Disclaimer: I own nothing.

Warnings: Weird sense of humor. One-shot ini ga akan nyaman dibaca oleh pecinta Sesshoumaru-sama. Please, don't read it!

Notes: Secinta-cintanya gw sama Sess/Inu/Kag, secinta itu juga gw nyiksa mereka di dalam suatu cerita. I made this for my own amusement. So please, don't take this fic seriously!


Kagome tahu ada sesuatu yang aneh dan tak biasa pada teman seperjalanan barunya itu. Bagaimana ia tahu? Gadis itu tidak hanya berkata dalam hati 'hanya tahu saja' tidak! Tapi, dari sikap Sesshoumaru yang memang terlihat tidak biasa. Dai youkai yang biasa menyendiri itu akhir-akhir ini berjalan beriringan bersama mereka bukan memimpin di depan rombongan seperti biasanya.

Miko muda itu sempat berpikir mungkinkah Sesshoumaru bersikap seperti itu karena merasa kesepian sejak Rin ia tinggalkan di desa Kaede? Iya, mungkin saja. Tidak peduli ras maupun spesies, perbandingan ukuran maupun kekuatan, mahluk bertubuh besar seperti gajah pun butuh kawanan, ya kan?

Oleh karena itu Kagome memaklumi semua tingkah tak wajarnya. Akan tetapi, kesepian seakan tak lagi cukup sebagai penjelasan kala sikap apatis sang alpha berubah menjadi clingy.

Esok malamnya, Sesshoumaru tidur di samping kirinya, sedangkan, Inuyasha yang memasang wajah jengkel tidur di samping kanannya bukan di cabang pohon seperti biasa. Kini, tidak hanya satu inu yang berulah. Sebuah ketidakwajaran hanya mengundang ketidakwajaran lainnya. Andai saja Sango masih terjaga, Kagome pasti akan bertukar pandangan heran dengan sahabatnya itu.

Keanehan bertambah, Sesshoumaru kini seringkali berburu. Selera makannya meningkat, buruannya membesar. Kagome dan yang lainnya tentu saja tidak keberatan, dibandingkan kelinci, daging rusa yang berlebih membuat ia mempunyai tenaga yang cukup untuk bertarung dengan Naraku nanti. Yah, walaupun yang ia lakukan hanya menarik panah tentu saja mengeluarkan reiki pun membutuhkan tenaga.

Saat Sango, Shippou, dan Miroku yang menunggangi Kirara pergi ke desa pembasmi siluman untuk memperbaiki hiraikotsu, di saat itulah puncak keanehan perilaku Sesshoumaru terjadi.

Baru saja sisa rombongan yang hanya terdiri dari Inuyasha, Kagome, dan Jaken memasuki perbatasan wilayah Barat, geraman yang berasal dari dalam dada Sesshoumaru terdengar garang dan lantang. Sklera matanya berubah semerah darah, dua garis magenta di kanan-kiri pipinya bergerigi, deretan giginya menjadi runcing. Cakar-cakarnya memanjang, urat-urat di punggung tangannya menonjol. Aliran youki yang berasal dari tubuhnya memancar kuat ke segala arah, mengombang-ambingkan surai silvernya yang halus dan kimono sutranya yang indah.

Beberapa detik kemudian, Sesshoumaru berubah ke wujud aslinya. Lidah panjangnya terjulur, matanya menatap awas ke sekeliling. Raungan menakutkan sang inu youkai membahana ke seluruh penjuru hutan. Kagome dapat merasakan mononoke-mononoke lemah dan binatang-binatang kecil maupun besar lari terbirit-birit menjauh dari tempat mereka berada.

Andai saja Kagome mengetahui apa yang akan terjadi kemudian tentu saja ia akan melakukan hal yang sama seperti yang para hewan itu lakukan.

Seekor anjing raksasa berbulu putih setinggi 5 meter yang sangat mengerikan kini berdiri di hadapan Kagome dan Inuyasha. Keduanya bertanya-tanya dalam hati tentang pemicu perubahan wujud Sesshoumaru, kedatangan Naraku kah? Atau musuh lain?

Inuyasha memasang kuda-kuda, tessaiga telah bertransformasi sempurna. Miko masa depan itu pun sudah menggenggam erat busurnya kuat-kuat. Dengan tangan kanan, ia merentangkan anak panahnya. Kagome sudah sangat siap bila ada serangan sewaktu-waktu dari arah manapun.

Bahaya tak kunjung tiba.

Sesshoumaru yang berada dalam wujud inu raksasa berputar sejenak di tempatnya berdiri, sebelum duduk bersandar di sebuah pohon yang amat besar. Apa yang putra Inu no Taisho itu lakukan di beberapa detik kemudian membuat napas kedua sahabat itu tercekat.

Tubuh Sesshoumaru melengkung seperti huruf 'c' dengan bagian bawah tubuh menghadap ke atas, kedua kaki belakangnya terentang. Satu kaki depan menopang tubuhnya yang sedikit miring, saat yang lain terjuntai lemah di sisi tubuhnya. Kepala inu raksasa itu menjulur hingga berada di atas perutnya. Kemudian, lidahnya memanjang keluar dari mulutnya dan bersemayam di pertengahan alat kelaminnya yang tegak sempurna sedetik sebelum bergerak dari bawah ke atas beberapa kali secara lambat.

Busur dan anak panah yang gadis itu genggam terjatuh ke tanah.

Tak mengindahkan keberadaan teman seperjalanan yang tak jauh di hadapannya, inu youkai itu terus berasyik-masyuk melanjutkan 'kesenangannya'.

Kagome hanya terpaku di tempat dengan mata membelalak dan mulut terbuka lebar, sangat lebar hingga lima permen lolipop bisa masuk secara bersamaan.

Hal yang sama pun menimpa Inuyasha.

Sedangkan Jaken? Ia terlentang di atas tanah begitu saja dengan gelembung hati berwarna merah muda memenuhi bola matanya, dengan hidung yang masih menyemburkan darah, dan mulut runcing yang tak henti memuntahkan pelangi ke udara.

Seakan menyaksikan adegan kecelakaan secara langsung, Inuyasha dan Kagome tak bisa berpaling bahkan berkedip tak peduli betapapun mengerikan kejadian yang ada di depan matanya.

Penis inu raksasa.

Merah.

Tegang.

Panjang.

Memantul di setiap jilatan.

Horor!

'Oh, Kami-sama...' Gadis itu baru bisa memalingkan wajah dari pertunjukan yang Sesshoumaru buat ketika mendengar suara aneh di sampingnya.

Ada semburat warna Jaken di wajah pucat Inuyasha yang menahan mual. "Si brengsek sedang dalam musimnya." Inuyasha membungkam mulutnya dengan satu tangan. Tubuh inu hanyou itu melengkung aneh saat menahan isi perutnya yang mendesak keluar. "Aku harus per-"

Gadis itu hanya dapat diam di tempat menatap sahabatnya berlari menjauh. Tidak ingin kembali menyaksikan fenomena ganjil yang Sesshoumaru pertontonkan, Kagome membungkuk untuk meraih panah dan busurnya yang terjatuh ke tanah. Masih dalam keadaan membungkuk, gadis itu terkesiap kala hakama sutra berwarna putih milik sang alpha sudah berada di area pandangannya. Saat ia mengangkat kepala, wajahnya tepat menghadap ke area selangkangan Sesshoumaru yang telah kembali ke wujud manusianya. Karena terkejut, Kagome menjerit kecil dan terjungkal ke belakang.

Busur dan anak panah yang hendak diraihnya pun terlupakan. Dengan amarah yang merajai, ia lekas berdiri. "KAU!?" Dengan telunjuknya ia menekan baju besi Sesshoumaru. "Apa yang kau lakukan itu... itu..."

Sesshoumaru menatap lurus, menanti gadis itu menyelesaikan kalimatnya.

Kagome memaksa otaknya yang sempat lumpuh tuk mencari kata yang tepat, tapi percuma. Tak ada kata yang sepadan dengan adegan tak senonoh yang dijamah oleh penglihatannya. "I-itu.. walau dalam wujud aslimu, tetap saja itu tidak pantas, Sesshoumaru!" Alisnya bertemu di tengah, ia menarik jarinya. Kini kedua tangan terkepal di sisi tubuhnya, ia menggeleng kuat-kuat, mencoba mengenyahkan bayangan tadi namun sia-sia.

Gadis itu berteriak lagi, "Tetap saja itu penis! Tidak seharusnya kau mempertontonkan benda itu begitu saja di depan umum!"

"Hn." Sesshoumaru mengangguk kecil dengan puas. "Kau menyukainya."

"APA!?"

"Kau tidak tuli, miko, kau dengar apa yang Sesshoumaru ini katakan."

Kalimat Kagome berikutnya sangat menusuk dan sinis, "Aku benar-benar tidak percaya atas apa yang baru saja kudengar darimu, Sesshoumaru."

Dengan keyakinan yang tinggi pria itu bertanya, "Kau lebih memilih untuk mendapatkan pertunjukan pribadi?"

"Kau... KAU GILA SESSHOUMARU!"

Lagi-lagi yang tak dapat Kagome percayai adalah; Umpatannya tak diacuhkan, pria itu malah memberi penawaran tidak waras dengan nada datarnya yang entah bagaimana terdengar amat sangat menggoda. "Ikutlah denganku, miko, Sesshoumaru ini akan menunjukan apa yang kau suka dalam wujud manusianya."

~ Fin(?)XD~