Hidupku seperti pelarian

Takkan berhenti sebelum menemukan apa yang jadi tujuan

Mencari dan terus mencari

Sesuatu yang masih tersembunyi

Hingga rasa takut itu datang menghampiri

Dimana hati hanya dipenuhi dengan rasa ingin memiliki

Maka kan kubuat takdirku sendiri

.

.

Destiny

Disclaimer: cerita ini punya FlowHana, member NCT punya Tuhan, SM dan orang tua mereka

Warnings: Jaeyong, ABO Universe, MPreg, typo(s), BL, DLDR!

.

.

Sebuah rumah megah bergaya klasik itu kini tengah diselimuti ketegangan. Di luar hujan turun dengan deras, mengantarkan melodi tersendiri sebagai pengiring sebuah momen yang sangat dinantikan sang pemilik rumah.

Di sebuah kamar dengan pencahayaan yang temaram, terlihat tiga orang dewasa tengah mengitari sebuah tempat tidur dimana terdapat seseorang dengan perut buncitnya berbaring di sana. Berbaring dengan keringat yang terus bercucuran dan raut wajah kesakitan.

"Bagaimana ini? Sudah hampir dua jam lamanya kenapa dia belum juga lahir?"

"Haruskah kita lakukan ritual pembukaan?"

"Tunggu, tunggulah sebentar lagi, istriku pasti kuat. Kau pasti bisa sayang, ini demi anak kita, hm?" sahut seseorang, tangannya tak pernah lepas dari genggaman istrinya. Ya, istrinya yang tengah berjuang melahirkan anak pertama mereka.

"Yeobo, bertahanlah." Dikecupnya kening itu penuh sayang.

Sampai kapanpun dia tidak ingin melakukan ritual itu, ritual yang hanya akan menyakiti jiwa istrinya. Dia tidak akan setega itu. Sebagai seorang suami dan calon ayah, dia ingin keduanya hidup, bukan hanya salah satunya saja.

"AAAAKKKKKHHHHH!" Suara raungan dari sang istri terdengar begitu dirasa seluruh rasa sakit bertumpu pada perutnya.

"Sedikit lagi, kau pasti bisa, hyung." ucap sosok lain yang berada dalam kamar itu.

Dengan sekuat tenaga, sosok yang tengah berbaring itu kembali mengerahkan seluruh energinya hingga suara teriakan dan tangisan seorang bayi memenuhi ruangan itu, pertanda bahwa anaknya telah lahir. Buah hati yang selama ini dinanti-nantikan tidak hanya olehnya dan juga suaminya, tapi juga seluruh keluarga besarnya.

"Hyung lihat, semuanya berjalan seperti yang diharapkan." ucap seseorang dengan membawa bayi dalam pelukannya, lalu dengan perlahan meletakkan tubuh mungil itu dalam dekapan sang ibundanya.

Mata bulat itu menatap dua orang di depanya dengan polos, bibir mungilnya tertarik membentuk sebuah tawa menggemaskan seakan mengerti bahwa dua orang itu adalah kedua orang tuanya. Ikatan batin memang tidak pernah bisa terbantahkan.

"Yeobo, lihat matanya."

Sang suami mengangguk menyetujui, dikecupnya dahi sang anak seraya tersenyum bangga "Anak kita, sang Alpha teristimewa telah lahir."

.

.

Dia sepenuhnya sadar bahwa hidupnya berbeda, dunianya berbeda dengan orang lain. Selalu dijauhi karena dianggap aneh mau tak mau membentuknya menjadi pribadi yang sulit untuh disentuh. Belum saja hatinya menerima sepenuhnya bahwa ia berbeda, kenyataan lagi-lagi meruntuhkan segala harapanya. Membuatnya hidup dalam sebuah anggapan yang ia buat sendiri, menampik takdir yang sudah digariskan untuknya.

"Berhentilah bersikap konyol dan bersikaplah selayaknya seorang Omega."

.

.

Tangannya bergetar, sesuatu tak kasat mata seolah menghubungkan pergelangan tangannya pada sosok yang tengah berdiri tak jauh darinya.

"Apakah benar dia takdirku? Tapi kenapa hatiku tak menunjukan respon apapun?"

.

.

Matanya melotot memandang orang di depanya, tangannya menyentak dari cengkeraman sesorang yang dengan seenaknya menyeretnya paksa.

"Apa maumu sebenarnya?"

"Jadilah kekasihku."

.

.

"Kau boleh mengklaimku, tapi ada syarat yang harus kau penuhi."

"Apa itu?"

"Bagaimana jika aku ingin menjadi dominan dalam hubungan ini?"

.

.

Jika seperti ini jadinya, dia takkan pernah ingin menjadi dirinya yang sekarang. Apa yang dimilikinya sekarang benar-benar membuatnya hampir gila. Jika orang lain mungkin akan menganggapnya sempurna, mengagumi bak suatu maha karya maka sesungguhnya dia akan lebih memilih untuk menjadi biasa. Merengkuh sosok itu tanpa embel-embel statusnya yang seorang Alpha.

.

.

"Lalu bagaimana dengan takdirmu? Kau tidak bisa mengabaikannya begitu saja." Suaranya bergetar menahan tangis.

Mengapa di saat dirinya sudah yakin dengan sosok yang satu ini, saat dirinya sudah sepenuhnya percaya padanya, sudah sebegitu besar mencintainya hingga meluluhkan segenap ego yang selama ini dibangunnya, lagi-lagi apa yang mereka sebut sebagai 'takdir' mempermainkannya.

"Aku akan memutuskan hubungan itu, dan akan aku buat takdirku sendiri bersamamu."

Jadi dari pernyataan barusan, bolehkah dia menaruh harapan?

.

.

Kau

Kau yang telah berhasil mencuri hatiku

Kau yang kembali menyadarkanku akan kodratku

Kau yang membuatku berubah

Kau yang memberiku harapan

Menghadirkan kebahagiaan

Kau

Kaulah takdirku

.

.

HAAAAALLLLLLOOOOOOOO FlowHana here~

Yeeaaappp yang kangen yang kangen /gak/ kite berdua comeback bawain Destiny untuk kalian semua. Dengan tema ABO ini kita harap bakal banyak yang suka ya dan berharap juga responya bakal kaya This Love :3

Oh ya ini baru prologue dan Destiny bakal kita jadiin ff multichapter yaaay /tebarconfetti

Dan yang berharap ini ff apdet kilat, kita ga janji. Maaf yaaa T_T /beneransibuk

RnR juseyo~

FlowHana Couple :* /maaf ini flow kegatelan minta dimanjain oke