Achtung!
Naruto milik Masashi Kishimoto dan Re:Zero milik Tappei Nagatsuki.
Saya gak punya apa-apa kecuali plot dan cerita dalam fanfic ini sendiri!
Dia Yang Seharusnya Tidak Ada Di Sini
Di bawah terangnya sinar mentari dan banyaknya orang-orang yang berada di kota ini, Naruto Uzumaki berdiri kebingungan.
Pada 2 menit sebelumnya dia tidak berada di sini, di alun-alun kota asing ini, melainkan di puing-puing Desa Konoha yang sebelumnya dihancurkan oleh Pain, sang pemimpin grup teroris bernama Akatsuki. Walaupun desa itu mengalami kehancuran, para warga desa itu dengan semangat membangun semuanya kembali dari nol.
Dengan serius mereka percaya dan bersemangat menatap akan hari esok, semua dukungan moral mereka dan begitu juga semangat mereka bisa terlahir setelah kehancuran hebat itu karena seseorang dan itu adalah Naruto.
Naruto yang muncul sebagai pahlawan dalam pertempuran melawan Pain, bukan hanya telah mengalahkan pemimpin Akatsuki itu, namun juga meyakinkan Nagato untuk kembali mempercayai jalan yang pernah ia percayai dan membuatnya dengan suka rela menghidupkan kembali semua orang yang ia telah bunuh dengan jutsu Rinne Tensei.
Dan dengan penuh kehangatan dan euforia, Naruto disambut sebagai pahlawan. Para penduduk dengan keyakinan begitu kuat, percaya bahwa selama adanya Naruto di sisi mereka, maka mereka dapat melalui cobaan semengerikan apapun itu.
Dan di sini, sang pahlawan itu berdiri kebingungan.
"Umm… aku di mana—ttebayo?"
"Oi, Nak! Kalau kau cuma mau berdiri menghalangi daganganku, maka sebaiknya kau cepat menyingkir."
Suara protes keluar dari toko buah yang berada dibelakang Naruto membuatnya sedikit terkejut dan langsung membalikkan badannya. Di dalam toko itu, seorang lelaki dengan wajah sangar yang lebih mirip dengan tukang pukul di dalam kawanan bandit memberikan tatapan tajam ke arah dirinya.
"A-ahh… maaf."
Naruto berjalan pelan kearah arus kerumunan, meninggalkan toko itu dan pemiliknya yang seram sambil merasa bingung. Ya, pada dasarnya ia seharusnya berada di dekat kamp-kamp pengungsian warga yang kehilangan rumahnya karena serangan Pain. Namun dengan ajaib ia bisa berada di tempat yang begitu asing sampai-sampai ia tidak bisa menentukan kalau dirinya itu ada di daerah mana.
"Apa ada orang yang melakukan Konchiyose terbalik padaku, kah…?"
Di tempat ini, Naruto sedikit mencuri pemandangan dari orang-orang disekitar. Ini kemungkinan besar terjadi karena pakaian dan pelindung kepala Naruto yang tertangkap sebagai 'asing' di mata kerumunan orang-orang ini, namun itu tak cukup untuk membuat Naruto benar-benar menjadi pusat perhatian dari orang-orang ini. Naruto yang terlatih sejak kecil mengetahui bagaimana tatapan yang biasa diberikan kepada mereka yang 'berbeda', tidak merasa terganggu terhadap lirikan orang-orang.
Mungkin ini karena lirikan itu tidak lebih dari rasa penasaran.
Dan ada sedikit yang menarik dari orang-orang di sini. Yaitu ada beberapa dari mereka yang memiliki fitur tubuh layaknya seorang hewan, entah itu seekor anjing, kucing, kadal atau yang lainnya. Ini adalah pertama kalinya bagi Naruto untuk melihat manusia-hewan seperti itu, namun untungnya ia tidak berteriak terkejut saat ada dari salah satu mereka yang berada di dekat dirinya.
Dalam pikiran pajangnya yang begitu tak menentu, Naruto mulai mengira-ngira apa yang terjadi dan dengan ribut, suara riuh terdengar tidak jauh dari dirinya terdengar dan mendekat.
"Gahh!"
Seorang gadis kecil menabrak dirinya dan dengan cepat gadis itu menyeimbangkan dirinya.
"Maaf, Nii-chan, tapi aku sedang terburu-buru!"
Gadis itu berteriak ke arah Naruto sambil berlari kembali ke arah gang-gang kecil yang sepi dari orang-orang.
Dan setelah keributan ditimbulkan gadis kecil itu, muncul lagi teriakan protes yang seolah-olah mengejar gadis kecil yang tadi.
"Pencuri! Kembalikan insigniaku!"
Suara itu berasal dari seorang… gadis yang begitu cantik.
Ya, itu suara dari seorang wanita yang layaknya seorang malaikat putih yang turun dari surga meminta pertolongan. Tidak peduli dari mana sisi diambil untuk melihat gadis ini, kecantikannya adalah sesuatu yang tak terelakan. Rambut silvernya layaknya harta karun, wajahnya yang cantik nan mulia, dan tubuhnya yang ramping dan preposional sudah cukup membuatnya menjadi permata diantara orang-orang yang berada di tempat ini.
"Haah… haa… haa… uhh, maaf apa kamu tahu kemana gadis itu?"
Gadis itu dengan terengah-engah dan nada seperti ia sudah diambang keputusasaan bertanya dengan begitu lirih.
"D-dia lewat sana…"
Naruto menunjukkan telunjukknya ke arah kemana gadis kecil itu berlari.
"A-ahh…"
Si gadis berambut perak itu menggigit bibirnya dan menundukkan kepalanya. Ia tampak sudah menyerah, namun sebenarnya ada sedikit yang mengganggu Naruto. Ya, itu adalah bagaimana orang-orang di sekitar sini seolah-olah menghindari dan tidak memperdulikan gadis yang begitu cantik ini. Tidak peduli seperti apa alasannya, seorang laki-laki tidak akan membiarkan gadis seperti dia kesusahan.
Tapi seolah-olah hal-hal seperti membantu dan menolong itu tidak ada, orang-orang menghindari dan memalingkan mukanya dari sang gadis. Dan orang-orang menatap sang gadis dengan tatapan yang begitu dikenal oleh Naruto sebelum akhirnya mereka membuang mukanya secara acuh.
Sebuah tatapan mengerikan yang pernah dihadapi oleh Naruto saat masih kecil yang tidak tahu apa-apa. Sebuah tatapan yang menginginkan lenyapnya sumber rasa takut mereka. Sebuah tatapan yang seolah-olah sedang melihat monster.
Perasaan kering menuruni tenggorokan Naruto dengan perlahan. Paru-parunya terisi dengan rasa sesak dan dia melihat sang gadis cantik berambut perak itu lagi. Sang gadis mengangkat kepalanya dengan perlahan dan menatap kerah gadis kecil itu berlari dengan tatapan yang semakin terisi oleh kekuatan dan juga tekad yang begitu kuat, dia mengepalkan tangannya dengan keyakinan.
"Aku akan mengambilnya kembali."
Sang gadis berambut perak itu berkata pada dirinya sendiri. Namun…
"Tidak!"
Naruto memegang pergelangan tangan sang gadis. Dan sang gadis berhenti dan menatap ke wajah Naruto dengan kebingungan.
"Sesuatu yang merupakan milikmu dicuri, 'kan? Biar aku yang akan mengembalikannya padamu. Aku hebat dalam pengejaran—ttebayo!"
Naruto dengan kepercayaan diri meneriakkan itu. Tidak mungkin Naruto bisa meninggalkan seorang gadis dalam kesulitan begitu saja, lagipula menolong orang lain di tempat ini bukanlah hal yang merugikan, siapa tahu ia bisa bertanya satu atau dua hal mengenai lokasi ini sehingga ia tahu arah menuju jalan pulang.
"Pokoknya aku akan merebut barang milikmu itu dari pencuri kecil itu."
Si gadis itu tampak ragu-ragu atas perkataan Naruto, namun sepertinya ia masih mempertimbangkannya.
"Ka-kalau begitu aku mohon tolong dan kalau bisa jangan terlalu keras pada pencuri itu… dia masih anak-anak."
Sebuah kekhawatiran murni keluar dari mulut sang gadis berambut perak itu. Dan dengan senyum penuh kekaguman kepada gadis berambut silver itu, ia meloncat ke atas bangunan-bangunan dengan loncatan 'ninja'nya sambil berteriak,
"Aku mengerti—ttebayo!"
Dia Yang Seharusnya Tidak Ada Di Sini
AN: Untuk prolog yang rada gak jelas ane rasa ini cukup. Dan begitulah prolog yang mudah-mudahan bisa memuaskan para pembaca… Btw untuk Re:Zero ini ane akui kalo ane udah cukup lama kenal ama manga dan pernah baca beberapa chap LN dan sempet baca WN-nya yang volum 3. Namun percayalah kalo ane sendiri ga punya pengetahuan lebih dari kalian yang baru nonton animenya…. Jadi ane bakal sedikit kasih penjelasan di AN selanjutnya… Bye~~