Hunkai Sekai

GS

...

Taeyong membuka pintu kamar Jongin lalu menutupnya kembali. Ia melihat Jongin yan sedang tersenyum manis ke arahnya. Jongin menepuk ranjang di sampingnya, memberi kode pada Taeyong agar lelaki itu duduk di sampingnya. Taeyong menurut dan duduk di samping Jongin. "Kau... yakin?" Jongin mengangguk mantap. Taeyong menghela nafasnya.

"Jongin, bisa saja dengan kaburnya dirimu dalam acara penting ini kau akan dibuang oleh keluargamu dan tidak akan dianggap lagi sebagai putri keluarga Kim, tolong pikirkan lagi," Jongin tertawa. "Hei, itu tidak akan terjadi! Orang tuaku sangat mencintaiku asal kau tahu!" Taeyong mengusap wajahnya aksar. Jongin itu sangat keras kepala.

"Apakah masih ada cinta bahkan saat dirimu membuat orang tuamu malu dengan apa yang kau putuskan?" Jongin memandang Taeyong bingung. "Maksudmu?" tanya Jongin.

"Apa yang akan orang-orang bilang tentang orang tuamu? Mereka pasti akan sangat malu bila mengetahui mempelai wanitanya kabur? Jangan pikirkan dirimu sendiri, Jong,". Ya apa yang dikatakan Taeyong memang benar. Ia pastinya akan membuat seluruh keluarganya menanggung malu. Tapi ia benar-benar tidak bisa.

"Itu salahmu sendiri yang tidak menolak saat kau dijodohkan dengan Park Chanyeol!" Balas Taeyong. Jongin tersenyum getir. "Tidak menolak , katamu? Kau salah! Aku menolak dengan terang terangan di hadapan Chanyeol dan orang tuanya! Apa yang mereka pikirkan sebenarnya? Padahal sudah jelas aku menolaknya! Arrgh!" Jongin memalingkan wajahnya. Ia tidak bisa karena ia tidak menginginkan itu.

Ia benar-benar tidak ingin menikah. Usianya baru menginjak dua puluh dua tahun. Ia menatap ke arah Taeyong dengan mata yang berkaca-kaca. "Lalu aku harus bagaimana?! Pasrah dengan pernikahan sinting ini?! Aku tidak bisa! Harus berapa kali aku katakan huh?! Aku tidak bisa! Aku tidak bisa, Taeyong!" Ujar Jongin. Nafasnya naik turun.

"Apa aku harus... bunuh diri dulu?" Jongin memundurkan langkahnya menjauhi Taeyong. "Jongin... jalanilah dulu... menikahlah dengannya, jangan seperti ini. Menikah tidak perlu dengan adanya dasar cinta." Jongin menggeleng. "Kau akan membantuku atau kau akan membiarkanku mati mengenaskan?"

Taeyong mengusap wajahnya kasar. Dua pilihan yang sangat sulit untuk ia pilih. Namun pada akhirnya...

"Baiklah.. Aku akan membantumu,"

HUNKAI SEKAI SEJONG

Kini Jongin, Taeyong, Nyonya Kim, Tuan Kim, Kim Baekhyun dan Paman Yunho berada di dalam mobil untuk menuju ke gereja. Jongin duduk di samping Taeyong di jok paling belakang. Tuan Kim di samping paman Yunho selaku sopir dan Nyonya Kim yang duduk dengan Baekhyun.

'Jongin, cepat katakan kepadaku bagaimana cara membawamu kabur!'

Begitulah isi pesan yang dikirim Taeyong untuk Jongin. Ya, mereka berkomunikasi menggunakan sms agar tidak menimbulkan kecurigaan dengan mengobrol sambil beribisik-bisik.

'Saat semua orang keluar dari mobil, kau dan aku tetap berada di sini. Nanti aku yang akan mencari alasan. Aku punya kunci cadangan mobil ini. Begitu semua orang sudah memasuki gereja, tinggal kau yang kerja. Kau kemudikan mobil ini dan bawa aku jauh dari sini.'

Taeyong melirik ke arah Jongin.

'Baiklah...'

Jongin tersenyum senang. "Jonginie! Aku iri padamu! Kenapa kau yang menikah dulu?" Jongin memutar bola matanya malas. "Kau boleh menggantikan aku, unni. Aku pikir Park Chanyeol lebih cocok untukmu daripada aku," Ujar Jongin pada Baekhyun.

"Benarkah?" Jongin mengangguk yakin. "Ibu, bagaimana jika Baekhyun unni saja yang menikah degan Chanyeol?" tanya Jongin polos.

"Jangan bercanda, Jongin!" Ujar ibunya. Jongin mengerucutkan bibirnya.

"Aku tidak bercanda, bu. Aku serius. Sangat serius." Ibunya tidak membalas ucapan Jongin membuat ia memandang ibunya kesal.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan gereja. Jongin meremas gaun pengantinnya gugup. "Ayo turun..." Ujar ayah Jongin melihat putrinya masih betah duduk dengan Taeyong di dalam mobil. "Paman.. aku pikir Jongin sangat gugup sekarang. Ia butuh waktu untuk ini." Ujar Taeyong mencari alasan. Jongin menganggukkan kepalanya setuju dengan pendapat Taeyong.

"Iya ayah.. Aku gugup sekarang.. Aku akan menyusul nanti.. tolong tinggalkan aku.." Kyuhyun menatap curiga pada putrinya.

"Kau tidak berfikir untuk kabur, kan?" Jongin menggeleng dengan cepat. "Tidak ayah! Bagaimana mungkin aku kabur?" Kyuhyun menghela nafasnya. Ia memandang ke arah Taeyong. "Tae tolong jaga Jongin untuk paman, jangan sampai dia kabur," Taeyong mengangguk. Setelah itu Kyuhyun meninggalkan mereka.

"Jong, aku pikir ini bukan cara yang efektif untuk kabur. Bagaimana caranya aku mengembalikan mobil ini nantinya saat aku sudah selesai menyembunyikanmu?" Jongin mulai berfikir lagi. "Bagaimana jika kita pakai taxi?" Taeyong mengangguk. "Ayo turun!" Jongin mengangguk. Mereka bersembunyi di samping kiri mobil. Jongin memekik senang saat melihat taxi. "Taeyong! Lihat!"

Taeyong pun tersenyum senang. Ia segera memberhentikan taxi. Mereka menoleh ke kanan ke kiri dan ke belakang, memastikan tidak ada yang melihat acara kaburnya mereka, lebih tepatnya acara kaburnya Kim Jongin.

To be continued...