pukul 7 malam, Jongin mengajak Xiumin, Kyungsoo dan Baekhyun untuk minum di salah satu club yang berada di gangnam. Sedari tadi mereka hanya melihat Jongin yang terus minum tanpa henti.

"Jong sudah jangan minum lagi, kau sudah mabuk" kata Kyungsoo sambil melerai Jongin agar tidak minum lagi namun tangkisan kasar adalah jawaban Jongin.

"Kau benar benar kacau karena dia Jong" kata Kyungsoo perihatin.

"Kau benar Kyung, aku kacau karena dia hahah" Jongin mulai meracau.

"Kau tau, aku sangat sangat mencintainya" jongin menekan setiap kalimat.

"Padahal aku berncana ingin menikahinya tahun depan, disaat ayahku mengasih posisinya denganku" jongin meneguk kembali alkoholnya .

"Tapi dia... dia memilih yang lain haha" .

"Kau benar benar sudah mabuk Jongin" kata Baekhyun.

"Aku akan menelpon Sehun" kata Xiumin.

Selama Xiumin mencoba menelpon Sehun, keadaan semakin kacau. Jongin terus menggumamkan nama Sehun. Setegak, dua tegak dan seterusnya setelah itu memanggil nama Sehun.

"Tidak diangkat" kata Xiumin putus asa.

Semua semakin melihat Jongin dengan kasihan. Sedangkan seseorang disana sedari tadi memandangi benda berbentuk pipih yang sedari tadi bergetar menandakan sebuah pangilan dari seseorang.

Ini sudah dua hari sejak Xiumin menelpon Sehun. Selama seminggu yang lalu juga ia sudah tidak mendengar kabar mantan kekasihnya. Kini Sehun hanya duduk terdiam di balkon kamarnya. Hanya memanangi langit jingga. Beberapa bintang mulai bermunculan. Sehun tersadar dari lamunannya saat handponenya berbunyi menandakan panggilan. Kali ini Kyungsoo yang menghubunginya.

Panggilannya mati lalu beberapa lama kemudian ia ditelpon lagi hingga puluhan kali ia tetap tidak mengangkatnya. Sampai sebuah pesan dari Kyungsoo untuk menyuruh Sehun mengangkat telponnya.

"Yeobsaeo" kata seseorang disebrang sana, nadanya tampak gelisa.

"Ne, ada apa hyung?".

"Kau tau dimana Jongin?" Sehun tau ada nada khawatir disana.

"Aku sudah tidak_" kalimat Sehun terpotong ketika Kyungsoo berbicara lagi.

"Sehun kumohon dengarkan aku. Jongin tidak masuk kerja selama 2 hari ini dan terakhir kali kami bertemu kemarin tiga hari yang lalu disaat dia mengajak kami ke club. Sehun kumohon mengertilah, dia sangat mencintaimu".

"Kau juga menyukainya hyung" kata Sehun sambil terkekeh.

Kyungsoo diam sebentar sebelum berkata "Dia sudah menolakku sejak lama dan kau tau alasannya? Karena dia mencintaimu Sehun''.

"Saat ia mabuk kemarin ia mengatakan akan menikahimu tahun depan saat ayahnya memberikan jabatannya kepada Jongin. Sehun dengarkan aku, hanya kau yang tau tempat Jongin, kau yang tau password apatermannya dan kau harus kau" Kyungsoo menjeda kalimatnya "Jongin punya kebiasaan buruk, kau tau apa itu?" Sehun menggeleng seakan Kyungsoo tau "Dia akan menggores tangannya dengan cuter sampai ia rasa sakit hatinya atau kegundaannya berkurang".

Setelah mendengar penjelasan dari Kyungsoo Sehun langsung terdiam. Seluruh sarafnya menegang. Keringat dingin mulai mengalir. Tangannya mulai bergetar dan lidahnya sangat keluh.

"Kumohon Sehun carilah Jongin, hanya kau yang Jongin butuhkan sekarang. Temui dia sekarang, hubungi dia sekarang" isakan Kyungsoo mulai terdengar sangat jelas.

Sehun langsung mematikan telponnya secara sepihak. Ia langsung lari kedalam kamar untuk mengambil gardigan dan kunci mobilnya. Namun, saat ia ingin keluar Chanyeol masuk kedalam kamar Sehun dan melihat Sehun yang seperti akan pergi lantas menanyakannya.

"Kau mau kemana?".

"Bukan urusanmu!" Sehun jalan melewati Chanyeol tapi "Lepaskan aku!".

"Kau tidak akan pergi kemana mana".

"Chanyeol kumohon".

"Apa kau ingin bertemu Jongin?" Sehun menatap Chanyeol dengan tajam.

"Lepaskan aku sekarang!" Sehun berhasil melepaskan tangannya lalu pergi dari hadapan Chanyeol

Sehun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya sudah kalang kabut memikirkan Jongin. Selama diperjalanan Sehun terus mencoba menelpon Jongin namun Jongin tidak mengangkatnya. Hingga sampailah dia diparkiran apatermen Jongin. Langsung kelantai tiga menuju kamar 114.

Sehun mencoba tenang ketika memencet bel, namun pintu tidak juga terbuka. Sampai ia beberapa kali menggedor pintu Jongin tetap tidak dibuka. Beberapa kali menelpon tetap tidak diangkat. Hingga sampai Sehun frustasi ia memasukkan beberapa kombinasi angka untuk memasukkan password pintu Jongin.

Ceklek

Pintu terbuka, Sehun masih bengong ditempat. Dia tidak menyangka Jongin masih memakai password itu. Tidak ingin berlama lama, Sehun segera masuk kedalam. Hal yang pertama dilihatnya adalah sepatu Jongin yang tidak tertata rapi. Sehun jongkok lalu membenari letak sepatunya setelahnya meletakan sepatunya disebelah sepatu Jongin, mengganti dengan sendal rumah.

Masuk semakin dalam Sehun melihat bahwa ruang tv Jongin sangat berantakan. Cup ramen disana sini kotak rokok ada beberapa menghiasi ruang tvnya abu rokok dimana mana kaleng bir juga berantakan tak tentu arah. Ketika mereka bersama Jongin sudah mengurangi kadar alkohol dan tidak merokok lagi karena jika Sehun tau dia akan sangat marah besar kepada Jongin. Tapi apa apaan ini, berapa banyak bir yang diminumnya. Bahkan ada beberapa botol vodca dan wiski.

Sehun langsung mencari Jongin keseluruh ruangan. Memanggil nama Jongin terus menerus. Mengetuk kamar mandi namun saat pintu dibuka nihil Jongin tidak ada disana. Sehun langsung berlari kearah kamarnya tampa mengetuk ataupun memanggil Sehun langsung masuk. Hal yang pertama Sehun lihat adalah gelap. Sehun meraba dinding disampingnya lalu menghidupkan lampu kamar. Dia melihat Jongin. Duduk dibawah dengan sandaran tempat tidurnya. Sehun berjalan pelan, kakinya sangat susah untuk dilangkahkan.

"Jongin" panggilnya pelan.

Sehun terus berjalan hingga nampaklah Jongin yang duduk berselonjor. Mata Jongin menatap kesatu arah dan ditangan kanannya ada cuter.

"Tidak... Tidak Jongin... Jangan kumohon".

Tangan kanan Jongin sedikit menekan cuternya kenadi tangan kirinya.

"Tidak Jongin! Kumohon jangan!" Sehun langsung berjalan kearah Jongin.

"Jongin hentikan... Kumohon hentikan Jongin" Sehun berusaha mengambil cuter namun Jongin terus memegang cuternya dengan kuat.

Cuter mulai melukai pergelangan tangan Jongin. Semakin dalam memotong daging tangannya. Jongin tidak bergeming sedikitpun saat Sehun masih terus berusaha untuk melepaskan.

"Jongin" tangan Sehun naik untuk memegang pipi Jongin mengangkat sedikit kepalanya supaya ia bisa melihat mata Jongin. Mata itu kosong. Mata yang biasanya bersinar kini redup seperti tidak ada kehidupan.

Air mata mulai menggenang dipelupuk mata Sehun. Jari jemari Sehun terus mengusap pipi Jongin yang sedikit tirus. Perlahan tapi pasti, mata Jongin perlahan tertutup menghayati usapan lembut Sehun. Jongin juga menghentikan gerakan tangannya. Mata Jongin terbuka dan mata mereka langsung bertemu.

"Sehun" bisiknya.

"Iya ini aku" kata Sehun dengan senyum hangatnya.

"Kenapa kau disini" nada itu sangat lemah walaupun terdengar unsur/? nada dingin didalamnya.

"Aku mencintaimu" air mata itu tergenang kembali ke pelupuk mata Sehun "Sangat mencintaimu"

Tes...

Tes...

"Jangan menangis" tangan Jongin menggapai pipi Sehun dan menghapus air mata Sehun dengan ibu jarinya.

Lalu...

Jongin tidak sadarkan diri.

...

Sehun duduk menunggu Jongin yang berada di ruangan oprasi. Luka yang ia dapat cukup parah dan ia kekurangan darah. 2 jam yang lalu dokter sibuk mencari darah yang sama dengan Jongin dan akhirnya dapat beberapa menit lalu saat melihat kembali stok darah di lab.

Tangan Sehun masih berlumuran darah. Beberapa bercap darah juga tercetak jelas dibajunya. Sedari tadi Sehun terus menunduk kebawah seakan kaki adalah pemandangan yang bagus saat ini. Sebuah kaki muncul didekat kaki Sehun. Tapi sehun tetap tidak mendongak sama sekali. Ia tau disitu sudah ada beberapa teman Jongin dan juga Kyungsoo.

Sosok itu berjongkok didepan Sehun lalu mengambil salah satu tangan Sehun. Mengusap sebentar tangan itu lalu mulai menghapus darah yang sudah mengering menggunakan saputangan yang sedikit lembab yang entah dari mana ia dapat.

"Jongin akan baik baik saja" suara bariton itu memecahkan keheningan

"Hyung" bisik Sehun

"Kau tau..." Chanyeol menjeda kalimatnya "Aku sangat mencintaimu walau kau tidak"

"Seberapa besar aku terus memaksamu untuk mencintaimu tetap tidak akan bisa"

"Seberapa berjuangnya pun aku tetap menggenggammu kau akan terus melepaskan genggamanku"

"Hentikan" air mata Sehun sudah dipelupuknya

"Aku tidak ingin melihat orang yang aku cintai tidak bahagia" Chanyeol mengambil tangan Sehun yang sebelah lagi setelah ia membersihkan yang satu dan meletakannya diatas paha Sehun

"Aku tidak masalah jika orang yang aku cintai bahagia dengan orang lain bukan denganku"

"Maka dari itu" Chanyeol menjeda kembali kalimatnya "Aku sudah membatalakan pernikahan kita"

"Kita berakhir"

Tes...

Tes...

"Kau tidak bisa melakukannya hyung" kata Sehun dengan lemah

"Aku sudah melakukannya Huniie"

Tes...

"Kenapa kau melakukannya" aku sudah menerimamu hyung

"Agar kau bahagia" Chanyeol selesai membersihkan tangan Sehun lalu ia mendongak ingin melihat wajah malaikatnya. Mata itu saling melihat satu sama lain

"Terimakasih telah hadir dihidupku dan maaf membuatmu sedih aku tidak bisa membahagiakanmu"

TBC/END

Sedih gak? Sedih gak? Enggakkan?Iya aku juga ngerasa ini cerita buat ngantuk

Ada yang niat buat lanjuti gak? Kasih review 5 saya kasih lanjutan deh

Oh iya saya author baru kalau ada kritik dan saran saya terima kok silahkan monggo mari yuk mas

Maafkan saya atas kesalahan typo typo yang bertebaran

Jangan lupa RRF ya💕

Bye~ /pyong/