OUR SWEET MOCHI

Chapter 1. Sepeda

Decklaimer :

Member NCT punya Tuhan dan orang tua masing-masing.

Aku cuma orang yang punya cerita ini gak lebih.

Rating : T

Genre : Romance. Fluff.

Pair : JaeYu

Jaehyun mengendarai sepedanya dengan kencang. Bocah yang satu ini memang gila karena mengendari sepeda dijalan raya bukan dijalur khusus sepeda. Untung saja sore ini jalanan sedang dalam keadaan sepi. Bukan karena apa, tapi memang Jaehyun saja yang lebih memilih pulang lewat jalan yang jarang dilalui. Alasannya simple, ia tak mau menabrak orang saat menaiki sepedanya dengan kencang seperti sekarang.

Jaehyun sedikit memelankan laju sepedanya ketika kedua manik hitamnya tak sengaja melihat seorang pemuda yang sepertinya satu sekolahan dengannya tengah duduk dipinggir jalan dari arah yang bersebrangan dengannya. Kali ini Jaehyun benar-benar berhenti demi melihat pemuda itu.

Pemuda yang seingat Jaehyun baru pindah seminggu yang lalu itu tampak mengelus lututnya dan meniupinya seakan ada debu yang menempel disana. Pemuda itu juga mengelus dan meniup siku tangannya yang tampak memerah.

' Tunggu. Memerah?' Jaehyun memicingkan matanya, mencoba melihat keadaan pemuda yang seingatnya kakak kelasnya itu dengan lebih jelas. Namun sayang, jarak mereka yang agak berjauhan itu tidak memungkinkan melihat warna merah disiku pemuda itu dengan jelas.

Tanpa sadar, kaki-kaki panjangnya melangkah mendekati pemuda itu yang sepertinya masih tidak sadar dengan kedatangannya. Jaehyun berjongkok didepan pemuda yang ternyata sangat cantik itu tanpa mengatakan apapun. Dibersihkan siku yang berdarah itu dengan sapu tangan yang ada disaku celananya. Jaehyun juga meniup siku itu seperti yang pemuda ditolongnya lakukan tadi. Jaehyun bahkan mengabaikan sepedanya yang tergeletak tak berdaya disamping kanannya.

Jaehyun mengikatkan sapu tangan biru dongkernya disiku pemuda cantik itu, berharap luka itu segera berhenti. Jaehyun tersenyum dengan hasil karyanya. Ditatapnya pemuda cantik yang kini menatapnya dengan mata membulat dan mulut menganga. Jaehyun menggaruk tengkuknya canggung, ia merasa sangat kikuk sekarang.

" Sumbae tidak apa-apa? Masih bisa berdiri?" Pemuda itu mengangguk tanpa mengatakan apapun. Dan menatap Jaehyun yang jauh lebih tinggi darinya dengan mata coklat besarnya. Jaehyun terdiam, semua kalimat yang ingin ia utarakan tiba-tiba menghilang begitu saja. Wajah itu. Bagaimana mungkin seorang laki-laki punya wajah secantik itu? Jaehyun menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir apa-apa saja yang saat ini membuat otaknya menjadi agak sedikit keruh.

" Terimakasih emm…" Pemuda itu menatap Jaehun dengan mata yang berkedip lucu. Jaehyun meringis dalam hati. Ia mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa pemuda orang didepannya ini adalah seorang laki-laki.

" Jung Jaehyun." Pemuda it mengangguk dan tersenyum lebar pada Jaehyun. Demi Minho hyung yang sangat keterlaluan tampannya. Baru kali ini Jaehyun melihat senyum seindah ini. Sialan, Jaehyun ingin mengumpat saja rasanya.

" Yuta. Nakamoto Yuta." Namanya cantik, dan entah kenapa Jaehyun sangat menyukai nama itu walaupun jika boleh jujur Jaehyun jauh lebih menyukai sang pemilik nama.

' Hah? Apa yang aku pikirkan?' Jaehyun mengerjabkan matanya sesaat, dan menjabat tangan Yuta yang mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan dengan jantung yang sangat disayangkan berdetak dengan cepat. Lagi-lagi Jaehyun ingin mengumpat begitu merasakan tangan Yuta yang ternyata sangat kecil dan halus itu. Entah kenapa Jaehyun merasa bahwa tangan itu sangat pas digenggaman tangannya.

Kedua tangan yang sejak tadi berjabatan kini terlepas. Mengundang kekecewaan yang tidak terlalu kentara diwajah Jaehyun.

" Jaehyunie terimakasih. Aku pulang dulu. Kamu juga harus pulang ya! Ini sudah sore." Yuta hendak melangkahkan kakinya meninggalkan Jaehyun, namun Yuta mengurungkan niatnya begitu merasakan tarikan kuat dipergelangan tangan kirinya yang membuat tubuh mungilnya menubruk dada bidang adik kelasnya. Yuta mendongak, dan menatap Jaehyun dengan pandangan tidak heran.

" Biar aku antar."

" Eh? Tidak…"

" Aku tidak menerima penolakan."

Yuta cemberut, bagaimana mungkin adik kelas yang menurutnya baik ini ternyata seorang pemaksa? Sedangkan Jaehyun sendiri, ia hanya dapat tersenyum. Sepertinya tidak akan menjadi masalah jika ia mengambil arah memutar.

TBC

Tebeceh dengan tidak elitnya Ya Tuhan. Demi apa, aku sama sekali gak dapet feel apapun saat buat cerita ini. Maafkan aku wahai readers sekalian, aku bukan author yang baik hiks/ tapi gak papalah dari pada enggak sama sekali kan ya. Jangan lupa reviewnya. Karena review dari kalian lah yang membuat aku semangat untuk melanjutkan fic ini.

Salah Sokyu