Boku wa Exorcist

Disclaimer : Vocaloid milik Crypton Future Media yang punya.

Warning : OOC, Typo, OC.

.

.

.

Selamat datang di Fanfic kedua aku! Happy reading minna!

.

.

Chapter 1

Segalanya

"Sekarang mari kita memberikan penghormatan terakhir kepada Yuka Hatsune dan Riku Hatsune yang telah berhasil mencapai kemurnian nirvana dan berhasil mengerahkan salah satu serangan kepada Lucifer" kata salah seorang pendeta di pemakaman kedua orangtuaku. Cih, apanya yang menyerang sang lucifer, memang benar kedua orangtuaku berhasil memasuki nirvana. Tetapi mereka terbunuh karena lengah dengan serangan Lucifer, aku pun semakin frustasi disini, semua yang hadir, semuanya sedih yang bohong! Mereka tidak benar-benar sedih, bahkan jii-san dan Baa-san adalah pembohong paling hebat disini.

"Saya sebagai kakak Yuka sungguh sedih disini, walaupun mereka tidak menyerahkan status bangsawan kepada saya karena sang anak masih hidup, saya tidak keberatan, kehilangan adikku yang aku sayangi yang aku sesalkan disini.." dan banyak sekali ocehan kebohongan Jii-san, sebenarnya keluarga Jii-san iri dengan Okaa-san, karena dulu Okaa-san adalah orang biasa yang menikahi Otou-san yang seorang bangsawan terpengaruh di Crypton, sebuah negara kecil, dan kotaku ini adalah Rainy Forest.

"Sebagai hutang budi kebaikan yang selalu Yuka Hatsune dan Riku Hatsune, saya akan memberikan beasiswa secara penuh kepada anak tunggalnya, Miku Hatsune!" kata salah seorang disana.

"Kiyoteru-san, aku ingin pulang" kataku kepada pengasuhku disana. Dia kemudian menggiringku menuju mobil dan dia menyetir.

"Miku-sama. Apa yang ingin anda makan untuk hari ini?" tanya Kiyoteru-san kepadaku, aku hanya terduduk sambil melihat ke arah luar jendela, awan mendung mulai berkumpul.

"Coklat" kataku singkat.

"Miku-sama, anda sudah beberapa hari ini hanya makan Coklat! Anda masih berusia 10 tahun! Anda butuh makanan lain untuk pertumbuhan anda!" kata Kiyoteru-san menasehatiku.

"Aku tidak peduli! Aku ingin coklat!" kataku keras kepada Kiyoteru-san. Kiyoteru-san hanya menghela nafas melihatku yang keras kepala. Namaku adalah Miku Hatsune, salah satu dari 10 bangsawan paling berpengaruh di Crypton. Tetapi meskipun begitu, aku adalah 'produk gagal'. Itu adalah sebutan bagi seorang keturunan exorcist yang bahkan tidak bisa melihat 'mereka'. 'Mereka' yang aku maksud adalah, hantu, Yokai, dan Bakemono lainnya. Aku pun mulai tidak percaya kalau 'mereka' itu ada, karena aku sendiri tidak bisa melihatnya! Dan di umurku yang masih 10 tahun, aku sudah kehilangan kedua orangtuaku. Sekarang, aku harus mengurus kekayaan keluarga Hatsune seorang diri, dan setelah orangtuaku mengikuti program kemurnian nirvana, sebuah tingkat paling tinggi dalam exorcisme, aku mulai mengkonsumsi coklat, dan akhirnya, aku mengganti makan pokok 3x sehari menjadi coklat. Badanku pun sekarang mulai menggemuk dengan cara makanku yang seperti itu. Kiyoteru-san pun sering memarahiku karena ini, tetapi, aku terlalu depresi untuk bisa mengetahui kalau kedua orangtuaku sekarang meninggalkanku untuk selamanya. Maksudku, kemurnian nirvana? Itu hanyalah isapan jempol belaka! Itu hanya peraturan yang di tetapkan Lucifer untuk para penantangnya agar tidak ada yang berani mendekatinya.

-:-

"Jadi dengan ini saya bacakan warisan keluarga Hatsune, sesuai persetujuan Yuka Hatsune dan Riku Hatsune, semua harta, saham, dan status kebangsawanan akan di berikan kepada anak semata wayang mereka! Miku Hatsune. Dan bila terjadi sesuatu kepada Miku sebelum dia menginjak dewasa, maka semua harta dan statu bangsawan milik Miku-san akan jatuh ke tangan keluarga pamannya. Tentunya dengan stempel milik Miku-san akan sah penyerahan harta itu" baca pengacara Otou-san di hadapan kami, para pembantu dan juga keluarga Jii-san. Aku pun merasa, tinggal menghitung hari dimana aku akan menjadi sasaran Jii-san. "Dan kepengurusan akan diri Miku akan di bebankan kepada Kiyoteru Hiyama".

Setelah semua sudah pulang. Tinggal aku sendirian di depan perapian ruang keluarga, aku pun melihat foto kedua orangtuaku dan aku yang masih berumur 5 tahun saat itu. Dulu ruangan dengan bata merah ini selalu diisi kehangatan dan candaan kedua orangtua dan para pelayan dirumah. Sekarang semuanya hilang, hanya ada kehangatan dari tungku, selebihnya menjadi dingin! Aku mulai menangis keras lagi.

-:-

Akhirnya, setelah dalam keadaan depresi dan hanya mengkonsumsi coklat selama satu bulan ini. Kiyoteru-san mulai memanggilkan seorang pskiater kepadaku. Jujur, aku tidak tertarik untuk kembali normal, tetapi demi nama Hatsune, aku harus bisa kembali ke keadaan normalku biasanya. Dan seorang pskiater sangat di butuhkan dalam hal ini. Tetapi aku sudah dalam keadaan sangat depresi, dengan kesendirianku, dengan berat badanku, dengan sebutan keturunan gagal itu.

Keluarga Hatsune adalah keluarga yang hebat dengan kekkai energi yang kami miliki, karena aku tidak bisa menggunakan kekkai energi itu sama sekali dan bahkan tidak bisa melihat 'mereka' maka dari itulah, sebutan 'keturunan' gagal itu berasal, aku sungguh menjadi pencemar keluarga Hatsune yang pengendali kekkai energi dari masa ke masa.

Walaupun aku akhirnya bisa normal, tetapi baju-bajuku sudah tidak ada yang muat kepadaku, semuanya kekecilan karena tubuhku yang membengkak karena selalu makan coklat ini, akhirnya dengan depresi aku merusak dan membakar semua baju-baju itu.

Aku kembali merenung di ruang keluarga hingga terdengar dobrakan keras di pintu.

"Miku! Cepat kemarikan stempelmu! Sudah saatnya nama Hatsune menghilang! Dan nama Lorra akan terkenang sebagai nama seorang bangsawan sama seperti nama Hatsune!" benar dugaanku, Jii-san sudah akan melakukan perampasan akan hak-hakku.

"Tidak! Aku tidak akan menyerahkannya!" kataku sambil berlari di sekeliling rumah, tetapi semua pelayan yang membantuku terbunuh! Kiyoteru-san! Kiyoteru-san! Dimana kamu?! Aku terus berlari hingga akhirnya aku mengunci kamar otou-san dan mengambil stempel. Stempel milik keluarga bangsawan sungguh unik, tidak seperti stempel berbentuk kotak, stempel milik keluargaku berbentuk bulat, dengan sedikit ada dekorasi di sana. Tetapi para pembunuh itu berhasil mendobrak pintu dan Jii-san langsung merebut stempel di tanganku.

"Kyahahahaha! Dengan ini kita akan kaya!" kata Jii-san dengan tertawa. "Kau! Lenyapkan gadis ini di dalam hutan!" perintah Jii-san kepada salah seorang pembunuh bayaran. Pembunuh itu mulai menyeretku pergi.

"Tidak lepaskan!" teriakku, tetapi semua penghuni di sini sudah mati. Mungkin bahkan Kiyoteru-san sudah mati.

"Otou-san! Setelah ini aku bisa mendaftar ke Crypton International Exorcist School kan?" tanya anaknya yang berambut serba putih seumuranku. Zhanyin! Aku pun kembali kepada pembunuh yang telah menyeretku, aku pun sedikit kebingungan, kemana mayat-mayat itu pergi, seingatku, ketika aku berlari meminta bantuan, semuanya sudah terkapar di lantai dengan banyak sekali darah, sekarang, darah itu masih ada, tetapi badan-badan terkapar itu tidak ada. Aku terus meronta hingga akhirnya kami sampai di sebuah hutan di belakang rumahku.

"Miku-sama! Miku-sama! Tenanglah ini aku!" kata seseorang sambil melepas masker yang menutupinya.

"Ki-Kiyoteru-san?" tanyaku tidak percaya.

"Iya ini aku, tenang, semua pelayan hanya berpura-pura mati, dan sekarang mereka telah kabur. Ikuti kata hatimu Miku-sama, dan jangan sampai seorangpun tahu kau masih hidup, setidaknya, sampai berita kematianmu tersebar, aku mohon bertahan hiduplah kau di jalanan sana! Sebagai bukti kepada pamanmu itu, maafkan aku melakukan ini" kata Kiyoteru-san sambil menggores lengan kiriku dengan pisau dan mengusapkan darahnya ke pita yang aku kenakan untuk mengikat rambutku menjadi dua, "Larilah! Larilah sampai kau selamat Miku-sama!" kata Kiyoteru-san sambil menyuruhku pergi. Aku pun langsung berlari dari hutan itu. Aku tidak tahu apakah ini menuju kota ataupun menuju lebih dalam dari hutan ini, hingga tiba-tiba aku terperosok dan membuat sepatuku sebelah kiri lepas dan hanyut di sungai sana, tidak! Kalau aku mengambilnya aku akan mati! Ini adalah sungai maut karena derasnya. Aku sering di beritahu Okaa-san untuk menghindari sungai ini! Aku harus memanjat naik.

Aku pun berlari sambil menahan nyeri di kaki ku sebelah kiri karena sudah tidak terlindungi sepatu lagi. Batu-batuan tajam hutan melukai kaki ku. Tetapi aku tidak peduli, keselamatanku yang utama saat ini.

Akhirnya aku mencapai kota, lebih tepatnya pinggiran kota Rainy Forest.

TBC

Nyaaa! Selesai juga Fanfic keduaku di chapter pertama ini. Terus baca fanfic aku ya? Sampai jumpa di next chapter.