[REMAKE] Imperfect Angel by Nureesh Vhalega

.

.

Main Cast: Min Yoongi (GS), Park Jimin.

Other Cast: Kim Seokjin, etc.

Genre: Romance, Drama.

Rated: T

.

.

Warning: Genderswitch, OOC, and No Bash!

.

.

Don't Like, Don't Read

Sorry for Typo.

Happy Reading~

.

.

Chapter 15

.

.

.

.

Yoongi terbangun dengan aroma masakan memenuhi hidungnya. Mengikuti instingnya, Yoongi melangkah menuruni tangga menuju dapur. Setelah mengikat rambutnya secara asal, Yoongi berdiri di dapur yang kini terisi oleh lagu Demons dari Imagine Dragons. Terlihat Jimin yang sibuk bersenandung dengan tangan sibuk mengaduk sesuatu di atas kompor.

Tanpa kata, Yoongi mendekati Jimin dan memeluk tubuh tegap milik Jimin dari belakang. Jimin mencoba untuk berbalik, namun Yoongi menahannya.

"Jangan melihatku."

Jimin menghentikan usahanya untuk berbalik dan berdiri diam.

"Aku minta maaf atas segala kebodohanku juga keegoisanku. Seharusnya aku mendengar penjelasanmu dan memercayaimu. Yixing datang memberikan kado itu dan aku sadar aku sudah bersikap tidak adil padamu. Maafkan aku," bisik Yoongi.

Jimin tetap diam.

"Jika kau memaafkanku, aku tidak akan pernah melepasmu lagi. Aku mencintaimu," ungkap Yoongi lembut.

Kali ini Jimin langsung berbalik dan menangkup wajah Yoongi.

"Apa kau bilang?" tanya Jimin.

"Aku mencintaimu," jawab Yoongi dengan senyum manis di bibirnya.

Jimin membiarkan senyum kekanakannya terukir, hingga lesung di pipi kirinya terlihat jelas. Lalu Jimin menunduk dan mengecup bibir Yoongi lembut.

"Terima kasih, Yoongi. Terima kasih karena mencintaiku."

Air mata kebahagiaan Yoongi mengalir tanpa bisa ditahan. Jimin mengucapkan terima kasih. Jimin berterima kasih karena Yoongi mencintainya. Yoongi membalas ciuman Jimin di antara isak juga tawanya, membuat Jimin ikut tertawa bersamanya.

"Tempat tidur?" bisik Yoongi menggoda.

Jimin menggeleng. "Hal-hal bersejarah kita selalu terjadi di dapur. Aku rasa kita harus merayakannya di sini sekarang," sahutnya dengan satu kedipan mata.

Yoongi membelalak. "Jim. . ."

Ucapan Yoongi terpotong ciuman menuntut dari Jimin dan sisa hari itu mereka lewatkan dengan berpelukan, juga tertawa dengan diiringi pengakuan cinta yang seakan tak ada habisnya.

.

.

.

Satu bulan kemudian

.

.

"Kau berencana membunuhku?" tanya Jimin dari pintu kamar mandi.

Yoongi menatap Jimin melalui cermin di hadapannya, lalu tertawa ketika melihat mata Jimin yang melekat pada gaun berwarna hijau tanpa lengan yang kini membalut Yoongi dengan sempurna. Gaun itu mencapai mata kaki, namun belahannya hampir mencapai pangkal paha di satu sisi.

"Kupikir kau menyukainya," ucap Yoongi seraya memoleskan lipstiknya.

"Aku suka jika aku saja yang melihatnya," sahut Jimin.

Yoongi tersenyum menghampiri Jimin, lalu membenarkan dasi yang dipakai suaminya itu.

"Kau akan melihatku tanpa gaun ini nanti malam. Bersabarlah," bisik Yoongi. Setelah itu tawanya lepas karena melihat wajah tersiksa Jimin.

"Ayo berangkat. Sebelum aku benar-benar kehilangan kendali dan tidak ada satu pun dari kita yang akan meninggalkan kamar ini," gerutu Jimin.

Setelah berperang melawan kemacetan ibukota, akhirnya Yoongi dan Jimin sampai di rumah Namjoon. Yoongi menyambut Hayoung yang berdiri anggun dalam gaun kuning dan mereka berjalan di depan, sementara Jimin dan Ilhoon mengobrol di belakang.

"Katakan padaku, mengapa aku harus menghadiri pesta ini?" Tanya Hayoung.

"Karena pesta ini adalah pesta pernikahan kakakku dan suami dari kakakku adalah teman dari pacar tampanmu di belakang itu," jawab Yoongi lugas.

Hayoung mengembuskan napasnya dengan dramatis, membuat Yoongi tertawa.

Namjoon dan Seokjin berdiri di antara kerumunan tamu undangan dengan tangan terpaut. Yoongi tersenyum dan mereka membalas senyum Yoongi dengan hangat.

"Selamat atas pernikahan kalian," ucap Yoongi tulus.

"Terima kasih, Yoongi. Kedatanganmu sangat berarti untuk istriku," sahut Namjoon.

Seokjin hanya tersenyum dan menatap Yoongi dengan sorot yang tidak pernah diberikan sebelumnya; sorot lembut.

"Bagaimana kabar bayi kalian?" tanya Yoongi kemudian.

"Sehat. Ia akan tumbuh menjadi anak yang tampan seperti ayahnya," jawab Seokjin malu-malu.

"Atau ia bisa tumbuh menjadi anak yang cantik seperti ibunya," tambah Namjoon tanpa ragu.

Yoongi kembali tersenyum. Lalu sebuah tangan melingkari pinggangnya. Jimin.

Ilhoon dan Hayoung menyusul. Mereka langsung terlibat pembicaraan dengan Namjoon. Kebanyakan dari mereka hanya menggoda Namjoon yang biasanya selalu bersikap dingin, namun akhirnya berhasil menemukan pendamping.

Seokjin menyentuh tangan Yoongi, lalu berbisik, " Yoongi, saat aku ke rumah sakit kemarin, aku bertemu dengan Yixing. Aku rasa ia hamil."

"Apa?"

Percakapan Yoongi dan Seokjin terhenti karena Namjoon menarik Seokjin ke dalam pelukannya.

"Sebenarnya aku ingin mengadakan pesta yang lebih besar dari ini. Karena aku ingin memperkenalkan Seokjin kepada semua orang, namun Seokjin menolaknya. Seokjin hanya ingin mengundang orang-orang terdekatnya," ucap Namjoon.

"Aku rasa ini sudah cukup bagus. Dekorasi semacam ini membuatku mengingat pernikahanku. Dan melihat Yoongi yang begitu cantik, rasanya aku ingin menikahinya lagi," sahut Jimin.

Semua orang tertawa sementara Yoongi bersemu merah wajahnya.

"Yah, setidaknya kini kami benar-benar tahu kalian menikah terburu-buru bukan karena Yoongi hamil," tambah Seokjin.

Yoongi membelalak, membuat Seokjin kembali tertawa.

Obrolan pun semakin menghangat. Seakan mereka semua adalah teman lama yang ikut berbahagia di hari pernikahan temannya.

Perlahan senyum Yoongi mengembang dan Yoongi bersandar semakin dalam ke pelukan Jimin. Menikmati hari yang berganti senja dengan senyum dari orang-orang yang dicintainya.

.

.

.

Malam yang larut memberikan keheningan, sementara Yoongi dan Jimin terjaga di atas tempat tidur mereka. Jimin membelai punggung Yoongi dan napas mereka mulai melambat hingga mencapai normal. Jimin tahu percintaannya dengan Yoongi selalu memiliki arti yang lebih, namun kini semuanya benar-benar berubah sejak perngakuan cinta itu mereka suarakan. Menjadikan segalanya lebih indah dan tak terlupakan.

"Jimin?"

"Hmm..."

"Aku sudah memutuskannya."

Jimin memundurkan tubuhnya dan menatap Yoongi penuh tanya.

"Aku tidak akan melepasmu lagi," ucap Yoongi.

Jimin tersenyum, kemudian menanamkan kecupan manis di kening Yoongi.

"Dan aku akan hidup bersamamu selamanya. Aku akan ikut denganmu ke Los Angeles," lanjut Yoongi.

Jimin mengerjap. Mata biru kehijauannya menatap Yoongi dengan sinar tak percaya. Membuat Yoongi tersenyum.

"Aku akan tinggal bersamamu di Los Angeles," jelas Yoongi lembut.

Jimin langsung mengubah posisinya kembali di atas Yoongi dan mereka melanjutkan kembali percintaan mereka. Menuju puncak kenikmatan, bersama ikrar cinta yang mereka tautkan.


Epilog

.

.

Los Angeles, Maret 2016

.

.

Kegiatan pagi yang dilakukan Yoongi dan Jimin terpotong suara ketukan pintu. Bukan ketukan pintu tepatnya, namun gedoran.

"Jimin, kau harus berangkat sekarang! Meeting dengan penulis naskahmu diadakan setengah jam lagi!" seru Hoseok dari balik pintu.

Jimin mengabaikan Hoseok dan kembali mencium Yoongi. Gedoran di pintu kembali terdengar, namun tak ada seruan yang mengikutinya. Menandakan bahwa Hoseok sudah di ambang batas kesabarannya.

Yoongi terkikik geli, sementara Jimin menghela napas.

"Beritahu aku. Mengapa aku mempekerjakan orang yang sangat berisik seperti itu?" tanya Jimin.

"Karena ia sanggup menghadapimu yang sangat merepotkan," jawab Yoongi.

Jimin menanamkan kecupan di dahi Yoongi, lalu berkata, "Sampai jumpa nanti malam."

.

.

.

"Dan penghargaan untuk sutradara terbaik tahun ini jatuh pada Park Jimin!"

Tepuk tangan riuh mengikuti satu kalimat bernada gembira itu. Jimin mencium bibir Yoongi sebelum maju ke panggung dan menerima pialanya. Kamera langsung menyorot wajah tampannya yang kini terlihat berseri-seri bahagia. Siapapun yang melihat Jimin bisa mengetahuinya dengan jelas.

Film romantis yang digarap Jimin di resort Jeju berhasil menyedot banyak perhatian hingga merajai box office selama tiga pekan. Hal ini merupakan pencapaian besar mengingat Jimin belum pernah menyutradarai sebuah film romantis. Kritik yang diberikan pun sangat bagus hingga jangan tanya berapa keuntungan yang berhasil Jimin dapatkan.

Setelah mengucapkan terima kasih untuk beberapa nama penting, akhirnya Jimin tersenyum menatap Yoongi. Dengan senyum kekanakannya yang memperlihatkan lesung di pipi kirinya.

"Terima kasih, Yoongi. Terima kasih karena sudah mencintaiku dan tidak pernah melepasku. Terima kasih karena sudah menjadikanku pria paling beruntung di dunia ini dengan menjadi milikku. Dan terima kasih sudah menjadi malaikat tak sempurnaku. Ketidaksempurnaan kita menjadikan cinta kita sempurna," ucap Jimin.

Tepuk tangan kembali terdengar, diiringi siulan juga tawa. Jimin mengirimkan cium jauhnya untuk Yoongi dan suasana semakin meriah.

Satu jam kemudian, acara penghargaan itu selesai dan Yoongi meminta Jimin untuk membawanya pulang. Yoongi memiliki kejutan ulang tahun untuk Jimin.

Begitu sampai di rumah, Yoongi langsung mengajak Jimin ke kamar mandi dan menyodorkan sebuah alat berbentuk panjang dengan warna pink ke tangan Jimin.

"Aku tahu kau sudah memiliki segalanya. Sangat sulit mencari hadiah untukmu. Dan karena ini hadiah pertamaku untukmu, aku ingin membuatnya istimewa," jelas Yoongi.

"Ini. . . kau. . ."

Jimin tidak bisa berkata-kata, membuat Yoongi semakin melebarkan senyumnya.

"Benar. Aku sedang mengandung."

"Kau memberiku hadiah seorang bayi? Bayi kita?"

Yoongi mengangguk dan Jimin bersorak gembira. Selama sesaat Yoongi tenggelam dalam tawa sementara Jimin mengekspresikan kebahagiaannya dengan berbagai pose lucu. Setelah puas berseru dan mengucapkan terima kasih pada Yoongi, Jimin membawa istrinya kembali ke tempat tidur.

"Aku rasa kita harus setia pada tempat tidur ini hingga beberapa bulan ke depan. Aku harus menyimpan ide bagusku hingga bayi kita lahir," ucap Jimin.

Yoongi tertawa, karena ide bagus yang dimaksud Jimin adalah bercinta di setiap tempat yang terpikirkan olehnya.

"Tentu. Dan kurasa ini artinya kau akan terikat denganku selamanya. Kau adalah milikku, Park Jimin," sahut Yoongi.

"Dan kau adalah milikku, Park Yoongi. Malaikat tak sempurna yang menyempurnakan hidupku."

.

.

.

END


Wuhuuuuu END jugaakkk~~

Makasi banyak buat yang udah setia ama ff ini~~

Luvyuuuuu~~~~~~~~~ *cium satu-satu*

See you gaesss~~~