Prison

WARNING! M! Bagi anak kecil atau dibawah 18 tahun dilarang keras membaca ini!

(Rekomendasi lagu: Ed Sheeran – Shape Of You)

.

.

Penjara...

Siapa yang mau berada ditempat memuakkan seperti penjara? Manusia suka dengan kebebasan dan jika mereka terkurung, mereka akan memberontak. Tapi hukuman, tetap hukuman, itu harus mereka jalani mau tidak mau. Tapi... pasti ada satu diantara mereka yang senang berulah...

BRAK!

"Sudah berapa kali harus kubilang untuk tak melepaskan pandanganmu darinya!" seorang kepala sipir tampak memarahi anggotanya yang lalai. Yang ada di depannya hanya bisa diam menunduk, tak berani melihat atasannya tersebut.

Tak lama seseorang masuk "pak, dia sudah datang" kata pria yang baru saja masuk

"oh.. kalian cepat menyingkir dari hadapanku" katanya dan membuat ketiga orang di depannya langsung pergi. Kepala sipir itu langsung terduduk di kursinya sambil memegang kepalanya. Tak lama seseorang masuk, seorang pria tinggi dengan rambut hitam kelam dan pakaian polisi. Ia memberi hormat kepada orang di depannya. "ah! Kau pasti Min Yoongi" katanya

"ne... saya dengar anda butuh seorang pengawas, tapi saya tak terlalu mengerti_" belum sempat Yoongi melanjutkan kata-katanya, pria yang lebih tua darinya itu menariknya untuk duduk.

"dengar..." pria itu menarik nafas panjang. Ia mengeluarkan sebuah dokumen "namanya Park Jimin, dia merupakan salah satu tahanan disini. Kasusnya tak terlalu berat, ia terlibat beberapa perkelahian antar pelajar, tapi yang membuat berada lama disini, karena sikapnya. Ia beberapa kali keluar dan melukai penjaga..."

"jadi kau memintaku, untuk menjaganya" kata Yoongi melihat catatan kriminal Jimin

"tepatnya diruang khusus, tempat kami masih kekurangan biaya untuk memasang cctv, karena itu kami lakukan sistem jaga gilir, tapi aku tak sangka akan mendapatkan bocah merepotkan itu" Yoongi melihat orang yang sangat lelah di depannya, ia pasti kerepotan. "sudah banyak yang melamar karena gaji yang cukup banyak, tetap saja tak ada yang bertahan selama 2 hari..." katanya lagi

Yoongi menarik nafas panjang "baiklah..."

"eh?!" pria itu terkejut

"aku akan melakukannya." Jelas Yoongi. Pria tadi tersenyum senang lalu berjabat tangan dengan Yoongi.

Setelah keluar dari ruangan itu Yoongi diantar oleh seorang pria tinggi bernama Namjoon. "aku tak percaya kau menerima pekerjaan ini" kata Namjoon sambil berjalan di samping Yoongi.

"Aku hanya kasihan melihat kepala sipir, ia tampak lelah..." kata Yoongi

"yak... kalau terjadi sesuatu kau harus melapor padaku" kata Namjoon. Lalu tak lama dua orang pria mendekati mereka.

"kau pasti orang yang akan menjaga Jimin" kata seorang pria dengan rambut coklat muda. Yoongi hanya mengangguk sambil tersenyum

"Yoongi perkenalkan ini Kim Taehyung dan tunangannya Jeon Jungkook" kata Namjoon menunjuk kedua orang itu. Yoongi langsung mengulurkan tangannya dan disambut kedua orang didepanya

"kau harus hati-hati... ia berbahaya" kata Taehyung

"aku tau..." jawab Yoongi

"tenang ia bisa jadi penurut kok" kata Jungkook yang langsung mendapat pukulan dari Taehyung.

Mereka bertiga tertawa, lalu mengantar Yoongi sampai disatu pintu biasa tanpa kaca. "dia disini..." kata Namjoon

"semangat hyung" ucap Jungkook

"kami akan mendoakanmu" lanjut Taehyung

Ketiga orang itu pergi meninggalkan Yoongi didepan ruangan Jimin. Dilihat dari fotonya, Jimin hanya mahasiswa, yang tak tau apa-apa jadi Yoongi harus bersikap tegas padanya. Ia menarik nafas panjang, lalu membuka pintu tersebut. Yoongi menemukan satu ruangan dengan satu meja dan satu kursi, dan setengah ruangan dibatasi oleh jeruji besi, terlihat seorang pria dengan rambut abu-abu tengah menggambar disatu kertas, ia tengah duduk diatas kasur tipis yang ada disana. Manik hitamnya mengarah keYoongi begitu namja pucat itu masuk.

Yoongi menutup pintu dan meletakkan barang yang ia bawa diatas meja. "hai... Park... aku penjaga penggantimu..." Kata Yoongi

Jimin bangkit dari duduknya, lalu menggantungkan tangannya diantara jeruji besi "kukira ini penjara khusus pria, kenapa mereka menyewa seorang penjaga perempuan?"

Kata-kata Jimin langsung membuat Yoongi naik darah "Yak! Aku ini pria bodoh!" balas Yoongi kesal

"heee?! Bohong... kau terlalu manis untuk jadi seorang pria" kata Jimin

Yoongi paling benci orang menyebutnya manis, tapi mau bagaimana lagi, ia memang manis seperti gula. "dengar, aku akan mengawasimu! Jadi jangan macam-macam denganku!" kata Yoongi, berbalik untuk duduk dikursinya

Manik kelam Jimin tak lepas dari tubuh Yoongi, dengan surai hitan itu benar-benar membuat Yoongi makin terlihat putih. Yoongi duduk dikursinya dan membaca satu buku, ia memastikan untuk jauh dari Jimin. Tapi manik hitam itu terus memandangnya, sesekali Jimin tertawa sendiri melihat Yoongi.

Setelah cukup lama memandang tubuh Yoongi, Jimin memilih buka suara "jadi... kau disini sebagai penjagaku?" Yoongi hanya menganggukkan kepalanya tanpa menoleh kearah Jimin "heh... kau hanya memudahkan pekerjaanku" kata Jimin

Yoongi sama sekali tak memberi tanggapan. Jimin tak menyerah untuk apa pun "apa kau tau, membosankan ada dibalik besi ini... kau pasti tau" Yoongi masih tak menanggapi Jimin "hey, manis... kau tak mau menanggapiku, huh? Aku bosan~" Jimin menaikkan bibirnya karena Yoongi menutup buku yang ia baca.

Yoongi bangkit dari duduknya dan mendekati Jimin "bisa kah kau menjaga sikapmu, aku ini lebih tua darimu asal kau tau..." kata Yoongi

Jimin tersenyum "hanya karena kau lebih tua bukan berarti kau sama sekali tak manis"

"berhenti bilang aku manis" Yoongi terlihat kesal "sekali lagi kau mengatakannya, aku tak akan segan memberikanmu sengatan listrik!" kata Yoongi, membalik badannya

"oh jjinja? Tapi pistol dan kuncimu ada disini" kata Jimin menggoyangkan kunci yang ada ditangannya

Yoongi terkejut dan mencari kuncinya diikat pinggangnya, dan tak menemukannya. "b-bagaimana bisa?!"

"heh! Kau kira aku siapa? Harusnya aku sudah keluar dua minggu lalu... tapi aku terlalu bosan disini tapi itu malah membuatku kembali" Jimin memutar kunci ditangannya

"kembalikan!" Yoongi memasukkan tangannya diantara kedua jeruji besi untuk menggapai kuncinya, tapi Jimin terlalu pintar dan menjauhkan kunci tersebut. Jimin menahan tangan Yoongi, satu tangannya lagi ia gunakan untuk membalik tubuh Yoongi dan menaikkan tangan Yoongi yang tersisa. Ia menahan kedua tangan itu dibagian paling atas dari jeruji besi tersebut. "a-apa yang kau lakukan?!"

"kau tau apa saja yang harusnya tak hilang dari tangan polisi?" Jimin bicara rendah dibelakang telinga Yoongi. "pertama kunci penjara mereka, pistol setrum... dan borgol" Jimin berhasil mengambil borgol dan memborgol kedua tangan pucat Yoongi diantara satu besi.

Yoongi tak bisa melepaskan tangannya, "jadi begini kau perlakukan semua penjagamu?! Sehingga kau kabur?!" kata Yoongi menggerakkan tangannya

"sebenarnya ini baru kulakukan padamu..." Kata Jimin. Tangannya dengan seenaknya mengusap paha dalam Yoongi -mereka masih dipisahkan oleh jeruji besi-

"a-apa yang kau lakukan?!" Yoongi bergerak tak nyaman, tapi apa daya, ia sama sekali tak punya tenaga

"ah... aku belum tau namamu..." Jimin kembali menggunakan nada rendah dibelakang telinga Yoongi. Wajah Yoongi memanas "bisa beri tau aku?"

Yoongi berusaha keras menahan pikiran 'sialan' miliknya "lepaskan aku Park sialan!" kata Yoongi

"Yak..." Tangan Jimin yang lain menggapai celana Yoongi, dan dengan sengaja mengusap sesuatu yang ada disana "kau yakin tak mau memberi tau namamu?" tanya Jimin

"yak... jangan macam-macam kau" kata Yoongi dengan wajah memerah

"katakan dulu namamu, Cherry..." suara rendah Jimin membuat tubuh Yoongi merinding

Tangan Jimin membuka celana Yoongi perlahan, membuat tubuh Yoongi semakin merinding. "h-hentikan..." Tangan Jimin masuk kedalam celana Yoongi dan mengusap sesuatu yang tengah tegang disana

"lihat siapa yang mudah terangsang disini... kau masih tak mau mengatakan namamu?" kata Jimin, ia sedikit terganggu dengan jeruji besinya, tapi ia berfikir ini akan menarik. Tangan satunya ia gunakan untuk membuka pakaian Yoongi.

Yoongi semakin merinding begitu tangan Jimin menyentuh permukaan kulit perut hingga dadanya. "m... min..." suara Yoongi terengah

"apa? Aku tak mendengarmu, sayang..." Jimin menggenggam milik Yoongi disana

Tubuh Yoongi terasa terbakar, wajahnya semakin memerah "Min... Min... Yoongi..." katanya dengan nafas tak terartur

Jimin dengan perlahan menaik turunkan tangannya pada milik Yoongi, tangan satunya lagi tak henti mengusap dada Yoongi, dan bibirnya tak henti mengecup tengkuk Yoongi. Aroma yang membuat Jimin mabuk, ia bahkan terus menciun tengkuk milik Yoongi.

Sedang Yoongi berusaha keras menahan suaranya, ia terus menggigit bibir bawahnya saat Jimin menaikkan tempo tangannya. Kepalanya semakin pusing setiap Jimin menempelkan bibir tebalnya pada permukaan kuli Yoongi. "p... park..." tubuh Yoongi gemetar

"panggil aku Jimin, cherry..." Jimin kembali mencium tengkuk Yoongi dan beralih pada telinga Yoongi

Yoongi bersumpah ia tak bisa menahan lebih lama. Dengan beberapa hitungan, tangan Jimin sudah penuh dengan cairan milik Yoongi, tubuh pria pucat itu serasa ditimpa tangga, ia bahkan tak bisa berdiri dengan benar. Tak lama setelah mengambil nafas, tangan penuh cairan putih itu secara paksa memasuki mulutnya. Yoongi tersedak karenanya

"Yoongi-ah... kau sangat sexy..." Jimin terus mengatan kata-kata yang membuat Yoongi kembali merinding. Entah kenapa Yoongi malah menghisap tangan Jimin, itu karena jari-jari Jimin tak henti bermain dilidah Yoongi, dan membuatnya terpaksa mengisap jari-jari Jimin. "dan akan ku pastikan kau akan menikmati semuanya..." tangan Jimin turun setelah puas dengan dada Yoongi. Ia turun menuju bagian belakangnya

"eemmmumm!" Yoongi semakin memanas ketika Jimin menurunkan celananya. Tangan Jimin semakin masuk kedalam mulut Yoongi dan membuat Yoongi tersedak. Saliva turun didagunya, dan matanya sudah penuh dengan air mata.

Jimin menusap bokong seksi milik Yoongi. Bagian yang sedari tadi ia lihat. Ia tersenyum miring dan perlahan mengusap bagian dalam bokong tersebut. Milik Yoongi kembali tegang. Tangan Jimin terus mengusap bagian itu sampai ia menemukan tujuannya. Hole milik Yoongi. "aish... kau benar-benar membuatku.." Jimin sudah tak bisa menahan hasratnya, melihat tubuh Yoongi saja sudah membuatnya tegang.

"ah!" suara pertama Yoongi ketika ia merasakan sesuatu mencoba masuk kedalam tubuhnya. Rasanya perih, ia bahkan menangis saat itu terjadi "a... apa... itu..."

Jimin kembali meraih milik Yoongi dengan tangan bercampur sperm dan saliva Yoongi dan memijatnya secara perlahan "sudah kukatakan kau akan menikmatinya..." ternyata Jimin memasukan satu jarinya, memainkannya didalam hole sempit milik Yoongi.

Tubuh Yoongi bergetar, ia benar-benar tak nyaman dengan posisinya. "hen... tika-aah!" Ia semakin bergetar saat Jimin memasukkan kedua jarinya. Perasaan campur aduk antara sakit dan hal lain membuat kepala Yoongi sakit. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya yang merah. Bibir Jimin tak henti memberikan kecupan dan beberapa tanda ditengkuk Yoongi. Jimin menggerakan kedua jarinya didalam hole Yoongi dengan gerakan menggunting. "ahh! J-jangan disanaah..." Jimin tersenyum saat menemukan titik milik Yoongi

"disini, heuh?" Jimin mempercepat tangannya didalam Yoongi dan milik Yoongi yang mulai berkedut

"ahh... haah! A-aku... ngg!" dalam beberapa gentakan Yoongi kembali menumpahkan cairannya pada tangan Jimin. Nafasnya tak beraturan, kakinya sudah lemas, dan pergelangan tangannya sakit. Wajah merah sempurna dengan ekspresi tak karuan, pandangannya bahkan mulai kabur karena air mata.

"ini belum selesai,sayang..." Jimin menurunkan celananya dan memposisikan miliknya pada hole milik Yoongi.

"yaak... jangan coba-coba" Yoongi mencoba memperingatkan Jimin dengan pandangan horror, ia tau jelas apa yang akan Jimin lakukan

"sayangnya, aku pria yang suka tantangan, Yoongi-ah..." Jimin kembali berbisik rendah, lalu dengan sekali sentakan ia memasukkan miliknya.

Yoongi tersentak, air matanya tak bisa ia bendung lagi. Ia seperti baru saja menerima hukuman mati dengan cara membelah dua tubuh korban, "keluarkan... hiks..." Yoongi benar-benar kesakitan, ia belum pernah melakukan hal seperti ini kepada siapa pun.

Tangan Jimin naik dan mengusap mata Yoongi "jangan menangis, cherry... aku berjanji ini akan lebih baik dari yang kau bayangkan" Jimin kembali menghisap daun telinga Yoongi, dengan perlahan ia bergerak, membuat air mata Yoongi kembali turun. Jimin kembali memijat milik Yoongi untuk sedikit mengurangi rasa sakit Yoongi

Yoongi berfikir ini hal gila, mana ada kata baik dalam hal ini. Tapi ia tak bisa menahan desahannya karena ia merasakan hal lain. Diantara sejuta rasa sakitnya, ia bisa rasakan perasaan lain yang semakin dominan, perasaan nikmat yang entah dari mana. "ngaah... P-park..."

"Jimin, sayang... panggil aku Jimin. Eugh... kau benar-benar sempit..." Jimin terus menumbuk didalam Yoongi, ia tak bisa menghentikan pinggulnya dan malah menaikkan tenponya.

"ahh! Jimin!" Yoongi mulai kehilangan akalnya, ia benar-benar meniknatinya sekarang. Tempo brutal Jimin membuat suara borgol dan jeruji sangat nyaring diruangan itu. Sayangnya itu ruang kedap suara, jadi Yoongi tak bisa berharap ada yang masuk.

"feels good, heuh?" Jimin tak membiarkan kedua tangannya kosong. Satu tangan ia gunakan untuk mengocok milik Yoongi dengan tempo cepat dan satunya memilin niple Yoongi.

Tubuh Yoongi terus tersentak, kakinya mulai lemas, tapi ia tak bisa berhenti "J-jimin... ahh..." Ia bisa rasakan milik Jimin berkedut dibawah sana

"shit!" Jimin menaikkan temponya, dan dalam beberapa tumbukan cairan Yoongi tumpah ditangan Jimin dan membasahi lantai, dan hole Yoongi sudah penuh dengan cairan Jimin. Perlahan Jimin mengeluarkan miliknya membuat desahan pelan dari Yoongi, cairan kental putih langsung turun menuju paha mulus Yoongi.

Tubuh Yoongi lemas, ia bahkan tak mampu untuk berdiri dan membuatnya menggantung disana. Nafasnya tak beraturan, pandangannya mulai kabur.

CLACK!

Yoongi menengok dan menemukan Jimin keluar dari selnya. Yoongi berfikir ia telah gagal, ia membiarkan Jimin kabur dan menodai dirinya. Ia tak pantas dipanggil polisi, harusnya ia menyerah dari awal. Tapi semua itu tercoret begitu sebuah tangan mengangkat dagunya dan mencium bibirnya. Yoongi terkejut Jimin melakukannya. Jimin menggigit bibir bawah Yoongi, dan membuat pemiliknya membuka mulut. Lidah Jimin bermain didalam sana dan terdengar jelas suara ciuman panas memenuhi ruangan. Ciuman panas itu lepas dan membuat benang saliva tipis diantara kedua bibir mereka.

Jimin melelas kaos tahanannya, menaikkan kedua kaki Yoongi untuk melingkar di pinggulnya, dan memojokkan pria yang jauh lebih kecil darinya itu.

"j-jimin..." Wajah Yoongi kembali memerah.

"kau terlalu berharga untuk dilepaskan... Min Yoongi" Jimin kembali memasukkan miliknya dalam sekali sentakan

"ah!" Jimin tak menahan dirinya dan langsung bergerak menumbuk dengan brutal titik sensitif Yoongi. Suara nyaring kembali memenuhi ruangan, tapi tak menurunkan gerakan panah Jimin.

Jimin mencium kasar bibir Yoongi tanpa menurunkan temponya. Ia bahkan tak peduli kalau ada yang datang. Tubuh Yoongi terus tensentak tak beraturan, "ngah! Park Jimin!" Mereka melepaskan ciuman mereka dan Jimin memberi beberapa tanpa pada leher putih Yoongi. Tangan Yoongi berusaha berpegangan pada satu besi disana, agar ia tak mati karena nadinya tergores oleh borgol. Tapi ia benar-benar tak nyaman.

Gerakan mereka terus brutal sampai Jimin merasakan klimaks-nya berikutnya. "Yoongi-ahh... Yoongi..." Jimin terus bicara tak jelas memuji Yoongi tapi Yoongi terlalu gila untuk mendengar semua itu. Tumbukan ketiga yang brutal mereka kembali menumpahkan cairan mereka. Nafas mereka saling beradu, keringat juga membasahi tubuh mereka berdua.

"j-jimin... ah..." kata Yoongi dengan nafas tak teratur

"nee...hh"

"lepaskan aku... hhh"

Jimin hanya menurut, mengambil kunci yang ada di kantong celananya yang menggantung dan meraih kedua tangan Yoongi. Ia melepaskab borgolnya. Jimin hanya bisa pasrah kalau Yoongi memukulnya dan memasukkannya kembali dalam sel tahanan. Tapi semua itu kembali salah karena Yoongi meraih wajahnya dan menciumnya. Yoongi memeluk leher Jimin, lalu menggerakkan pinggulnya.

Jimin cukup terkejut, tapi ia menerimanya dan membawa Yoongi memasuki selnya, dan menindihnya di kasur tipisnya tanpa melepaskan miliknya didalam sana. Jimin melepaskan ciumannya, "so... kau mau melanjutkannya, sayang?"

"kau membuatku gila, Park Jimin" Yoongi mendorong Jimin dan mengubah posisi mereka. Yoongi melepas seragamnya yang sudah tak terkancing dan kaos putihnya. Jimin tersenyum melihat tubuh ramping nan putih yang membuatnya tak berhenti takjub.

Perlahan Yoongi menaikkan tubuhnya, lalu menurunkannya kembali membuat milik Jimin makin masuk kedalam. Ia terus melakukannya hingga ia mulai tak bisa mengendalikan hasratnya. Dibantu Jimin, tubuh Yoongi terus naik turun dengan brutal. "feels good... ngah!" Yoongi kehilangan akalnya

"good work, baby... ngeh... kau tak berhenti membuatku candu..." Jimin memegang pinggul Yoongi dan membantunya untuk bergerak, ia juga bergerak secara berlawanan.

Mereka kembali sampai, tapi itu tak menghentikan kegiatan panas mereka. Dan mereka berakhir saat hari sudah malam.

.

.

Tiga minggu kemudian...

Yoongi berjalan menuju tempat kerjanya dan masuk sambil membenarkan kerah bajunya. "Yoongi!" Namjoon datang dan mendekatinya "kau kembali?"

"tentu saja, memang aku mau kemana?" tanya Yoongi

"aku dengar kau dipromosikan, kau tak mengambilnya?"

"untuk apa, aku lebih senang disini. Ada kau... Taehyung dan Jungkook. Oh iya... kemana dua orang itu?" tanya Yoongi yang tak melihat dua pasangan romantis itu

"mereka sedang cuti, untuk bulan madu..." kata Namjoon sambil menyenggol bahu Yoongi. Mereka tertawa bersama "ah! Aku dapat pelanggar baru, ia sedikit menyebalkan" Namjoon melihat dokumen miliknya

"Kim SeokJin... hmm semoga beruntung" kata Yoongi setelah membaca dokumen Namjoon. Mereka berpisah dan Yoongi menuju ruangannya. Ruangan Park Jimin.

Sejak kejadian itu, Jimin tak pernah keluar, dan itu membuat tempat Yoongi menjadi salah satu penjara terbaik. Yoongi mendapat gaji yang cukup banyak, dan ia diangkat menjadi kepala penjara disalah satu tempat lain. Tapi ia menolaknya dengan alasan terlalu jauh, dan akhirnya ia kembali kesini. Alasan sebenarnya, tentu saja Park Jimin. Selama minggu-minggu ini mereka menjalani hubungan yang panas didalan sel Jimin.

Bagi Yoongi, Jimin memberikan sesuatu yang lain untuknya. Perasaan yang belum pernah Yoongi rasakan, dan itu membuatnya jatuh dalam pelukan namja tampan itu. Dan Jimin? Yoongi adalah sesuatu yang indah baginya, terlalu indah, karena itu ia tak akan biarkan Yoongi jatuh ketangan orang lain, tak akan pernah.

Yoongi membuka pintu dan menutupnya, lalu melihat pria tampan yang selalu ia rindukan. Pria yang ia lihat -Jimin- juga melihatnya, lalu tersenyum. Jimin meletakkan pencilnya setelah menyelesaikan gambarnya, ia menempelkan gambar itu didinding ruangannya bersama dengan gambar yang lain. Ia mendengar pintu selnya dibuka dan berbalik, menemukan Yoongi yang telah melepas semua kancing seragamnya dan terlihat ia tak mengenakan kaos didalam seragamnya.

Jimin merentangkan kedua tangannya lalu dengan senang hati Yoongi menerimanya dan memeluknya. Mereka berdua terduduk dikasur Jimin, dan Yoongi menjadikan Jimin sandaran. Ciuman selama beberapa detik itu berakhir, dan mereka menikmati pelukan hangat itu. "jadi kau memilihku?" tanya Jimin

"apa maksutmu? Aku hanya tak mau meninggalkan Namjoon sendirian..." kata Yoongi

"jadi kau memilih pria tiang itu?" Jimin terlihat cemburu

"kau cemburu?"

"apa aku tak boleh cemburu, cherry?" Jimin kembali mencium Yoongi. Ia mendorong Yoongi dan membuatnya tertidur dikasur. Jimin menindihnya tapi tetap menahan tubuhnya dengan kedua tangannya.

"hmm... ng... nn" Yoongi menikmati setiap ciuman yang Jimin berikan. Jimin melepaskannya dan menatap

"kau sangat indah... Min Yoongi..." Jimin mencium leher Yoongi, menambah beberapa tanda disana. "tapi... aku sangat penasaran kenapa kau kembali?"

Yoongi menghela nafasnya dan mengalungkan tangannya pada leher Jimin "aku tak suka disana. Dan... kepala direktur disana membuatku tak nyaman"

Jimin terdiam lalu menatap Yoongi "what? Apa yang dia lakukan?"

Yoongi bisa lihat netra gelap itu mulai mengkilap kesal "hanya melihatku dengan pandangan mesum..." jawab Yoongi

"breksek..." Jimin mulai kesal, tapi satu tangan meraih wajahnya dan mengahilkan pandangannya

"kau tak akan berbuat yang aneh-aneh kan?" tanya Yoongi

Jimin tersenyum "apa pun untukmu... Sayang..." Jimin mencium telapak tangan Yoongi. Mereka tersenyum bersama, "aish... kau sangat manis!" Jimin menggelitik Yoongi. Mereka tertawa dan kembali hanyut dalam kebersamaan mereka.

Yang dihukum memang harus mendapat ganjaran, tapi itu semua demi kebaikan masing-masing. Kau akan temukan hal baik, jika kau menerima segalanya.

END