Ore No Kawai Karma-chan.

Ansatsu Kyousitsu Fanfiction

.

Ansatsu Kyousitsu by Yuusei Matsui

This Fic by me

.

Genre : Romance, Family, Fluffy

.

Rated : T-T+

Pairing : Asano Gakushuu X Akabane Karma

.

Warn : OOC , Typo, and many kecepetan, AWAS DIABET! AWAS PEHAPE!

Don't Like , Don't Read.

Chapter 2 : Anak? Dan Kebahagiaan?

.

.

"Karma-kun, hissasiburi nee. Bagaimana kabarmu? Maaf aku baru bisa menghubungimu."

"Ohh Nagisa ya? Aku baik-baik saja. Hahaha.. aku tau ayah baru pasti sibuk donk."

"Apa-apan kau itu? Oh iya bagaimana honeymoon mu bersama Asano-kun?"

"Hahhh biasa saja, kau tau lah kami bagai kan anjing dan kucing."

"Hahaha.. iya sih, heii kayanoo tolong awasi Koshi, jangan sampai dia jatuh.. haduhh.."

"Nagisa?"

"Maaf Karma-kun, aku ada urusan nanti kutelpon lagi ya? Dadah~"

Tutt…. Tutt…..

Sambungan terputus dan langsung disambut decihan malas dari Karma.

"Dasar Nagisa sok sibuk." Komentar Karma sambil meminum teh yang ada didepannya.

"Ada apa, Karma? Kau terlihat murung?" Tanya Asano dengan tampang cuek. Yahh dia sibuk memang. Mengingat hari ini adalah hari dimana dia dan teman-teman SD nya akan mengadakan temu kangen atau biasa disebut 'Reuni'.

Mereka sudah check out dari hotel dan memilih sebuah apartemen mewah di salah satu wilayah Bali. Reuni Sekolah Dasar Asano bertempat di Indonesia, karena sebagian besar teman-temannya berada di sini untuk urusan bisnis.

"Wahh Wahh.. tampan sekali suamiku ini.."

Asano menoleh. Siapa gerangan yang berkomentar sedemikian menjijikkan itu? Apakah Karma? Dia rasa tak mungkin.

"Apa?"Karma dengan ketus memalingkan muka dan memasang wajah cemberut.

"Kau tadi bilang apa?" Asano menganga.

"Bukan, Karma yang bilang, Gakushuu… tapi aku teehee~." Isogai muncul dengan ajaib dibelakang Asano dan langsung berpose manis.

'Cih' Karma ber'cih-cih' ria sambil melihat duo sejoli yang pake jas couple.

Whattt jas couple? Karma makin bete.

"Kenapa kau ada disini Isogai?" Tanya Asano sambil membenarkan dasi.

"Aku kemari untuk menjemputmu, Gakushuu-san.. Ohh dan juga aku ingin meminta bantuan pada Karma." Isogai menoleh dan tersenyum ramah pada Karma.

"Bantuan? Bantuan apa?" Seru Karma ketus.

"Hehehehhe… aku akan mengambilnya didepan." Isogai melesat pergi kedepan untuk mengambil sesuatu yang ia rasa sangat butuh bantuan Karma untuk mengatasinya.

Selagi Isogai pergi, Karma melirik sang suami yang masih sibuk berkutat dengan dasi formalnya. Mata emasnya berputar dan berjalan mendekat pada Asano.

"Sini, biar kubantu." Karma memegang tangan Asano dan meletakkannya disamping badan pemuda berambut orange tersebut.

Yahh kali ini adalah urusan istri. Soal membetulkan dasi mahh Karma jagonya donk.

Karma berkutat dengan dasi berwarna biru didepannya, sehingga tak menyadari bahwa seulas senyum telah diukir oleh sang suami diwajahnya yang rupawan.

"Nahh.. sudah rapi. Sekarang kau siap, Asano-kun." Kata Karma dengan riang sambil beberapa kali menepuk bahu dan dada Asano pelan. Memastikan bahwa pakaian yang dikenakan Asano rapi dan bersih.

"Terima kasih…." Asano mengelus pelan rambut Karma. Tangannya turun dengan lembut dan membingkai wajah pemuda beriris emas itu pelan. Karma menutup mata, merasakan sensasi rasa kasih sayang dari orang yang paling dicintainya.

Tangan Karma terangkat, memegang pergelangan tangan Asano dan meletakkan tangan besar itu dipipinya.

"Asano-kun… kau tidak lama kan?" kata Karma dengan tatapan memelas.

'ASTAGA ASTAGA ASTAGA .. APA-APAAN KAU KARMA?!' Umpat Asano dalam hati. Setengah mati ia tahan agar tak langsung menyerang sang istri. Dan apaaaa maksud tatapan ituuu ya tuhaaannn?!

Mata yang membulat lebar, bibir yang terkatup rapat seakan sangat menggoda untuk dilumat, STOP! Asano Gakushuu kau harus menahan diri.

"I-iyaa, aku tidak akan lama kok."

Asano menghembuskan nafas.

"Itterasai.."

"Hmm.. ittekimasu." Asano mengecup kening Karma lembut dan memeluknya.

…..

BRAKK

"SUDAH CUKUP GENIT-GENITANNYAAAA, AYOO KITA BERANGKATT."

Perempatan muncul didahi kedua pengantin baru itu.

"Brengsek kau, Isogai." Serapah Asano dengan ganas.

"Hehe, aku hanya ingin menitipkan Yuuta kepada Karma, selama kita pergi nanti." Kata Isogai sambil membelai rambut hitam seorang anak kecil disampingnya.

"Mama…" Yuuta segera berlari dan bergelanyut manja di kaki Karma. Perempatan siku-siku muncul di dahi Karma.

"HEII , MAMA APA MAKSUDMU?!"

"Ahahahahaha, maafkan aku. Ibuku sekarang tengah mewarnai rambutnya dengan warna merah." Balas Isogai dengan santai.

Karma berang. Sementara Asano hanya tersenyum kecil.

"Saaa.. Gakushuu-cwann, kita berangkattt.." Isogai mengedipkan matanya dan pergi keluar dengan menggandeng lengan Asano.

Karma makin berang.

"HAHHHHH… DASAR KEPALA OREN, " Karma menendang meja dengan brutal.

"Hummpttt.." Yuuta mewek.

"Huweee.. mama jahattt, mama nakall, mama ngelobohin mejaahhh…" Yuuta menangis dan berteriak ala anak kesurupan.

"Aku bukan mamamu!" Bentak Karma penuh penekanan.

Yuuta mengeluarkan puppy eyes no jutsu dengan air mata meleleh dimatanya.

Sudah dikatakan, bahwa hati uke selembut sutra.

Mau tak mau, Karma tersentuh dan lumer.

.

.

"Mama, aku mau pipis." Yuuta menarik-narik kaos oblong Karma yang kedodoran.

"Pergi ndiri aje sono!" Karma ga peduli, dia ngibas-ngibasin tangan sambil tetep masak buat sarapan. Awalnya, mood dia untuk makan sudah hilang sejak tadi, akibat ke-jijay an Isogai saat mengajak Asano pergi. Ditambah lagi, dia dititipi seorang bocah 3 tahun yang manja nya minta ampun. Emangnya dia bebi siter apa? Dia pembokat?

Walaupun sebelas dua belas mirip, harusnya tidak boleh Isogai semena-mena padanya.

"Yuuta, bisa pipis sendili." Yuuta kembali dengan muka berseri-seri seolah habis mengerjakan sebuah tugas negara dengan sangat baik.

"Semua orang juga bisa sendiri. Masak iya mao dicebokin ampe aki-aki." Sembur Karma sinis.

Karma meneliti kearah tubuh Yuuta. Dari atas, Huhh anak ini masih bisa tersenyum sedemikian rupa setelah dihina dina seperti itu tadi.

Kebawah dan ..

"HUANJUUU WAKAKAKAKAAKAKAKAKKK…" Karma ngakak gulung-gulung.

Celana Yuuta terbalik.

Yuuta dengan muka polosnya hanya menelengkan kepala heran. Kenapa 'Kakak yang mirip mamanya ini' tertawa sebegitu kerasnya?

"Ya ampun, Yuuta. Gak pernah diajarin pake celana ya sama si Isogai?" Tanya Karma dengan kikikan geli masih menyertainya.

Yuuta menggeleng.

Karma tertawa semakin keras dan membantu Yuuta untuk memakai celana dengan baik dan benar sesuai syariat.

.

.

Masakannya sudah matang, yaitu salad strawberry dan omelet keju.

Yuuta memakannya dengan lahab, sesekali dia mengoceh tentang seberapa enak masakan Karma yang sedang ia makan saat ini. Seperti masakan mama, kata Yuuta dengan bangga.

Karma hanya bisa tersenyum lucu sambil mengusap mulut Yuuta dengan tisu karena terlalu berantakan olehnya makan.

"Mama, papa sama Oniichan pulang jam belapa?" Tanya Yuuta sambil meneguk susu hangat disebelahnya.

"Nggak tau, dan heii Asano-kun bukan papa mu, aku juga bukan mama mu sih." Karma cemberut kesal masih dipanggil mama. Padahal mukanya bisa disamakan dengan om-om kenapa bocah ini memanggilnya mama?

"Gapapa, mama cantik sih, kayak mamaku." Ujar Yuuta polos sambil melahap keju yang ia pegang.

Hening..

Yuuta tenggelam dalam makanan yang ada didepannya, sesekali bernyanyi kecil. Karma hanya memandangnya dengan senyuman manis antara gemas dan juga lucu.

'Apa aku bisa juga memiliki anak ya?' batin Karma dengan dengusan nafas yang mengiringi.

.

.

"Mama, lempal bolanya kesini ma…" Yuuta teriak dari ruang tamu. Karma hanya memutar mata bosan sambil mematikan televisinya.

'Sialan, padahal tadikan lagi ada gossip dari Marshanda.' Umpat Karma kesal.

"Noh ambil.." Karma melempar bola dengan seenak jidat. Yuuta yang notabene pendek, hanya menatap bola yang terbang diatasnya, lalu menatap Karma cemberut.

"Mama, jangan tinggi-tinggi. Yuuta kan masih kecil."

"Makanya olahraga biar tinggi, ga boncel muluk."

Yuuta makin cemberut.

Karma hanya tertawa.

.

.

"Mama, bikinin jus apukat." Yuuta kembali berulah. Sekarang dia tengah menarik narik kaos oblong Karma dengan tidak berperi ke-kaosan sambil merengek rengek.

"Hadohh, ini anak rewel banget. Bentar napa masih beres-beres nih." Karma ngamuk-ngamuk.

"Mama, Yuuta pengen jus apukat." Yuuta mengeluarkan jurus andalannya dan akhirnya berhasil membuat Karma berhenti menyapu halaman.

.

"Enak?" tanya Karma sambil menyapu halaman yang sempat tertunda.

"Hummp.." Yuuta mengangguk semangat sambil kembali meminum jus yang ada ditangannya.

Karma tersenyum senang dan melanjutkan acara bersih-bersihnya. Yahh.. setidaknya Yuuta sudah jinak sekarang ini.

Setelah beberapa saat, berlari-lari seperti orgil dengan meneriakkan "Mama cantik.. Yuuta ganteng" berkali kali ala supporter bola keliling rumah, dan mengganggunya karena kehausan akibat aksinya tadi.

.

.

.

"Akhirnya selesai juga.." Karma mengelap keringat yang ada dikeningnya, dan menatap puas seluruh rumah yang sudah bersih dan rapi.

"Btw, si Yuuta kemana? Kok diem?" Karma celingukan. Berusaha mencari sosok pendek dengan kulit seputih salju dan rambut kriting.

Karma menuju ruang tamu, tapi nihil. Ruang keluarga dan dapur juga tidak ada batang hidungnya. Lalu dimana? .

Karma mulai parno dan berpikiran negative. Jangan-jangan ini bocah diculik?

Tapi, pikirannya hanya sampai situ, setelah dia mendengar suara hembusan nafas teratur dari sofa di halaman belakang.

Yuuta tertidur disana, dengan gelas masih ditangannya.

Karma menghembuskan nafas lega, dan langsung lemas ditempat.

Karma duduk didepan sofa sambil menatap wajah polos Yuuta yang tengah tertidur.

"Yokatta.."

Dan hari itu Karma mengetahui perasaan ibunya dulu saat ia bermain sampai hari petang.

.

.

"Hummm.. hummm. Nananana….. " Karma bersenandung pelan sambil membelai wajah tembam Yuuta yang tengah terpejam dengan nyenyak , merasakan belaian lembut menerpa wajahnya.

'walau menyebalkan, dia lucu juga.' Karma menjawil pipi tembam sang bocah dan tersenyum kecil.

'apa aku bisa memiliki yang seperti ini ya?'

Karma sedih. Bukan , bukannya dia menyesali menikah dengan Asanonya. Dia hanya ingin , memiliki anak. Mungkin .

'aku yakin, aku akan bahagia bersama dengan Gakushuu-kun. Hanya kami.'

Karma membelai rambut coklat Yuuta dan mencium keningnya. Lalu, memejamkan mata . mengingat ini sudah jam 1 siang.

Sangat pas untuk tidur siang bukan?

.

.

"Hum?" Asano membuka pintu apartemennya yang tampak sepi dan tenang, seolah tak ada kehidupan didalamnya.

"Karma?" Suara baritone sang pemilik surai orange hanya disambut keheningan.

Asano mengernyit, tidak biasanya seperti ini. Saat dia pulang dari bepergian, Karma akan selalu menyambutnya dengan cengiran setan tepat didepan pintu.

Tak menunggu lama, Asano melangkah dan menutup pintu apartemennya, menuju kearah kamar mereka.

Kriett…

"Karma apa kau-" Asano mengatupkan bibirnya rapat. Sejenak kemudian, dia tersenyum manis. Sangatt.. untung saja tidak ada yang melihat karena senyuman sang tuan tampan hanya untuk istrinya seorang, bukan?

Asano melangkah mendekat kearah ranjang mereka, yang tengah terbaring Karma dan Yuuta dengan imutnya.

Yuuta meringkuk lucu sambil menggenggam tangan kecilnya, sementara Karma terpejam sambil memeluk Yuuta dengan kasih sayang.

Sungguh pemandangan yang indah, Asano akui dia mungkin dapat hidup 150 tahun hanya dengan melihat wajah mereka .

Lebay sekali.

Tangan besarnya mulai merayap. Mengelus lembut kulit putih istrinya, dan berakhir dengan sebuah rengkuhan. Asano membaringkan tubuhnya di sebelah kanan Yuuta. Menatap wajah istrinya yang polos dari depan, dan membelainya pelan.

Tangannya beralih merengkuh Yuuta yang berada diantara mereka. Mencium puncak kepala bocah bermarga Isogai itu dengan penuh sayang.

'Apa aku bisa memiliki yang … seperti ini?' Asano menatap sendu kearah Yuuta.

Sebagai lelaki normal, bukankah dia juga menginginkan anak? Terlebih saat usianya sudah 28 tahun. Usia yang mungkin sudah cocok untuk menjadi seorang ayah.

'Apa Karma juga menginginkannya?' pikir Asano lagi.

Tak terasa mungkin karena saking lelahnya. Sang Asano muda terlelap dalam diam. Dengan tangan yang merengkuh sosok bocah di sebelahnya sekaligus memegang tangan istrinya yang terbuka lemas.

Suasana dalam kamar menjadi hangat dengan diiringi hembusan nafas teratur dari ketiga makhluk yang ada didalamnya.

.

.

.

"Gakushuu?" Isogai membuka pintu kamar temannya dengan sangat pelan.

Senyuman menyenangkan terulas di wajahnya. 3 sosok yang disayanginya terbaring bersama, dengan sinar matahari sore yang menerpa.

"Heii, ayolah .ini sudah jam 5 sore." Isogai melangkah mendekat.

"Ada apa Yuuma?" Sosok berkepala oren datang masuk tanpa izin.

"Ssstt.. Hiroto-kun." Yuuma mendelik kesal pada kekasihnya yang hanya dibalas dengan cengiran innoncent.

"…."

"Wahh, Asano manis sekali ya. Itu siapa? Istrinya?' Maehara bertanya sambil mengamati ketiga wajah yang tengah tertidur lelap didepannya.

"iyaa, manis kan yaaaaa…" Isogai malah fanboy an.

"Iyaaa sih, tapi Yuuma tetep yang paling manis." Maehara senyum lima jari.

Isogai hanya tersenyum mengiyakan. Dengan hati-hati dia memindahkan tangan Asano kesamping dan menggendong Yuuta.

"Oni.. chan." Yuuta merengek pelan. Isogai segera mengisyaratkan jari telunjuk pada bibirnya. Yuuta mengangguk setengah mengantuk.

"Mama, papa. Jaa neee, mata ashita." Yuuta kembali tertidur di bahu kakaknya.

Maehara tertawa pelan. Dan mengambil alih Yuuta dalam gendongannya.

"….." Mereka terdiam.

"Isogai.."

"Hum?"

"Aku mencintaimu."

"ke-kenapa begitu? Aku sudah tau bodoh." Isogai tersenyum malu.

"Iyasih, aku hanya iri saja melihat mereka." Maehara menghela nafas.

"Aku akan menikahimu bulan depan." Isogai mengangguk.

"Dan lihatlah, si Asano tuan sok perfect itu dengan protektifnya menggenggam tangan istrinya., huhh bikin iri saja." Maehara berdecak kesal dan pergi keluar kamar.

Isogai tersenyum lagi dan mengucapkan terima kasih secara pelan dan pergi mengikuti calon suaminya.

.

.

"Uhmm.." Manik emas mulai menampakkan diri. Pedar sewarna mulai menuntutnya untuk membuka kelopaknya. Karma mengerjapkan matanya imut. Lalu, duduk sambil mengucek matanya.

"Sudah sore?" Gumamnya serak pertanda dia sangat mengantuk untuk bangun.

"Kuharap masih ada waktu untuk menyiapkan makan malam." Karma bangkit tapi,urung. Saat merasakan tangannya digenggam erat oleh sebuah tangan besar dan hangat.

Karma menatap si penggenggam lama kemudian tersenyum manis.

"Ohayou, Baka Asano"

"Ohayou pantatmu, sayang." Balas Asano dengan senyum mengejek di wajahnya.

"Aku mau menyiapkan makan malam dulu." Karma melepas genggaman tangan Asano dan bangkit turun dari ranjang.

"Jangan.. nanti saja, lagian ini masih jam 5 sore." Asano menarik Karma kembali duduk.

"Jam 5 sore itu sudah harus ada makan malam, suamiku yang bodoh." Geram Karma kesal.

"Tidak boleh." Asano menerkam dan memeluk pinggang Karma dari belakang.

"lepas, bego." Karma memukul tangan suaminya berusaha melepaskan diri. Namun, nihil. Karma kembali merosot dan duduk di tepi ranjang.

Melihat sang mangsa mulai menyerah, Asano merambat naik dan memeluk punggung istrinya.

Sejenak wajah Karma memerah akibat gesekan antara punggungnya dan dada bidang Asano yang semakin hari ia rasa semakin bidang saja.

"Disini saja dulu." Bisik Asano pelan, sambil menenggelamkan wajahnya diceruk leher Karma.

Hening..

Hanya helaan nafas mereka berdua yang mengisi ruangan itu.

"Nee, Asano-kun." Karma membuka pembicaraan dengan lirihan pelan.

"Aku sudah suamimu, setidaknya panggil namaku." Asano bergumam tak jelas, tapi Karma memahami apa yang suaminya katakana. Dia mengangguk pelan.

"Gakushuu-kun.."

"Itu lebih baik." Asano membelai surai merah Karma dengan sayang. "Jadi, ada apa?"

"Aku ingin.."

".. ya?"

"Aku ingin anak seperti Yuuta."

"….."

"Aku tau aku egois, maksudku aku hanya kepikiran itu tadi hahaha, abaikan. Aku akan memasak dulu." Karma tertawa canggung dan bangkit tapi, kembali urung merasakan tangannya dicengkeram oleh Asano.

"Sejujurnya aku juga ingin."

Hening..

"Karma.."

"…?"

"Apa kau siap hamil? Aku akan melakukannya dengan baik malam ini."

SPLAK!

"Aku laki-laki bodoh." Perempatan siku-siku menghiasi dahi Karma.

Kembali hening..

"Kudengar ada sebuah panti asuhan didekat sini."

"Dimana?"

"Di tengah kota Denpasar."

"Lalu?"

"Mungkin , kita bisa mengadopsi anak dari sini. Aku akan mencoba, besok ikut ya."

Karma terkejut bukan main. Seorang Asano, sang tuan perfect mau mengadopsi anak?

Karma tak kuasa menahan tawanya.

"Kenapa kau tertawa?" Asano kesel. Mulutnya sudah cemberut.

"Aku hanya kaget."

"…."

"Arigatou.." Karma tersenyum manis.

Asano gugup dan segera memalingkan wajahnya.

"Su-sudahlah cepat kau masak, aku sudah lapar." Kata Asano gagap sambil menyudahi acara heart to heart mereka untuk berangkat mandi.

Karma terkikik, ternyata suaminya bisa malu-malu kucing begitu ya.

Huftt.. tapi itu tak apa, toh besok adalah hari yang ditunggunya.

'Kuharap besok sangat menyenangkan. Semoga dapat yang lebih kawai dari Yuuta'

Takdir siapa yang tau bukan?

Karma melenggang pergi menuju dapur untuk memasak makan malamnya.

Keluarga kecil mereka akan bermula dari sini.

.

.

TBC or End lagi ini?

.

Hay hay hay… ada yang nungguin ini ff? aslinya tamat sampe chap itu aja tapi karna banyak permintaan saya buat deh ^^

Maaf telat errr setahun (?)

Okeee ini saya persembahkan untuk kaliaaaaaannnn huuu Thayang kalian semuaaaaaa *hug

Thankss buat yang kasih masukan, ripiu, fav, follow, ff ini. Huhh terharu sayaaaaaa *hiks.

Saran dan kritik dari kalian itu bagaikan makanan untuk tubuh saya so I hope you can do it for me *apasih?

Sorry ripiunya ga saya bales satu-satu yaaaa TwT tapi saya ngakak baca ripiu kalian semua apalagi yang panjang (?)

IYAAAA SAYA AKAN PENUHI ASUPAN KALIAN DENGAN ASAKARU … HIDUP ASAKARUUUU HOEEYYYYYY

MAKASIHH BANGET POKOKNYA BUAT YG RIPIU YAAAA

SALAM SHAYANG

TE HEE

SHIZUKA