Pada jaman dahulu kala saat orang-orang percaya pada ramalan dan roh halus. Para makhluk di luar imaji manusia hidup bersama di bumi. Penyihir dan monster nyata sebagaimana dongeng bukanlah cerita khayalan, dongeng adalah sejarah yang dikisahkan kepada anak-anak sebelum tidur. Di sisi lain, dunia dimana perang besar pecah dalam 5 dekade sebelumnya, terbentuklah 3 wilayah utama. Benua Weiss dan Dorne dan satu benua hitam yang dipercaya sebagai tempat munculnya semua makhluk astral.

Dorne adalah wilayah gersang yang hanya ditumbuhi sabana dan tidak ada satupun makhluk hidup, benua itu telah lama ditinggalkan sejak wabah malaria parah memusnahkan sebagian besar masyarakat dan memaksa sebagian pindah ke Weiss. Weiss merupakan benua terbesar yang dibagi dalam 3 kerajaan; Seanland, Narrowland, dan Gillenland. Perang besar tersebut juga membentuk penggabungan 3 wilayah kerajaan menjadi satu dibawah panji bernama Fireland, sebuah pusat pemerintahan baru.

Fireland dipimpin di bawah House of Uchiha dengan raja Uchiha Madara. Pada pemerintahan awalnya, Raja Madara menunjukkan sifat yang menjanjikan sebagai Raja dari Fireland, dengan membawa perdamaian dan kemakmuran di Fireland, namun kemudian berubah menjadi ketidak warasan, sering berhalusinasi dan memiliki rasa paranoid yang berlebihan. Hal ini diakibatkan oleh kecerobohannya dalam memenggal seorang penyihir yang dituduh telah meracuni sumber air wilayah Aerys (wilayah timur Fireland). Penyihir muda yang sebenarnya tidak bersalah itu akhirnya dibunuh, kemudian ibu dari si Penyihir yang merasa dendam memutuskan untuk mengutuk Raja Madara.

Kutukan itu mengutuk hidup Raja Madara untuk selalu sendiri dan tersiksa hingga akhir hayat, ia tidak akan pernah menemukan kedamaian. Dan kemudian dimulailah era kegilaan dari Mad King. Raja Madara menjadi orang yang penuh dengan kecurigaan dengan membayangkan segala bentuk penghianatan, bahkan ia sampai tidak mempercayai istri dan anaknya. Ia mengeksekusi orang-orang yang dianggapnya sebagai penghianat dengan menggunakan pedang Ares dan meminum darahnya.

Kemudian dia memulai menerapkan kebijakan baru dengan membuat sistem kasta. Dan Fireland dibagi menjadi lima kasta dari yang tertinggi: Barabozka, Karelia, Jhierust, Casey, dan Nairn. Ada satu kasta atau golongan yang jauh lebih rendah yakni Fae, orang-orang yang hidup berkoloni atau membentuk suku dan memiliki pola hidup nomaden. Untuk memisahkan lima kasta tinggi dengan kaum Fae maka Raja Madara membangun tembok besar atau great wall yang menutupi bagian utara dan selatan kerajaan dari kaum Fae yang rendah.

Kegilaan Raja Madara semakin tidak terkendali ketika dia memutuskan membunuh anak dan menantunya. Kemudian dia membesarkan kedua cucunya yakni pangeran Itachi dan pangeran Sasuke dalam tangan besinya. Hingga suatu hari dimana dia berburu di hutan, Mad King yang tiba-tiba hilang karena mengejar seekor rusa justru ditemukan tewas mengenaskan. Dan misteri kematiannya tidak terpecahkan sampai saat ini.

Tahta yang kosong itu kemudian menimbulkan kericuhan karena keluarga dari kasta Barabozka dan Karelia mulai memberontak dan berebut sedangkan calon penerus yakni anak Raja Madara telah tewas ditangan sang Raja sendiri. Pada akhirnya untuk perang tujuh rumah dari dua kasta pecah dan untuk meredamnya kalangan bangsawan dari kasta Jhierust dan rumah besar dari Barabozka memutuskan untuk mengangkat Itachi naik tahta.

Pemuda yang baru berumur 19 tahun itu mempimpin Fireland dan menikahi seorang wanita cantik dari kaum Madeira. Tapi kekuasaannya tidak berlangsung lama sebab Sasuke, adiknya, menggulingkan kekuasaanya dengan membunuhnya dan membiarkan pengawal memperkosa istri kakaknya. Dan pada usia 17 itulah, Sasuke naik tahta menggantikan kakaknya. Dan dijuluki sebagai raja terkutuk. Sebab istri dari Itachi berasal dari kaum Madeira yang memiliki hubungan darah dengan penyihir. Istri Itachi mengutuknya untuk tidak bisa memiliki keturunan karena benih yang dimilikinya terkutuk sehingga perempuan manapun yang membawa benihnya akan mati karena tidak mampu menahan kutukan tersebut.

.

.

.

King and Lionheart

Story©Ivyluppin

Naruto©Masashi Kishimoto

Main pair : Sasunaru

.

Head vs heart. I am scared of being in love.

.

Summary : Kejam dan tidak manusiawi. Sasuke memimpin Fireland dengan absolut. Namun apa yang terjadi ketika satu-satunya kesempatan untuk memilki penerus harus bergantung pada bocah dari kasta rendah?/SASUNARU/AU/Mpreg/Yaoi/Violence.

.

.

Naruto : 16th

Sasuke : 27th

.

BAB 1

.

"Buang mayatnya, atau bakar saja dia."

Perintah dingin itu terucap dari bibir seorang raja yang duduk geram di singgasana. Sasuke memandang mayat wanita yang baru saja tewas setelah dinyatakan mengandung anaknya selama 3 minggu itu benar-benar membuat Sasuke jengkel. Dia adalah wanita kesekian yang dibuatnya hamil namun lagi-lagi harus mati karena mengandung benihnya. Ini semua karena kutukan tersebut.

"Wanita sialan." Gumamnya menyumpahi istri kakaknya yang dibunuhnya 10 tahun yang lalu.

Matanya menginvasi seluruh ruang tahta sedangkan tangannya memangku dagunya, dia bosan dan kesal.

"Kabuto!" panggilnya.

"Hamba Yang Mulia."

"Wanita-wanita tidak berguna itu benar-benar membuatku jengkel. Sudah ke 87 orang dan semuanya mati. Cari cara agar aku bisa mendapatkan penerus."

Kabuto diam sejenak, memikirkan suatu cara.

"Ampun Yang Mulia, kutukan Ratu Dei tidak bisa dipatahkan."

Sasuke melirik tajam dan dengan mata takut, Kabuto menelan ludah sambil kembali berkata "Yang Mulia, kutukan itu meracuni benih anda dan wanita-wanita yang tewas selama ini adalah wanita yang tidak mampu menanggung kutukan tersebut. Saya akan mengadakan ritual untuk menyeleksi wanita-wanita yang kemungkinan memiliki kekuatan untuk mampu menanggung kutukan itu dirahimnya."

"Kau pernah melakukan itu sebelumnya, dan gagal. Wanita-wanita itu tetap mati."

"Kali ini berbeda yang mulia, hamba pastikan berhasil."

Sasuke mengangkat alisnya dan menyeringai kecil "Jika gagal lagi, kuberi kau 50 cambukan."

.

.

Ritual itu diadakan di malam purnama ketika bulan bersinar sempurna di atas langit. Kabuto mungkin saja seorang tabib namun darah penyihir timur membuatnya memiliki kekuatan magis. Dia bisa berhubungan dengan makhluk astral dan hal-hal lainnya.

Ritual hanya dilakukan di aula istana dengan peralatan sihir dimana Sasuke tidak mau tahu apa itu. Kabuto berdiri membaca mantra di depan kuali besar. Hanya ada mereka berdua dan beberapa asisten Kabuto di sana, Sasuke menanti apa yang akan muncul dalam kuali sebagaimana ramalan-ramalan biasa yang pernah dilakukan pria itu.

Kuali tersebut berisi ramuan dan dipenuhi mantra, ketika Kabuto membaca semakin lama air dalam kuali membentuk pusaran dan naik ke atas. Obor dalam ruangan tiba-tiba mati dan digantikan nyala api warna biru. Sasuke menaikkan alis karena biasanya tidak pernah begitu. Air yang yang naik membentuk sesuatu semacam hewan yang bergerak, seperti biri, seorang manusia serta seekor rubah. Mereka seperti bercerita. Potongan cerita itu begitu misterius dan Sasuke tidak mengerti.

Setelah cerita selesai air yang menari-nari di udara kembali dalam kuali dan nyala obor kembali bewarna merah.

"Apa itu?" tanya Sasuke.

"Ramalan kali ini begitu jelas, Yang Mulia. Saya yakin anda akan bisa memiliki keturunan dari suku Uzumaki."

"Suku apa?"

"Suku Uzumaki, satu-satunya yang bisa memberikan anda keturunan adalah orang yang berasal dari suku Uzumaki. Anda segel Kyuubi pada wanita Uzumaki, Kyuubi akan membuat rahim mereka kuat untuk menanggung kutukan itu." Jelas Kabuto.

"Uzumaki..kau menyuruhku meniduri kasta Fea?" geram Sasuke

Kabuto menundukkan kepala "Ampun Yang Mulia, ini satu-satunya cara."

"Kenapa tidak kusegel saja Kyuubi pada Barabozka?" desis Sasuke.

"Uzumaki adalah kaum pengembala biri dan biri adalah lambang Dewa Ternak dan Kemakmuran sedangkan Kyuubi adalah hewan magis yang dipercaya sebagai binatang peliharaan Ygiirr, Dewa Ternak dan Kemakmuran. Jika anda menyegel Kyuubi pada kaum lain, maka Kyuubi akan membunuhnya."

Sasuke diam, tampak berpikir.

"Berikan padaku satu Uzumaki, pastikan kau dapatkan wanita yang tercantik." Perintahnya dengan nada setengah jijik.

Sasuke tidak menyukai kasta rendah, sebagai mana kakeknya Madara, Sasuke memiliki sifat yang bengis dan jauh lebih kejam dibanding kakeknya.

.

:: King and Lionheart ::

.

Nun jauh di luar great wall, sebuah suku pengembala biri berteriak ketakutan karena rumah mereka dibakar dan ternak mereka dijarah. Pemukiman di dekat sungai Vale itu menyala merah, terbakar oleh api dan suku Uzumaki berlari ketakutan dari suku Tarankotta yang datang dan menjarah mereka. Membunuh semua orang seperti melakukan genosida.

Seorang anak laki-laki yang gemetar memegang belati yang biasanya digunakan untuk mengambil bulu biri dan sekarang digunakannya untuk bersiap menusuk orang. Ia melihat keluarganya ditangkap dan orang tuanya diseret keluar, begitupun dengan dirinya, ketika dia hendak menusuk salah satu orang yang menyeretnya, orang tersebut menamparnya dengan keras dan menonjok ulu hatinya. Pemuda itu muntah darah dan jatuh ke tanah. Mereka meninggalkannya disana dan berpikir bahwa dia telah mati karena tidak ada gerakan apapun, namun kedua orang tuanya tetap diseret. Kemudian para penduduk yang dikumpulkan tersebut dibunuh satu persatu. Seluruh mayat suku Uzumaki ditumpuk menjadi satu di dekat sungai. Dan nyaris tidak ada yang selamat, kecuali seorang anak laki-laki yang keluar di balik tumpukan mayat-mayat tersebut.

Dengan rasa sakit yang masih terasa di ulu hatinya, bocah laki-laki itu melihat tumpukan mayat sukunya dengan nanar, ada orang tuanya yang berada di antara tumpukan. Dia melangkah cepat seperti kesetanan dan menangkup wajah ibunya.

"Ibuuuuu!" dia berteriak dan menangis. Tega sekali mereka pada sukunya, apa salah mereka.

Bocah laki-laki itu ganti menangkup ayahnya dan menangis lebih keras. Dia memperhatikan pemukiman miliknya hancur dan menyisakan asap jejak api yang tidak lama mati. Kemudian dia kembali menatap orang tuanya, menangis kembali hingga dadanya sesak.

Tak lama kemudian, dari jauh dia mendengar derap langkah kuda. Begitu cepat dan menuju ke tempatnya berada. Wajahnya panik, dia takut jika suku Tarankotta kembali datang meski dia ragu karena suku Tarankotta adalah tidak mungkin menunggang kudu. Suku penunggang kuda, Frey, berada jauh di Utara. Dengan tergesa si Bocah kemudian bersembunyi di balik tenda tak jauh dari sana.

Dan benar saja bahwa tidak lama kemudian rombongan orang-orang yang mengendarai kuda tiba. Pakaian mereka rapi dan menggunakan seragam. Si Bocah mengerutkan alisnya, pasukan kerajaan?

"Tuan sepertinya mereka baru saja dibantai, mungkin malam tadi." Ujar salah satu orang yang terlihat seperti seorang prajurit.

Seorang pria yang tampak lebih tua dengan pakaian yang lebih bagus nampak tertegun sambil melihat kerusakan di sekitar lalu bergumam "Tarankotta, pemakan tulang sialan." Lalu si Pria berpakaian bagus itu menatap sekitar "Cari di sekeliling, mungkin masih ada yang selamat."

Pria itu menekuk alisnya, menangkap wanita muda dan cantik dari suku Uzumaki, tugas Raja kali ini benar-benar aneh. Tapi jika dia tidak berhasil maka selamat tinggal, karena hari esok tidak ada untuknya.

Di sisi lain, si Bocah yang masih bersembunyi memutuskan untuk mengambil belatinya yang sempat terjatuh semalam untuk melindungi dirinya. Namun bodohnya dia karena salah satu prajurit melihat kakinya dan menyeretnya.

"Tuan, saya menemukan satu disini."

Dan beradalah si Bocah di depan pria paruh baya yang ternyata memiliki luka di matanya. Si Pria terlihat tidak puas melihatnya entah karena apa.

"Cari lagi, telusuri tempat ini. Berikan aku seorang wanita."

Dan pencarian mereka menelusuri tempat tersebut tidak menghasilkan apapun. Hanya bocah itu yang tersisa. Dan dengan berat hati, mereka membawanya ke Istana. Si Pria tidak punya harapan lagi untuk melihat esok hari.

.

:: King and Lionheart ::

.

Di istana, si Bocah laki-laki diseret masuk ke sebuah ruangan yang luas dan megah. Diam-diam dia masih membawa belati yang dia selipkan di celananya. Kemudian rombongan yang membawanya berlutut dan itu pun memaksanya secara tidak langsung untuk berlutut.

"Ampun Yang Mulia, suku Uzumaki baru saja dibantai oleh suku Tarankotta semalam. Tidak ada yang selamat kecuali bocah laki-laki ini."

Dan kemurkaan muncul di wajah Sasuke "Prajurit tidak berguna. Kalian tahu bahwa hukuman mati bagi siapapun yang gagal. Sekarang terima hukuman kalian."

Sasuke maju dan menebas leher mereka semua hingga tidak bernyawa.

"Cari suku Tarankotta, habisi mereka semua!"

Dan perhatian Sasuke beralih pada si Bocah yang masih duduk terpaku di lantai.

"Dan kau, orang liar, kau sama tidak bergunanya."

Saat Sasuke mengangkat pedang hendak menebas kepala si Bocah, Kabuto berlari dan melindungi bocah itu di belakangnya. Pedang Sasuke berhenti di leher Kabuto. Darah mengalir dari kulit leher kanan Kabuto.

"Ampun Yang Mulia, jangan membunuhnya. Dia satu-satunya harapan anda."

"Kemana matamu? Dia laki-laki."

"Itu bisa diatur Yang Mulia. Mohon tenangkan diri anda. Jangan musnahkan satu-satunya harapan anda."

Sasuke menurunkan pedangnya. Melirik pada bocah laki-laki yang memandangnya shock. Lalu kembali memandang Kabuto.

"Bersihkan bocah liar ini dan beri dia makan."

.

:: King and Lionheart ::

.

Ruang itu luas dan si Bocah, yang sudah mandi, memandang ruangan dan menyentuh ranjang, tembok, jendela, kaca, guci, tirai ranjang, meja, dan segala macam yang dilihatnya. Ini adalah kali pertama dia melihat semua hal tersebut. Ia lahir di alam, bersama suku pengembala biri, mereka hidup nomaden dan membuat si Bocah hanyalah melihat alam sejak lahir hingga sekarang. Orang tuanya pernah bercerita mengenai tempat di dalam tembok, tempat itu terdapat kaum-kaum kejam yang hidup menetap. Mereka kejam karena membeda-bedakan manusia dalam sistem kasta. Dan tempat itu dipimpin oleh seorang raja yang bengis.

"Kau sudah mandi? Aku membawa makanan untukmu."

Si Bocah menoleh saat suara seseorang terdengar di telinganya. Orang itu adalah orang yang sama yang melindunginya dari sabetan pedang dari seorang pria mengerikan yang kejam.

"Lehermu baik-baik saja?"

"Jangan dipikirkan. Siapa namamu?"

"Naruto."

"Hanya Naruto?"

Si Bocah mengangguk.

"Namaku Kabuto dari House of Mgrov, panggil saja aku Kabuto. Kita akan sering bertemu."

Si Bocah mengangguk, dia melirik nampan yang dibawa Kabuto "Apa itu benar-benar boleh kumakan?"

"Tentu."

Naruto mengambil roti yang ada di piring lalu memakannya dengan lahap "Ini enak sekali, lembut." Ia memakannya lahap hingga habis tidak tersisa.

"Enak sekali, terimakasih."

Kabuto tersenyum kecil "Kudengar keluargamu tewas dibantai."

Emosi sedih menaungi wajah Naruto "Malam itu suku kami melakukan perayaan untuk Dewa Ygiirr, lalu Tarankotta datang mencuri semua ternak. Mereka merampas semuanya dan membunuh semua orang. Orang tuaku juga menjadi korban. Kabuto, aku harus pergi dan membunuh Tarankotta."

"Yang Mulia Sasuke sudah membunuh mereka semua."

"Yang Mulia Sasuke?"

"Pria yang berada di ruangan sebelumnya."

"Pria kejam itu?"

"Jaga bicaramu, Naruto. Yang Mulia bisa membunuhmu."

"Aku tidak takut, aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi."

Kabuto mengerutkan kening, kalau begini bocah ini bisa mati sebelum sempat mengandung.

"Naruto, kudengar suku Uzumaki memiliki tato di perut mereka."

"Oh, maksudmu ini." Naruto mengangkat pakaiannya dan menunjukkan perutnya. Kabuto sejenak tertegun dengan tingkahnya. Naruto benar-benar bocah. Lalu kemudian dia melihat tato di perut bocah itu dan tersenyum dalam hati.

"Jadi apa rencanamu, Kabuto?."

Sasuke yang tiba-tiba masuk di dalam ruangan membuat Kabuto langsung menunduk hormat. Sedangkan Sasuke mengalihkan pandangan pada bocah laki-laki yang sedang menaikkan kaosnya. Rambut pirangnya acak-acakan dan pakainnya kebesaran, pelayan mungkin tidak memiliki ukuran yang pas untuk bocah ini. Dan meski sudah mandi, dimata Sasuke bocah itu tetap saja terlihat dekil. Rasanya seperti memungut tikus got.

"Bocah liar, membuat mataku iritasi." Ujar Sasuke merendahkan, terselip nada jijik dalam suaranya.

"Kau orang jahat, sama seperti Tarankotta." Ujar Naruto yang mendapat tatapan terkejut dari Kabuto.

Ada kilatan marah di mata Sasuke "Beraninya kau samakan aku dengan kasta Fea rendahan. Bocah liar sepertimu tidak tahu sopan." Sasuke maju dan mencengkram kerah bocah di depannya dan membuat Naruto yang tingginya hanya sedada Sasuke terangkat "Aku mengampuni nyawamu dan memberimu makan, bocah liar tidak tahu terima kasih."

"Turunkan aku, leherku sakit!"

Sasuke membanting Naruto ke lantai "Dengar pengembala sialan, aku adalah rajamu. Uchiha Sasuke, tunjukkan sikap hormatmu."

Naruto memandang Sasuke sambil mengusap lehernya dengan wajah meringis. Kemudian Sasuke pergi dan Kabuto dengan sigap mengikutinya di belakang.

.

.

"Yang Mulia, anda hendak kemana?"

"Mengambil pedang dan menguliti bocah sialan itu."

Mendengarnya tubuh Kabuto menegang "Saya mohon anda menahan diri Yang Mulia, Naruto itu adalah satu-satunya harapan anda memiliki keturunan."

"Dia laki-laki, dimana otakmu? Tidak ada rahim untuk menampung anakku."

"Kalau tidak ada, maka mari kita buat ada."

Sasuke berhenti dan menoleh.

"Saya akan mempersiapkan sebuah ritual untuk membuatnya memiliki rahim. Saya akan mengubah tubuhnya hingga dapat berfungsi untuk mengandung anak. Dan pada saat ritual, anda bisa menyegel Kyuubi padanya. Kemudian anda bisa membuahinya."

Sebuah api muncul dari tangan Sasuke "Jika ini tidak berhasil, tidak hanya cambukan. Tapi kau dan bocah itu akan kubakar hidup-hidup."

.

:: King and Lionheart ::

.

Tidak seperti ritual-ritual Kabuto sebelumnya, kali ini ritual penanaman rahim diadakan di halaman istana yang merupakan area luas. Ada obor yang menerangi di ujung-ujung area dan di tengahnya ada Naruto tertidur di sebuah tempat serupa altar.

GRRRR..

Kyuubi, siluman rubah ekor sembilan yang memberontak di antara rantai mantra yang mengikatnya.

"Brengsek kau Uchiha." Raungnya marah.

Kyuubi telah lama disegel Sasuke di dalam sebuah gua tahunan lalu ketika dia mengamuk di desa dan menghancurkan perumahan rakyatnya. Sasuke turun tangan dan sebagai keturunan Uchiha yang terkutuk, dia memiliki kekuatan magis untuk mengendalikan siluman dan memanipulasi chakra. Sasuke tidak hanya dikutuk karena kelakuannya di masa lalu namun juga karena dia terlahir sebagai manusia dengan kemampuan setengah dewa.

Sasuke mengabaikan hardikan Kyuubi yang bertubi-tubi, dia fokus pada Naruto yang berada di tengah lapangan. Tertidur seperti orang koma. Malam ini adalah ritual penanaman rahim sekaligus penyegelan Kyuubi ditubuh Naruto untuk memberikan pemuda itu kekuatan menampung benihnya. Malam ini pula adalah ritual pernikahan Sasuke sebagai penyempurnaan ritual. Persetan dengan pernikahan, yang dia inginkan adalah keturunan. Setelah bocah itu tidak lagi berguna, Sasuke akan membunuhnya dengan keji atas tindakan kurang ajar yang dilakukan bocah tersebut padanya.

Dalam ritual ini harus mengorbankan 10 gadis perawan untuk membentuk satu rahim baru. Teriakan ke 10 gadis perawan tersebut memenuhi depan istana hingga teriakan mereka melemah dan lenyap. Jiwa mereka masuk dalam kuali milik Kabuto seakan mereka adalah bahan masak. Kemudian ketika Kabuto memberikan aba-aba dan Sasuke maju untuk menyegel Kyuubi di dalam tubuh Naruto.

Monster itu meraung dan mengutuknya semakin keras tapi chakra Sasuke memaksa Kyuubi untuk terhisap ke dalam perut Naruto. Ketika telah selesai. Kabuto memberikannya semangkuk ramuan yang berisi 10 jiwa perawan, Sasuke melukai dirinya dan membiarkan darahnya mengalir menetes ke dalam mangkuk. Dengan demikian chakranya pun sebagian akan berada dalam tubuh Naruto. Dia akan memastikan bahwa Kyuubi tidak akan mengacaukan rencananya di masa depan.

Ramuan itu dia minumkan pada Naruto. Naruto yang menolak membuatnya kesal, dia meminum ramuan tersebut dan meminumkannya lewat mulutnya, Naruto memberontak tidak sadar seperti ikan di darat meski. Setelah Sasuke memastikan ramuan tersebut habis diminum.

Setelahnya ritual pernikahan pun dilakukan sebagaimana tradisi Fireland.

.

:: King and Lionheart ::

.

3 hari setelah ritual.

16 tahun? Sasuke ingin tertawa keras karenanya, jadi dia harus meniduri pemuda 16 tahun dari kaum rendahan? Dia tidak keberatan disebut biadab, tapi melakukannya dengan bocah ingusan pemberontak tidak akan membuatnya bergairah. Jadi bagaimana bisa dia membuahinya?

Sasuke berdiri di depan pintu kamar Naruto, dua penjaga menunduk hormat padanya dan dengan dingin Sasuke menyuruh mereka menyingkir dan mengunci pintu dari depan dan membukanya pada esok pagi. Kemudian dia melangkah masuk.

Kamar itu luas tapi seluas apapun itu pandangan Sasuke langsung tertuju pada ranjang dimana Naruto duduk di tengah dan melipat kakinya sambil sibuk menghabiskan susu dalam gelas seperti bocah, oh Sasuke lupa jika Naruto memang masih bocah. Apa dia benar-benar harus melakukan hal ini?

"Menikmati susumu bocah liar?"

Naruto langsung mengalihkan pandangan ke arah Sasuke dan memicingkan mata. Raja bengis itu berdiri di depannya dengan wajah dingin.

"Mau apa?" tanya Naruto.

Plaaak!

Sasuke menampar wajah Naruto dan membuat gelas itu terlempar dan pecah sedangkan Naruto rubuh di kasur. Naruto selalu menantangnya, selalu memberontak dan Sasuke paling tidak suka dengan orang yang tidak patuh. Jika dia tidak membutuhkan Naruto sudah pasti Sasuke akan melakukan hukuman mati pada bocah sialan di depannya tersebut.

"Jaga ucapanmu!" Sasuke merunduk dan mendesis di telinga Naruto.

Dan dengan berani Naruto memandang Sasuke, dengan matanya yang menantang "Tidak mau, raja kejam sepertimu tidak pantas dihormati."

Sasuke membalikkan Naruto, menyobek baju Naruto dan mencengkram pundak kecilnya. Perlahan Sasuke membuat tangannya memanas seakan-akan dia akan mengeluarkan api dari tangannya seperti biasa. Pengendali api, kemampuan yang dimiliki Sasuke sejak ia lahir.

"Panas, lepas!...tanganmu membakarku.." Naruto mencengkram kerah Sasuke. Wajahnya meringis dan mengeluarkan air mata.

"Minta maaf!"

"Tidak mau."

Plaaak!

"Minta maaf!"

"Tidak mau, tidak mau."

Plaaak!

"Minta maaf!"

"Aku tidak mau."

Sasuke mendesis, bocah ini sungguh suka bermain-main dengan kesabarannya.

Akhirnya Sasuke menormalkan kembali telapak tangannya dan menyisakan bekas memar di bahu kiri Naruto "Kau tahu apa yang akan kulakukan padamu malam ini?" Sasuke menatap Naruto yang memandangnya benci, bocah itu tidak tahu.

"Menghamilimu, yang akan kulakukan adalah membuatmu hamil. Membuatmu berteriak kesakitan saat aku memasukimu dan menumpahkan benihku di rahimmu. Dan kau akan memberiku anak."

Naruto tidak tahu apa itu menghamili dan memberi anak. Tapi Naruto tahu apa yang dimaksud dengan hamil, wanita disukunya akan memiliki anak di dalam perut mereka setelah menikah lalu hal tersebut disebut hamil hingga tiba-tiba ada seorang bayi muncul di antara suku mereka.

"Hamil hanya untuk wanita, dan sudah menikah."

"Kita sudah menikah, dan kau juga bisa hamil." Ujar Sasuke.

Naruto mendorong Sasuke, merasa risih karena jarak mereka yang terlalu dekat. Dia benci berdekatan dengan si Raja bengis.

"Aku mau tidur, badanku sakit kau pukuli terus."

"Aku mau anak .to dan kau harus memberikannya."

Tangan Sasuke mencengkram rahang Naruto, membalikkannya ke arah kanan dan Sasuke mulai menjilati leher Naruto. Tangan satunya merobek baju Naruto semakin lebar dan lebar lalu membuangnya. Naruto memberontak dan berteriak sebagaimana bocah yang sedang dibully temannya dan Sasuke membungkam mulutnya dengan keras. Naruto tidak tahu apa yang dilakukan oleh Sasuke tapi yang jelas itu membuatnya sakit dan tidak nyaman.

Tangan Sasuke beralih pada celana Naruto, merobeknya dan membuangnya. Membuat Naruto sepenuhnya telanjang. Kaki-kaki bocah itu mendorong-dorong tubuhnya kebelakang membuat tubuh Naruto sedikit menjauh dari tindihannya. Sasuke bangkit. Membuka kaki Naruto dan menyeretnya mendekat ke arah perutnya, memosisikan dirinya diantara kaki tersebut.

Sejenak Sasuke tertegun karena tidak percaya betapa nikmatnya tubuh bocah pengembala biri itu, kulitnya halus dan kecoklatan, ada aroma susu vanilla di tengkuknya mungkin karena dia mengkonsumsi susu sejak lahir. Pemberontakannya nampak menggelikan sebab tubuh kecilnya tidak akan pernah menang. Kemudian dia membuka pakaiannya dan bertelanjang lalu mengangkat kaki Naruto.

Setelahnya dia memaksa miliknya untuk memasuki tubuh mungil di bawahnya, Naruto berteriak kesakitan dan untuk pertama kali setelah berkali-kali Sasuke menyiksa fisiknya. Naruto menangis, air matanya mengalir, dan ketika dia menggerakkan tubuhnya, air mata itu mengalir lebih deras.

Naruto meronta kesakitan, isakan semacam anak kecil yang teraniaya, dan dia bisa melihat perut Naruto naik turun karena tangisannya.

"Ampun sakh..sakhiiit...hiks..hiks.. aku minta maaf. Ampuun." Semacam mantra, Naruto terus mengucapkannya. Matanya penuh permohonan.

Masa bodoh dengan tangisan itu, Sasuke hanya berkonsentrasi pada kenikmatan yang mendera tubuhnya. Menikmati Naruto sungguh tiada duanya, bocah ini jelas masih perawan dan liangnya yang sempit serta isak tangisnya justru membuat libido Sasuke meroket. Pikirannya dipenuhi satu kata. Nikmat.

.

.

.

Saat Sasuke terbangun hari nyaris menjelang fajar dan tubuhnya terasa lengket. Ia mengalihkan pandangannya ke samping dan menemukan bocah pengembala itu tidur sembari meringkuk, tangannya meremas seprei dan jejak air mata yang telihat kentara di pipinya. Wajahnya terlihat kesakitan dalam tidur dan ketika Sasuke menyibakkan selimut yang menutupi bocah itu, ia melihat jejak darah di paha si Bocah bercampur dengan sperma miliknya.

Sasuke menyisir rambutnya yang kusut, semalam adalah percintaan yang luar biasa. Dan meski kenyataan bahwa dia baru saja bercinta dengan kasta Fea dan seorang bocah laki-laki pula, tapi kenikmatan yang diberikan tubuh itu benar-benar memabukkan. Dia akan mencobanya lagi sering-sering hingga bocah itu mengandung dan melahirkan, setelahnya dia akan membunuhnya. Memelihara bocah Fea akan merepotkannya nanti.

Sasuke bangkit dari ranjangnya dan pergi.

.

.

.

Naruto terbangun dari tidurnya dan seperti diserang mimpi buruk semalaman, kepalanya pening dan tubuhnya sakit bukan main. Ada aroma aneh yang menyeruak di hidungnya, itu adalah aroma asing dan membuat perut Naruto mual. Perlahan Naruto bangun dan duduk di ranjangnya, bergumam sakit dan dia melihat darah di pahanya, entah apa yang dilakukan Sasuke tapi pria kejam itu menyakitinya semalam. Aroma Sasuke tercium di sekitar hidungnya.

Naruto merasakan perih di dalam perutnya, ia membungkuk dan meringis. Kemudian rasa perih itu hilang dan Naruto menatap kamarnya, tidak ada sungai disana. Diperkemahan dia akan pergi ke sungai untuk mandi atau saat tubuhnya terasa tidak enak, tapi disini mereka menyebutkan kamar mandi. Ah pintu itu. Naruto ingat dimana wanita-wanita paruh baya pernah memandikannya.

Diturunkan kakinya dan ketika dia akan berdiri, kakinya tidak kuat menopang tubuhnya. Kakinya gemetar. Jadi dengan merangkak Naruto menuju kamar mandi. Sshh. Dia mendesis sakit di tengah usahanya merangkak, perutnya kembali terasa perih. Mungkin karena dia belum makan. Meski nyatanya ada bekas darah yang diam-diam menetes keluar dibalik pahanya.

.

.

.

Door..Door..Door

"Nggh.."

Door..Door..Door

"Tuan, anda tidak apa-apa? Tolong jawab hamba!"

Pening dikepalanya muncul seperti sergapan kilat. Suara wanita pelayan yang dia kenal berada di balik pintu, gedoran dia bertambah keras.

"Tidak, aku akan segera keluar." Ujarnya

Suara itu kemudian menghilang.

Naruto tidak sadar telah tertidur di dalam kamar mandi. Kemudian dia bergegas keluar.

Ketika keluar dia melihat pelayan itu menyiapkan pakaian untuknya.

"Apa yang terjadi? lantai penuh darah. Apa anda baik-baik saja, Tuan?"

Dia memandang wanita itu lalu tatapannya menyendu "Semalam, raja kejam itu datang, lalu dia menekanku diranjang, memukuli, lalu –"

"Tidak perlu dilanjutkan." Si Pelayan memotong penjelasannya, tapi dimata wanita tua itu terdapat sebuah ngeri dan rasa kasihan.

Pelayan itu dengan diam membantunya berpakaian, Naruto melirik tangan renta itu sedikit gemetar. Lalu mmbimbingnya duduk di ranjang dan menyuapinya.

"Kau seperti nenekku, nenekku selalu seperti ini saat aku sakit."

Pelayan tua itu tersenyum "Aku punya cucu laki-laki, dia sama sepertimu tapi tidak benar-benar sepertimu. Kau lebih berani daripadanya."

"Dimana cucumu?"

"Dia lemah dan penakut, dia sudah meninggal karena sakit."

Naruto terdiam "Boleh aku memelukmu?"

Wanita itu tersenyum dan Naruto memeluk si Wanita tua "Namaku Chiyo, kau bisa memanggilku Nenek Chiyo."

"Namaku Naruto, nenek kau seperti nenekku."

Dengan ragu si Wanita tua atau nenek Chiyo menepuk-nepuk pelan punggu Naruto "Tentu saya tahu nama anda, Tuan Naruto." Tentu saya tahu, semua tahu, anda adalah calon pembawa keturunan.

.

:: King and Lionheart ::

.

Siang tenggelam menjadi senja emas di ujung langit saat nenek Chiyo datang kembali ke kamar Naruto untuk mempersiapkan ritual mandi. Esok hari Naruto terbangun dan pergi mandi sebelum pelayan datang dan kali ini dia datang lebih awal. Ada rasa khawatir dalam dirinya sebab melihat darah tercecer di lantai saat dia datang pagi tadi, dia tahu apa yang terjadi kemarin malam. Mungkin Raja Sasuke berlaku kasar tapi melihat darah tersebut mengalir dari tubuh seorang bocah membuat jiwa wanitanya menjerit.

Bocah itu masih tertidur saat nenek Chiyo masuk, wajahnya terlihat pucat dan berkeringat. Naruto bisa jadi bermimpi buruk, keringat yang dia keluarkan cukup banyak. Dia melirik sejenak saat para pelayan muda mengirimkan sinyal bahwa persiapan mandi sudah siap. Nenek Chiyo menggoyangkan tubuhnya pelan, memanggil nama si Bocah dengan hormat. Tapi Naruto tidak terusik sama sekali. Dia menggoyangkan lebih keras dan hasilnya sama saja. Lalu dia terpaksa menyibak selimut Naruto hanya untuk berteriak ketakutan.

Darah.

Bagian bawah tubuh Naruto dipenuhi warna merah seperti sebuah kubangan. Nenek Chiyo memanggil nama Naruto lebih keras dan menaruh punggung tangannya pada dahi. Dingin.

"Beritahu Tuan Kabuto!" ujarnya gemetar.

Tak lama kemudian Kabuto datang dengan tergesa. Kemudian dia mengambil alih semuanya, memeriksa Naruto kemudian mengerutkan kening. Dia menyuruh beberapa asistennya untuk mengambil ramuan, lalu menyuruh semua dayang pergi. Entah apa yang dia lakukan karena beberapa menit kemudian dia keluar dengan wajah gusar.

"Apa tadi pagi dia baik-baik saja?" tanya Kabuto pada seorang pelayan muda.

"Tuan Naruto hanya terlihat lemas pagi tadi dan saya sempat melihat darah yang menetes di lantai."

"Dan kau tidak memberitahuku?"

"Ampun, Tuan. Hamba berpikir hal tersebut wajar sejak..sejak.." wajah si Pelayan memerah.

"Bodoh." Hardiknya sebelum pergi.

.

.

Sasuke sedang berada di ruang kerjanya saat Kabuto masuk dengan wajah gusar. Dengan acuh pria itu bertanya.

"Ada yang ingin kau sampaikan?"

"Naruto mengalami pendarahan besar."

"Apa?" Sasuke mengerutkan kening.

"Dia mengalami pendarahan pagi tadi dan barusan pendarahannya menjadi lebih parah. Ampun Yang Mulia, saya rasa ini karena rahim Naruto belum siap melakukan pembuahan."

"Kau menyalahkanku karena aku menidurinya semalam?" suara Sasuke meninggi, kemarahan terlihat jelas dalam kalimatnya.

"Ampun Yang Mulia, saya hanya berbicara mengenai kenyataan."

Sasuke berdiri dari tempat duduknya, mendengus "Apa rahimnya rusak?"

"Iya. Ada kerusakan pada rahimnya."

"Dimana kerja Kyuubi?"

"Yang Mulia, Kyuubi hanya melindungi rahim saat janin telah ditanam. Dalam kasus ini rahim Naruto belum siap menerima karena belum matang."

Ini sungguh merepotkan, Sasuke merasa kesal bukan main "Perbaiki rahimnya!"

"Yang Mulia, ini butuh waktu lama."

Sasuke memandang Kabuto dingin, meminta penjelasan.

"Butuh setidaknya 1,5 tahun untuk membuatnya matang dan siap. Seorang wanita pada umumnya membutuhkan lebih dari 10 tahun untuk membuat rahim mereka bekerja. Tapi karena bantuan Kyuubi serta ritual tempo hari, pematangan akan lebih cepat."

Terlalu lama, tapi cukup berprospek.

"Pergilah, akan kupertimbangkan apa aku akan membunuhnya sekarang atau nanti mengingat bocah itu merepotkan."

"Naruto satu-satunya harapan anda, saya hanya mengingatkan Yang Mulia." Ujar Kabuto sebelum benar-benar pergi.

.

.

.

Malam itu Sasuke memutuskan pergi ke kamar Naruto. Melihat bocah itu terlelap di ranjang seperti orang koma. Wajahnya dipenuhi resah, mungkin ada teror dalam alam bawah sadarnya dan Sasuke yakin dialah teror itu. Membuatnya sedikit terhibur.

"Satu-satunya hal yang membuatmu masih bernafas adalah kau membawa sedikit harapan untukku. Untuk masa depan Fireland."

Dia menyentuh dagu bocah itu dan mendongakkan wajahnya.

"Bergunalah untukku, bocah liar."

Lalu Sasuke pergi.

.

:: King and Lionheart ::

.

Keputusan sudah dikeluarkan. Lusa setelah Naruto terbangun dari tidur panjangnya selama 2 hari terakhir, Sasuke memerintahkan untuk membawa Naruto ke istana Weiland yang berada di ujung barat kerajaan. Istana itu merupakan tempat tinggal kakeknya semasa kecil dan berada jauh dari istana utama tempatnya berada. Sasuke secara tidak langsung memerintahkan pengasingan Naruto di istana tersebut selama 2 tahun.

Ada beberapa pelayan yang ikut serta bersama Naruto pergi ke istana tersebut termasuk nenek Chiyo.

Rombongan istana telah disiapkan, tidak terlalu banyak. Meski Sasuke memastikan orang-orang yang ikut merupakan prajurit terlatih. Dia bahkan mengirimkan 5 pembunuh bayaran untuk mengantarkan rombongan tersebut diam-diam menuju istana Weiland di barat.

Setelah perintah itu tersebut diturunkan. Para pelayan mengantarkan Naruto menuju ke depan istana dimana rombongan sudah menanti. Sepanjang jalan Naruto hanya diam, perutnya masih terasa tidak enak. Tapi dibanding itu, dia diam-diam merasa senang. Diasingkan 2 tahun berarti dia tidak akan melihat raja kejam itu dalam waktu cukup lama atau dengan kata lain dia akan bebas dari kekejaman laki-laki monster tanpa hati yang menyebut dirinya raja.

Ketika rombongannya melewati taman istana, tiba-tiba Naruto menyadari seseorang melihatnya dari jauh. Dengan refleks dia menoleh dan menemukan Sasuke dengan wajah dingin mengawasinya. Naruto boleh saja masih bocah, tapi ditahu bahwa Sasuke memiliki tujuan khusus padanya sebab Raja Kejam itu selalu membunuh kegagalan. Dia tahu dia telah gagal entah untuk apa, meski demikian Sasuke mengampuni nyawanya. Ada hal dimana pria itu menahan diri untuk tidak mencabut nyawanya. Dan Naruto akan mencari tahu apa yang diinginkan pria itu darinya, dia akan memastikan apapun itu, pria monster itu tidak akan pernah mendapatkannya.

Sasuke mengalihkan pandangan dan berjalan ke arah berlawanan.

.

:: King and Lionheart ::

.

2 tahun kemudian.

Istana Weiland

Istana itu mungkin berada di ujung kerajaan dan tidak terlalu besar, tapi sejak seorang bocah diasingkan di istana tersebut. Seperti sebuah mentari yang baru terbit di pagi hari, sinarnya yang hangat menerobos kesunyian dan suara tawanya membuat istana yang suram menjadi bewarna.

Seorang bocah bersurai pirang berlari menerbangkan layangan di halaman belakang istana yang luas. Bocah yang dipungut paksa di usia 16 tahun sehari setelah ia melihat sukunya dibantai tumbuh menjadi pemuda tampan dengan senyum seperti mawar yang mekar. Naruto telah menginjak 18 tahun sekarang, hidup di istana Weiland seperti hidup dalam surga. Dia jauh dari si Raja kejam dan dia dipenuhi oleh orang-orang yang menyayanginya. Dia mungkin pernah kehilangan keluarganya, namun Weiland memberinya keluarga baru yang amat dia sayangi.

Naruto si Bocah tumbuh sebagai pemuda tampan meski orang-orang menganggapnya manis. Rambutnya dibiarkan memanjang hingga sebahu sebab sudah menjadi tradisi Uzumaki untuk memanjangkan rambut saat menginjak 17 tahun sebagai tanda kedewasaan.

"Cepatlah Hinata, anginnya kencang." Teriaknya.

Seorang pelayan muda nan cantik mengikutinya di belakang. Mereka bermain layangan bersama.

"Tuan, anda terlalu bersemangat."

"Kau pegang talinya, nah." Ujar Naruto.

"Begini?"

Naruto mengangguk. Dia memperhatikan pelayan muda yang seusia dengannya dan tumbuh besar selama 2 tahun ini bersamanya tersenyum senang sambil memegang tali layangan dengan erat.

2 tahun ini dia bahagia. Ada nenek Chiyo yang menjaganya, ada Hinata temannya bermain, dan ada pula pelayan serta pengawal lainnya yang selalu sabar dengan tingkah jahilnya. Bagaimanapun jiwa pemberontak dan liar masih ada dalam darahnya dan dia tidak akan segan-segan menunjukkan pada siapapun yang membatasi ruang geraknya.

Seorang pelayan berlari tergesa-gesa dan entah sadar atau tidak Naruto tahu bahwa awan gelap menghampirinya.

Itu adalah pemberitahuan yang menginformasikan bahwa istana mengirimkan rombongan untuk menjemput Naruto kembali ke istana utama di Fireland. Lusa rombongan tersebut akan datang dan mau tidak mau Naruto harus bersiap melihat Sasuke kembali.

.

:: King and Lionheart ::

.

Perjalanan itu cukup panjang, ada beberapa tempat yang dia ingat pernah ia lewati. Dia menolak menggunakan tandu dan justru menyuruh nenek Chiyo berada di dalam tandu dan dia menaiki kuda. Ketika sampai istana, sikap membangkang itu telah di dengar oleh Sasuke.

Tidak ada penyambutan apapun, dan Naruto pun tidak mengharapkan apapun. Ketika tiba di istana, dia langsung pergi ke kamar lamanya. Kamar dimana dia ingat jelas pernah mendapatkan siksaan mengerikan yang membuatnya nyaris mati. Di dalam kamarnya, Naruto merenung. Apakah setelah ini dia akan hidup dalam sangkar dan kembali menjalani hari-hari mengerikan seperti 2 tahun lalu? Seperti sumpahnya 2 tahun lalu, dia telah mencari tahu apa yang Sasuke inginkan darinya. Dan kenyataan bahwa pria itu memberikan rahim padanya membuatnya marah dan benci. Dia benar-benar kejam dengan mengobrak-abrik tubuhnya, merebut masa depannya.

"Rindu dengan kamarmu?"

Suara itu tidak berubah, dingin dan dalam. Suara pria paling dibencinya di dunia ini.

Naruto membalikkan badan dan melihat seorang pria tegap, tinggi, gagah, dan tampan dengan wajah dingin dan kejam menatapnya.

"Kudengar kau menolak menaiki tandu dan menyuruh pelayan tua sebagai gantinya?"

"Aku bukan perempuan, Yang Mulia. Dan kau penyuka gosip rupanya."

Mata Sasuke berkilat kejam, amarah langsung merasukinya. Bocah di depannya sangat senang bermain api. Dia mungkin lupa rasanya terbakar. Tapi ada hal lain yang Sasuke rasakan, ia menyeringai kecil. Dia tahu apa itu, sesuatu yang hanya muncul karena sikap membangkang Naruto, Sasuke merasakan gairah yang lama muncul kembali. Gairah untuk menyiksa si Bocah liar.

.

.

.

:: tbc ::

Cerita ini muncul karena aku terserang bosan dengan rutinitas ditambah laptop yang bermasalah mengakibatkan tidak bisa untuk mengakses draft fanfic yang lainnya. Sst, ini kubuat dengan laptop teman. Semoga laptopku cepat pulih karena draft fanfic yang lain berada di sana semua *nangisbombay*

Bukan pertama kali memang membuat fanfic ala-ala kerajaan, sebenernya aku bosan dengan kisah semacam raja memiliki ratusan selir and then persaingan antar selir. Disini Sasuke adalah raja dengan sistem pemerintahan absolut, dia tidak memiliki selir, sebab yang demikian membuatnya repot. Dia hanya butuh penerus dan setiap wanitanya justru binasa. Kemudian datanglah Naruto *sounds epic banget lol*

Semoga kalian terhibur dengan kisah ini sembari menunggu laptopku. Ini tidak akan jadi fanfic multichap panjang, mungkin hanya butuh 2 atau 3 chapter lagi. Dan kita lihat apa fanfic ini pantas lanjut atau tidak dari respon kalian.

-with love Ivyluppin-