Fallen Angel (Sequel)

.

.

.

.

Park Jimin x Min Yoongi

.

.

.

.

Yoongi melenguh di balik tidurnya. Yoongi mengusap sedikit matanya, mengerjab sekali, dua kali dan menyesuaikan pupil matanya pada cahaya yang tidak terlalu temaram di ruangan itu.

"kau sudah sadar?" Tanya sebuah suara di samping Yoongi. Yoongi menengok ke samping dan membelalakkan matanya, disana ada Jimin yang menyanggah kepalanya untuk melihat Yoongi, dengan bagian atas tubuhnya tanpa pakaian.

"jimin" kata Yoongi lirih. Jimin tersenyum tampan

"aku ada di-"

"Di kamarku" kata Jimin. Yoongi menyerengit

"Di neraka?" Tanya Yoongi polos. Jimin terkekeh.

"Tentu saja Yoongi, memangnya kau pikir aku tinggal dimana? Disurga?" kata Jimin. Yoongi mengangguk dan mengamati sekeliling kamar Jimin.

Kamar Jimin besar, lebih besar daripada kamar Yoongi, warna kamar Jimin dihiasi dengan ornament merah dan hitam. Tidak banyak barang di kamar Jimin, ada ranjang yang di tempati oleh Yoongi dan Jimin sekarang, sebuah meja rias dengan kaca yang cukup besar dan lemari yang cukup besar yang entah apa isinya. Lalu ada meja besar yang sepertinya mungkin meja kerja Jimin. Yoongi mengerutkan keningnya melihat meja kerja Jimin

"aku dan taehyung bekerja di bawah koordinasi Namjoon hyung. Kami mendata manusia yang berbuat dosa sesuai dengan kemampuan kami dan mendata kapan malaikat maut akan menjemputnya" kata Jimin. Yoongi menengok kearah Jimin

"jadi iblis dan malaikat mempunyai kerja yang sama" kata yoongi. Jimin tertawa dan mengusap kepala Yoongi

"Tentu saja." Kata jimin. Yoongi mengangguk. Yoongi mencoba mendudukkan dirinya untuk mengamati kamar milik Jimin, namun badannya terasa kaku. Jimin membantu Yoongi duduk bersandar pada kepala ranjang.

"aku, sudah berapa lama aku tidak sadar?" Tanya Yoongi sambil menatap Jimin yang sudah duduk sampingnya

"Dua Minggu" kata Jimin. Yoongi membelalakkan matanya.

"Apa jika malaikat berubah akan selama itu?" Tanya Yoongi. Jimin menggeleng.

"Aku dan Taehyung walaupun kami berbeda yaitu manusia dan malaikat, kami sadar dalam waktu dua hari. Seokjin hyung sadar dalam waktu empat hari" kata Jimin. Yoongi mengangguk.

"Apa memang seperti itu? Berbeda beda?" Tanya Yoongi.

"Kau yang paling lama" kata Jimin. Yoongi mengangguk

"apa, semua fallen angel yang-" belum selesai Yoongi berbicara Jimin sudah menyelanya

"Aku tidak tahu, bukan aku yang mengurus mereka, mereka menjadi fallen angel, Joohyuk dan Christopher yang mengurusnya" kata Jimin. Yoongi mengangguk.

"apa kau tidak bekerja sekarang?" Tanya Yoongi.

"Kau mengusirku dari kamarku sendiri?" Tanya Jimin. Yoongi menggeleng

"ani ani, eum, kalau begitu bagaimana kalau aku yang pindah kamar?" Tanya Yoongi. Jimin mendengus lalu mengungkung tubuh Yoongi dengan kedua tangannya

"kau tahu kan kalau kau itu mutlak milikku Min Yoongi" kata Jimin sambil menghirup wangi Yoongi dan menciumi leher Yoongi. Yoongi melenguh dengan semua perlakuan Jimin.

"Kau itu mutlak milikku Min Yoongi! Mutlak milik Park Jimin! Jangan berani berani keluar dari kamar ini tanpa seijinku!" Kata Jimin di telinga Yoongi dan terus melanjutkan kegiatannya.

"j-Jimin s-stoph nghh" lenguh Yoongi. Namun Jimin seolah tuli dan hanya melanjutkan kegiatannya. Tangan Jimin mulai menjalar kemana mana, mengelus perut Yoongi , dan tangannya mulai menjalar keatas dan mengusap nipple Yoongi.

"SShhh aahh Jimin s-stophh" lirih Yoongi. Jimin tersenyum dan terus menciumi leher Yoongi. Jimin menghentikan rangsangannya pada Yoongi. Jimin mengecup bibir Yoongi.

"baiklah, mungkin kau butuh istirahat" kata Jimin lalu menjauhkan dirinya dari Yoongi dan berdiri di samping Yoongi.

"apa aku akan bekerja juga?" Tanya Yoongi. Jimin memandang Yoongi, menyelam pada manik mata Yoongi yang tak berubah, tetap menghanyutkan bagi Jimin.

"Tidak" kata Jimin. Yoongi mengerutkan keningnya

"lalu aku harus apa?" Tanya Yoongi bingung

"Kau cukup diam disini" kata Jimin. Belum sempat Yoongi membalas, Jimin sudah menyelanya

"berhenti bertanya Min Yoongi." Kata Jimin. Lalu Jimin keluar dari kamarnya menyisahkan Yoongi yang memandnag bingung dan juga sedih pada pintu kamar Jimin.

.

.

.

.

"Dia belum sepenuhnya berubah menjadi iblis" kata Namjoon. Saat ini, Namjoon, Seokjin, Jimin dan juga Taehyung sedang berada di ruangan Namjoon.

"Jungkook?" Tanya Taehyung. Namjoon menggeleng sambil menatap Jimin.

"Kau belum melakukannya Jimin?" Tanya Taehyung. Jimin mengusap wajahnya kasar.

"Kalau kau seperti itu, ada kemungkinan dia berubah menjadi manusia" kata Seokjin. Jimin mendengus. Sudah beberapa hari berlalu memang sejak kesadaran yoongi. Namjoon juga bingung mengapa Yoongi belum berubah sepenuhnya menjadi iblis, masih ada rasa sebagai malaikat di dalam diri Yoongi,seperti ada dua hal di dalam diri Yoongi dan sisi malaikatnya masih lebih besar daripada sisi iblisnya. Sehingga Namjoon mendesak Jimin untuk menyatukan diri bersama Yoongi. Namun entah mengapa Jimin belum melakukannya.

"Kau mau menunggu sampai kapan Park?" Tanya Seokjin. Jimin mendengus

"Kau harus melakukannya secepatnya Jimin" kata Namjoon.

"Walaupun kau mengurungnya di kamarmu dia bisa saja berubah" kata Namjoon. Jimin berdiri setelah kata kata Namjoon lalu pergi dari ruangan Namjoon.

.

.

.

.

.

.

Yoongi duduk di pinggir ranjang Jimin sambil memperhatikan jendela kamar Jimin. Tidak ada yang berbeda memang, pemandangan disana memang selalu gelap. Yoongi merenungi kata kata Seokjin kemarin. Kemarin saat Jimin pergi ke dunia manusia, Seokjin datang ke kamarnya dengan bantuan Namjoon tentunya, karena Jimin melarang siapapun untuk masuk ke dalam kamarnya.

FLASHBACK

Yoongi duduk menatap kaca yang ada di depan meja rias yang ada di kamar Jimin. Rambut Yoongi sudah berubah menjadi grey, sudah bukan blonde lagi seperti dulu, sayapnya juga menjadi abu abu, dan kadang berubah menjadi hitam pekat. Yoongi menatap dirinya sendiri sendu. Yoongi tidak tahu dia harus apa disini, Jimin mengurungnya layaknya burung di sangkar emas. Yoongi menunduk dan menghela nafas, lalu kembali memandang cermin lagi dan disana ada Seokjin tepat di belakangnya. Yoongi segera membalikkan badannya menatap Seokjin

"Seokjin hyung" kata Yoongi dengan senyum manisnya. Seokjin balas tersenyum

"well, welcome to the hell Yoongi" kata Jin. Yoongi sedikit menunduk.

"Sebenarnya, aku tidak bisa masuk ke dalam sini karena Jimin menyegel kamarnya, tapi aku minta bantuan Namjoon, dan Namjoon membantuku masuk kesini dan menghilangkan hawa keberadaanku agar Jimin tidak tahu kalau aku ada disini" kata Seokjin. Yoongi mengangguk

"aku, apa aku menyusahkan hyung dan Namjoon hyung?" Tanya Yoongi. Seokjin tertawa

"Kau sebenarnya tidak menyusahkan, Yoongi-ya, tapi ada satu hal yang membuat Namjoon khawathir." Kata Seokjin. Yoongi memandang Seokjin penasaran.

"Kau harus menyatu dengan Jimin" kata Seokjin. Yoongi memandang Seokjin bingung

"Menyatu?" Tanya Yoongi. Seokjin mengangguk

"ya, kau tahu kan maksudku. Menyatu. Harusnya Jimin melakukan itu segera mungkin. Namjoon bilang, dirimu masih berada di antara Malaikat dan juga Iblis. Jika kalian tidak bersatu, kau kana terus seperti ini, kau akan semakin lemah dan mau tidak mau kau harus pergi dan menjadi manusia, dan pastinya, Jimin juga tidak akan mau itu terjadi. Bisa saja Jimin menjadi manusia walaupun itu dia harus tersiksa lebih dahulu. Dan jalan satu satunya adalah, kau berubah menjadi Iblis seutuhnya dengan cara menyatu dengan Jimin, lalu kau akan berubah menjadi iblis seutuhnya, tidak menjadi manusia, Jimin juga tidak menjadi stress dan Namjoon juga tidak kehilangan iblis kesayangannya" kata Seokjin. Yoongi memandang Seokjin sendu.

"maafkan aku hyung. Aku merepotkan dirimu dan juga Namjoon hyung" kata Yoongi sambil menunduk

"haah, aku sebenarnya bingung. Kau juga masih melakukan kejahatan secara tidak langsung. Kau seperti menggantungkan Jimin. Aku tahu kau sudah membalas perasaan Jimin, tapi kau tidak pernah mengatakan kau menyukainya juga bukan? Mungkin ituyang Jimin ragukan, dia menahan hasratnya. Aku rasa dia masih punya rasa kasihan kepadamu." Kata Seokjin. Yoongi tertunduk termenung

"Itu semua terserah padamu sebenarnya" kata Seokjin. Seokjin memegang pundak Yoongi dan menatap ke dalammata Yoongi.

"Bukannya kau juga sudah menggantungkan hidupmu pada Jimin hm Min Yoongi? Bukannya kau bilang kau tidak punya siapa siapa lagi selain Jimin? Dan Jimin sepertinya tidak berniat membuangmu, mengapa kau tidak membalas ke baikan Jimin itu dengan keinginan terbesar Jimin" kata SeokJin. Lalu mengusap kepala Yoongi dan berdiri.

"Baiklah aku rasa aku harus segera pergi sebelum Jimin kembali" kata SeokJin.

"Sampai Jumpa lagi Yoongi" kata Seokjin lalu Seokjin menghilang. Yoongi menunduk menatap lantai kamar Jimin.

FLASHBACK END

.

.

.

Jimin memasuki kamarnya dan menemukan Yoongi memandang jendela kamarnya.

"Kau mau makan?" Tanya Jimin. Yoongi kaget dan menengok kearah Jimin

"Kau baru kembali" kata Yoongi. Jimin mengulang lagi pertanyaannya

"Kau mau makan?" kata Jimin. Yoongi mengangguk. Lalu Jimin menggenggam tangan Yoongi dan mengajak Yoongi keluar kamarnya. Yoongi sedikit terkejut melihat Jimin mengajaknya keluar. Yoongi mengamati sekeliling, ini seperti sebuah mansion atau mungkin istana. Interiornya seperti istana istana Yunani dan romawi jaman dahulu, dan ornamenny atentu saja berwarna merah dan hitam, hanya dua warna. Yoongi sedikit bosan melihatnya.

"Apa ini benar benar di neraka?" Tanya Yoongi. Jimin tertawa kecil

"Kau pernah datang ke tempat petinggi surga dan sudah kubilang itu sama bukan?" kata Jimin. Yoongi mengangguk lucu. Yoongi melihat ke bawah dan disana ada sebuah aliran seperti lava dan ada tengkorak di dalamnya. Yoongi bergidik

"Itu tempat dimana kami meluluhlantahkan orang" kata Jimin. Yoongi mengangguk lucu lagi mendengarnya. Lalu di seberang sisi lainnya, Yoongi melihat ada mayat hidup ataupun tengkorak yang berjalan. Yoongi bergedik

"Biasakanlah, kau akan sering melihatnya" kata Jimin. Yoongi mengangguk lucu lagi. Lalu mereka sampai di pintu di sisi kiri, Jimin membuka pintu tersebut dan disana ada sebuah meja makan panjang yang sudah diisi dengan berbagai macam makanan, dan di kursi yang telah di sediakan, banyak makhluk makhluk aneh yang makan disana, lalu ada juga wujud seperti manusia layaknya iblis seperti Jimin, lalu ada iblis lain yang berwujud aneh, Yoongi mengikuti Jimin, karena gandengan Jimin juga tepatnya, melewati para makhluk makhluk penghuni neraka disana. Mereka menuju ujung lain meja yang cukup jauh. Disana Yoongi bisa lihat ada Seokjin, Taehyung, Jungkook dan juga Yoongi pikir itu Namjoon, sedang duduk menikmati makanan mereka. Saat sampai disana, Seokjin dan Taehyung tersenyum pada Yoongi. Yoongi balas tersenyum canggung

"Apa ini Yoongi yang taetae bilang?" Tanya Jungkook pada Taehyung. Taehyung mengangguk. Jungkook tersenyum ceria, Yoongi tahu Jungkook sudah berubah menjadi iblis, tapi rupa menggemaskannya tidak berubah.

"Hallo Yoongi hyung, Aku Jungkook, taetae bilang hyung sebelumnya angel yang memeberiku mimpi indah ketika aku menjadi manusia" kata Jungkook. Yoongi mengangguk sedikit dan tersenyum melihat Jungkook. Lalu Yoongi duduk di kursi yang di sediakan tepat di sebelah Jimin. Setelah Yoongi duduk, ada iblis wanita dengan pakaian sexy seperti pakaian maid, menyediakan makanan di hadapannya. Yoongi melihat berbagai makanan yang disediakan.

"Sudah tidak mau mengurung kesayanganmu lagi" kata Taehyung sambil menyeringai menatap Jimin. Jimin memandang Taehyung tajam

"aku tidak mau ada keributan" kata Namjoon dengan suara beratnya. Jimin dan Taehyung melanjutkan makannya seolah tidak terjadi apa apa sebelumnya. Yoongi hanya mengamati sekitarnya. Lalu Yoongi mulai makan ketika melihat Seokjin yang memberinya kode untuk makan.

'tidak buruk' batin Yoongi ketika mencoba makanan disana.

.

.

.

.

"taetae apa kookie dan seokjin hyung boleh mengobrol dengan Yoongi hyung?" Tanya Jungkook setelah makan mereka selesai. Taehyung mengelus kepala Jungkook.

"Kau harus menanyakannya kepada pemiliknya sayang" kata Taehyung. Jungkook mengangguk

"Jimin hyu-" kata kata Jungkookterpotong

"Tidak boleh. Kami permisi dulu" kata Jimin sambil menggandeng tangan Yoongi dan keluar darisana. Jungkook mengerucutkan bibirnya sedangkan Seokjin mendengus.

.

.

.

.

Yoongi duduk di ranjangnya dengan bersandar pada kepala ranjang. Jimin tiduran di sampingnya dan memejamkan mata.

"jimin" panggil Yoongi. Jimin hanya bergumam

"jimin, apakah setelah kau mengubahku, kau juga mengubah malai-" kata kata Yoongi terpotong lagi oleh Jimin

"Tidak. Aku tidak mengubah siapapun" kata Jimin. Yoongi mengangguk lucu.

"Jimin, apa kau akan meninggalkanku?" Tanya Yoongi. Jimin membuka matanya dan menundukkan dirinya menghadap Yoongi

"kenapa kau berbicara seperti itu" kata Jimin menatap Yoongi tajam

"a-aku, eum, aku pikir mungkin kau nanti akan bosan denganku. E-eum lalu kau akan mencari malaikat lain untuk kau jadikan fallen angelmu atau kau akan mencari iblis lain , lalu kau akan memberikanmu pada – eump" Kata kata Yoongi terpotong dengan ciuman Jimin, Jimin mencium Yoongi dengan beringas. Yoongi hanya mampu menerima ciuman Jimin. Namun, di dalam diri Yoongi, ada sebuah hasrat untuk membalas ciuman Jimin.

Tidak berapa lama, saat Jimin akan melepaskan ciumannya, Yoongi merasa tidak rela dan membalas ciuman Jimin, dan Jimin tidak jadi melepas ciumannya. Jimin mencium Yoongi lebih brutal lagi, lalu menggigit bibir Yoongi memberi isyarat untuk membuka mulutnya, Yoongi membuka mulutnya dan mereka saling membelitkan lidah mereka, menukar saliva mereka, Lidah Jimin juga mengeksporasi mulut Yoongi. Tangan Jimin juga membuka pakaian Yoongi, mengelus perut rata Yoongi, mengusap dan memilin nipple Yoongi. Membuat lenguhan tertahan dari bibir mungil Yoongi. Jimin memutus ciumannya, lalu, menciumi seluruh wajah Yoongi, dan seluruh tubuh Yoongi, menjilat nipple menggoda Yoongi, membuat yoongi melenguh dan menjambak rambut Jimin

"J-Jimin sshh aahh" desah Yoongi,

Jimin menyeringai, melihat bagaimana Yoongi terpejam, mendongak dan melampiaskan kenikmatannya dengan desahannya dan juga remasannya pada rambut Jimin. Jimin membuka celana Yoongi sehingga Yoongi sudah telanjang sepenuhnya masih sambil terus memberikan tanda merah keunguan pada seluruh tubuh mulus Yoongi. Jimin mengelus penis Yoongi, memuat Yoongi menguatkan jambakannya pada rambut Jimin.

"nghh aahh Jimin ahhh" desah Yoongi lagi menikmati semua sentuhan Jimin.

Jimin menyeringai melihat Yoongi. Jimin menghentikan semua sentuhannya pada Yoongi dan membuka semua pakaiannya lalu menindih Yoongi, mengungkung tubuh mungil Yoongi di bawahnya, dan menatap lurus mata hitam Yoongi.

"J-Jimin" lirih Yoongi. Baru saja Yoongi akan berbicara lagi, jiin mendekatkan kepalanya dan berbisik

"aku mencintaimu Min Yoongi, kau milikku,hanya milik Park Jimin" lirih Jimin di telinga Yoongi lalu menciumi leher Yoongi membuat Yoongi melenguh. Yoongi menjauhkan kepala Jimin darinya dan menatap dalam mata merah Jimin.

"jimin apa, kau tidak akan meinggalkanku setelah ini?" Tanya yoongi, Jimin tertawa mendengarnya. Lalu memandang lurus mata hitam Yoongi

"aku sudah bilang aku mencintaimu Min Yoongi , dan kau adalah milikku, seutuhnya milikku, dan jika kau juga masih ingin mendengar pengakuan yang kau inginkan, maka, aku tidak akan meninggalkanmu Min Yoongi, aku tidak akan pergi darimu, dankau juga tidak akan pergi dariku" kata Jimin mutlak. Yoongi tersenyum dan airmata keluar dari mata Yoongi.

"a-aku, aku juga mencintaimu Jimin, jangan tinggalkan aku" kata Yoongi. Jimin tersenyum, mengusap airmata Yoongi dan mencium Yoongi yang langsung dibalas oleh Yoongi. Mereka saling berciuman tanpa tempo, ciuman mereka liar dengan saliva yang sedikit mengalir. Yoongi mengalungkan tangannya pada leher Jimin, dan menarik tengkuk Jimin agar ciuman mereka makin dalam.

Jimin melepaskan ciumannya dan menatap dalam mata Yoongi dan menciumi seluruh badan Yoongi, lalu membuat tanda ungu kemerahan lagi di tubuh Yoongi bahkan hingga paha dalam Yoongi, Yoongi hanya bisa melenguh menerima perlakuan Jimin

"Nghh aah Jimin" lenguh Yoongi. Jimin memainkan penis mungil Yoongi, meremasnya , mengocoknya memberikan kenikmatan pada Yoongi. Yoongi melenguh dan mendesah merasakan kenikmatan yang diberikan Jimin.

"Sshsshh aahh Jimin jimin jim-akhhmin" desah Yoongi, Jimin tersenyum dalam kulumannya mendengar Yoongi menikmati sentuhannya. Jimin terus memanjakan penis mungil Yoongi membuat Yoongi mendesah dan melenguh sepanjang aktivitas mereka, hingga

"Jimin akhh a-aku akhh jimin ssh aaahh" desah Yoongi di saat penisnya berkedut kedut ingin menyemburkan cairannya, Jimin yang paham segera mempercepat rangsangannya pada penis Yoongi hingga Yoongi mendesah dan mengeluarkan cairannya.

"JIMINNNN AAAAHHH" teriak Yoongi ketika klimaks. Jimin dengan suka hati menelan cairan milik Yoongi dan melumuri sedikit pada penisnya yang juag sudah mengeluarkan precum. Jimin mencium Yoongi dan membagi cairan Yoongi pada pemiliknya, Yoongi dengan suka rela meminumnya walaupun dengan menyerengit merasakan spermanya. Lalu jimin melepaskan ciumannya.

"Sebenarnya aku ingin melakukannya dengan banyak foreplay karena ini adalah pertama bagimu, tapi aku benar benar sudah tidak tahan Yoongi" Kata Jimin. Yoongi mengangguk

"tidak apa apa Jimin, aku akan menahannya" kata Yoongi. Yoongi memeluk leher Jimin dan menenggelamkan wajahnya pada bahu Jimin. Jimin mengocok penis nya dan megarahkannya pada hole Yoongi dan memasukannya dalam sekali hentak

"AAKKKKHHHH" jerit Yoongi ketika merasa holenya dirobek oleh penis Jimin

"Jimin jimin jimin" lirih Yoongi, Jimin menciumi seluruh leher dan tengkuk Yoongi menenangkan Yoongi. Setelah dirasa cukup, Jimin menggerakkan penisnya di dalam hole Yoongi dengan kasar.

"Aakkh Jimin aaahhh sshhh Jimin" desah Yoongi menikmati gerakan Jimin. Jimin semakin bernafsu mendengar desahan Yoongi dan semakin beringas menggerakkan penisnya di dalam hole Yoongi, dan membuat badan Yoongi terhentak hentak. Jimin mengungkung Yoongi dengan masih menggenjot hole Yoongi, sedangkan Yoongi menarik tengkuk Jimin dan mencium Jiminmelampiaskan kenikamtannya dimana ciumannya diselingi dengan desahan tertahannya. Jimin semakin beringas menggenjot hole Yoongi ketika hole Yoongi menjepit penisnya kuat

"Ah fuck Yoongi kau begitu sempit sayang" kata Jimin, terpejam merasakan jepitan hole Yoongi. Yoongi menggelengkan kepalanya merasakan kenikmatan dari penis Jimin yang membobol holenya.

"jimin jimin jimin aakkh terus jimin ssshh aaahhh fast please" kata Yoongi, Yoongi memandang mata merah milik Jimin begitu juga sebaliknya, dan Jimin bisa lihat mata Yoongi mulai berpendar merah, Jimin menyeringai di sela genjotannya melihat perubahan pada mata Yoongi

"Kau milikku Yoongi akhh fuck ssshh kau milikku Yoongi, milikku seorang ssshh fuck fuck" kata Jimin, Yoongi memejamkan matanya menikmati bagaimana hentakan penis Jimin menusuk sweetspotnya hingga membuatnya merasakan kenikmatan.

"j-jimin ngaah aaahh a-aku nghh akuuu" desah Yoongi ketika rasanya klimaksnya akan datang. Jimin tersenyum dan menambah hentakannya pada hole Yoongi

"Come babe," kata Jimin menyeringai melihat bagaimana Yoongi menikmati pekerjaannya.

"nghh aaahhh jimin aku, akuuu aaakkhh JIMIN AAAAAAAHHHHHH" akhirnya Yoongi pun sampai, cairannya membasahi perut berabs jimin dan juga perutnya. Jimin terus menggenjot hole Yoongi membuat Yoongi merasa di awang awang. Hingga beberapa lama, Jimin juga ikut sampai dan menyemprotkan cairannya di dalam hole Yoongi.

"SSSHH AAKKHH FUCK YOONGI!" katanya saat cairannya memenuhi hole Yoongi. Yoongi memejamkan matanya merasakan holenya penuh dengan penis Jimin dan juga cairan Jimin.

Jimin memejamkan matanya menikmati klimaksnya. Lalu membuka matanya melihat Yoongi terengah engah. Jimin mencium kening Yoongi. Lalu menatap mata Yoongi yang tahu tahu sudah berubah menjadi merah seperti matanya, dan rambut Yoongi yang berubah menjadi dark blue.

"Sebenarnya aku masih mau melakukannya tapi karena ini pengalaman pertamamu, cukup sampai ini saja" kata Jimin melihat Yoongi terengah engah

"maafkan aku Jimin" kata Yoongi sedih. Jimin tertawa

"Tidak apa apa Yoongi, tapi lain kali, aku ingin beronde ronde bersamamu" kata Jimin. Yoongi mengangguk. Jimin tersenyum dan mencium kening Yoongi lalu memeluknya

"Lebih baik kita tidur, dan biarkan 'dia' berada di dalammu" kata Jimin. Yoongi mengangguk lalu menyamankan dirinya pada pelukan Jimin.

.

.

.

.

Namjoon, Jungkook, Seokjin dan juga Taehyung berkumpul di ruangan Namjoon

"Mereka sudah melakukannya kan Namjoonie?" kata Seokjin. Namjoon mengangguk. Seokjin tersenyum senang lalu berpelukan dengan Jungkook.

"yeey akhirnya Yoongi hyung sudah menjadi iblis sepenuhnya" kata Jungkook. Jin mengangguk mendengarnya. Taehyung dan Namjoon hanya geleng geleng melihat tingkah kekasih mereka

"Semoga Jimin hyung jadi tidak suka marah marah lagi" kata Jungkook polos. Sedangkan tiga orang disana tertawa mendengarnya.

.

.

.

END

.

.

.

A/N: Hallo? Hehe, entah kenapa aku kepikiran buat sequelnya. DAN APA INIIIIIII… ADA NC NYA! Aku udah lama ga nulis NC, dan ini NC nya udah aku halus halusin, tadinya mau aku bikin lebih frontal lagi hehe tapi gajadi,…

Maafkan segala ke typoan disini ya *bow*