Chapter 3

Main Cast : Cho Kyuhyun (16)

Lee Junghee (44)

Kim Kibum (16)

Shim Changmin (16)

and others.

Genre: Frienship, Brothership, Family, Hurt.

Rating: T (?)

Disclamer: all casts belong to God, and themselves.

Warning:typo(s), dont copy without full credits and permission.

.

.

.

DON'T LIKE DON'T READ

.

.

.

Lari tak akan membuatku senang karena artinya.. aku meninggalkanmu yang begitu berharga untukku

Menjauhpun tak akan kulakukan... meski aku masih bisa melihatmu

Jadi ... biarkan aku berjalan pada jalan yang telah kupilih sendiri

Hanya sebentar... dan berjanji akan kembali

Karena aku masih berharap, suatu hari nanti kita bisa berjalan berdampingan... Lagi

.

.

.

Pemuda berkulit pucat itu masih meneguk air mineralnya saat pemuda berwajah dingin datang dan mengambil duduk di sebelahnya. Mengalihkan sedikit atensi Kyuhyuh –pemuda pucat yang kini telah memandang kibum dengan setengah tak percaya.

"kau menghilang kyu"

Pemudan berkulit pucat itu menautkan alisnya. Menghilang? Karena selama tiga hari ini tak pergi ke sekolah kah? Atau karena kejadian beberapa waktu yang lalu?. Entahlah, kyuhyun tak berani menduga.

Kibum mengambil nafas dan membuangnya dengan sedikit kasar. Tangannya mengambil handband dari saku celananya. Entah ingin memberikannya pada kyuhyun atau sekedan memperlihatkan handband kapten yang dulu pernah kyuhyu miliki.

Kyuhyun tersenyum. Melihat Kibum yag tengah menggenggam handband dengan raut wajah yang sedik aneh menurut kyuhyun. Ia suka, melihat raut itu dari kibum. Mengingatkannya pada hari dimana kibum mengajaknya? Atau lebih tepatnya memaksa kyuhyun untuk ikut seleksi masuk club sepak bola.

'lihat kyu... handbandnya keren di tanganmu' kibum menatap puas pada lengan atas kyuhyun yang terpasang handband milik kibum. Bukan handband kapten memang. Hanya handband biasa yang terkadang kibum bawa. Sementara Kyuhyun? Bocah itu bahkan sesekali ingin melepas benda yang menurutnya aneh itu dari lengannya.

'kau harus ikut denganku bodoh... siapa tau kita bisa diterima'

'aku mau ikut club sains saja bum' kibum memasang wajah masamnya berniat merayu.

'yak!.. tidak bisa'

'kenapa tidak bisa? Nilai sains ku bagus... kenapa kau melarangku?'

'karena kau harus ikut sepak bole denganku.. suatu hari nanti kita menangkan pertandingan yang besar bersama.. aku, Kim Kibum dan kau Cho Kyuhyun.. bagaimana?'

"kenapa kau keluar dari tim? Kenapa Jaehwan Seonsaengnim memberikan ini untukku? Kau yang meminta? Siapa yang memperjuangkan tim kita untuk turnamen besok? Kau?" kibum menatap kyuhyun. Pupilnya menatap tepat ke mata kyuhyun yang terlihat lebih bernyawa sekarang.

Kibum mengeratkan genggamannya pada handband di tangannya. "aku tak membutuhkan ini, kalau saja ini benar pemberian darimu kyu"

Kyuhyun menggeleng. Tak memberikan jawaban yang berarti untuk kibum. Membuat pemuda berwajah dingin itu tertawa kecil –meremehkan.

"mungkin mereka senang karena sekolah kita bisa mengikuti turnamen itu. Tapi ini?" kibum mengangkat handbandnya, seolah ingin kyuhyun melihatnya.

"kau memberikan ini padaku dan membuat semakin buruk dihadapan siapapun"

"aku tak memberikan apapun padamu bum"

"kenapa kau keluar dari tim?"

"aku tidak keluar"

"tapi kau mengundurkan diri dari turnamen! Dari tugasmu menjadi kapten... dan memberiku beban dengan ini.. aku tau kau juga tau.. aku memang ingin menjadi kapten, tapi tidak dengan cara seperti ini bodoh"

Kibum membuang asal handbandnya. Tangannya beralih menggenggam kedua kerah baju kyuhyun dengan erat. Dua pasang bola mata berwarna pekat itu saling memandang dengan tajam, terlebih kibum. Bocah itu bahan semakin mengeratkan cengkramannya pada kerah baju Kyuhyun.

"aku semakin membencimu! Kau tau?"

Kyuhyun tersenyum saat sepasang telinganya menangkap kalimat menyakitkan kibum untuknya.

Sementara kibum? Bocah itu melepas cengkramannya dengan kasar dan mulai berbalik. Beranjak meninggalkan atap sekolah dan bocah berkulit bucat itu.

"Bum.. aku punya rahasia besar yang akan aku beri tahukan padamu... ya..Hanya padamu" teriak kyuhyun saat tubuh kibum hampir tertelan pintu didepannya. Hingga berhasil memperlambat langkah seorang kim kibum.

"tapi nanti... setelah kau berhasil membawa kemenangan untuk sekolah kita di turnamen.. aku janji akan membagi rahasi bersarku padamu" teriak kyuhyun, kali ini lebih keras karena tubuh kibum telah tak tagi tertangkap oleh matanya.

Bibir tipis itu melengkung, membuat garis berbetuk U yang terlihat sedikit bergetar. Tubuhnya sedikit membungkuk untuk mengambil handband kapten yang dulu adalah miliknya. Memandangnya dengan penuh arti sebelum memasukkannya pada saku blazer abu abunya.

.

.

.

Jam menunjukkan tepat pukul 22.00 KST ketika bocah pucat itu masih mengemas beberapa barang dan dimasukkannya ke dalam plastik belanjaan di hadapannya. Sesekali tersenyum dan berbicara pada orang yang tengah ia layani.

"ah.. ini belanjaannya noona.. semuanya 20.000 won"

Bocah pucat itu menerima uang tunai dan membalas anggukan kepala dari wanita yang baru saja membawa belanjaannya ke luar toko tempat Kyuhyun –bocah pucat itu tengah bekerja.

Jadwal part timenya telah selesai tepat pukul 22.00. Ia harus segera mengganti pakaiannya dan pulang. Ibu pasti sudah menunggu di rumah.

"ah.. mianhaeyo .. apa tokonya akan segera tutup?"

Tanya seorang pemuda yang terlihat panjangga melangkah cepat menghampiri lemari pendingin dan mengambil sekaleng soda dan cepat-cepat menaruhnya di depan kasir.

"tentu saja belum.. hanya pergantian pelayan.. biar kulayanani dulu sebelum pulang" Kyuhyun mengambil minuman kaleng itu untuk memeriksa harga minumannya.

"pakai kantong plastik atau.."

"Kyuhyun!"

"eh... yak! Shim Changmin"

.

.

.

"kau sudah lama bekerja disana?" kedua bocah tinggi itu berjalan beriringan.

"eum.. mungkin..hampir satu tahun.." bocah yang lebih tinggi mengangguk paham.

Untuk beberapa saat keduanya membiarkan kesunyian menemani langkah santai di malam yang makin dingin

"kyuhyun.. kau tahu?"

"nde?"

"aku senang.. Sooman Sajangnim membawamu kepada kami.."

"aku tidak sengang.." Changmin mencebik. Mendesis karena sebal dengan jawaban bocah pucat disebelahnya. Menyebalkan –pikirnya.

"ish... apa kau selalu seperti ini?"

Dahi Kyuhyun berkerut mendengar pertanya Changmin. "menyebalkan... hahaha" teriak Changmin sembari mencubit perut rata Kyuhyun sebelum berlari menghindari amukan bocah pucat yang terlihat mengejarnya.

"yak bodoh! Aku tidak menyebalkan Shim Changmin.."

Sementara yang dikejar masih terus berlari, membuat Kyuhyun terus berteriak kecil. Memaki Changmin. Membuat Changmin sedikit menggerutu karena tak terima dengan makian kyuhyun yang menuturnya sedikit menjengkelkan. Hingga keduanya berhenti tepat di atas jembatan Sungai Han.

Sebelumnya. Shim Changmin –pemuda bermata bambi itu menunggu Kyuhyun mengganti pakaiannya dan mengikuti bocah pucat itu keluar dari toko. Awalnya Kyuhyun terus menyuruh Changmin pulang karena merasa risih dengan Changmin yang terus mengekor di belakangnya. Tapi nyatanya? Bocah bermata bambi itu terus memaksa dengan alasan, rumahnya satu arah dengan Kyuhyun.

Dan berakhir dengan keduanya berada di sini. Di sungai Han. Biarkan Cahangmin dimarahi ayahnya nanti karena pulang terlambat, dan kyuhyun? Dia bahkan lupa mungkin telah membuat ibunya khawatir di rumah.

"Kau mengingatkanku pada seseorang Kyu"

Mata bambinya mengamati aliran sungai Han dengan damai. Senyum di bibirnya terukir dengan jelas disana.

"benarkah?"

"ya... tentu saja"

"memang aku mirip seseorang?"

"tentu... sifat keras kepalamu, menyebalkan, berisik, tidak bisa diam... kau benar-benar mengingatkanku pada Sooman Sajangnim.. hahaha"

"Yak Changmin-ah!... aku tidak sudi kau samakan dengan pria tua itu!" teriak kyuhyun dengan tangan yang terus mencubiti perut changmin dengan tidak berperi kemanusiaan

"ya Tuhan Kyuhyun! Hentikan bodoh... "

"kau akan mati karena menyamakanku dengan tuan tua itu"

"tapi kau memang mirip dengannya" teriak Changmin di sela-sela cubitan kyuhyun yang semakin mengganas menurutnya.

"sudah kyuhyun... nanti aku aku akan melemparkan tubuh kurusmu ke sungai Han kalau kau terus menyiksaku" teriak Changmin yang menurut Kyuhyun terdengar sedikit berlebihan.

"cih.. berlebihan sekali.. kau mengancam seperti yeoja"

Keduanya berhenti dari aktifitas awal. Terdiam sesaat sebelum Changmin mengambil posisi duduk dan mengandarkan punggungnya pada tiang-tiang pembatas jembatan yang diikuti Kyuhyun.

"hahaha.. kau benar-benar jahat kyu" ledek Changmin sembari meninju bahu Kyuhyun dengan kepalan tangannya. Membuat bocah pucat di sampingnya tersenyum.

"jangan bercanda seperti itu bodoh"

"kau benar-benar sensitif dengan pria tua itu?"

"kau berpikir begitu?"

"mungkin.. kau tak pernah terlihat senang berada di sekitarnya"

"ah... aku tak pernah bisa tenang berada di sekitarnya" Changmin tersenyum mendengan jawaban langsung dari bibir teman barunya.

"ngomong-ngomong dengan orang yang mirip denganmu itu kyu.. aku memang menemuka satu orang yang memiliki tingkat keras kepala dan bebal sepertimu"

Kyuhyun terkekeh mendengan pengakuan Changmin. Teman barunya itu baru mengatainya keras kepala dan bebal.

"kau harus mempertemukanku dengannya..."

Changmin menggeleng, rautnya berubah menjadi bergidig. Membayangkan jika keduanya benar-benar bertemu.

"aku tak akan membiarkan hal itu terjadi.. tidak akan" ucap Changmin kembali menggelengkan kepalanya tanda ia tak setuju.

"memang kena.. kau bilang kita mirip"

"pasti sangat mengerikan jika kalian berdua bersama..."

" ish.. dasar tuan pelit"

aku juga memiliki hubungan yang canggung dengan seseorang yang sama keras kepalanya denganmu kyu. Sama seperti hubunganmu dengan Sooman Sajangnim.

.

.

.

"Kau berusaha dengan keras Bum"

Kibum tersenyum menanggapi ucapan sunbaenya- Choi Siwon. Di raihnya sebotol air mineral yang Siwon angsurkan padanya. Membiarkan sunbaenya itu duduk di sebelahnya dan menyeka keringat yang membasahi hampir seluruh wajahnya.

"aku akan berusaha yang terbaik untuk Seoul High School" Siwon mengembangkan senyum tulusnya.

"itu terdengar bagus.. kau punya ambisi yang besar bum"

"tentu saja.. aku tak pernah mekakukan apapun setengah hati"

Helaan nafas terdengar dihembuskan dengan kasar.

Siwon mengangguk dan memegang bahu Kibum . "jangan pernah berusaha sendiri bum.. kalau kau membutuhkan bantuan hyung atau siapapun.. jangan sungkan untuk berbicara heum?"

Kibum mengangguk, tersenyum tipis yang dibalas Siwon dengan mengacak asal rambut kibum sebelum beranjak dari tempat duduknya dan pergi.

Gomawo ...

.

.

.

Kyuhyun merebahkan tubuh lelahnya tepat di sebelah Changmin dan Jonghyun yang juga terlihat kelelahan. Sama sepertinya. Ketiga dada bidang remaja itu nauk turun dengan teratur. Di sana terlihat basah karena keringat yang terus keluar. Mereka semua baru saja berlatih sepak bola. Ketiganya kelelahan dan berhenti. Mengikuti beberapa rekannya yang lebih dulu mengambil istirahat dan merebahkan tubuh lelahnya di hamparan rumput yang luas. Membiarkan beberapa pemain lainnya masih berlatih atau hanya sekedar bermain-main. Teriakkan demi teriakan terdengar saling bersahutan. Mereka terdengar begitu bersemangat untuk berlatih.

Kyuhyun –pemuda bermata rusa itu tersenyum. Suasana latihan di sini berbeda dengan latihan di sekolahnya. Tentu ia tak bisa membandingkan hal ini. Tidak bisa. Turnamen yang sekolahnya ikuti memang turnamen yang dislenggarakan untuk sekolah umum di seoul. Tentu berbeda dengan timnya sekarang. Bersama Changmin, Jonghyun, dan beberapa teman lainnya ini. Mereka adalah remaja terlatih yang sebagian besar memang bersekolah di sekolah sepak bola seperti Changmin dan Jonghyun. Atau mungkin hanya dirinya yang dari kalangan anak SMA biasa. Kyuhyun meringis membayangkan jika perkiraannya benar.

Klubnya sekarang adalah klub yang mewakili seoul untuk bertanding dengan klub-klum besar dari berbagai wilayah atau lebih tepatnya, provinsi yang berbeda. Beban yang ia pinggul lebih besar.

"memikirkan sesuatu tuan Cho?"

Ish..

Kyuhyun mendesis. Tetapi kedua ujung bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman. Menutup kedua matanya dengan lengan kanannya.

"sooman sajangnim?"

"jangan bahas orang tua itu lagi Shim.. " gumam kyuhyun yang di dengar keduanya. Posisinya yang berada di tengah memudahkan kedua temannya mendengar ucapannya meski kyuhyun hanya bergumam pelan.

Changmin hanya tergelak.

"kau benar-benar alergi dengan pria tua itu ya Kyu? Hahaha"

"diam kau bodoh"

"jadi.. kau alergi dengan Sooman Sajangnim eoh?" kali ini Jonghyun ikut meledek. Tangan kanannya ia gunakan untuk mencolek-colek lengan kanan kyuhyun yang digunakan si empunya untuk menutup kedua matanya. Sedangkan tangan kirinya ia biarkan sebagai tumpuan kepalanya.

"yak... Jonghyun-ah..."

"ahahaha... nanti akan aku katakan pada Sooman Sajangnim kalau kau tak menyukainya..."

Changmin bisa melihatnya. Senyum tipis kyuhyun yang tulus. Sudah hampir setengah bulan Kyuhyun bergabung dengan mereka. Dan baru kali ini teman barunya bisa terlihat lebih hidup.

.

.

.

"Kau sudah beri tahu Kibum?" wanita 44 tahun itu tersenyum tipis. Kedua tangannya terampil mengurusi bahan makanan yang tengah ia olah. Tapi sepasang matanya sesekali mencuri pandang pada putra sematawayangnya.

Kyuhyun menggeleng. Bocah 16 tahun itu kembali meneguk susunya hingga tandas setelah kegiatannya diintrupsi oleh sang ibu.

"belum berbaikan?"

Menggeleng...

Lagi-lagi hanya itu yang Junghee tangkap dari raut putranya.

"jangan terlalu lama sayang.. kalian berteman baik sebelumnya"

"aku tau bu.. aku hanya belum siap"

Junghee menghela nafas. Mengalihkan pandangannya dari beberapa paprika yang tengah dipotongnya.

"kau tak akan pernah siap kalau tak pernah memberanikan dirimu sayang.. kibum semakin tak bisa menerima kalau kau semakin lama menunda memberi tahu padanya"

"Kibum sudah terlalu jauh membenciku bu..kita bisa kembali seperti dulu?" sepasang mata rusa itu mengerjap lucu. Membuat sang ibu mengacaknya dengan lembut.

"jangan berlebihan sayang... dia sahabatmu.. mana mungkin membencimu.."

"masalahnya terlalu rumit bu"

"hanya kau dan Kibum yang tau serumit apa masalah kalian.." Kyuhyun mengangguk, mengiakan perkataan sang ibu.

"bu.."

Junghee menggumam sebagai jawaban

"ibu tau masalahku dengan kibum kan?"

"tentu ibu tau"

"apakan.. apa yang aku lakukan begitu banyak menyakiti Kibum bu?"

Wanita setengah baya itu menggeleng samar. rasanya beritu miris mendengar putra kecilnya menanyakan hal seperti itu padanya.

"tidak ... tentu tidak sayang.. kalian hanya harus saling berbicara dan mengutarakan masalah kalian berdua. Jangan mengambil kesimpulan sendiri kyu.. kau harus tahu apa yang kibum pikirkan tentang masalahkalian. Jangan mengambil keputusan dari sudut pandangmu sendiri. Itu akan menyakiti salah satu dari kalian" junghee mengecup puncak kepala anaknya dengan sayang.

"cha... bantu ibumu mencuci sayuran Cho kecil... kau ini malas sekali.. pagi-pagi sudah bergosip" junghee mengarahkan sayuran-sayuran yang tadi dipotong untuk Kyuhyun cuci kehadapan bocah pucat itu.

"ish... ibu menyebalkan.."

"hey... hey... jangan meggerutu seperti itu.. wajahmu semakin jelek nanti tuan muda Cho.."

"yak.. berhenti menggodaku nyonya Cho..."

Junghee hanya tertawa. Bahkan semakin keras ketika putra kecilnya merasa dirinya terus menggoda sang putra. Menggoda Kyuhyun mendejelang malam memang jarang ia lakukan. Ia beruntung bisa pulang dari kerjanya lebih awal dan menemukan putra kecilnya yang biasanya akan pulang paling awal pukul 7 malam. Bahkan telah tertidur di sofa rumahnya tepat pukul 4 sore. Dia benar-benar bersyukur melihat Cho kecil itu bisa tersenyum dengan tulus.

.

.

.

"Kyuhyun... Cho Kyuhyun..."

Teriak pria 26 tahun itu sembari berjalan cepat menutuni anak tangga. Mengejar bocah yang ia serukan namanya.

"Cho Kyuhyun" serunya lebih keras, hingga bocah yang telah mencapai anak tangga terakhir membalikkan badannya untuk memastikan sosok yang mengganggu langkahnya yang memang terburu-buru.

"a.. ah ye, Seonsaengnim, Mianhamnida aku tidak terlalu mendengar tadi" ucapnya seranya membungkukkan badannya sekilas.

"ah, gwaenchana.. saem hanya ingin menanyaimu tentang satu hal"

"nde?"

"Sooman sajangnim bilang, kau berlatih dengan sungguh-sungguh disana. Saem harap kau betah dan terus mengembangkan bakatmu di tempat yang lebih baik. Kau harus terus semangat dan terus melatih kemampuanmu. Kapan-kapan, saem akan melihat kau berlatih di sana" bocah itu mengangguk, memberikan respon semi pasif pada setiap kalimat yang terucap dari gurunya.

"nde.. saem. .. aku hanya berlatih untuk memiliki kemampuan yang sebanding dengan mereka"

"jangan pernah takut untuk menjadi lebih baik Kyu.. yang kemarin adalah pilihan terbaik.. saem selalu mendukungmu" Jaehwan menepuk bahu bocah pucat itu sebagai tanda dukungannya.

"dan satu lagi Kyu.. kau boleh kembali dalam tim... walaupun bukan sebagai captain.. kau tetap bisa kembali sebagai pemain inti! Tawaran saem hanya berlaku sampai akhir minggu ini"

"saem harus pergi, ada urusan yang sangat penting yang harus saem selesaikan.. saem harap kau bisa lebih menyalurkan bakatmu disana"

Jaehwan meninggalkannya dengan langkah tergesa. Semakin meninggalkan banyak pemikiran di benak bocah 16 tahun itu.

Kau membuatku semakin terbebani saem

Kyuhyun berlalu, meninggalkan halaman sekolah dengan langkah yang berat. Wahajnya menampakkan raut lelah sekaligus pasrah.

Sementara di sana. Di tempat Kyuhyun dan Jaehwan berbincang tadi. Sosok berbadan tegap yang sedari tadi memang berada tak jauh dari keduanya. Ia mendengar semuanya. Semua yang Jaehwan sampaikan pada Kyuhyun.

Jadi ini alasannya menghilang dari tim. Saem sendiri yang melindunginya.

.

.

.

Bocah pucat bermata rusa itu terus berjalan di tengah dinginnya kota Seoul di ujung musim gugur. Menjelang musim dingin, suhu udara di Seoul memang semakin rendah. Itu yang sekarang bocah pucat itu rasakan. bahkan tulang-tulang kecilnya terasa membeku sekarang.

Kedua telapak tangannya ia gosokkan beberapa kali demi mendapat sedikit rasa hangat. Ia terus melakukan hal itu berulangkali sepanjang perjalanan pulang hingga tanpa sengaja, sepasang mata rusanya menangkap sosok yang begitu familiar tertangkap indra penglihatannya.

"Kibum-ah..." ia mempercepat langkahnya untuk menghampiri bocah berwajah dingin itu.

Haah... haah...

Kyuhyun mengatur nafasnya yang terdengar memburu karena mengejar kibum

"jalanmu cepat sekali bum" lirihnya ketika ia berada tepat di sebelah kibum.

Sementara kibum? Bocah berwajah super dingin itu menatap acuh pada pemuda dihadapannya. Ada benci yang begitu dalam dapat Kyuhyun lihat dari sepasang onxy milik Kibum.

"jangan peduli padaku Kyu! Dan berhentilah menjadi pengkhianat.. kau benar- benar licik kau tau?"

Aku licik? Pengkhianat?

Bocah bermata rusa itu menggelengkan kepalanya kasar. Benar apa yang dikatakan Kibum tadi? Apa dirinya begitu licik? Atas dasar apa Kibum mengatainya licik? Pengkhianat?.

Bocah pucat itu masih terpaku di tempatnya. Matanya terus menatap punggu Kibum yang mulai terlihat semakin menjauh. Membiarkan kedua tangannya terkepat kuat.

.

.

.

TBC

Akhirnya Chapter 3 bisa selesai juga.. kali ini Diya akui.. Chapter ini adalah chapter yang paling ngga dapet feelnya pas ngerjain. Hehe

Hasil dari antara pengin nulis dan ngga.

Mungkin cukup mengecewakan. Mianhamnida

Maaf juga untuk typo yang mungkin cukup banyak pula di Chapter ini.

Untuk gantinya. Chapter 4 akan Diya Up awal februari nanti. Di Chapter 4 akan lebih jelas masalah Kyuhyun dan Kibumnya.

Dan di chapter sebelumnya, ada yang tanya, apa klub kyu yang sekarang itu timnas? Jawabannya bukan.. tingkatannya seperti pada provinsi. jadi ini bukan timnas ya..

Sebelumnya, terimakasih untuk review chapter sebelumnya...

Special Thanks To:

Atik1125, Atikahsparkyu,Captain Potato,citra546,Desviana407,FlowerKyuu,Heang653,Kliieff19,Kuroi Iina,Rina271, Shin Ririn1013,Tiktiktik,diahretno,hulanchan,Kyuniya,ladyelf11,meimeimayra,nurulhiqmah1,okaocha,readlight,siskasparkyu0,tirah25,uixalmt,Cuttiekyu94,Nikmah444,auliaMRQ,dhiiniequeen, princess435,rahma94, hwang635, park Rinhyun-uchiha, yunzhu32, ties05, Norkhairiyah, AtikahSparkyu, Awaelfkyu13, laellalee0928, arietha13, Ddycho. Dll

Balasan Review:

ladyelf11 : di Chapter 4 nanti mungkin sakit kyu sedikit terungkap... gomawo dukungannya..

AtikahSparkyu: seperti appanya tidak ya.. hehe.. sepertinya ini cukup lama jaraknya sama yang ch 2. Gumawo..

Iffahnur: eomma terdengar enak sebenarnya... tapi nda papa ya kalo jadinya ibu.. hehe... terimakasih sarannya chingu

Ddycho: hahaha... hayo tebak aja... maaf untuk keterlambat up ch 3 nya...

Atik1125: gomawo eonnie.. mianhae terlalu lama sampe harus lupa ceritanya...

Chokyukyu: hayo, kita kira kyu sakit apa? Gomawo untuk sarannya..

Michhazz: hahaha... untuk chapt selanjutnya tebak lagi ya.. mungkin di chpt selanjutnya akan sedikit terjawab.

Ezza: gomawo chingu... mianhae keterlambatannya. Fighting!

Kuroi Ilna: hehe.. bukan timnas Chingu.. masih semacam club yg tingkatannya milik provinsi..

Park RinHyun-Uchiha: hahaha... kyu harus banyak-banyak sabar dinistakan.. gomawo chingu

Dhiiniequeen: mianhae chingu.. hehe.. gomawo sarannya.. kayanya ini juga masih termasuk lama... hehe,.. mianhae

gyuyomi88: hahaha gomawo chingu ... ternyata satu tipe buat nyiksa si mbul

Chiffa Kyukazza:gomawo chingu... yang telpon ayahnya kyu? Emang iya? Hehehe fighting!

sparkyuNee13: itu ayah kyu bukan ya? Hahaha... gomawo chingu.. fighting!

julia dewi: ahahaha... gomawo sudah mampir.. ngga papa mampir,.. siapa tau jadi suka ceritanya.. hehe.. boleh ko nebak nebak.. siapa tau benar tebakannya

Intan: gomawo... untuk mulai klimaksnya di ch depan.. hehehe

angel sparkyu: ch 4 akan sedikit mengungkap.. sebenernya kyu sama kibum kenapa.. gomawo reviewnya chingu

Princess435: hayo tebak kyu sakit apa.. gomawo reviewnya chingu

Diahretno: mianhae .. untuk ch kemarin interaksi kyubum kurang... gomawo...

Uixalmt: ahjussi gagal tua.. haha Insyaallah nda bakal hiatus untuk SA. Tapi kemungkinan memang waktu publishnya yang ngga bisa terjadwal. Yey.. semangat ahjussi- ahjusi hebat! Semangat juga eonni

Kyuelf: yuhu... sudan saeng, selamat membaca...

Gamekyu: permintaan dikabulkan.. hehe sakit apa ya si kyu.. bisa diikuti di ch ch berikutnya.