Maafkan pria kampung seperti diriku yang berani-beraninya masuk kedalam kehidupan mu dan keluarga mu. - Jongin

"Suruh mereka masuk, Pak Jung."

Suara seorang wanita paruh baya yang masih kelihatan cantik diusia nya yang sudah memasuki kepala 5, membuat sosok Pak Jung yang mendengarnya langsung membungkukkan badan tanda mengerti.

Kedua kaki Pak Jung melangkah menuju pintu besar berwarna cokelat yang sangat besar, membuka kedua pintu hingga menampakkan tiga orang yang memandang diri Pak Jung dengan pandangan lugu.

"Silahkan masuk, Nyonya sudah menunggu didalam"

Satu orang dari keempat orang itu tersenyum penuh keibuan, menganggukan kepalanya lalu menengok kekanan-kiri tubuhnya tanda mengintrupsi kedua pria manis dan cantik yang terlihat polos untuk mengikuti dirinya.

"Ibu aku tidak-"

"Jangan membantah Jongin, ayo masuklah." Sang Ibu tersenyum manis yang dimata pria bernama Jongin itu adalah senyuman menyeramkan. "Ayo!" Sang ibu menarik lengan nya kuat, pak Jung yang melihat itu semua hanya bisa menatap datar seolah tak peduli.

"Wah! Rumahnya besar sekali! Pantas banyak sekali mereka-mereka yang diluar sana ingin menjadi menantu keluarga ini." Pria manis yang satunya asyik melihat-lihat seisi rumah mewah yang baru pertama kali dia lihat. "Ibu! Kita sangat beruntung!" Ucap pria itu girang.

Sang ibu tersenyum kearah anak nya yang kegirangan, dibelakangnya ada Jongin yan meringis karena lengannya diremas kuat. "Iya sayang, kau benar."

"Ibu, ayo kita pulang." Cicit Jongin, matanya menelusuri seluruh ruangan dan tatapan nya berhenti pada satu Foto berukuran besar yang terpajang di dinding rumah mewah ini. "Keluarga ini menyeramkan."

"Menyeramkan kau bilang?! Memang kau mau hidup miskin terus diluar sana, kau harus menikah dengan salah satu Anak laki-laki dari dua bersaudara dikeluarga ini." Sang ibu berbisik pelan penuh penekanan. "Agar kau bisa hidup enak dan aku pun begitu pula."

"Ta-"

"Selamat datang di kediaman Keluarga OH." Sebuah suara wanita menghentikan ucapan Jongin. "Aku adalah pemilik rumah ini."

Sang ibu melebarkan matanya tak percaya, terkesima melihat kemewahan pada diri Wanita dihadapan nya. "Oh Ya ampun! Kau pasti Nyonya Oh."

"Begitulah" Si wanita tersenyum jutek. "Silahkan duduk." Nyonya Oh menduduk kan dirinya di Sofa Empuk bergaya Klasik namun terlihat mewah dan diikuti oleh Sang Tamu.

Jongin memandang takut-takut kearah Wanita paruh baya yang ternyata adalah Nyonya Oh yang sering diperbincangkan orang-orang diluar sana karena terkenal Judes dan Tegas, disamping diri Jongin ada Saudara Tiri nya Chanyeol yang menatap Nyonya Oh dengan senyuman Ceria, Nyonya Oh sendiri terus menatap Jongin dengan pandangan menilai mengabaikan Chanyeol yang berada disamping Jongin dan Ibu Jongin – Kim Hyuna- yang menatap Nyonya Oh waspada.

"Anak ku ada Tiga. Yang Sulung laki-laki bernama Sehun Oh, yang kedua laki-laki bernama Yifan Oh dan yang Bungsu Perempuan bernama Lisa Oh."

Tiba-tiba Nyonya Oh membicarakan sang Anak, Hyuna tersenyum kaku, Jongin dan Chanyeol memgeryit bingung.

"Yang akan aku nikahkan dengan kedua anakmu adalah anak tertua ku Oh Sehun dan anak kedua ku Oh Yifan."

Hyuna terkekeh, menatap Nyonya Oh sambil mengibaskan tangan nya tanda 'tak masalah'. "Itu tidak masalah, Calon besan. Kau bisa menjadikan Anak tertua ku Chanyeol sebagai istri dari anak tertua mu dan-"

"TIDAK"

Hyune terlonjak kaget, matanya menatap Nyonya Oh takut-takut.

Nyonya Oh berdehem pelan, menatap Jongin intens lalu tersenyum tipis. "Kau pikir aku akan memilih menantuku sendiri secara cuma-cuma, begitu? Tentu saja tidak. Ini masalah hidup anakku Nyonya Kim, apalagi ini untuk anak tertua ku juga yang akan menjadi penerus dikeluarga ini. Aku harus memilihkan nya yang paling terbaik." Nyonya Oh berdiri, ketiga orang disana mengikuti gerak-gerik Nyonyah Oh. "Siapa namamu?" Nyonya Oh menunjuk Jongin yang sedang menatapnya Lugu dan Polos.

"Jo- Jongin." Jongin terbata-bata, terlalu takut melontarkan kalimat karena tidak mau mendapatkan dampratan akibat salah ngomong. "Kim Jongin, Nyonya Oh."

Nyonya Oh tersenyum senang, mendudukan dirinya disamping Jongin yang terlonjak. Disamping nya Hyuna dan Chanyeol melihatnya dengan mata melotot lebar. "Kau bisa melalukan pekerjaan rumah dan sebagainya?"

"Bisa. Aku ter- Aw!" Jongin meringis sakit, melirik pinggangnya yang ternyata ada Jari lentik ibunya. Ibu nya mencubitnya.

"Dia sudah terlatih nyonya, sebagai calon istri yang baik bagi suaminya." Hyuna tersenyum manis, melotot sebentar ke arah Jongin yang menundukkan kepalanya takut. "Yifan pasti senang dengan nya."

"Dan kau, apa yang kau bisa?" Nyonya Oh menatap Chanyeol yang agak terkejut, namun Chanyeol kembali bersikap tenang dan tersenyum lebar kearah Nyonya Oh.

"Apa yang kau inginkan dariku Nyonya? Aku bisa memasak,bersih-bersih,mencuci dan tentu yang terpenting melayani suami ku dengan segenap cinta dan kasih sayangku. Sehun pasti bahagia bersama ku."

Nyonya Oh menyeringai, lalu menatap menilai kearah Chanyeol dan kembali menatap Jongin yang masih setia menunduk. "Pernah kah aku berkata bahwa kau yang akan ku jadikan menantu anak tertua ku?" Nyonya Oh bertanya, Pertanyaan yang ditujukan kepada Chanyeol tapi tatapan nya masih bertahan di Jongin. "Pernah kah?"

Chanyeol keringat dingin, menyadari bahwa dia telah salah bicara. "T- Tidak." Ucapnya terbata.

"Lalu atas dasar apa kau mengatakan Sehun bahagia denganmu?"

"A-anu..."

Nyonya Oh mengusap Surai DarkBrown milik Jongin, tersenyum manis dan beralih menatap Hyuna dan Chanyeol. "Jongin lah yang akan menjadi menantu tertua ku."

Hyuna dan Chanyeol menatap tak percaya. Memikirkan bagaimana mungkin Jongin anak tirinya yang terpilih menjadi menantu tertuanya, kenapa bukan anak kandungnya Chanyeol. "Nyo-nyonya."

Jongin menunduk semakin dalam, menyembunyikan raut wajah panik nya. Kedua jemari lentiknya mengepal hingga memutih, dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya yang dipilih Nyonya Oh. Padahal sejak dari rumah tadi, Ibu tirinya sudah berkata bahwa yang harus bersama anak tertua Keluarga Oh adalah Chanyeol bukan dirinya dengan tujuan agar Chanyeol bisa hidup enak dengan gilamangan harta Keluarga Oh.

"Ada apa Calon besan?" Nyonya Oh menatap Hyuna penuh tanya, jemari nya masih setia mengusap surai halus Jongin.

"Anda mungkin salah, Nyonya. Chanyeol lah yang akan menjadi menantu tertua dirumah ini dan Jongin-"

"Inilah keputusanku, tidak bisa diubah. Tunggu hingga kedua anakku kembali dari bekerja, setelah itu kita bicarakan tahap selanjutnya. Pernikahan." Sang Nyonya Oh berucap Final dengan kalimat panjang lebar.

Chanyeol cemberut, menatap ibunya dan merengek. "Ibu! Bagaimana ini?" Chanyeol menggelengkan kepalanya, tanda tidak mau. "Aku tidak mau, Ibu."

Nyonya Oh menatap Jongin yang menunduk, memegang dagu Jongin dan mengangkatnya hingga wajah mulus milik Jongin terlihat di matanya. Nyonya Oh terpesona, melihat wajah Ayu nan Polos milik anak Bungsu keluarga Kim ini. "Namaku Victoria Oh, mulai sekarang panggil lah diriku Ibu." Senyum lembut tercetak di bibir Victoria, memperhatikan Bibir Penuh dengan warna merah muda segar milik Jongin tersenyum tipis kearahnya.

"Hai, Ibu Oh." Jongin berucap Lugu, matanya mengerjap lucu memancarkan kepolosan yang membuat Victoria menahan tawa.

Hyuna menatap Jongin penuh kebencian, lalu menatap anaknya dengan pandangan Iba. "Tenanglah, Chan. Tidak akan ada masalah, untuk sekarang yang terpenting kamu akan tinggal disini dan menikmati kemewahan keluarga kaya raya ini. Kau tidak bisa menikmati menjadi menantu tertua, tak apa. Kuras saja Uang anak kedua nya yang bernama Yifan itu." Hyuna berbisik pelan, menatap Chanyeol yang balik menatapnya dengan anggukan pelan tak berarti.

"Dimana ayahmu?" Victoria memperhatikan gerak-gerik Jongin. Kedua bola mata Calon menantu tertuanya itu mencoba menghindari tatapan nya, sedangkan jemari-jemarinya sibuk memilin-milin ujung Kemeja yang dikenakan nya.

"Ayah bekerja di toko saat Diriku, Ibu dan Kak Chanyeol pergi kesini." Ucap Jongin dengan satu tarikan nafas.

Victoria mengangguk mengerti, dirinya mengerti sekarang hanya dengan melihat interaksi ketiga orang dihadapan nya ini sedari awal. Chanyeol si anak kesayangan dan Jongin si anak terabaikan, Victoria merasa bahwa dirinya sudah benar dalam memilih menantu terbaik untuk anak-anaknya.

"Ibu, kami pulang!" Ucapan serempak bersuara

Berat dan gagah terdengar diseluruh penjuru rumah, membuat orang-orang yang sedang asyik berbincang seketika mengalihkan pandangan dan saat pandangan sudah tepat bisa terlihat sosok dua laki-laki dengan tinggi dan postur tubuh yang hampir sama. Yang satu berwajah dingin namun lembut secara bersamaan dengan surai berwarna kelam disampingnya ada sosok laki-laki lainnya yang berwajah kalem dan ramah dengan surai berwarna serupa dengan laki-laki sebelumnya.

Victoria tersenyum senang, bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kedua laki-laki yang memanggilnya Ibu. "Kalian pulang lebih cepat. Ayo! Ibu kenalkan dengan dua laki-laki cantik yang akan menjadi menantu ibu."

"Kami masih lelah Ibu." Keluh laki-laki berwajah kalem.. "Bisakah kami berganti pakaian dulu, setelan kantoran ini sangatlah tidak nyaman." Sambungnya.

"Yifan, berhenti mengeluh! Kau ini, ayo beri salam pada Calon besan Ibu. Nyonya Kim." Victoria menatap Hyuna dengan senyum tipis, di kanan-kiri dirinya sang anak sudah membungkuk sopan memberi salam kearahnya.

"Nah, Nyonya Kim. Inilah anak-anakku." Victoria menyentuh pundak kedua anaknya yang tubuhnya lebih tinggi dari dirinya. "Ayo perkenalkan diri kalian!"

Yang berwajah dingin menatap datar, membungkuk sekali lagi lalu berucap. "Selamat sore Nyonya, Aku Sehun Oh anak tertua di Keluarga ini." Dan diikuti oleh laki-laki satunya yang berwajah kalem, dia membungkuk lalu ikut berucap. "Senang bertemu dengan anda Nyonya, Aku Yifan Oh anak Laki-laki Kedua di Keluarga ini."

Hyuna yang melihat sikap kedua pemuda tampan dan gagah didepannya ini hanya bisa tersenyum ramah sambil mengangguk mengerti.

Jongin menunduk, sesekali mencuri-curi pandang kearah laki-laki yang memperkenalkan dirinya sebagai Sehun Oh. Dia tampan, begitu pikir Jongin.

"Nah, dua laki-laki cantik dihadapan kalian ini adalah calon menantu ibu." Victoria menjelaskan. "Yang itu bernama Jongin." Dirinya menunjuk Jongin yang spontan bangkit dan membungkuk cepat masih sambil menundukkan wajahnya. "Ahaha, dirinya agak pemalu." Lalu kemudian menunjuk Chanyeol "dan Itu Chanyeol, dia kakak Jongin. Mereka saudara." Chanyeol tetap Duduk namun kepalanya mengangguk dan ada senyum manis dibibirnya.

Sehun menatap intens kearah Jongin yang masih menunduk, memperhatikan keseluruhan pemuda berbadan mungil berkulit tan yang belum dirinya ketahui bagaimana rupa wajahnya dan Yifan yang menatap penuh minat kearah Chanyeol yang balik menatapnya dengan senyuman tipis.

"Jongin akan menjadi menantu tertua ibu." Sehun yang sedang menatap Jongin seketika terkejut saat mendengar penuturan seenak nya dari bibir ibunya, lalu kembali memasang wajah dingin dan datar kembali. "Dan Chanyeol akan menjadi menantu kedua ibu." Sambung Victoria.

Yifan tersenyum bahagia. "Wah benarkah? Ibu memang paling baik dalam memilihkan apapun untuk ku. Aku sayang ibu." Victoria tersenyum lembut saat dirinya merasakan pelukan hangat anak kedua nya.

"Sehun kau senang nak?" Victoria mengusap lengan berbalut Jas berwarna Hitam kelam Sehun.

Sehun menatap ibunya lama, lalu tersenyum tipis sekali. "Lakukan apapun yang menurut ibu terbaik untukku."

Victoria tersenyum, mengusap pipi tirus milik anak tertuanya lembut. "Ibu yakin ini yang terbaik, Hun." Ujar ibunya lirih.

TBC

Review 20, Lanjut!