.

-Vanilla-

.

Jimin merasakan kedua tanganya disentuh suga. ia mengepalkan kedua tanganya menyatu, berikutnya sesuatu melingkari dua tangan Jimin, itu dasi yang suga tunjukan tadi. Jimin merasakan kaosnnya terangkat keatas. Suga mendorong tubuhnya jatuh ke atas kasur, membuat Jimin berbaring dengan tangan terlentang.

Suga melepaskan celana dan celana dalam Jimin. Berikutnya Jimin merasakan sesuatu yang dingin menyentuh kejantananya. Jimin mencium aroma Musk. Itu Lotion milik suga. "Ahnnn Hyuungghhh~!" Jimin mendesah begitu ia merasakan suga menyentuh kejantanannya, dan mulai bermain-main dengan miliknya. Yoongi sesekali menjilat dan mencium kejantanan Jimin gemas. Yoongi suka bagaimana Jimin memangginya Hyung dengan manis. Belum Jimin mencapai klimaks Suga berhenti membuat Jimin terengah-engah merasa kecewa. Suga melumat mulut Jimin yang terbuka lalu mengundang lidah Jimin untuk bermain-main dengannya. Suga menarik Jimin agar terduduk. Sebuah kecupan ringan Jimin rasakan sebelum sesuatu yang kenyal menyentuh dan menekan bibirnya untuk mencoba masuk. Jimin faham itu apa. ia hanya membuka mulutnya, mempersilahkan junior millik Min Suga masuk ke dalam mulutnya.

Junior suga tak terlalu besar tapi tidak juga kecil. Ia hanya berukuran beberapa senti lebih panjang dari milik Jimin. Milik suga sangat memiliki diameter yang pas didalam mulut Jimin, sehingga Jimin tak terlalu kesusahan membuka mulutnya. Kedua tangan Jimin yang terikat ia angkat untuk menyentuh kejantanan suga untuk mengocoknya sambil sesekali ia memberi jilatan. Jimin mengulumnya memasukan milik suga jauh ke dalam tenggorokannya, mencoba memasukan selurungya, namun tak bisa. Jimin tak berhenti mencoba. Membuat Suga merasa bangga dengan usaha Jimin.

"Good boy!" Suga mengerang nikmat dengan servis yang diberikan Jimin.

kali ini, Jimin memaju mudurkan kepalanya. Memanjakan sang pemiliknya. Sampai milik suga terasa mengendut dan tangan suga mencengram rambutnya kuat dan suga bergerak memaju mundurkan pinggangnya ke mulut Jimin dengan cepat. Suga akan mencapai klimaks. Nafas Jimin tercekat saat Suga mendorong miliknya masuk semua ke dalam mulut Jimin. Jimin bisa merasakan bibirnya menyentuh bulu dan kulit suga, merasakan sesuatu masuk ke dalam tenggorokannya. Ia ingin muntah namun tak bisa karena mulutnya tersumpal milik suga. "Telan itu!" perintah suga. Jimin merasakan cairan masuk melalui tenggorokannya, Jimin mencoba menelannya semampu ia bisa.

Satu dorongan lebih dalam sebelum Suga menarik miliknya yang membuat Jimin tersenggal mencoba meraup seluruh oksigen yang ia bisa ia ambil, kemudian ia terbatuk. Mulut Jimin terbuka, ia terenah-engah. Cairan kental berwarna putih itu keluar dari mulut Jimin dan meluncur ke dagunya. Seperti eskrim Vanilla yang Jimin makan tadi. Itu sangat panas dimata Yoongi. Membuatnya kembali tegak.

"Anak pintar!" bisik suga ditelinga Jimin. Ia bisa merasakan senyuman suga dan Jimin ingin mencium bibir hyungnya.

Jimin menjilat sisa sperma yang ada di bibirnya dan mencari bibir Suga. Melihat reaksi Jimin, Suga tersenyum dan menghindar. Selintas fikiran kotor suga muncul. "Aku selalu memperlakukanmu dengan lembut diranjang! Besok libur, jadi tak ada salahnya aku membuatmu tak bisa berjalan seperti Tae dan Jin Hyung setiap mereka habis bercinta. Bagaimana menurutmu?!"

Jimin memang ingin hard sex seperti yang biasa hyung dan saengnya lakukan tapi entah kenapa sekarang dia takut. "Jangan sakiti aku Hyung!" pinta Jiimin lirih. Suga menangkap rasa takut dari nada Jimin.

"Aku akan menyiksamu dengan kenikmatan Jimin! Kau akan memohon untuk tak berhenti nanti." Jelasnya menatap Jimin yang memasang tak faham. Suga tersenyum, Jimin terlihat polos dimatanya.

Suga melumat dan menggigit bibir Jimin gemas. "Menungging Jimin!" bisik Suga dan Langsung membuat Jimin menurutinya.

Plak! Suga menampar pantat kenyal Jimin dengan keras. "Ahm! Hyuungg!" Jimin terdengar memohon. "Appo~!"

Suga memasang Kondom dan melumuri lubang Jimin dengan Lube. Suga tanpa penetrasi mendesak masuk lubang Jimin dengan paksa.

"Hyuu~ng! A-Appo!" Jimin terbata, menahan nafas. Merasakan sesuatu yang keras sedang memasukinya paksa. SLEB! "Ha!" Jimin tercekat begitu Suga Berhasil masuk. meski bukan yang pertama namun jika holenya dimasuki paksa seperti itu tentu saja tetap terasa sakit. Namun sakit yang memiliki rasa nikmat didalamnya. Suga mendorong terus samapai kejantanannya masuk semua. Kejantanan Suga yang cukup panjang, berhasil mengenai Sweetpot Jimin. Ketika Jimin berteriah mendesah, Suga langsung bergerak cepat dan intens.

Seolah ukuran suga memang dirancang tuhan untuknya. Sangat pas, dan nikmat. Jimin tak mampu lagi mengerang, ia diam merasakan bagaimana hyungnya bermain sangat dalam, membuat otaknya beku. Ia tak mampu berfikir apapun hanya ada kenikmatan, hanya ada rasa itu yang membuat Jimin tenggelam. Tiba-tiba saat suga berhenti. Ia merasa tubuhnya ditarik menuju permukaan, membuatnya terengah dan meraup udara sebanyak-banyaknya. Jimin mengambil oksigen dengan rakus seolah ia tak bisa mendapatkannya lagi. Jimin merasa pusing dalam kegelapan. Ia kehilangan, rasa nikmat itu. Jimin terbaring tengkurab. Tak mampu menahan tubuhnya lagi.

"Rasakan itu Park Jimin!" runtuk Suga puas melihat Jiminnya kelelahan menerima intensitas yang ia beri.

Jimin lelah. Belum sempat ia sadar dengan apa yang terjadi, Suga kembali bergerak sangat cepat. "ARGHHHHHH! Hyuuungggg!"Jimin berteriak. Merasakan hentakan cepat yang dilakukan suga. adrenalinnya terpacu, ia ingin keluar tetapi Suga berhenti lagi, tak bergerak didalam tubuh Jimin. Membuat Jimin putus asa. "Hyunghhh! Aku mohon." Jimin memohon begitu saja, ia sungguh berada dipuncak tadi, bagaimana Suga menariknya lagi, membuat Jimin sangat frustasi menginginkan Suga lebih.

Suga tersenyum, permohonan Jimin adalah kenikmatan tersendiri bagi Suga. Suga bergerak ringan namun intens membuat Jimin mendesah halus. "Ohhh Hyuunggg, ini gila!" ucapnya tak tahan dengan gaya seductif suga. Jimin mulai menitikan air mata. Jimin menangis karena ia merasa sangat ingin diperlakukan lebih keras. Jimin ingin lebih tapi Suga selalu berhenti disaat ia hampir mencapai puncaknya, itu sangat menyiksa.

"Aku tau sayang!" Jimin mengecup punggung Jimin dan kembali menaikan tempo gerakannya. Membuat Jimin kembali tenggelam. "Jangan berhenti, Aku Mohon!" pintanya sembari menahan nafas menerima semua kenikmatan itu. Tangan Jimin mengepal meremas seprai kuat. "Aku Mohon Hyung! Jangan berhentiii!" pintanya memohon. Suga benar-benar Tak berhenti dengan intensitas yang tak mampu Jimin terima. Jimin kembali berteriak.

"Aaaaaahhhh Hyuuunggg~!"

PLAK! satu tamparan keras tamparan suga pada pantat kenyal Jimin mengakhiri gerakan suga. Suga kelur bersama Jimin. Mereka sama-sama mencapai klimaks. "F*ck!" Suga terengah-engah merasa puas. Berbeda dengan Jimin yang kejang. Jimin merasa sekarat dalam kenikmatan seductif yang suga berikan. Jimin menjambak rambutnya pusing. Jimin menangis merasakan frustasi, putus asa dan nikmat bersamaan.

"Oh Hyunggg!" Jimin lelah. Sangat lelah.

"Aku tau Chim! Aku tau!" serunya menanggapi ucapan Jimin. Suga tau kenikmatan yang Jimin rasakan. intensitas yang bisa membuatmu terasa mati dalam kenikmatan. Suga membalik tubuh Jimin dan mencoba memasukinya lagi.

"Kumohon Hyung! Jangan berhenti!" Jimin memohon dalam tangisnya. "Ini benar-benar Gila!" Jimin menjambak rambutnya sendiri merasa frustasi dengan hentakan Suga yang seolah mempermainkannya.

"Hyuuunggg~! Just F*ck me hard!"

Permintaan Jimin yang tak bisa ia kabulkan. Seductif tanpa membuat Jimin memohon dan menangis putus asa dalam gairah yang sangat intens, itu sama saja memakan es krim tanpa rasa apapun. akan menjadi hambar.

.

-Vanilla-

.

Jin sedang menyiapkan bahan untuk membuat omurice. Jin melihat Hoseok menatap Jungkook dengan tatapan membunuh. Tae terlihat lemas dalam pelukan Hoseok, sedangkan Jungkook memutar kepalanya menatap keluar jendela, tak menyadari kesalahannya. Hubungan rumit mereka bertiga, diamana Hoseok mau berbagi Tae dengan si Maknae. Jin tak mengerti bagaimana, tapi itu terjadi begitu saja.

"Berhentilah marah pada Kookie, Hyung!" ucap Tae dalam pelukan Hoseok

Hoseok menatap Tae tak percaya "bagaimana kau membelanya setelah dia membuatmu begini?!"

"Aku milikmu hari ini! Kau bisa meniduriku sepuasmu."

Hoseok menghela nafas. "Bagaimana bisa aku tega menidurimu dengan kondisi seperti ini huh? Kau fikir aku setega itu?. Jungkook demi Tuhan! Aku tau libidomu, tapi berhentilah jadi egois dan fikirkan Tae."

Jungkook menunduk, terlihat menyesal. "Mianhae Hyung"

Jin menghela nafas. Maknaenya baru dewasa. Ia memang sering bertindak semaunya tanpa berfikir. Mata Jin melihat Rapmon keluar kamar sambil mengelap rambut basahnya dengan handuk. Rapmon tersenyum begitu melihat Jin, membuat Jin tersenyum membalasnya.

"Kookie bantu eommamu! Bawakan makanan kemari dan cuci piring semuanya setelahnya. Kau harus mematuhi seluruh perintah hyungmu hari ini. Itu hukumanmu!" tegas Namjoon membuat Jungkook berjalan ke dapur tanpa fikir panjang. Rapmon duduk disebelah Hoseok yang masih memeluk Tae yang tertidur nyaman dalam dekapan hangat Jung Hoseok. Rapmon tersenyum melihat kehangatan hati Hoseok yang mencintai Tae dengan begitu tulus.

Jimin berjalan gontai menuju meja makan. Ia duduk dan bersandar tiduran di meja makan. Matanya sembab seperti habis menangis. Hoseok yang melihatnya jadi khawatir.

"Jimin~ah! Gwenchana?"

Jimin hanya mengangguk. ia terlalu lelah dan lapar, tak sanggup untuk menjawab pertanyaan hyungnya.

Lain halnya Jimin yang terlihat lesu, pria berambut mint itu justru terlihat dalam suasana hati yang secerah mentari. "Good Morning every body!" sapaan Suga yang ceria membuat semua member menatapnya heran kecuali Jimin. Hoseok dan Rapmon menatap Suga yang tersenyum dengan tatapan aneh. Mereka kembali melihat Jimin yang terlihat sehabis menangis. Suga duduk disamping Jimin dan mengecup kepalanya. Merasa kepalanya dicium, Jimin menoleh menatap Suga, Jimin bersandar manja pada dada Suga dan kembali memejamkan mata.

"Ada apa dengan kalian!?" tanya sang leader heran, yang hanya dijawab senyum manis Suga.

Makanan datang ke meja dengan disambut bahagia. Kecuali V dan Jimin yang tertidur lemas. Hoseok membangunkan V dan menyuapinya. Jimin bangun setelah dibangunkan Suga dan makan dengan baik.

"Jimin kau habis menagis?" tanya Jin khawatir.

Jimin mengangguk menunduk malu "iya!".

"Apa yang terjadi?!" Tanya Jin lagi. Sungguh Jimin orang yang terbuka dan mendapati Jimin menangis tanpa memberitahu masalahnya pada seluruh member itu membuat Jin Khawatir.

"Sudahlah! Makan saja!" tegur Suga pada Jin.

Hoseok melirik Suga "Apa ini gara-gara kau?!". Hoseok menatap Suga penuh selidik.

"Secara teknis ya! Tapi,,"

"Tapi apa?! Kau tak mau mengakiu kesalahanmu?" Jin mulai terlihat marah.

"Eoma! Suga Hyung tak membuat kesalahan apapun padaku!" sela Jimin membela.

"Lalu kenapa kau menangis!?" Rapmon bertanya penuh kasih.

Suga tersenyum-senyum sendiri membuat member lain heran. Jimin menunduk malu. "Bagaimana aku menjelaskannya?!" tanya Jimin pada dirinya sendiri, ia bingung.

Suga tersenyum Geje lagi. Ia berhenti makan dan menatap member lain yang menatapnya penuh tanya. "Jimin menangis karena tak bisa menerima semua kenikmatan yang aku berikan.,,," Suga melirik Jimin dan melihat pipi dan kuping Jimin yang merah ",,,Aku bermain sangat Intens semalam!" Suga memberi penjelasan sangat jelas disana. Jimin memukul lengan suga tersenyum malu. Sedangkan member lain mencibir pasanyan Yoonmin.

"Mau makan Ice cream Vanilla lagi?" Suga berbisik, bertanya ambigu.

Jimin menggeleng-geleng menunduk tersipu, ia memukul lengan suga lagi "Hajimayo~"

Pipinya merah karena malu, membuat Jimin semakin terlihat lebih manis dimata Suga. Jimin tau maksud Suga. buakn Ice cream Vanilla yang biasa Jimin makan dari lemari es. Tapi, ice crem Vanilla lembut dan dingin milik kekasihnya. Jiimin tersenyum memikirkan kedua Ice Cream yang ia sukai dan akan selalu ia sukai.

Jin tersenyum melihat perkembangan hubungan mereka yang maju beberapa langkah melewati hubungan segitiga aneh milik J-Hope, V, dan maknaenya.

.

.

.

THE END

.

Ini benar-benar menyiksa. Aku tau ini tak memuaskan tapi aku menulis semampuku. Jika suka maka klik Favorite dan Jika tak keberatan review juga. he he