Suatu hari di sebuah kota nan jauh di sana, tepatnya di Kabukichou, hiduplah seorang gadis manis, ehem sebenarnya lumayan cantik juga, berambut vermilion panjang terurai, dan memiliki mata berwarna biru yang indah. Lihatlah tatapan kagum orang-orang baik itu pria ataupun wanita ketika berpapasan dengannya.

Namanya adalah Kagura. Mahasiswi semester akhir di salah satu universitas swasta. Usia dua puluh tiga tahun dan masih single. Dia menolak keras menggunakan istilah jomblo apalagi jones. Namun dia sedikit mempertimbangkan istilah tuna asmara.

Cantik-cantik kok jomblo eh single?

Tidak hanya berstatus single, Kagura juga tidak memiliki banyak teman ataupun kenalan. Meski begitu ia merasa baik-baik saja. Ya, tidak punya pacar, tidak punya teman, itu sama sekali bukan masalah selama ia masih disibukan oleh dunianya sendiri. Dunia yang orang awam anggap itu sesuatu yang sangat aneh ketika orang dewasa mengahabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca komik, menonton anime, dan bermain game.

Orang-orang bisa mengetahui kebiasaannya dari status-status fesbuk yang ia buat.

Aku hanya tertarik dengan 2D.

Kyaaaa… Akabane Karma-kun versi dewasa, dia sangat sexy!

Baru-baru ini aku memainkan otome mobile game Bistik Messenger.

Yoosung, he is so cute.

Zen is so hot.

Seven, he's so funny.

And Jumin Han is so gay.

Mereka berempat adalah tipeku!

Untungnya tidak ada tetangga maupun teman kuliah yang menjadi teman fesbuknya.

Dan jika ditanya kenapa Kagura masih saja menjomblo?

Maka, jawabannya sudah jelas.

Because I can't date the guys from Bistik Messenger!

Damn it!

Yups, Kagura adalah orang yang biasa kita kenal dengan sebutan otaku.

Itulah yang membuat ayahnya khawatir dan pesimis terhadapnya. Ayah Kagura bernama Kankou, para tetangga lebih sering memanggilnya dengan sebutan Umibouzu. Putrinya belum juga lulus di usianya yang sudah dua puluh tiga tahun dan tidak ada tanda-tanda akan lulus dalam waktu dekat. Selain itu juga Kagura sering mengurung diri di kamarnya layaknya seorang hikikkomori dan tidak terlihat sedang berkencan dengan pria manapun. Jadi sebagai ayah, ia pun berinisiatif menjodoh-jodohkan putrinya tersebut.

Dari pada nggak lulus-lulus, dan kalau lulus kelak pun ketuaan untuk bekerja, lebih baik Kagura menikah!

Begitulah apa yang dipikirkan Umibouzu.

Cukup putra sulungnya, Kamui saja yang membuat ia kecewa, Kagura jangan. Jangan sampai!

Umibouzu yang sudah tua dan botak ini sudah sangat menginginkan cucu. Apalah daya putra kebanggaannya ternyata seorang asexual.

Ganteng-ganteng impoten!

Ganteng-ganteng homo!

Namun gosip semacam itulah yang beredar di tempat kerja dan di lingkungan tetangga. Kamui yang tidak sanggup menahan cobaan, halangan, dan rintangan yang menghadang pun nekat berhenti bekerja kantoran dan banting setir menjadi simpanan istri-istri pejabat.

Kankou sama sekali tidak mengerti jalan pikiran putranya.

Setelah itu Kamui tidak pernah pulang. Bagusnya ia masih sering menelepon rumah dan mengirim uang serta hadiah entah untuk Kagura ataupun Kankou.

Karena itulah si pria tua botak ini berharap lebih pada Kagura. Sayangnya Kagura menolak mentah-mentah perjodohan tersebut.

Meski begitu, jauh di lubuk hati yang terdalam, Kagura tetap merasa kesepian. Namun bukan berarti ia mau dijodohkan. Ia hanya ingin menikah dengan pria pilihannya sendiri. Setelah sekian lama menjadi wanita single, sejujurnya ia pun rindu akan perasaan mencintai dan dicintai.

Sempat terbesit di pikirannya untuk men-download Minder, aplikasi kencan yang sedang booming, karena seorang presenter TV berkenalan dengan jutawan berkat menggunakan aplikasi tersebut, yang kemudian dalam kurun waktu tujuh hari setelah bertemu mereka memutuskan untuk menikah.

Kagura pun mencoba. Namun bukannya bertemu seorang pria lajang, tampan, dan mapan, tapi justru ia bertemu pria jalang, om-om yang sudah beristri, agen asuransi, dan sales MLM yang terus-terusan menawarinya produk Gulberry.


Hari itu udara terasa dingin. Kagura mengenakan coat berwarna coklat, syal rajut berwarna krem melingkari lehernya, dan over knee boots berwarna hitam memberikan kehangatan pada kaki jenjangnya. Setelah gagal bertemu dosen pembimbing untuk kesekian kalinya, ia memutuskan untuk pulang. Langit sudah mulai petang. Ia membeli bir dari super market yang ia lewati saat perjalanan pulang dan meminumnya sekali teguk. Ia benar-benar merasa stress.

Langit semakin gelap, Kagura masih berjalan menyusuri trotoar dengan pandangan kosong.

Kenapa hidupnya penuh dengan kegagalan?

Kenapa harus selalu dia? Bukan orang lain saja?

Kenapa?

Pertanyaan-pertanyaan hopeless seperti itu terus saja terngiang di kepalanya.

Kagura menghentikan langkah kakinya dan menyandarkan punggungnya pada tiang lampu jalan. Kepalanya menengadah ke atas, matanya terpejam. Ia memasukan tangannya ke dalam saku coat-nya.

Ini terasa sedikit nyaman. Mungkin ia akan mempertahankan pose ini sedikit lebih lama.

Drrrrt drrrttt drrrrrtt drrrrtt—

Bunyi getar handphone membuyarkan lamunan Kagura. Ini sudah malam, mungkin ayahnya menelepon karena ia belum juga pulang. Ia mengambil handphone dari dalam tasnya.

"Eh, bukan dari HP-ku?"

Drrrrt drrrttt drrrrrtt drrrrtt—

Suara getar HP masih juga terdengar. Kagura pun celingukan mencari asal bunyi tersebut dan—

Ketemu!

Ia menemukan sebuah uPhone 7 tergeletak di tanah di antara semak-semak di belakang tiang lampu jalan.

Ponsel pintar kelas premium itu masih saja bergetar karena ada panggilan masuk.

Mungkin seseorang telah kehilangan ponsel tersebut dan yang sedang menelepon ini adalah pemiliknya.

Berhubung ini HP mahal yang bahkan Kagura tidak sanggup untuk membelinya, iblis kecil dengan trisulanya pun tiba-tiba muncul, melayang di sebelah kirinya.

"Jangan angkat telponnya! Matikan, masukan dalam tasmu sebelum orang lain menyadarinya dan cepatlah pulang! Kapan lagi kau bisa memiliki HP mahal secara gratis." Ucap si iblis.

Kagura pun mengangguk yakin.

Cling—

Seorang malaikat kecil muncul, melayang di sebelah kanannya.

"Jangan lakukan itu, anakku. Angkat saja telponnya, dan segera kembalikan kepada pemiliknya. Siapa tahu pemiliknya ganteng."

HP-nya tiba-tiba berhenti bergetar. Terlihatlah wallpaper foto selfie pria muda berambut hitam, topless di kolam renang dengan badan bak roti sobek, dipadukan wajah ganteng yang mengedipkan sebelah matanya.

HARUKA NANASE VERSI 3D! ASDFUCKGHJK—

Teriak Kagura dalam hati. Matanya fokus melihat layar HP. Tangannya sedikit gemetar.

Iblis dan malaikat masih ribut sendiri jambak-jambakan di atas kepalanya.

"DIAM! Sudah ku putuskan, akan aku kembalikan HP ini ke pemiliknya!"

Tendangan telak meluncur dari kaki malaikat dan tepat mengenai selangkangan si iblis.

"Aaahhhhh—" Iblis pun menghilang bersama dengan erangannya.

"AHAHAHAHAHAHA—" Malaikat pun juga ikut menghilang bersama tawa kemenangannya.

Drrrrt drrrttt drrrrrtt drrrrtt—

HP kembali bergetar menandakan ada panggilan masuk lagi.

Dengan sedikit nervous, Kagura akhirnya mengangkat telpon.

"Moshi-moshi."

Ah, akhirnya seseorang mengangkat telponku.

Terdengar suara seorang pria.

"Ini dengan siapa, ya?"

Aku pemilik handphone itu. Aku kehilangannya saat berlari menuju ke bandara. Kau tahu tadi pagi benar-benar macet sampai taksi yang aku tumpangi tidak bisa bergerak maju. Dari pada ketinggalan pesawat lebih baik aku berlari.

"Jadi sekarang kau sedang berada di luar negeri?"

Ya, aku di Rakuyou sekarang.

"Lalu bagaimana caranya aku mengembalikan HP ini?"

Begini nona, mungkin ini agak keterlaluan, tapi bisakah malam ini juga kau mengantarkan HP itu ke rumah kakakku? Pagi buta besok dia sudah akan berangkat ke mari. Dia sangat sibuk hari ini, bahkan aku kesulitan menghubunginya. Aku berusaha meneleponnya lagi tapi HP nya tidak aktif.

"Ih, siapa lu pake nyuruh-nyuruh gitu. Bolehlah asal ada imbalannya!"

Ingin sekali Kagura berkata seperti itu tapi gengsi. Dia ingin bertemu dengan mas ganteng, apalah daya mas ganteng malah ada di luar negeri!

"Bagaimana bisa aku langsung mempercayaimu? Ini bisa saja jebakan."

Nona, aku seorang model majalah dewasa, dan kakakku adalah potografer profesional. Banyak dokumen dan foto penting tersimpan di HP itu. Aku benar-benar minta tolong padamu, pleaseeeeee. Mbak, cantik deh! Kalau HP-nya sudah dibalikin, mbak kasih tahu nomer rekening mbak berapa, nanti aku transfer.

Tadi manggil nona, sekarang manggilnya mbak! Maunya apa?

Ehemm, transfer? Lumayanlah, nggak dapet mas ganteng, sebagai gantinya dapet duit!

"Bukannya aku ngarepin imbalan atau apa, ya—" Tsundere mode on.

"Oke, deh, sini kasih tahu alamatnya, ntar aku ke sana."

Wah, nona memang baik sekali. Ini alamatnya—


Setelah mengetahui alamat rumah kakak dari mas-mas model majalah dewasa, Kagura lekas menuju ke sana.

Ternyata lokasinya agak jauh dari perkiraan. Menggunakan taksi, Kagura membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit. Dan tidak terasa jam sudah menunjukan pukul sembilan malam.

"Aku harus cepat mengembalikannya dan segera pulang."

Kagura mengeluarkan uPhone 7 dari sakunya dan mengirim pesan kepada—, berhubung namanya masih belum diketahui kita sebut saja dia, —mas ganteng.

Kagura

Aku sudah sampai di depan apartemen kakakmu.

Mas Ganteng

Syukurlah. Cobalah menekan bell-nya.

Kagura pun menekan bell berkali-kali. Namun tak ada seorang pun yang keluar.

Kagura

Sepertinya tidak ada orang di dalam. Aku harus bagaimana?

Mas Ganteng

Mungkin kakakku belum pulang juga. Aku akan memberi tahu kode kunci pintunya agar kau bisa masuk ke dalam.

Kagura

Apa tidak apa-apa aku masuk ke rumah orang lain tanpa ijin?

Mas Ganteng

Aku sebelumnya juga tinggal di sana. Jangan khawatir! Kau hanya perlu menaruh ponselku dan meninggalkan sebuah catatan agar kakakku bisa membacanya.

Kagura

Baiklah.

Setelah menekan beberapa kode angka, pintu pun terbuka. Kagura masuk ke dalam apartemen dan ketika ia akan mengirim pesan lagi kepada mas ganteng, uPhone 7 tersebut nge-blank.

HP mahal kok cepet rusak!

"Duh, gimana, nih? Gimana kalau dikira aku yang ngerusakin?" Kagura pun berusaha menekan-nekan tombol fisik pada HP tersebut, dan masih tetap saja nge-blank.

Tak disangka, tak diduga, tiba-tiba muncul chatroom di layar ponsel bermerk apel tersebut.

Okita Sougo

Ah, sial hari ini aku tidak berhasil menabrak Hijikata-san.

Hijikata Toushiro

He? Apa maksudnya? Jadi tadi kau benar-benar sengaja ingin membunuhku?

Sakata Gintoki

Malam-malam begini kalian ribut sekali. Sudahlah Oogushi-kun. Kau seperti tidak mengenal kebiasaan Soichiro-kun saja.

Okita Sougo

Sougo, desu.

Hijikata Toushiro

Siapa yang kau panggil Oogushi-kun, boge!

Okita Sougo

Mati saja kau, Oogushi-kun!

Hijikata Toushiro

APA? Aku yang akan membunuhmu terlebih dahulu. Dan berhenti memanggilku Oogushi-kun!

Kagura membaca setiap chat yang masuk.

"Apa ini? Siapa mereka?"

Takasugi Shinsuke

Apa kalian ini masih bocah? Kalian berdua lebih seperti penjahat dari pada polisi.

Sakamoto Tatsuma

Ahahahahahahahahaha

Sakata Gintoki

Idih, dateng-dateng ngakak.

Hijikata Toushiro

Tunggu sebentar, sepertinya ada orang asing yang bergabung di grup chat ini!

Okita Sougo

Kagura? Itu nama seorang wanita.

Tiba-tiba Kagura membeku.

Mampus ketahuan!

Takasugi Shinsuke

Hei, kau! Siapa di sana? Tunjukan dirimu!

Sakata Gintoki

Apa maksudmu dengan tunjukan dirimu itu. -_-

Sakamoto Tatsuma

Ahahahahahahahahaha—

Maksud Takasugi-kun adalah meminta 'Kagura' untuk membalas chat ini.

Sakata Gintoki

Wow, sejak kapan kau menjadi interpreter? Sampai bisa menerjemahkan ucapan tidak jelas Takasugi-kun begitu.

Takasugi Shinsuke

Siapa yang kau sebut Takasugi-kun, hah?

Dengan penuh keraguan, Kagura pun membalas chat tersebut.

Kagura

Umm, halo. Aku Kagura, siapa kalian? Dan sepertinya aku telah dijebak oleh seseorang agar datang ke tempat ini.

Okita Sougo

Apa maksudmu dijebak? Dari mana kau bisa mengakses chatroom ini? Ini adalah aplikasi private milik agent pemerintah.

WHAT?!

Apalagi ini? Kagura benar-benar tidak siap dengan semua hal yang begitu cepat terjadi.

Hijikata Toushiro

Hei, Sougo! Tidak seharusnya kau memberitahunya tentang itu. Aku sudah mengeceknya melalui GPS, Kagura, dia sedang berapa di apartemen milik Shimura Tae. Hei, siapa yang mengirimmu ke tempat itu? Dan bagaimana caranya kau bisa masuk ke sana?

Kagura

Aku tidak tahu. Aku menemukan sebuah uPhone 7 saat perjalanan pulang ke rumah. Ada telpon masuk dari HP tersebut, tanpa pikir panjang aku mengangkatnya. Pria yang di telepon bilang dia adalah pemiliknya. Dia memintaku untuk mengembalikan HP tersebut ke rumah kakaknya. Dia juga memberi tahu kode kunci pintu agar aku bisa masuk. Aku pikir setelah mengembalikan ponselnya, aku tidak akan lagi berurusan dengannya, jadi aku tidak bertanya mengenai siapa namanya.

Sakata Gintoki

Pria? Atau jangan-jangan itu Shinpachi? Nona, di HP itu pasti ada foto pemiliknya. Apa dia terlihat seperti pria ini?

Orang dengan nickname Sakata Gintoki mengirim sebuah foto dari pria berambut hitam dan memakai kacamata. Duh, kok culun.

Kagura

Bukan. Tadi aku melihat wallpaper HP ini. Dia seorang laki-laki tampan dan bertubuh sexy. Dia juga mengaku berprofesi sebagai model majalah dewasa.

Okita Sougo

Danna, kita tidak bisa begitu saja mempercayainya. Ini aplikasi yang sangat rahasia. Bisa saja dia seorang penjahat. Kagura, jika kau berbohong aku benar-benar akan memanggil polisi!

Takasugi Shinsuke

Bukankah kau sendiri seorang polisi. -_-

Duh, kok urusannya jadi sama polisi begini!

Kagura

Aku sama sekali tidak berbohong. Aku akan meninggalkan HP ini di sini. Aku harus segera pulang.

Sakata Gintoki

Tunggu. Jangan pergi dari tempat itu dulu. Mungkin memang ada orang yang berniat jahat kepada kami menggunakan dirimu. Pemilik apartemen itu sudah lama menghilang, dan hanya beberapa orang yang tahu tentang kode ataupun alamatnya. Jika itu Shinpachi yang mengirimmu hal ini akan lebih mudah. Tapi seperti yang kau bilang. Bukan Shinpachi orangnya.

Kagura

Aku hanya dijebak. Aku bukan orang jahat!

Sakamoto Tatsuma

Maaf, nona. Sepertinya kami harus melakukan penyelidikan lebih lanjut. Bekerjasamalah dengan kami.

Kagura merasa ketakutan. Tanpa pikir panjang Kagura meletakkan uPhone 7 itu di meja dan bergegas meninggalkan apartemen.

Dan ketika Kagura meraih gagang pintu agar bisa keluar dari tempat tersebut—

"Tidak bisa di buka?"

Kagura semakin takut.

Drrrt—

Tanda pesan masuk.

Kagura kembali meraih uPhone 7 tersebut.

Hijikata Toushiro

Ada kendali jarak jauh untuk apartemen itu. Aku yang menguncinya. Aku juga bisa melihatmu dari CCTV.

Kagura

Kalian! Aku akan memanggil polisi sekarang juga!

Hijikata Toushiro

Aku polisi, nona. -_-

Okita Sougo

Hijikata-san, biarkan aku yang pergi ke sana malam ini juga.

Okita Sougo meninggalkan chatroom.

Kagura

Kalian bukan orang jahat, kan?

Hijikata Toushiro

Bukan, nona. Aku akan memperkenalkan diriku agar kau yakin kami bukan penjahat asalkan kau juga berjanji mau bekerjasama. Bagaimana?

Bukankah tadi salah seorang dari mereka menyebutkan bahwa ini aplikasi private untuk agent pemerintah? Mungkin saja mereka memang bukan penjahat. Lagi pula Kagura sangat penasaran dengan mereka semua yang ada di chatroom ini.

Kagura

Baiklah.

Hijikata Toushiro

Dimulai dari aku, namaku adalah Hijikata Toushiro. Aku seorang wakil komandan kepolisian rahasia milik pemerintah. Dan yang akan pergi menemuimu tadi adalah bawahanku,Okita Sougo yang menjabat sebagai kapten divisi satu. Dia sangat ingin merebut posisiku jadi dia selalu berusaha membunuhku.

Kagura

MEMBUNUH?

Sakata Gintoki

Tenanglah, nona. Dia tidak berbahaya. Dia hanya berperilaku seperti itu terhadap Hijikata-kun. -_-

Takasugi Shinsuke

Hei, kenapa kita harus memperkenalkan diri pada orang asing. -_-

Sakamoto Tatsuma

Ahahahahahahahahahaha—

Jangan begitu, Takasugi-kun. Dia berada di 'perahu' yang sama dengan kita. Nona, namaku Sakamoto Tatsuma. Aku seorang pedagang biasa yang kebetulan terlibat dengan mereka ini. Kalau Sakata Gintoki, abaikan saja, dia cuma pengangguran, kok.

Sakata Gintoki

Aku bukan pengangguran, sialan! Nona, jangan dengarkan dia. Pengangguran hanya kedokku, tahu! Btw, Takasugi-kun itu bocah bon-bon. Anak orang kaya. Anak pejabat, loh~

Takasugi Shinsuke

Siapa yang menyuruhmu untuk memperkenalkan diriku, hah?

Hijikata Toushiro

Intinya, apapun profesi kami, kami semuanya bekerjasama untuk melindungi negara ini dari balik layar. Kau orang luar pertama yang mengetahui ini. Jadi kami mohon kerjasamanya.

Kagura

Aku percaya pada kalian. Baiklah, aku akan merahasiakannya!

Takasugi Shinsuke

Baguslah kalau begitu. Aku belum begitu percaya padamu. Jika ada tindakan mencurigakan sekali saja, aku akan meringkusmu.

Sakata Gintoki

Itu terlalu kasar, bodoh. -_-

Sakamoto Tatsuma

Bagaimana denganmu, Kagura-chan? Apa yang kau lakukan setiap harinya?

Salah satu dari mereka sepertinya lelah memanggilnya nona.

Kagura

Aku hanya seorang mahasiswi semester akhir biasa.

Sakata Gintoki

Kau sedang mengerjakan skripsi?

Bahkan judul dan topik yang ia ajukan selalu ditolak oleh dosen.

Kagura

Begitulah.

Entah Kagura yang begitu naif atau karena tidak punya teman untuk menceritakan berbagai macam hal, akhirnya Kagura menceritakan semua tentang kegundah gulananya kepada mereka. Mulai dari sulitnya bertemu dosen pembimbing, ayahnya yang mencoba menjodohkannya, dan dia pun nekat memberitahu mereka semua jika ia seorang otaku.

Anehnya justru mereka juga menceritakan tentang pengalaman skripsinya. Mereka ternyata orang-orang yang lulus dari sekolah dalam waktu singkat. Jenius!

Mereka juga tidak menganggapnya aneh meski ia seorang otaku. Mereka bilang, hal normal jika seseorang memiliki sebuah hobi agar tidak merasa jenuh akan kesehariannya.

Dan tak terasa satu jam telah berlalu.

Hijikata Toushiro

Ada panggilan masuk dari Sougo. Dia sudah ada di depan apartemen.

Hijikata Toushiro meninggalkan chatroom.

Sakamoto Tatsuma

Ahahahahahaha—

Aku sedikit iri karena Sougo-kun adalah orang pertama yang bertemu langsung dengan Kagura-chan. T_T

Sakamoto Tatsuma meninggalkan chatroom.

Takasugi Shinsuke

Aku harap masalah ini cepat selesai.

Takasugi Shinsuke meninggalkan chatroom.

Sakata Gintoki

Dua anak muda berbeda jenis kelamin dalam satu ruangan di malam yang dingin ini. Jaga dirimu, Kagura. ^_

Sakata Gintoki meninggalkan chatroom.

Kagura memandangi layar ponsel tersebut.

Mereka orang-orang yang baik.

Begitu pikirnya.

CKLEKK—

Terdengar pintu dibuka. Kagura menoleh ke arah pintu masuk.

Terlihat seorang pemuda tampan berambut coklat terang dengan mata merah kecoklatan menawan. Ia mengenakan jaket bomber berwarna hijau tua yang sedang ngetren dikalangan anak muda karena ada seorang presiden yang mengenakannya saat berpidato. Belakangan orang-orang menyebutnya, jaket Jokowi.

Pria itu tidak melihat ke arahnya melainkan ke layar handphone-nya.

Sambil tersenyum.

Mungkinkah dia sedang membaca semua obrolan yang ia lewatkan di chatroom tadi?

"Ehemm." Kagura berdehem.

Sang pria berhenti menatap layar ponselnya dan beralih memandang ke arah Kagura. Lalu ia memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya.

"Kagura, ya? Aku Okita Sougo. Aku datang ke sini untuk memastikan bahwa kau tidak menyentuh apapun yang ada di sini."

Ugh, to the point sekali dia!

"Seperti yang kau lihat aku tidak menyentuh apapun!"

Okita Sougo melihat ke sekeliling ruangan. Melihat ke segala arah. Dia mengecek ruang tamu, pantry, kamar mandi, dan terakhir masuk ke sebuah ruangan yang sepertinya itu kamar tidur.

Kagura pun yang entah kenapa tertarik mengikuti setiap langkah Sougo dari belakang.

"Ini aneh. Kau bilang menemukan ponsel itu di jalan? Coba aku lihat ponselnya."

Mereka berdua masih ada di dalam kamar. Tanpa ragu Kagura menyerahkan ponsel itu kepada Sougo.

"uPhone 7 adalah smartphone keluaran tahun ini. Sedangkan Nyonya menghilang sejak dua tahun yang lalu. Lagi pula ponsel lamanya seingatku dibawa oleh adiknya. Selain itu, tempat ini sudah lama ditinggalkan sejak Nyonya menghilang, anehnya setiap ruangan begitu bersih, listriknya masih menyala dengan baik, ada pakaian bersih dalam lemari dan ada cukup persediaan makanan di dalam kulkas. Ini seperti seseorang yang mengirimmu memintamu untuk tinggal di sini."

"Umm, aku tidak mengerti ucapanmu—, ini sudah larut malam, bisakah aku pulang sekarang?"

Tiba-tiba saja Sougo berjalan mendekat ke arahnya. Apa ia salah bicara?

Semakin Sougo mendekat, Kagura juga semakin melangkah mundur dan—

Punggung Kagura sudah menyentuh tembok. Okita Sougo berada tepat di depannya.

Saat Kagura hendak kabur ke arah kanan, tangan kiri Sougo menghadangnya.

Saat Kagura hendak kabur ke arah kiri, tangan kanan Sougo menghadangnya.

Dan beginilah Kagura yang sekarang terkurung di antara kedua tangan dan tubuh Sougo.

Tunggu. Bukankah ini adegan mainstream di anime shoujo harem?

"Mau kabur ke mana kau?"

Ekspresi ketakutan terpancar jelas di raut wajah Kagura. Ingin rasanya ia berteriak memanggil polisi.

Ah, ia baru ingat. Bukankah pria yang ada di hadapannya adalah seorang polisi?

"A-aku sudah menjelaskan semuanya di chatroom. Aku tidak berbohong sedikit pun!" Kagura benar-benar mengumpulkan keberaniannnya untuk mengatakan hal itu.

Okita Sougo pun melepaskan 'kurungannya'. Ia mundur beberapa langkah, menjaga jarak agar Kagura merasa sedikit nyaman.

"Ayolah, aku tidak ada niat jahat padamu dan kau sudah bilang mau bekerjasama. Jadi berhentilah berpikir untuk kabur. Bukan hanya kau, kami juga korban di sini. Kita harus mencari pelakunya."

"K-korban? Apa akan terjadi hal buruk kepadaku?"

"Itu mungkin saja karena ada seseorang yang dengan sengaja melibatkanmu dengan agent rahasia seperti kami dan itu bukan sesuatu yang baik."

Kagura menelan ludahnya sendiri.

"Jika kau mau bekerjasama—, aku tentu akan melindungimu."

"B-baiklah! T-tapi tolong jelaskan semuanya. Siapa yang kau sebut Nyonya?"

Sougo terdiam sejenak. Berpikir, haruskah ia menceritakan semuanya? Tapi sepertinya tak ada yang harus dirahasiakan sekarang ini.

"Nyonya adalah pemilik apartemen ini. Nama aslinya adalah Shimura Tae. Sejak suaminya meninggal, ia memutuskan untuk menghilang. Kami bahkan tidak tahu ia dimana. Suaminya adalah komandan kami, Kondou Isao. Ia juga memiliki seorang adik yang pada saat itu masih bersekolah di luar negeri. Namanya Shimura Shinpachi. Belakangan aku mendengar kabar jika ia sekarang sedang berkeliling dunia." Jelas Sougo panjang lebar.

"Bisa saja yang mengirimku ke sini ada hubungannya dengan orang yang kau sebut Shinpachi itu."

"Aku tidak tahu. Aku akan terlebih dahulu mengotak-atik HP ini." Sougo melihat ke arah HP yang ada di genggamannya.

"Hei, Kagura, kau sudah terlalu banyak tahu tentang kami. Ini memang seperti jebakan di mana kau bisa masuk tapi sangat amat sulit untuk keluar. Mau tidak mau, suka tidak suka, secara tidak langsung kau sudah bergabung dengan kami." Okita Sougo jelas menekankan ucapannya pada beberapa kata.

"Apa maksudmu itu? Bukankah itu namanya pemaksaan!"

"Tadi aku sudah bicara dengan Hijikata-san lewat telepon. Dia memintaku untuk tinggal di sini sementara waktu denganmu sampai sekiranya kita semua benar-benar aman. Kau bilang di chatroom bahwa kau tinggal bersama ayahmu, bukan? Sepertinya kau harus segera meneleponnya dan bilang jika kau tidak bisa pulang dalam jangka waktu yang tak bisa ditentukan."

"APA?"

"Dan jika kau menolak aku akan mengatakan kepada semua orang termasuk ayahmu jika kau adalah seorang otaku akut, dan skripsimu tidak selesai karena kau terlalu asyik menonton anime dan bermain game. Aku punya cukup banyak bukti dari history chat ini." Sougo sambil menyeringai menujukkan layar ponsel yang berisi pengakuan Kagura mengenai dirinya yang seorang otaku di chatroom tadi.

Wajah Kagura memerah. Perempatan siku-siku muncul di dahinya.

"SIIAAAALLLLLLLLLLL!"

Kagura pun tidak kuasa menahan diri untuk tidak berteriak.

Aku tarik kembali ucapanku beberapa menit yang lalu. Mereka ini! Sama sekali bukan orang baik!

Gintama Messenger

Gintama Sorachi Hideaki

Episode Satu

Prolog

End


Lu mabok thor naroh judul di akhir?

Wkwkwkwkw biarin. Keasyikan ngetik jadi lupa nulis judul.

Awalnya sih emang mau bikin parody game Mystic Messenger, eh malah jadi belok kayak gini. Bukan parody lagi ini mah plagiat /Plakk/

Ampuni author, author cuma terinspirasi T_T

Maunya sih genre komedi. Tapi apalah daya karena author lagi puasa nonton gintama udah hampir dua bulan, jadinya OOC dan nggak lucu gini T_T

See you in the next chapter jangan lupa testimoninya, ya? ^^