Because of You

NCT & Infinite Fanfiction

Kim Myungsoo x Lee Taeyong

Warning: GS, OOC, Typo(s), Gaje, Ide pasaran, dll, DLDR.

Rated T+

By El Lavender

.

.

.

Hari yang dinantikan itupun tiba. Saat ini Myungsoo dan Taeyong sedang sarapan sebelum berangkat ke Bandara menuju Hawaii. Myungsoo sudah mengosongkan jadwalnya untuk beberapa hari ke depan.

"Seharusnya aku menolak liburan ini," Myungsoo mengalihkan pandangannya kepada Taeyong yang sedang menghela nafasnya, tidak biasanya istrinya itu membuka pembicaraan terlebih dahulu saat sarapan, biasanya mereka hanya melewati sarapan dengan keheningan.

"Jika aku menolaknya, aku tidak perlu berpura-pura mesra denganmu." Lanjut Taeyong. Ya, berpura-pura menjadi istri yang baik di depan orang lain agar tidak merusak imagenya sebagai seorang istri dari pengusaha muda terkenal bernama Kim Myungsoo.

"Sudahlah, anggap saja ini sebagai pengganti bulan madu kita dulu." Myungsoo berkata dengan santai, sementara Taeyong tersedak mendengar ucapan dari Myungsoo.

Setelah menikah mereka berdua tidak memiliki waktu untuk berbulan madu dikarenakan oleh sibuknya Myungsoo. Saat itu Taeyong sangat bersyukur karena ia tidak perlu menghabiskan waktunya berdua saja bersama orang yang dianggapnya masih asing dan tidak dicintainya itu, jika saja Myungsoo tidak lebih kaya daripada Jaehyun dia tidak akan memilih pria ini untuk menjadi suaminya.

"Bulan madu? Hei, jangan mengharapkan apapun dari liburan kali ini. Semua tidak akan seperti yang kau bayangkan!" ucap Taeyong dingin.

"Tak apa, bukankah aku sudah melihat semuanya? Itu saja sudah cukup bagiku." Myungsoo menyeringai. Akibat perkataan tersebut tanpa disadari terdapat rona kemerahan di pipi Taeyong.

"Ah sudahlah. Jika kau sudah selesai ayo kita berangkat!" Taeyong meninggalkan meja makan dengan mengerucutkan bibirnya, bagi Myungsoo itu adalah pemandangan yang jarang dan sangat menggemaskan.

.

.

.

Saat ini mereka semua tengah berkumpul di Incheon International Airport untuk menunggu penerbangan mereka menuju Hawaii. Myungsoo dan Taeyong tengah bergabung dengan Baekhyun, Luhan dan Seungkwan. Hanya mereka dan Seungkwan yang tidak membawa anak, bedanya saat ini Seungkwan tengah mengandung.

"Bibi Tae~" Ziyu berlari menghampiri Taeyong.

Taeyong memang dekat dengan Ziyu maupun Haowen. Jangan lupakan fakta jika seorang Lee Taeyong pernah berpacaran dengan Jung Jaehyun yang merupakan sepupu dari Oh Sehun. Selama berpacaran tak jarang Jaehyun mengajak Taeyong untuk menemui keponakannya yang lucu, hal itulah yang membuat mereka menjadi akrab dan menyayangi Taeyong.

"Wah wah~ lihatlah, sekarang Princess Ziyu sudah besar," Taeyong menggendong Ziyu. "Apa kau merindukan bibi, Princess?" Ziyu mengangguk imut, Taeyong mencium pipi gadis kecil itu karena gemas.

Ziyu mengalihkan pandangannya kepada seseorang yang sejak tadi berada di sebelah bibi kesayangannya itu. Karena malu ditatap oleh paman yang menurutnya tampan, Ziyu menyembunyikan wajahnya dalam pelukan sang bibi.

"Bibi Tae, siapa paman tampan itu?" Bisik Ziyu kepada sang bibi. Taeyong hanya terkekeh, dari mana anak sekecil Ziyu mengerti tentang istilah tampan.

"Hello cantik." Myungsoo yang tahu jika gadis kecil tersebut sedang membicarakannya memutuskan untuk menyapa Ziyu.

"Paman tampan ini suami bibi." Taeyong tersenyum, Ziyu hanya mengangguk entah mengerti atau tidak dengan kata 'suami', gadis kecil itu masih menatap Myungsoo dengan berbinar.

"Hei... Hei... Bukankah ayah lebih tampan daripada paman itu?" Sehun datang menghampiri mereka diikuti oleh Luhan dan juga Haowen, Haowen yang mendengar perkataan ayahnya hanya memutar bola matanya, menurutnya ayahnya terlalu percaya diri.

"Tidak, masih lebih tampan paman ini."

Ziyu sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari Myungsoo, perkataan gadis kecil itu mengundang gelak tawa dari sang bunda dan juga sang kakak. Sehun berdecak kesal, bisa-bisanya ketampanannya dikalahkan oleh seorang Kim Myungsoo. Sekarang Taeyong tahu darimana Ziyu mengerti kata tampan.

Di sisi lain terlihat Chanyeol dan juga Baekhyun yang sedang kerepotan dengan tingkah kedua anaknya yang berusia empat dan tiga tahun. Setidaknya pasangan Sehun dan Luhan lebih diuntungkan karena usia kedua anak mereka berjarak tiga tahun.

"Yeol tangkap Jackson, jangan sampai dia hilang di Bandara ini. Jasper es krimnya kenapa bisa tumpah di baju barumu? Ya Tuhan kenapa banyak sekali cobaan untukku." Mereka semua tersenyum geli melihat tingkah laku keluarga Park itu.

"Cepatlah Choi, aku tidak mau ketinggalan pesawat. Pokoknya aku ingin berlibur di Hawaii, tidak usah dengarkan perkataan Dokter itu. Selama kau menjagaku dengan benar semuanya akan baik-baik saja." Kali ini mereka mengalihkan pandangan kepada pasangan Vernon dan juga Seungkwan. Taeyong tahu jika Seungkwan tengah hamil tua dan Dokter sudah memperingatkannya untuk tidak bepergian jauh, tetapi temannya yang satu itu sangat keras kepala.

"Sebentar lagi akan ada anggota baru ya, kau kapan Tae?" Luhan yang berada di samping Taeyong bertanya kepadanya.

Hening. Anak? Taeyong bahkan sama sekali tidak memikirkan memiliki seorang anak bersama dengan Myungsoo, yang ia pikirkan hanyalah harta yang dimiliki oleh Myungsoo. Haruskah ia memberikan seorang anak untuk Myungsoo?

"Tenang saja noona, liburan kali ini kami anggap sebagai pengganti bulan madu kami yang sempat tertunda. Siapa tahu setelah pulang dari Hawaii ada kehidupan baru di sini." Myungsoo mengelus perut Taeyong dan dihadiahi sikutan serta tatapan tajam oleh Taeyong.

Myungsoo melepaskan tangannya dari perut Taeyong, bolehkah ia berharap jika suatu saat hal itu benar terjadi? Sebuah keluarga yang ia idamkan yang akan ia bangun bersama Taeyong. Myungsoo berharap jika suatu saat Taeyong melihat kesungguhan cinta yang dimiliki olehnya dan itu bukanlah sekedar sebuah obsesi semata.

"Hei Kim, apa yang sedang kau pikirkan? Cepatlah sebentar lagi kita akan berangkat." Myungsoo tersadar dari lamunannya setelah menerima sebuah tepukan dari Taeyong di pundaknya. Myungsoo mengikuti Taeyong dari belakang untuk bergabung dengan yang lainnya dengan membawa barang-barang mereka.

.

.

.

Mereka sudah tiba di Honolulu International Airport setelah menempuh perjalanan yang tidaklah sebentar dari Korea Selatan menuju Hawaii, selama di pesawat Taeyong tidak berbicara sepatah katapun kepada Myungsoo, ia lebih memilih berbicara dengan yang lainnya. Myungsoo tidak masalah dengan hal itu karena selama perjalanan ia lebih memilih untuk tidur karena jadwal kerjanya yang padat pada hari sebelumnya yang menyebabkan kurangnya waktu tidur baginya.

Saat ini rombongan para perkumpulan sosialita beserta keluarga mereka telah dijemput sebuah bus untuk menuju Hotel yang telah mereka pesan. Mereka semua berasal dari keluarga yang berada, tentu saja semua fasilitas yang mereka sewa bukan yang biasa saja.

Sesampainya di Serathon Waikiki Hotel ketua pelaksana acara telah membagikan kunci kamar untuk mereka semua, mereka segera menuju kamar masing-masing begitupula dengan Myungsoo dan Taeyong. Ketika memasuki kamar Taeyong protes kepada pelayan hotel tersebut karena mereka mendapatkan kamar dengan single bed dengan ukuran king size tetapi Taeyong menginginkan kamar dengan double bed, alasannya karena ia tidak mau tidur satu ranjang dengan Myungsoo. Pelayan hotel tersebut menjelaskan jika sudah tidak ada kamar lain lagi di hotel tersebut karena sudah penuh dan jika mau Taeyong bisa meminta temannya untuk bertukar kamar.

"Sudahlah tak apa, teman-temanmu yang lainnya membawa keluarga mereka sedangkan kita hanya berdua tidak ada salahnya dengan kamar ini, sayang." Myungsoo mengeluarkan suaranya setelah melihat Taeyong yang tengah berdebat dengan salah satu pelayan hotel tersebut. Taeyong akhirnya mengalah, setelah dipikir-pikir ucapan Myungsoo tidaklah salah. Pelayan hotel itu keluar setelah meletakkan barang mereka dan sekarang hanya tinggal mereka berdua di kamar itu.

Myungsoo merebahkan tubuhnya di ranjang, "Aku tidak akan berbuat apa-apa kepadamu, jika itu yang kau takutkan." Taeyong yang sedang merapikan baju-bajunya menghentikan kegiatannya.

"Aku hanya sedang tidak ingin berbagi ranjang denganmu."

"Huh, bagaimana caranya aku memiliki seorang anak jika terus seperti ini?" Myungsoo bermonolog kepada dirinya sendiri, tentang seorang anak masih membayanginya hingga saat ini.

"Apa kau berkata sesuatu?" Taeyong tidak tuli, ia mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Myungsoo lagipula hanya ada mereka berdua di ruangan yang sunyi ini tentu saja ia mendengarnya.

"Apa kau tidak ingin memiliki seorang anak, Taeyong-ie?" Myungsoo menerawang langit-langit di kamar itu.

"Haruskah aku memberikanmu seorang anak?" Ucap Taeyong dengan sangat dingin, ia berpikir jika ucapan Luhan tadi sedikit mempengaruhi pola pikir pria itu.

"Aku tidak memaksa, kau tahu jika aku hanya memiliki dirimu dan pamanku sebagai keluargaku, aku kesepian. Aku ingin rumah kita ramai dengan tawa anak-anak kita, aku ingin memiliki sebuah keluarga yang bahagia. Aku serius dengan pernikahan ini."

Taeyong yang sudah selesai dengan kopernya menghampiri Myungsoo, ia menempelkan punggung tangannya ke dahi Myungsoo, "Panas, sepertinya kau terkena jet lag sehingga berbicara tidak jelas seperti ini." Myungsoo memutuskan mendudukkan dirinya dan berhadapan dengan Taeyong.

"Aku serius Kim Taeyong." Myungsoo menatap sendu kepada Taeyong.

"Ck, apa yang kau harapkan dari pernikahan antara dua orang yang tidak saling mencintai ini, aku mencintaimu lebih tepatnya mencintai hartamu, jika saja kau tidak kaya aku tidak akan mau menikah dengamu. Lagipula kita berdua hanya seperti dua orang asing yang sedang hidup bersama, apa kau tahu apa saja yang aku sukai selain menghabiskan uangmu? Tidak kan? Begitupula denganku, aku tidak pernah tahu apa yang kau sukai dan tidak kau sukai Myungsoo-ssi!" Taeyong mengucapkan semua kalimat itu dengan sekali napas, ini adalah kali pertama mereka berdebat setelah selama ini mereka hanya berbicara seperlunya saja di luar drama yang mereka mainkan di hadapan publik.

Taeyong memilih untuk meninggalkan kamar, ia lelah dengan perdebatan itu sedangkan mereka baru saja tiba di Hawaii. Taeyong berjalan sambil menggerutu, karena ia tidak memperhatikan langkahnya tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

"Ma-af," Perkataan Taeyong tersendat setelah tahu siapa yang ditabrak olehnya.

"Perhatikan langkahmu, cantik."

"K-kau... Kenapa kau bisa berada di sini?" Taeyong tidak bisa menutupi keterkejutannya, kenapa Jaehyun juga bisa berada di Hawaii? Apakah pria itu membuntutinya? Taeyong merasa ia tidak akan bebas menikmati liburan kali ini. Pertama dengan kehadiran Myungsoo yang selalu membuat moodnya menjadi buruk dan yang kedua adalah kehadiran Jaehyun yang akan mengacaukan liburannya, tentu saja karena Jaehyun merupakan saingan Myungsoo dan jangan lupakan fakta bahwa pria itu pernah singgah di hidupnya dan pernah berarti baginya.

"Tentu saja aku di sini untuk berlibur, sama seperti dirimu," Jaehyun mendekatkan dirinya kepada Taeyong, mereka saat ini berada di lorong Hotel yang sepi dan tidak ada orang lain di sana.

"Apa kau senang dengan kehadiranku, sayang? Apa kau takut jika suamimu itu akan melihat kita? Apa kau takut pernikahanmu hancur karena aku? Aku kira kau hanya ingin menghabiskan hartanya saja. Oh, apa jangan-jangan kau sekarang sudah memiliki perasaan pada suamimu itu?" Jaehyun menyudutkan Taeyong ke tembok yang berada di belakangnya. Taeyong diam membisu, ia merasa sesak karena jarak mereka yang terlalu dekat. Taeyong lebih memilih memandang ke samping daripada harus menatap mata Jaehyun.

"Aku tahu kau tidak bisa berpaling dariku, sekalipun kau sudah menikah dengan orang lain," Jaehyun berbisik kepada Taeyong, "Jika kau sudah bosan bermain dengan hartanya kembalilah, pintu rumahku akan selalu terbuka untukmu." Jaehyun mengecup pipi Taeyong sebelum berlalu meninggalkannya.

.

.

.

Bunyi ponsel menyadarkan Taeyong dari lamunannya, pesan yang berisi himbauan untuk makan mau tidak mau mengurungkan niat Taeyong yang ingin berkeliling di area sekitar Hotel untuk menikmati pemandangan serta memulihkan moodnya yang sedang buruk. Ia akhirnya memutuskan untuk turun terlebih dahulu dan juga mengirim pesan kepada Myungsoo agar suaminya itu juga segera turun.

Sesampainya di bawah Taeyong segera bergabung di meja yang sudah di tempati teman-temannya, tidak berapa lama kemudian Myungsoo datang dan menempatkan diri untuk duduk di sebelahnya. Taeyong hanya cuek akan kehadiran Myungsoo bahkan ia sama sekali tidak memandang wajah suaminya itu, pria itu sukses menghancurkan moodnya bahkan hanya dalam hitungan jam setelah mereka sampai di Hawaii.

"Maafkan aku." Bisik Myungsoo dan membuat Taeyong mengalihkan pandang kepadanya. Ia heran kenapa pria itu meminta maaf kepadanya, tidak biasanya kata 'maaf' keluar dari mulut mereka. Taeyong hanya menatap Myungsoo sekilas sebelum mengalihkan pandangannya dan tidak membalas ucapan suaminya itu.

Para pelayan tengah menghidangkan makanan di masing-masing meja, makanan yang dihidangkan sangatlah beragam dari seafood hingga makanan khas Hawaii tertata rapi di meja tersebut. Para anak-anak sudah tidak sabar untuk menikmati hidangan tersebut hingga kedua orangtua mereka menenangkan mereka semua, Taeyong dan Myungsoo yang melihat itu tersenyum melihat tingkah mereka.

"Permisi, apa meja di sini masih kosong?" Mereka semua mengalihkan pandangan kepada pria yang sedang bertanya yang tidak lain adalah Jaehyun dan sang tunangan Doyoung berdiri di sebelahnya. Belum ada seorangpun yang membuka suara, meja yang mereka tempati memanglah masih ada dua tempat yang kosong sedangkan meja yang lain sudah penuh dan akhirnya Sehun mempersilahkan sepupunya dan tunangannya itu untuk bergabung dengan mereka.

Taeyong berusaha untuk melupakan kejadian yang melibatkan dirinya dan Jaehyun tadi, ia sebisa mungkin untuk bersikap biasa saja dan mengacuhkan kehadiran pria tersebut. Mereka mulai menikmati hidangan yang telah disajikan, Myungsoo yang melihat Taeyong sama sekali tidak menyentuh apapun berinisiatif mengambilkan beberapa makanan untuk istrinya itu, Taeyong sama sekali tidak bergeming.

"Seafood? Bukankah Taeyong tidak suka seafood? Ckckck... Bukankah kau suaminya? Seharusnya kau tahu apa saja yang tidak disukai istrimu." Jaehyun menyindir Myungsoo, akibat ucapannya semua yang berada di meja itu terfokus kepada mereka.

"Istriku dulu memang tidak menyukai seafood ia berpikir itu adalah makanan aneh yang tidak akan cocok dengan lidahnya, tetapi sejak memakan hidangan di salah satu restauran membuatnya menyukainya. Taeyong tidak memiliki alergi pada seafood, tentu tidak masalah untuknya memakan ini dan tidak akan menimbulkan efek apapun. Aku suaminya tentu aku tahu apa yang disukai maupun tidak disukai oleh istriku." Jawab Myungsoo dengan tenang.

Skak mat! Jaehyun berdecak kesal dan lebih memilih meminum air untuk menenangkan dirinya, awalnya ia berniat untuk mempermalukan Myungsoo tetapi malah ia yang mendapat serangan balik dari pria itu, mana ia tahu jika selama ini selera Taeyong telah berubah.

Taeyong sendiri juga terkejut dengan penuturan Myungsoo, ia tidak menyangka jika suaminya tahu tentang hal itu. Apa selama ini Myungsoo selalu mengawasinya, ia kira suaminya itu sama sekali tidak peduli dengan setiap hal yang ia lakukan.

Taeyong mencoba bersikap tenang dan lebih memilih untuk menikmati makanannya. Ia berpikir tentu saja Myungsoo mengetahui semua itu karena pria itu sangatlah terobsesi kepadanya dan ia meyakinkan hal itu kepada dirinya. Semua sudah kembali pada aktivitas masing-masing setelah insiden tersebut.

.

.

.

Matahari semakin rendah, setelah makan mereka dibebaskan untuk melakukan apa saja. Banyak yang memilih menuju pantai untuk menikmati suasana pantai di Hawaii pada saat sore hari dan menantikan moment terbenamnya matahari, tak terkecuali dengan Myungsoo dan Taeyong.

Myungsoo berjalan mengikuti Taeyong, istrinya itu masih mendiaminya sejak insiden di kamar entah bagaimana caranya ia memperbaiki kondisi mereka. Ia sama sekali tidak berniat membuat semuanya menjadi kacau bahkan membuat mood Taeyong menjadi buruk hanya karena mereka membahas tentang seorang anak.

Myungsoo menghentikan langkahnya dan ikut mendudukkan dirinya di atas pasir. Ia yakin saat ini Taeyong sedang tidak ingin diganggu dengan kehadirannya tapi ia tidak mempedulikan hal itu, bagaimanapun ia harus membuat hubungan mereka setidaknya tidak sedingin ini karena masih ada beberapa hari kedepan untuk dilewati.

"Bagaimana kau tahu?" Taeyong terlebih dahulu bertanya sebelum Myungsoo sempat mengeluarkan kata-kata yang ingin diucapkan olehnya. Myungsoo hanya memiringkan kepalanya karena ia tidak mengerti dengan pertanyaan yang diajukan oleh Taeyong.

"Bagaimana kau tahu tentang seafood itu?"

Taeyong masih asik menikmati pemandangan dimana banyak anak-anak yang bermain bersama, pasangan muda mudi yang mengabadikan foto mereka, potret beberapa keluarga bahagia tak luput dari pandangannya karena posisi mereka saat ini tidaklah terlalu dekat dengan tepi pantai sehingga bisa melihat semuanya.

"Sebenarnya aku mengetahui beberapa hal tentangmu," Myungsoo juga mengalihkan pandangannya kepada objek yang sedang dilihat oleh Taeyong.

"Aku mengetahui beberapa hal tentangmu melalui Bibi Gong dan juga beberapa pengawal yang aku kirimkan tanpa kau sadari," Taeyong menoleh kepada Myungsoo raut wajahnya menyiratkan bahwa ia tidak suka akan tindakkan Myungsoo yang begitu saja memata-matainya, untung saja selama ini ia tidak pernah terlibat lebih jauh dengan Jaehyun.

"Jika aku bisa, aku ingin mengetahui semuanya secara langsung," Lanjut Myungsoo, ia menoleh kepada Taeyong dan pandangan mereka bertemu.

"Tapi aku tahu jika kau tidak akan mudah begitu saja membiarkanku masuk ke dalam kehidupanmu dan juga hatimu." Taeyong terkejut dengan ucapan terakhir Myungsoo, ia dengan cepat memutuskan kontak mata mereka.

Ya, semua itu memang benar dan bahkan sampai saat ini Taeyong masih membatasi dirinya dan tidak pernah terbuka kepada Myungsoo kecuali tentang keinginannya akan barang-barang mewah. Kenapa? Apa yang terjadi kepada pria yang berstatus sebagai suaminya itu? Mengapa tersirat kesedihan ketika ia mengucapkan semua itu.

"Aku tidak akan memaksamu. Dengan adanya dirimu di sisiku sudah cukup bagiku." Ucap Myungsoo bertepatan dengan terbenamnya matahari, sekali lagi Taeyong kembali terkejut untung saja ia masih bisa mengontrol ekspresinya.

Setelah terbenamnya matahari mereka memutuskan untuk kembali ke Hotel untuk membersihkan diri sebelum kembali menyaksikan beberapa pertunjukan pada malam hari.

Hari menunjukkan pukul 11 malam dan pesta telah usai, semuanya memutuskan kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat termasuk Myungsoo dan Taeyong. Selama pertunjukkan tadi, Taeyong kembali mendiamkan Myungsoo dan sedikit menghindarinya bahkan ia tidak peduli dengan gadis-gadis asing yang menggoda suaminya.

Taeyong merebahkan dirinya ke kasur karena ia merasa sangat lelah hari ini, lelah fisik dan juga pikiran. Ia berharap besok semuanya kembali seperti semula, Taeyong pun akhirnya memejamkan matanya tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

Taeyong tidak sepenuhnya sudah jatuh ke alam mimpi, karena ia sama sekali tidak merasakan pergerakan kasur di sampingnya. Bukankah Myungsoo sudah kembali bersamanya? Ia memustuskan untuk kembali membuka matanya, hal yang dilihatnya adalah Myungsoo yang baru saja mengganti pakaian dengan baju yang lebih nyaman untuk tidur dan pria itu mengambil bantal serta guling lalu menyamankan posisinya untuk tidur di lantai.

Taeyong hendak bertanya sebelum pria itu berkata lebih dahulu. "Bukankah kau tidak ingin tidur seranjang denganku? Tidurlah, aku tahu kau pasti sangat lelah." Tidak ada sofa di kamar itu, hanya ada beberapa kursi tunggal yang tidak memungkinkan Myungsoo untuk tidur di sana dan ia memutuskan untuk tidur di lantai.

"Ck, naiklah. Kasur ini terlalu besar untukku, aku tidak sejahat itu membiarkanmu tidur di lantai. Cepat naik sebelum aku berubah pikiran Kim!" Myungsoo tersenyum mendengarnya, setidaknya Taeyong sudah tidak mendiamkannya lagi dan ia tidak berakhir di lantai yang dingin malam ini.

"Peraturannya sederhana, kau tidak boleh melewati batas yang aku buat." Taeyong meletakkan gulingnya di tengah-tengah kasur dan menjadi batas mereka berdua, ia dengan cepat membaringkan tubuhnya membelakangi Myungsoo setelah meletakkan guling tersebut.

"Baiklah, selamat malam Taeyong-ie." Myungsoo juga mulai membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

.

.

.

Taeyong mulai terbangun dari tidurnya akibat sinar matahari yang mengusiknya, ia merasa tidurnya semalam sangatlah nyenyak. Ia mengerjapkan matanya dan merasa sedang mengalami Deja Vu sebelum tersadar bahwa saat ini sedang memeluk Myungsoo, sejak kapan ia tertidur di dalam pelukan pria itu dan bagaimana bisa.

Taeyong memutuskan segera duduk dan melihat kondisi kasur mereka. Tidak ada yang salah pada Myungsoo karena pria itu tetap berada pada posisinya semalam dan kesalahan terdapat pada dirinya sendiri yang sudah melanggar batas dan berguling ke dalam pelukan Myungsoo dengan sendirinya. Taeyong merutuki kebodohan tidurnya, ia memutuskan untuk membersihkan diri dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ia bersyukur karena Myungsoo masih terlelap dan akan sangat memalukan jika pria itu tahu jika Taeyong sendirilah yang melanggar aturan yang ia buat.

Setelah mandi dan berdandan Taeyong memutuskan melihat ponselnya yang dalam mode hening dan terdapat banyak notifikasi grup yang mengatakan bahwa mereka sudah berada di pantai dan menyuruh untuk memamerkan bikini terbaik yang mereka punya. Taeyong sudah memakai bikini di dalam dress pantai yang ia pakai, ia melihat ke arah Myungsoo dan suaminya itu belum ada tanda-tanda akan terbangun dari tidurnya. Taeyong memutuskan memberikan memo untuk Myungsoo agar nanti menyusulnya dan ia memilih untuk pergi ke pantai terlebih dahulu.

Taeyong sedang berjemur menikmati matahari Hawaii, ia sudah membuka dress pantai yang dipakainya dan menyisakan bikini keluaran Victoria Secret terbaru yang membalut tubuh indahnya tak lupa kacamata hitam dan topi pantai yang membuatnya semakin menarik. Tentu saja ia tidak malu dengan hanya memakai bikini saja karena semua orang juga berpakaian seperti itu.

Ketika sedang menikmati kegiatan berjemurnya, Taeyong dikejutkan dengan sebuah handuk yang menutupi tubuhnya. Karena kesal iapun melihat siapa yang melakukan hal itu kepadanya, Taeyong melihat Myungsoo yang sedang berjemur di sebelahnya pria itu memakai celana pendek dan juga kaos serta sebuah kacamata hitam juga dipakai oleh pria yang berstatus sebagai suaminya itu.

Taeyong sangat yakin pelakunya adalah Myungsoo karena sejak tadi tidak ada orang lain yang berjemur di sebelahnya. Karena kesal iapun melempar handuk itu kepada Myungsoo.

"Apa maksudmu hah?!" Taeyong mendudukkan dirinya dan menghadap Myungsoo.

"Terlalu banyak orang di sini, aku tidak ingin mereka melihat tubuhmu." Jawab Myungsoo tanpa menghiraukan ekspresi istrinya yang sebentar lagi akan meledak.

"Hei tuan Kim Myungsoo yang terhormat, apa kau lupa di mana kita sekarang? Tidak ada salahnya jika orang-orang melihat tubuhku karena tidak hanya aku saja yang berpakaian seperti ini. Sangat wajar jika memakai bikini di Pantai. Kau merusak moodku saja!"

Myungsoo mendudukkan dirinya, ia mendekati Taeyong dan tidak peduli jika istrinya menjadi sangat marah akibat ulahnya. Dengan cepat Myungsoo mencium bibir Taeyong. Taeyong yang terkejut hendak menampar Myungsoo yang lancang menciumnya begitu saja, tetapi tangannya digenggam oleh Myungsoo.

Myungsoo melepaskan ciuman mereka, bibirnya beralih ke telinga Taeyong.

"Lihatlah sekitarmu. Sejak tadi mereka menatapmu seolah-olah ingin menerkammu, aku melakukan ini untuk menunjukkan kepada mereka jika kau adalah milikku. Tidak ada yang boleh memandang istriku dengan tatapan yang seperti itu." Myungsoo berbisik kepada Taeyong. Taeyong mematung mendengar kalimat yang terucap oleh Myungsoo. Akhirnya ia mengarahkan pandangan ke sekitarnya dan benar apa yang diucapkan oleh suaminya itu, banyak orang asing yang menatapnya dengan nafsu. Taeyong bergegas memakai dress pantainya, ia merutuki dirinya yang memakai bikini two piece yang terlalu memperlihatkan lekuk tubuhnya, seharusnya ia memakai bikini one piece seperti teman-temannya yang lain.

"Ternyata kalian di sini, ayo bergabung dengan yang lainnya katanya akan diadakan lomba voli pantai." Ujar Luhan yang sejak tadi mencari keberadaan pasangan ini. Taeyong yang sudah selesai memakai kembali dressnya mengikuti Luhan dari belakang, begitu pula dengan Myungsoo.

Mereka telah sampai di lokasi tempat lomba voli pantai dilaksanakan, tentu saja pesertanya adalah para suami sedangkan para istri bertugas untuk menyemangati mereka. Myungsoo yang baru datang langsung diajak oleh Chanyeol untuk masuk ke timnya karena mereka kekurangan orang. Pertandingan itupun segera dimulai.

Taeyong berkumpul bersama Luhan, Baekhyun dan Seungkwan dan kebetulan suami mereka berada di tim yang sama. Ia melihat sekitarnya dan teman-temannya masih memakai bikini mereka kecuali Seungkwan yang memakai dress pantai seperti dirinya, tentu saja karena perutnya yang besar tidak memungkin Seungkwan memakai bikini. Taeyong juga tidak melihat adanya anak-anak, mungkin mereka dititipkan disuatu tempat.

"Kenapa kau tidak memamerkan bikinimu, Tae?" Tanya Baekhyun yang menyadarkan Taeyong dari lamunannya.

"Ah itu, tadi aku sudah memakainya ketika berjemur tapi Myungsoo menyuruh memakai kembali dressku karena orang-orang menatapku dengan aneh." Jelas Taeyong, teman-temannya hanya mengernyitkan dahi.

"Menatapmu dengan aneh? Memangnya ada yang salah dengan bikinimu?" Kini giliran Seungkwan yang bertanya.

"Aku memakai bikini two piece yang terlalu memamerkan bentuk tubuhku, kalian tahu maksudku kan? Seharusnya aku memakai yang one piece saja." Taeyong menjelaskan kepada teman-temannya dan direspon dengan anggukan oleh ketiga temannya itu.

"Wah, berarti Myungsoo sangat perhatian kepadamu ya. Aku iri dengan kalian berdua yang bisa menikmati liburan berdua dengan pasangan masing-masing. Iya kan, Baek?" Ujar Luhan kepada Baekhyun yang berada di sampingnya.

"Kau benar Eon, membawa anak-anak sangatlah merepotkan. Aku akan meminta Chanyeol untuk liburan berdua saja dan menitipkan anak-anak kerumah orangtua kami." Baekhyun menghela nafasnya kasar, sepertinya ia benar-benar kerepotan dengan tingkah kedua anaknya.

Mereka menyudahi pembicaraan tentang bikini dan liburan serta mulai fokus menonton pertandingan dan tidak lupa mendukung tim suami mereka. Seungkwan dan Baekhyun tidak mau kalah dengan istri-istri tim lawan, mereka sangat bersemangat memberikan dukungan dengan berteriak. Taeyong dan Luhan hanya menggelengkan kepala mereka melihat tingkah heboh kedua teman mereka.

Babak pertama telah usai dengan skor imbang, mereka beristirahat sejenak sebelum kembali melanjutkan permainan babak selanjutnya. Myungsoo mendudukkan dirinya di sebelah Taeyong dengan keringat yang membasahi tubuhnya, Taeyong bergegas memberikan sebotol minuman dan membersihkan keringat yang berada di wajah suaminya dengan handuk yang telah disediakan, Myungsoo yang menerima perlakuan seperti itu tentu saja terkejut. Ah, ia lupa jika mereka sedang memainkan peran.

Peluit telah berbunyi yang menandakan jika babak kedua segera dimulai, Myungsoo memutuskan membuka kaosnya yang telah basah oleh keringat dan bertelanjang dada seperti yang lainnya, hanya Myungsoo saja di timnya yang menggunakan kaos. Akibat ulah Myungsoo banyak bisikan kagum dari para wanita di sana bahkan para turis asing yang menonton juga terpana dengan bentuk badan Myungsoo yang bagus.

"Wow... Myungsoo memiliki badan yang sangat bagus, perut six packnya mengalihkan pandanganku. Sayang sekali Chanyeol memiliki badan seperti itu ketika kami masih berpacaran dulu. Lihatlah, sekarang perutnya menjadi sedikit buncit karena malas berolahraga. Kau sangat beruntung Tae karena setiap hari bisa memeluk badan itu." Ujar Baekhyun yang masih membandingkan badan suaminya dengan badan Myungsoo. Taeyong tidak menjawab pertanyaan Baekhyun, bahkan ini adalah untuk yang kedua kali ia melihat Myungsoo bertelanjang dada. Taeyong sedikit kesal, tadi Myungsoo melarangnya untuk mempertontonkan tubuhnya tapi sekarang pria itu sendiri yang mempertontonkan tubuhnya di depan banyak wanita dan para gadis-gadis asing yang memberikan dukungan untuknya.

Taeyong memberikan tatapan tajam kepada para gadis-gadis itu karena menurutnya mereka terlalu berisik, tentu saja tak ada yang menyadari tatapan tajam Taeyong karena posisi mereka sangatlah jauh. Cemburu? Tidak, Taeyong hanya kesal karena menurutnya tidaklah adil jika ia tidak boleh memamerkan bikini miliknya sedangkan Myungsoo memamerkan tubuhnya, terlebih lagi lagi Myungsoo bisa melihat para gadis-gadis asing yang memakai bikini lebih terbuka daripada miliknya. Setidaknya Taeyong sedikit bersyukur karena sama sekali tidak melihat batang hidung Jaehyun hari ini.

.

.

.

Jam tengah menunjukkan pukul 12 malam waktu setempat, semua orang telah tertidur pulas di kamar masing-masing dan tidak sedikit pula yang masih terjaga seperti halnya yang dialami oleh Myungsoo. Ia baru saja mengaktifkan kembali ponselnya yang sejak kemarin ia matikan, terdapat banyak pesan, email dan puluhan panggilan tak terjawab dari asistennya. Tidak berapa lama kemudian sebuah panggilan masuk tertera di ponsel Myungsoo, tanpa membuang waktu ia mengangkat panggilan itu.

'Tuan gawat, perusahaan kita tiba-tiba mengalami kerugian yang sangat besar. Banyak investor yang menarik kembali sahamnya dan beberapa data penting perusahaan juga hilang, aku tidak tahu siapa pelakunya,' Myungsoo beranjak dari ranjang, Taeyong memang sudah terlelap sejak tadi dan ia memutuskan menuju balkon kamar itu tak lupa menutup kembali pintunya agar Taeyong tidak terganggu dengan suaranya.

"Bagaimana hal itu bisa terjadi?" Myungsoo mencoba mengendalikan dirinya, sejak mengaktifkan ponselnya ia merasakan firasat yang buruk.

'Saya tidak tahu tuan, semuanya masih berjalan lancar ketika anda pergi tetapi hari ini entah bagaimana semua itu terjadi. Sepertinya ada keterlibatan orang dalam, tuan.' Jelas sang asisten pribadinya itu.

"Sial! Aku akan kembali ke Korea sekarang juga, tolong kau pesankan tiket pesawatku." Myungsoo mematikan panggilan tersebut sebelum asistennya sempat menjawab. Ia bergegas masuk ke kamar dan segera menyusun kembali pakaiannya untuk dimasukkan ke dalam koper, untunglah barang bawaan Myungsoo tidak terlalu banyak.

Yang Myungsoo pikirkan saat ini adalah nasib perusahaannya dan juga Taeyong. Jika ia kehilangan perusahaannya, maka besar kemungkinan ia akan kehilangan Taeyong juga. Tentu saja Myungsoo tidak mau hal itu terjadi.

Taeyong yang sensitif terhadap suara terbangun dari tidurnya, ia memandang sekelilingnya dan melihat Myungsoo yang sibuk dengan kopernya. "Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Taeyong kepada Myungsoo yang sedang membelakanginya.

"Maaf membangunkan tidurmu." Myungsoo yang sudah selesai dengan kopernya berdiri menghadap Taeyong.

"Aku akan kembali ke Korea sekarang juga, ada sesuatu yang terjadi di sana dan perusahaan sedang membutuhkanku." Jelas Myungsoo karena ia tahu jika Taeyong memandang kopernya dengan tatapan bingung.

Myungsoo berjalan mendekati Taeyong yang sedang duduk di ranjang dengan penampilan yang sedikit berantakan karena baru saja terbangun dari tidurnya. Taeyong memperhatikan pergerakan Myungsoo yang semakin dekat dengannya, pria itu duduk di sisi ranjang ia menatap Taeyong dengan intens. Myungsoo mengangkat tangannya, ia hendak mengelus wajah Taeyong tapi pria itu mengurungkan niatnya dan kembali menurunkan tangannya. Taeyong mengernyit bingung melihat tingkah suaminya itu.

"Boleh aku memelukmu?" Tanya Myungsoo yang dijawab dengan gelengan dari Taeyong.

"Hei!" Protes Taeyong karena Myungsoo tiba-tiba memeluknya begitu saja.

"Biarkan seperti ini, hanya sebentar saja." Myungsoo bergumam lirih. Taeyong dapat mendengar nafas berat pria itu serta pelukan yang semakin erat, ia tak tahu apakah ia harus membalas pelukan itu ataukah membiarkannya saja. Tak berapa lama kemudian Myungsoo melepaskan pelukan itu.

"Terima kasih, selamat berlibur dan jagalah dirimu baik-baik. Aku berangkat." Ia menatap Taeyong untuk terakhir kalinya sebelum akhirnya menghampiri kopernya dan meninggalkan kamar itu, bahkan Myungsoo tidak sempat mengganti baju yang ia pakai.

Di tempat lain seorang pria tengah menelpon seseorang sambil memegang segelas wine di tangannya. "Kerja bagus, bahkan kau mengkhianati keponakanmu sendiri, Kim Youngwoon-ssi." Sebuah seringai muncul di bibir pria itu.

'Tentu saja aku menunggu waktu yang tepat untuk menghancurkannya, semuanya akan menjadi milikku. Terima kasih atas bantuan yang kau berikan untuk menghancurkan keponakanku tersayang itu, tuan Jung.' Ucap seseorang di seberang sana.

"Seharusnya aku yang berterima kasih, dengan begini Taeyong akan kembali ke pelukkanku."

.

.

TBC

.

.

Hai-Hai~ maaf karena updatenya lama, maaf juga gak bisa balas review. Makasih buat semua yang udah baca & review chapter2 sebelumnya :D

See ya next chapter~ jangan lupa review ya~