OUR WEDDING

Kaihun version

By : Ichizuki Takumi

Pairing : Kaihun

Disclaimer: EXO milik Tuhan, orang tua, dan agensinya. Saya hanya meminjamnya sebagai karakter tokoh saja.

Rated : T

Genre : Romance, Comedy

WARNING: YAOI, UKE!SEHUN

Happy reading~

.

Sehun menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri untuk menemukan orang yang dia cari. Ya, dia sedang mencari suaminya di kantin kantor keluarga Kim. Kantor keluarga Oh yang hanya berjarak lima menit jalan kaki tidak menyulitkan Sehun untuk menemui suaminya.

Sehun memicing tajam pada pengunjung yang duduk di meja dekat jendela. Mereka terlihat serasi jika seseorang belum mengetahui kalau sang pria sudah bersuami.

Dengan langkah mantap Sehun menghampiri meja tersebut.

"Jadi ini yang dilakukan Tuan muda Kim di kantor? Apakah hanya aku yang bekerja keras?"

"Ini jam istirahat kalau kau tau."

"Istirahat selesai lima menit yang lalu. Itu pun kalau kau sengaja tidak melihat jam."

"Kau menuduhku?"

"Menurutmu apa yang kulihat?" lawan Sehun dengan pembawaan yang tenang namun terkesan mengejek.

"Penglihatanmu cukup buruk."

"Kau menghinaku hanya karena aku pakai kacamata?"

"Bukan itu yang kumaksud. Pabo," Jongin menyeringai melihat kebodohan suaminya.

"Sialan," Sehun menggeram kesal karena ejekan suaminya. "Kalau begitu jelaskan apa yang kulihat."

"Itu, mianhae, sepertinya aku harus pergi," wanita yang sedari tadi terabaikan akhirnya membuka suara.

"Diam," ucap Jongin dan Sehun kompak. Membuat wanita yang berancang-ancang untuk lari harus mengurungkan niatnya.

Sehun kembali menatap suaminya dengan pandangan sengit. Tubuhnya seolah tidak merasa lelah karena sedari tadi dia hanya berdiri di tempat yang sama.

"Ada urusan apa kau disini?"

"Ada masalah kecil. Tapi aku butuh bantuanmu."

"Kau bisa menelponku jika kau cukup pintar."

"Dan kehilangan momen romantis ini? Ohh, manis sekali."

"Cukup, kau tau dia sekretarisku."

"Cukup tau. Aku sampai bisa mencium bau bunga bermekaran disekeliling kalian. Indahnya masa muda," sindir Sehun dengan nada yang dibuat-buat.

Jongin ingin menyangkalnya, namun pandangan dari semua pengunjung yang terarah pada mereka, membuatnya harus mengurungkan niat.

"Sudahlah, kita bahas masalah ini di tempat lain," ujar Jongin lelah. "Ayo kita bicarakan di kantorku."

Jongin beranjak dari tempatnya. Dia menyentuh bahu Sehun pelan, memberi isyarat untuk mengikutinya. Namun setelah beberapa langkah berjalan, Sehun tidak juga beranjak dari tempatnya berdiri.

Jongin membalikkan badan agar mendapat akses penuh untuk melihat punggung Sehun. Matanya memicing saat menangkap getaran halus di kedua bahu tegap suaminya.

"Se-" belum menyelesaikan ucapannya, suara lain telah memotongnya terlebih dahulu.

"Jongin..." lirih Sehun. "Kakiku kram..." Sehun menoleh patah-patah dengan wajah mewek, berharap Jongin mau membantunya. Bagaimanapun rasanya sakit sekali. Ini akibat menghentakkan kakinya terlalu keras tadi. Jangan salahkan orang kantoran yang kurang olahraga.

Jongin menghela napas sambil menepuk jidatnya. Kapan orang tua di depannya ini bisa bersikap dewasa.

Sehun memang tua jika tiga puluh dua tahun sudah dikategorikan tua. Lagi pula suaminya hanya berjarak lima tahun dibawahnya. Apa dia termasuk tua? Dia pedofil? Abaikan pemikiran Jongin tentang tua.

"Pabo."

Pada akhirnya Jongin maju untuk membantu melemaskan otot Sehun.

.

.

.

TBC

.

.

Halo semua. Terimakasih sudah membaca lanjutan ceritanya.

Bicara soal kram, kakiku sering kram kalau tidak pemanasan dulu sebelum main bulutangkis. Karena itu cukup masuk akal kalau menghentakkan kaki saja bisa kena kram. Aku juga pernah mengalaminya T.T

Jangan lupa tinggalkan apresiasi kalian di kotak review.

Sampai jumpa di chapter berikutnya.

Semoga saja masih ada waktu luang untuk menulis cerita ini agar aku tidak meninggalkannya bertahun-tahun seperti fanfic sebelumnya. Kuberitahu rahasia, sebenarnya aku sedikit lupa dengan alur cerita ff yang belum selesai itu. Maafkan aku T.T

Mind to review? -^.^-