Kuroko No Basuke © Fujimaki Tadatoshi

.

.

.

©Mawar Ungu©

'Dakishimetemo dakishimetemo
Todokanai omoi ga aru nara
Kotoba ni dekinai sono itami wa
Boku ga ima uketomeru yo

Itsu kara bokura wa otona ni natte
Kazoekirenai namida wo umaku wa nai
Egao ni kakushite kitan darou
Sou da yo kizutsuku koto wa wakatte ita
Konna ni mo soba ni iru no ni
Doushite kana setsunaku naru toki ga aru yo

Haru ni fukikonda
Tokyo no kaze ni nanika wo mitsuke
Arukidasunda to kimi wa naite ita

Dakishimetemo dakishimetemo
Todokanai omoi ga aru nara
Kasaneta kokoro ni mimi wo yosete
Kimi no koe sagasu yo
Hanasanaide hanasanaide
Futari wa tsunagatte iru kara
Kotoba ni dekinai sono itami wa
Boku ga ima uketomeru yo

Doushite sunao ni narenain darou
Tonari ni ite hoshii tte sa ieru no nara
Sabishisa mo nukumori wo motsu no ni

Yasashi sugirun da chiisana uso mo tsukenai mama da yo
Haguresou na te wo kimi wa nigirikaesu

Dakishimetemo dakishimetemo
Kanawanai omoi ga aru nara
Hieru kokoro ni inori komete
Boku no koe tsutau yo
Hanasanaide hanasanaide
Kono te wa tsunagatte iru kara
Kotoba ni dekinai sono negai wa
Boku ga ima uketomeru yo

Dakishimetemo dakishimetemo
Todokanai omoi ga aru nara
Nandomo kokoro ni te wo nobashite
Kimi no koe sagasu yo
Hanasanaide hanasanaide
Futari wa tsunagatte iru kara
Kotoba ni dekinai sono itami wa
Boku ga ima uketomeru yo '

(Futari – Ikimono Gakari)


Suatu hari sebuah gedung dengan plang bertuliskan 'KYOTO PREFECTURAL MEDICAL UNIVERSITY HOSPITAL' mengalami kehebohan besar. Beberapa dokter dan perawat yang berjaga pada shift pagi itu berlarian dari tiap ruang menuju ruangan lainnya. Memastikan bahwa semua aman terkendali dan mereka tidak kehilangan pasien lainnya lagi. Sementara beberapa penjaga memeriksa luar gedung bahkan hingga dua blok dari rumah sakit. Nihil. Tidak ada pasien yang berkeliaran disana.

"Maafkan kami Dokter Midorima."

"Bukan salah kalian. Aku dan Akashi sudah memprediksikan hal ini pasti akan terjadi. Lagi pula Oha-Asa mengatakan pagi ini aku akan mendapat 'kejutan' dari teman lama."

"Ma-maksud Dokter?"Lawan bicara Midorima Shintarou,Dokter kepala rumah sakit tersebut menatap Midorima aneh.

"Haha,abaikan perkataan Shin-chan. Jadi dia benar-benar kabur?"Midorima Kazuna,istri dari Midorima Shintarou sekaligus suster kepala rumah sakit tersebut memasang wajah gusar.

Perempuan dihadapannya hanya mengangguk.

"Ini gawat Shin-chan. Kita harus melakukan sesuatu."

"Kau tenang saja Kazuna. Akashi pasti akan melakukan sesuatu."

.

.

.

.

Disuatu tempat masih didaerah Kyoto…

"Sei,kau yakin?"

"Aku sangat yakin,Taira."

"Tapi Seira masih berumur 3 bulan. Bukankah tidak baik membawa bayi melakukan perjalanan menggunakan pesawat?"

Kagami Taira, yang telah berganti marga menjadi Akashi Taira satu setengah tahun yang lalu memandang bayi mungil digendongannya khawatir. Sore itu sepulang kerja,suaminya,Akashi Seijuurou,mengabarkan bahwa ia telah menyiapkan pesawat untuk malam nanti tanpa berdiskusi lebih dulu. Walau Taira sangat tahu pasti alasan ketergesaan Seijuurou memutuskan semuanya. Setangkai mawar ungu yang ditemukan Taira didepan pintu kediaman mereka dan selembar kertas bertuliskan:

'Meski aku mendekapmu dan mendekapmu
Jika ada perasaan yang tak tersampaikan
Aku akan meraih hatimu lagi dan lagi
Aku mencari suaramu
Jangan pisahkan jangan pisahkan
Karena kita telah terhubung
Rasa sakit itu tak bisa terungkapkan dengan kata-kata
Dan sekarang aku akan menangkapmu'

"Aku pastikan Seira akan baik-baik saja. Dia anak yang kuat seperti kedua orang tuanya."Seijuurou mencium pucuk kepala Taira. Dieratkannya pelukan dipinggang istrinya yang sedang mengusap rambut tipis berwarna merah cerah milik anak perempuannya. Akashi Seira.

Tidak ada yang bisa mengambil kebahagiaannya. Tidak ada yang boleh. Tidak ada yang boleh mengambil istri dan ibu dari anaknya. Walau itu teman lamanya sendiri.

Dari kejauhan terlihat kertas dan bunga mawar ungu tersebut telah hangus dibakar oleh pelayan kediaman Akashi.

FIN