.

.

.

Ini hanya fiksi guys! Hanya fiksi! Jangan diambil hati ok?

Tulisan yang berikut berisi Angst Angst Angst selaluuuu~


Cats Bar


.

.

Kegelapan dan kesunyian seperti menjadi bagian dari hidupnya. Kehampaan menjadi air mata yang menenggelamkannya. Bau anyir darah selalu menemani rasa sakit yang terus menggerogoti kulitnya. Semuanya menjadi tak manusiawi, bahkan ia mungkin lupa bahwa dirinya adalah manusia. Perjanjian yang sebelumnya telah ia tanda tangani, menjadi kerangkeng besi yang membuatnya lumpuh. Dalam kegelapan itu, Jimin hanya bisa menangis. Ia telah melakukan perjanjian iblis yang menyeretnya dalam luka. Cinta, kasih sayang, kehidupan yang pria itu berikan. Semua ditukar dengan jiwa dan tubuhnya. Ini menyakitkan, semua ini menakutkan baginya. Tetapi kasih yang diberikan pria itu membuatnya terlena. Membuat Jimin tak ingin keluar dari neraka yang disebut cinta.

Tap tap tap

Suara langkah kaki memecah keheningan. Suara langkah yang sangat Jimin kenal. Suara yang lebih menakutkan daripada kemunculan iblis. Suara langkah kaki yang membuat jantungnya berdetak semakin kencang. Ia ketakutan, ketika suara langkah itu berhenti di depannya.

"Park Jimin!"

Deg! Jantungnya seakan berhenti. Layaknya suara Hedes memanggil namanya ke dalam hukuman yang menunggunya di neraka. Semuanya nyata, ia memang tinggal di neraka. Terlebih ketika pria itu membuat sekelilingnya menjadi panas. Sepertinya Hedes telah menyalakan api neraka. Tempat gelap dan dingin itu menjadi panas, bahkan terasa silau meski ia menggunakan penutup mata. Jimin masih bisa melihat cahaya panas menembus penutup matanya. Entah apa yang mahluk neraka itu akan lakuakan, tetapi api bukanlah suatu hal yang biasa. Ini kali pertama mahluk itu membawa api. Apakah mahluk itu akan menghukumnya dengan api? Mungkin saja. Karena jika mahluk neraka itu membawa sesuatu, itu pasti alat siksaan untuknya.

Aroma amis darah kini berubah menjadi bau asap yang menusuk paru-parunya. Keheningan kini berganti dengan suara bara api dan gemercing rantai besi yang mengikatnya. Jimin bergerak, ingin menampik asap yang terus mencekiknya. Inikah hukuman?! Ia tak bisa bernafas. Sangat sulit. Itu membuatnya semakin tercekik hingga otaknya mati karena kekurangan oksigen.

Jessssshhh!

"AAAARGGGGHHHHH!"

Jimin berteriak seperti lolongan serigala yang mengirim pesan duka pada malam. Penutup mata itu kembali basah. Kakinya kelu, darahnya menjadi duri dalam pembuluh darahnya.

Apa yang dilakukan pria itu, Jimin tak tau. Semuanya panas dan sakit. Layaknya bara yang menempel pada pundaknya. Telalu sakit hingga membuat darahnya terasa berhenti mengalir. Ia ingin sakit itu berhenti, ia ingin panas di pundaknya lepas. Jimin hanya bisa memohon tanpa bisa di dengar jelas oleh orang itu.

Sakit, sakit dan hanya ada rasa sakit. Bahkan ketika benda panas itu tak lagi menempel di pundaknya, rasanya masih sama. Terlalu sakit hingga darahnya seperti terasa kering. Ini semua terlalu sakit melebihi kemampuannya. Kenapa ia harus menerima ini semua?

'Park Jimin! Jika kau merasa takut dan tak bisa bahagia dengan pukulannya, itu berarti kau menolaknya, tubuhmu menolaknya. Seorang sub akan merasa bahagia jika dipukul masternya, dia akan menikmatinya. Tapi tidak dengan tubuhmu Jimin, Kau bisa mengalami depresi.'

'apakah kau tak merasa kalau semua ini salah? Apakah kau tak merasa hatimu menjerit ketakutan ketika dipukul? Apakah kau merasa bahagia ketika dipukul?'

Kata-kata seorang guru les piano terngiang menjawab hatinya. Guru itu benar. Ini semua salah. Tapi semua terlambat. Apa yang bisa ia lakukan untuk menghentikannya sekarang? Tangan dan kakinya dikerangkeng rantai besi, matanya ditutup, mulutnya disumpal, dan lebih parah lagi, Jimin terlalu lemas, ia ada lagi pada batas titik rasa sakitnya. Itu terjadi lagi, ketika ia ingin memejamkan mata pria itu mati-matian membuat Jimin terjaga, agar dia bisa mendengar jeritan kesakitan Jimin. Tapi sepertinya Tuhan sedang mengasihani Jimin dengan memberinya kehilangan kesadarannya.

"Jimin! Hey"

Suara itu membangunkannya lagi. Sebuah panggilan keras yang selalu memaksa. Membuatnya membuka mata, untuk yang kesekian kalinya. Tapi kali ini berbeda, ia bangun bukan dengan kegelapan atau mata yang ditutup. Ia membuka mata dan langsung melihat ruangan putih. Jimin melirik pria blonde yang membangunkannya tadi. Pria yang berbeda dari mimpinya. Ya, Jimin hanya berpimpi. Mimpi buruk dari masa lalunya.

"Jimin! Apa kau mimpi buruk?"

Jimin tak menghiraukan Heechul yang mengusap rambutnya dengan khawatir. Ia masih shock dengan mimpinya. Jimin ada di ruang rawat milik Yoongi sekarang. Ia kemarin tidur dengan bersandar pada tepi tempat tidur. Menunggu Yoongi siuman bersama Heechul. Jin dan Namjoon juga menginap. Mereka masih was-was dengan hal buruk yang mungkin terjadi, meskipun ada pengawal cats bar berjaga di ruangan.

"Yoongi mungkin siuman besok pagi. Kau tidur lagi saja, ya!"

Jimin menggeleng, menolak. Ia baru saja mimipi buruk. Meskipun itu sebenarnya bukan mimpi tapi lebih ke kilas balik hidupnya. Masalalu, disaat Jimin belum memiliki Yoongi. Disaat dirinya mulai bimbang dengan hubungannya bersama Kangin. Masa dimana ia menemukan titik paling gelap dalam hidupnya.

"Aku tak mengantuk lagi. Aku baik-baik saja. Maaf membuatmu khawatir, silahkan Tuan kembali tidur. Aku ... akan tidur jika nanti mengantuk."

Heechul menuruti Jimin dan tidur, sementara itu ia terus terjaga, memandangi Yoongi tanpa bosan. Ia hanya takut kembali terlelap dan mimpi buruk lagi. Mimpi mengerikan mengenai tanda yang diberikan Kangin di pundaknya, sebuah gumpalan daging timbul membentuk huruf K. Tanda yang Kangin berikan sebagai tanda bahwa Jimin adalah milik pria itu. Bekas yang tak bisa dihapus meski dengan cara operasi. Meski tak sejelas dulu, tapi bekas itu masih ada. Terlihat samar menyatu dengan kulitnya. Jimin benci dan Jimin ingin menutupnya dengan tato, ia tak peduli kalaupun sakit, selama itu bisa menutupi tanda itu. Tapi sayangnya, masternya tak pernah ingin Jimin terluka. Maka keinginan itu hanya terpendam dalam dirinya.

...

05:24

Ketika bulan dan bintang bersinar di atas langit berwarna biru gelap. Cahaya yang redup datang dari timur, waktu pertanda akan datangnya siang. Jungkook berdiri dengan arogan di area parkir cats bar, mechecklist nama-nama yang berada di clipboard yang ia pegang. Moodnya sedang buruk karena ia belum bisa tidur sebelum acara berburunya selesai. Mengontrol cats bar dalam genggamannya semalam ternyata cukup melelahkan. Meskipun ada keamanan, entah bagaimana para kucing nakal itu begitu pintar meloloskan diri. Tapi Jungkook tak bodoh, ia mengirim beberapa anggota keamanan cats bar untuk menguntit para kucing yang berada diluar dan ya, ia berhasil menangkap mereka yang mencoba kabur.

"Tuan, sepertinya kita kekurangan kandang!"

"Tidak jika satu kandang diisi dua sampai tiga orang."

"Baik tuan!"

Ada sekitar 47 kucing yang telah masuk daftarnya, masing-masing dari mereka telah melakukan kesalahan. Entah itu mencoba kabur, ataupun sekedar melakukan transaksi ilegal, Jungkook tak mentolerirnya. Ia telah mengambil alih dan sekarang ia sedang melakukan tanggung jawab yang biasa Yoongi lakukan, mendisiplinkan kucing. Ia memang tak berpengalaman dalam profesi tersebut, tetapi Jungkook cukup kompeten dalam mengaplikasikan semua alat yang ada di punishment room. Dengan bantuan keamanan team Yoongi, mereka semua ditelanjangi, diborgol lalu dimasukan ke dalam kandang besi. Sebuah sel yang biasanya untuk satu orang, Jungkook perintahkan untuk dimasuki dua orang. Tetapi itu muat meskipun sedikit menjadi lebih sempit. Sebenarnya ada sel dan kandang yang lebih besar, hanya saja beberapa kandang dikhususkan untuk kelas-kelas tertentu dan malam ini, entah dari kelas manapun, semuanya diperlakukan sama. Jungkook mengecek peralatan dan seks toy di gudang, ia hendak mengambil cambuk tapi matanya melirik sebuah mainan baru dalam kardus besar bertuliskan butt plunge tail. Bibir Jungkook membentuk sebuah seringan. Ia butuh hiburan untuk menghilangkan kantuknya bukan? dan ide nista itupun muncul.

"Ada ice cube didalam freezer bawa itu semua dan ini juga."

Tunjuknya pada kardus besar tadi. Jungkook masuk ke dalam punishment room dan duduk santai sambil menunggu pesanannya datang. Ia memang tak memiliki aura kelam seperti Yoongi yang bisa menutup mulut para kucing hanya dengan sebuah lirikan mematikan, tapi ia punya mata tajam yang cukup mampu membuat para kucing terkejut dengan intimidasi dari cara Jungkook memandang. Jungkook selalu ramah dan sopan di meja bar, semua orang di cats bar memanggilnya bunny, tapi malam ini Jungkook terlihat seperti seekor kelinci gila. Kelinci hitam berotot dengan mata merah menyala. Seperti herbivora yang memakan daging.

"Tutup mulut kalian sebelum aku membuat kalian menututup mulut selamanya. Aku tak peduli dengan kelas kalian, tapi jika kelas atas melakukan tindakan yang sama seperti kelas bawah, dimataku kalian sama," Jungkook melirik team Yoongi yang membawa tumpukan dus dan mood Jungkook tiba-tiba membaik. "well, hukuman kalian sudah datang. Jadi, tersenyumlah!" Jungkook beranjak dari kursi dan mulai mengabsen dan anak buah Yoongi memasang ice cube dan butt plunge pada setiap kucing yang ia sebut. Moodnya semakin membaik begitu ada banyak kucing-kucing yang merintih dengan ekor yang bergoyang kesana kemari. Itu sangat manis dan lucu, sebuah hiburan yang lebih menarik daripada tarian strip dance pool. Joongkook kembali mengabsen dengan senyuman nista, sebelum senyum itu berubah menjadi senyum kemenangan. Kim Taehyung masuk daftar dan ia yakin itu bukan yang pertama kalinya. Jungkook membuka password data x milik Yoongi dan ia menemukan empat kesalahan Taehyung yang lain. Dalam hukum cats bar, kucing yang telah melakukan kesalahan lebih dari tiga kali akan mendapat hukuman kelas dua.

Mari kita jelaskan mengenai kelas hukuman cats bar, ada tiga jenis hukuman yang dimasukan dalam tiga kelas yang dinamakan sesuai jumlah hari masa hukuman. Kelas yang membagi hukuman berdasarkan seberapa banyak poin pelanggaran yang dilakukan seekor kucing. Ada kelas 1 dimana hukuman masih dalam batas rasa sakit yang rendah dengan seks toy sederhana hingga symbian machine. Kelas dua adalah hukuman yang sudah masuk kategori rasa sakit fisik dan hukuman mental, seperti hukuman cambuk, makan tanpa alas piring dan Penggunaan seks toy kategori dua yang lebih menyakitkan lalu bondage kaki dan tangan saja. Kelas tiga adalah merciless pain yang sudah melibatkan kekerasan fisik dan perlakuan paling tak manusiawi seperti menyuruh kucing memakan muntahannya sendiri dll.

"Well, ada kucing yang lebih menyukai makanan berpasir disini," Jungkook menunjuk satu orang anak buah Yoongi "bawakan aku collar dogs, cambuk, tali tambang ukuran kecil, symbian, dildo berbagai ukuran, dan ... cock ring."

"Baik tuan!"

"Itu terlalu banyak bunny! Jumlah alat harus sesuai dengan jumblah pelanggaran yang dilakukan."

"Whoaaa kau sepertinya sangat hafal mengenai hukuman disini. Memang tak heran, mengingat biogrphymu yang pernah turun hingga kelas cooper."

"Aku ingin Master Min yang memutuskan hukuman apa yang layak untukku, bukan kau!"

"Kenapa? Kau takut padaku?" tanya Jungkook tak kalah angkuh.

"Tidak sama sekali bocah! Aku tak suka orang yang bahkan sudah pernah merasakan semua seks toy di dunia ini menghukumku. Aku bertaruh, kau pasti bahkan tak tau cara menyimpulkan tali."

Jungkook tersenyum kecut, sungguh manusia paling binal yang pertama kali Jungkook temui adalah Kim Taehyung.

"Frustasi? Mengakui bahwa dugaanku benar?"

"Apa dia selalu prookatif seperti ini?" Tanya Jungkook pada anak buah Yoongi. Mereka diam dan berfikir

"Dulu, sebelum Kim Taehyung didisiplinkan oleh Master Min."

"Apa yang dia katakan pada Mr. Min?"

"Lepaskan saja aku! Jalang ivory sepertimu tak usah berlagak so dominan, dasar kau bottom murahan. Dengan lubang yang bisa dimasuki tangan kau akan menghukumku?"

Jungkook memejamkan mata menahan emosi yang hampir meledak saat Taehyung menyela pembicaraannya dengan anak buah Yoongi. Jika ada jalang paling kurang ajar di dunia ini pastilah itu Kim Taehyung. Kucing liar seperti Kim Taehyung bukanlah kucing yang bisa dijinakan. Ia tak habis fikir bagaimana jalang seperti Kim Taehyung masih berada di cats bar.

"Kurang lebih dia juga berkata seperti itu dulu pada Master Min, Tuan." Terang sang asisten Yoongi. "May I?" tanya salah satu dari keamanan Yoongi, meminta Jungkook izin dengan tali ditangannya.

"Berikan padaku!" tangan Jungkook terulur meminta tali yang dipegang team keamanan Yoongi. Pria itu memberikannya dan dengan rasa emosi yang meledak. Jungkook membuka sel dan langsung menyeret Taehyung hingga jalang itu jatuh ke lantai yang kotor. Taehyung meringis. Ia hendak memukul Jungkook tapi tangganya sudah terlanjur terikat. Taehyung tak menyerah, berbagai cara ia lakukan agar bunny itu berhenti mendominasinya. Tapi sebuah pukulan dari wipe berbahan kulit itu membuat Taehyung diam dan teriak. Bunny sialan itu, mencambuknya terlalu keras. Berulang kali dengan disaksikan kucing-kucing yang mulai ketakutan di dalam sel.

...

Jimin menopang dagu, ia terus menatap Yoongi dengan mata yang terkantuk-kantuk. Ia belum tidur lagi setelah bangun tadi dan ia tak ingin tidur lagi kecuali ia melihat matahari. Sungguh kegelapan malam mengingatkannya pada gelapnya masalalu yang dimiliki Jimin.

"Ehm"

Jimin langsung membuka mata saat melihat Yoongi mengerutkan kening dengan suara sakit menelan ludah.

"Hyung! Gwenchana?"

"Air!"

Dengan setengah panik, Jimin menekan tombol bantuan lalu segera menuangkan air. Jimin yang ribut sendiri sukses membuat semua orang yang tertidur menjadi bangun. Mereka membuka mata dan melihat Jimin sedang menyuapi Yoongi minum.

"Apa yang terjadi?" Tanya Yoongi menatap Namjoon.

"Ada yang menembakmu saat kau berduaan dengan Jimin." Namjoon menjelaskan sambil heran sendiri. Mereka berduaan? Jimin dan Yoongi? Apa yang mereka berdua lakukan tanpa pengawal. Itu yang membuat Namjoon heran sekaligus penasaran.

Yoongi diam mencoba mengingat semuanya. Ia menatap Jimin dengan senyum seadaanya. Menatap Jimin begitu intens. Yoongi baru saja ingat bagaiman Jimin menangis. Terlihat begitu ketakutan dan khawatir dalam tangisnya. Jika ia bisa memeluk Jimin, maka ia akan memeluknya detik sekarang. Dia lucu dan selalu manis, itulah yang selalu Yoongi suka. Tapi keberadaan Heechul membuatnya selalu sadar. Bahwa Jimin bukan lagi miliknya. Bohong jika ia tak mencintai pria manis yang kini menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Sikap dingin Yoongi selama ini bukanlah tanpa alasan. Ia hanya kesal, ia takut dan ia ragu untuk mengakui bahwa ia mencintai Jimin lagi. Ia tak bisa mengakuinya dengan apa yang selama ini Jimin perbuat. Ini memang sudah lama, saat itu Jimin masih sangat muda untuk bisa memutuskan keputusan yang benar maupun salah. Harusnya Yoongi mengerti dan berhenti menjauhi Jimin. Tapi rasanya seperti kau tak bisa lagi mengulang musim panas yang sudah berlalu. Kau tak bisa menikmati hangatnya matahari, kau hanya bisa menerima semua daun berguguran di sekelilingmu dan menatap musim dingin yang akan datang di depan matamu. Semuanya sudah tak bisa di perbaiki. Hatinya sudah membeku, hatinya sudah sulit untuk menerima Jimin lagi.

"Apakah kalian sudah tau siapa pelakunya?" Yoongi memecah keheningan. Ia tak bisa terus memikirkan Jimin jika tak ingin sakit.

"Ani! Mereka belum memberi kami kabar." Namjoon menjawab lalu Heechul menggerutu lagi dengan tatapan khasnya pada Min Yoongi. Itu tatapan jengkel Dan jijik.

"100% pasti kalau tidak ulah kucingmu. Siapa lagi orang yang bisa sangat dendam kecuali orang yang paling sering disiksa oleh iblis sepertimu."

"Benar! Kita hanya perlu mencari tau tentang kucing kita." Namjoon mengangguk. Memang argumen yang masuk akal, biasanya musuh Yoongi adalah kucing mereka sendiri. Orang yang sering Yoongi sakiti.

"Kalian semua disini, lalu bagaimana Cats Bar? Mereka bisa langsung kabur jika tau aku tak sehat. Kalian sendiri tau bagaimana mereka selalu mencari kesempatan dimana aku lengah."

"Benar! Kita harus kembali ke Cats bar! ... Jungkook, dia yang mengambil alih. Tapi pasti kerepotan."

"Bunny? Kau yakin?"

"Percayalah! Biar aku telfon dia ..."

...

Ctar!

ARGGGH!

Taehyung sudah tak lagi bisa melihat karena air mata yang sudah memenuhi matanya. ia kesakitan dengan semua alat yang terpasang di tubuhnya lalu ia merasa lebih tersiksa ketika dipukuli dengan cambuk. Symbian sudah terpasang, lalu cockring, gagball dan kaki serta tangannya yang diikat pada lost sheep. Kaki tangannya sudah terasa kram, lubang dan vitalnya sudah mati rasa lalu lebih sialnya pantatnya yang sudah merah itu, begitu terasa ngilu dan pegal bersamaan. Hukuman yang ia terima terlalu kasar, memang tak sekasar hukuman kelas tiga tapi ini tak kalah menyakitkan.

Jungkook melempar kepalanya ke belakang untuk mengendurkan otot-ototnya yang pegal. Ia dari tadi menunduk untuk melihat kucing jalang yang berada di bawahnya. Belum lagi pundak dan tangannya pegal karena memukuli jalang itu. Bagaimana Jungkook tak lelah? Ia terus memukuli Taehyung dengan tenaga penuh. Bahkan ketika Taehyung sudah menangis dengan semua siksaan, Jungkook tak berhenti memukulinya dengan wipe. Ia hanya ingin jalang itu berlaku sopan padanya dan menghukum Taehyung di depan semua kucing adalah car tebaik untuk mengintimidasi seluruh kucing nakal agar mereka tau, mereka sedang berurusan dengan siapa.

"Cih! Kau menangis hanya karena pukulan yang tak seberapa itu?"

Jungkook mengangkat tangannya dengan cambuk untuk memukul Taehyung lagi, sebelum anak buah Yoongi datang mengintetupsi.

"Mr. Jeon! Ada panggilan dari Mr. Kim Namjoon."

Beruntunglah Taehyung kalau Namjoon menelfon. Setidaknya Jungkook pasti mengangkat telfon tersebut. Karena jika itu bukan Namjoon pasti Jungkook akan mengabaikan panggilan itu dan terus memukuli Taehyung.

"Halo!"

"Bagaimana Cats Bar?"

"Kacau! Aku ingin komplain! Hyung! Apa kau menyeleksi kucing-kucingmu? Karena jumlah kucing sialan yang tertangkap olehku tidaklah sedikit. Mereka benar-benar membuatku kesal!"

Namjoon melirik Yoongi dan menjaukan poselnya dari telinga Namjoon. "Mereka berulah! Sepertinya banyak hingga membuat Jungkook kewalahan. Bagaimana ini?"

"Berikan ponselmu padaku!," Yoongi mengubahnya jadi video call dan saat melihat wajah Jungkook Yoongi bicara. "Tunjukan padaku siapa saja mereka!"

Jungkook dengan patuh mengubah sett ponsel belakang hingga Yoongi dengan jelas bisa melihat siapa saja orang-orang yang berada di dalam sel. Jujur Yoongi sedikit terkejut melihat bagaimana kacaunya punishment room yang biasa ia tata rapi. Semua sekarang berantakan dengan kandang besi yang berisi kucing-kucing dengan ekor di pantat mereka? Itu barang baru yang ia pesan dari China. Sepertinya Jungkook menemukannya dan bermain dengan kucing-kucing cats bar. Sungguh bukan gaya Yoongi bermain saat menghukum mereka. Tapi mau bagaimana lagi, Jungkook hanyalah orang yang tak tau apapun dan mencoba membantunya. Dibantu menangkap mereka saja Yoongi sudah untung.

"Apa mereka semua ada di Cats Bar? Lengkap?"

"Ya! Aku sudah mengeceknya dan semua lengkap!"

"Berhenti!," Printah Yoongi saat kamera ponselnya menangkap pria dengan ekor rubah terikat pada lost sheep "siapa yang terikat diluar kandang?"

"Dia Kim Taehyung!" Jungkook mendekati Taehyung agar Yoongi bisa melihat lebih jelas. Jimin yang mendengar sahabatnya disebut langsung mengintip.

"Taehyung? Kenapa dia memukuli Taehyung hingga seperti itu?" tanya Jimin terdengar panik.

"Dia pantas dipukuli! Namjoon memintaku mengambil alih dan sekarang aku sedang melakukannya! Menghukum kucing-kucing yang membuatku pusing semalaman. Terutama jalang satu ini!"

"Dia berulah lagi?"

"Semalam dia bertransaksi ilegal lagi dan aku yakin itu bukan yang pertama! Aku membuka data xmu Hyung dan menemukan beberapa pelanggaran lain."

"Kau menghukumnya dengan hukuman kelas dua?"

"Data x sudah memiliki dua kesalahan dan jika ditambah sekarang maka jadi empat dan aku medengar laporan bahwa sebelumnya ia melakukan transaksi ilegal dua hari yang lalu dan aku juga mengecek rekeningnya. Ada aliran dana yang tak seharusnya masuk rekening pribadinya. Aku hanya menghukumnya sesuai bukti yang aku punya dulu."

"Kerja bagus Jeon Jungkook! Kau orang asing tapi lebih bisa diandalkan!," Yoongi melirik Jin dan menatapnya tajam, Namjoon yang menyadari tatapan itu langsung bingung. Apalagi Jin langsung menunduk. "tunjukan aku wajah Kim Taehyung! Aku ingin bicara padanya."

"Masssteeetll Miin!" panggil Taehyung memohon dengan mulut disumpal gagball.

"Bagaimana hukumanmu? Kau menikmatinya?" Jungkook melepas gagball Tae agar pria berekor rubah itu bisa bicara.

"Diahhh diaaa, Aku tak inginhhh dia menghukumku?"

"lalu kau ingin aku yang mempermainkan lubangmu?"

Jimin cemberut, menangkap kata frontal yang ditawarkan Yoongi pada sahabatnya. Cemburu? Tentu saja. Siapa yang tak kesal membayangkan orang yang kau cintai bermain-main dengan lubang orang lain apalagi itu sahabatnya sendiri.

"Nehhh!"

Kali ini mata Jimin serasa ingin keluar. Untuk pertama kalinya, ia bisa sangat kesal dengan Taehyung. Apa maksud semua kata-kata itu? Taehyung secara tak langsung mengatakan kalau dia suka jika Yoongi menyentuhnya. Yoongi melirik Jimin dari ekor matanya, ia bisa melihat kecemburuan itu. Tapi memang itulah tujuannya. Ia sekarang berniat memisahkan pergaulan keduanya. Taehyung, tak lagi layak berteman dengan Jimin yang memiliki kelas jauh lebih tinggi. Karena perilaku Taehyung bisa berpengaruh buruk pada citra kelas diamon seperti Jimin.

"Apa kau menyukai semua yang aku lakukan terhadapmu?"

"Nehhh!"

"Katakan padaku! Mana yang lebih kau suka? Dildo atau merasakan penisku menghancurkan lubangmu hingga berdarah?"

Taehyung tersenyum. "Aku selalu memimpikan penismu Min Yoongi! Aku ingin kau menghukumku dengan milikmu yang besar itu!"

Namjoon langsung memijat keningnya, tak tahan dengan obrolan itu. Jimin langsung menahan nafas, shock dengan perkataan sahabatnya.

"Dasar Jalang!," umpat Heechul yang menaikan sisi kanan atas bibirnya. "Min Yoongi apakah kau memasuki semua lubang kucing yang kau hukum?"

Yoongi mengabaikannya dan terus memberkatikan Taehyung yang memohon, samapai ia melihat Jimin hendak pergi, ia menahan tangannya.

"Mimpi saja kau kucing jalang! Aku mendengar kau menggoda dan tidur dengan DJ Hope dua kali tanpa registrasi lebih dulu. Empat dan sekarang ditambah dua!"

Yoongi tersenyum melihat kepanikan di wajah Taehyung Aku sudah memperhatikanmu sejak lama Kim Taehyung! Harusnya kau tau itu! Perilakumu itu, kau fikir kau masih pantas berada di kelasmu? Jimin menyadari jebakan Yoongi untuk Taehyung, ia kini tenang dan merasa sedikit canggung dengan genggaman tangan Yoongi yang belum juga lepas. Ini pertama dari sekian lama. Yoongi tak pernah memegang tangannya lebih dari menjabat tangan.

"Hyung aku mohon!"

"Kim Jungkook!"

"Ne!"

"Aku ingin tau, apa yang bisa kau lakukan jika menghukum seseorang kecuali cacat dan mati?"

"Apakah seks diizinkan untuk menghukum kucing?"

"Tidak!," Jungkook terlihat cemberut dan itu manis "tidak untukku! Tapi kau bisa mencobanya!"

"Tidak! Aku tak mau! Master Min aku mohon!" Taehyung teriak sejadinya, ia sangat membenci Jungkook saat ini dan merasa tak sudi untuk disentuh kelinci manis Itu.

"Semakin dia tak menyukainya akan lebih bagus! Berikan poselmu lagi padanya!" Jungkook melakukan perintahnya hingga kini ia bisa melihat wajah Taehyung lagi. "Ivory! Semua terserah pada Jungkook! Kau tau maksudku Kim Taehyung!"

"Hyung kau akan menurunkan kelasnya hingga ivory?"

"Kau tak perlu berteman dengan kucing seperti dia! Ingat dimana posisimu Park Jimin!," Yoongi melepas genggaman tangannya dan jujur itu membuatnya lebih kecewa daripada hukuman yang diberikan Yoongi pada sahabatnya. "sekali saja aku melihat kau berkomunikasi dengannya maka aku akan menjadikannya tempat sampah*."

"Aigoo! Kau pasti iblis di kehidupan sebelumnya, Min Yoongi."

Jungkook tersenyum lalu tertawa sangat puas. Ia mempermainkan ekor rubah Taehyung dengan begitu mencela. Dunia kini telah menjadi miliknya. Yoongi memberinya kebebasan apapun untuk menghukum Taehyung dan kucing berekor rubah ini telah menjadi miliknya.

"Kau rubah jalang! Bukankah gumiho berekor sembilan?"

"Yack Kim Jungkook kau!"

"Bicara saja terus dengan mulut kotormu! Karena itu membuatku semakin ingin membuat lubang kotormu semakin melebar. Bawakan aku ekor rubah yang sama delapan lagi!"

"Kau tak bisa melakukan ini padaku!"

"Kau tak memiliki pilihan sayang! KALIAN LIHAT JALANG DIBAWAHKU! SIAPAPUN YANG INGIN BERMAIN DENGANKU MAKA KALIAN AKAN BERNASIB SAMA SEPERTINYA."

.

.

Tbc

.

.

.

*Tempat sampah = melayani para pencinta seks ramai tanpa pengaman/ melayani seks group yang memiliki penyakit seks/ anal tempat untuk membuang sperma berpenyakit.

.

.

Yoo selalu bawa nama setan, iblis dan Hedes setiap kali ada adegan nc. Itu gx sadar tapi semoga kalian gx bosan ataupun ketuker nc ini dan yang di story satunya. Jujur kata iblis dan Hedes, ini yang pertama yang lain ngikutin dari sini. Tapi masalahnya yang satunya diupload duluan.

.

Maaf lama! Yoo baru bisa dapet mood nulis Cats Bar baru belakangan ini. Terimakasih bagi yang setia mengikuti dan menyukai Cats Bar. Kalian readerku Yang manis. Ini cinta dariku, semoga Kalian tak kecewa chapter Ini.

.