EAT ME

By. Gusta

Fantasy - Superanatural - Action - Drama - Gore Romnce

Cast: All member BTS.

Always VHope. And V is ultimate uke in my imagination. ^^ Imagine imagine imagine imagine imagine.

Rated: M

.

.

Chapter 1: T.R.A.G.E.D.Y

.

Manusia dianggap sebagai puncak rantai makanan.

Tapi masih ada makhluk yang memburu mereka sebagai makanan.

Mereka disebut…

.

.

.

"Ghoul?"

"Yapp" Hoseok mengangguk. Memberi keyakinan pada sosok laki-laki yang jauh lebih muda dan kini duduk di hadapannya. "Sebagai anak dari kakakku, tentu aku juga menyayangimu. Berhubung kasus ghoul sedang booming baru-baru ini, aku jadi khawatir"

"Maksud om, manusia makan manusia, begitu?"

"Ghoul bukan manusia, Jimin"

Remaja bersurai jingga itu berdecak. "Aku sudah 15 tahun. Tak akan percaya cerita khayal seperti itu. Mau ghoul, vampire, werewolf, semua hanya mitos"

Hoseok mencoba bersabar. Tak perlu tes DNA untuk memastikan bocah ini adalah anak dari saudaranya atau bukan. Secara dengan jelas sifat mereka serupa, keras kepala. Secangkir kopi hangat mungkin dapat menyegarkan pikiran di malam hari yang dingin seperti sekarang.

Namun Jimin sama sekali tidak menyentuh coklat panasnya. Muak barangkali. Tiba-tiba Hoseok, pamannya memberi pesan ingin bertemu di sebuah kedai kopi tadi. Karena Jimin memiliki waktu luang, jadi ia menyetujuinya. Tapi yang ia dapat malah lelucon dari orang tua ke anak. Kisah tidak nyata yang memuakkan.

"Kau tak pernah membaca surat kabar, oeh?" pria dengan usia kira-kira lebih dari 25 tahun itu mengeluarkan sebuah koran dari dalam tas kerjanya. Tertulis 'Lagi-lagi setan (ghoul) memangsa manusia, tragis'. Diikuti cetakan sebuah foto orang tubuh berceceran di bawahnya.

"Yang benar saja?" Jimin masih mengelak. "Cuma pekerjaan orang iseng yang suka membuat sensasi. Atau mungkin saja mereka ingin menaikkan rating dengan mengubah fakta korban pembunuhan menjadi korban ghoul. Om sudah S2, KAN? Logis, pleasee"

Entah kenapa anak jaman sekarang sulit untuk dikasih tau. Hoseok jadi pening sendiri. "Sudah, lupakan soal ghoul. Tapi sebagai keponakannku, kau harus memenuhi satu permintaanku"

Senyum mengembang pada bibir Jimin. "Gitu, dong. Langsung bilang aja nggak perlu cerita aneh-aneh buat basa-basi"

"Mulai besok pulanglah dengan kereta bawah tanah sehabis les-"

"Eh kenapa?" ia terkejut.

"Jalur bawah tanah lebih aman dan ramai untuk anak sekolah-" Lalu Hosoek meminta Jimin untuk mendekat dan membisikkannya sesuatu. "Dan jarang dilalui ghoul"

Disusul tawa keras menggelegar dari bocah 15 tahun itu. "Bilang saja agar aku tidak ikut-ikut temanku masuk ke club malam jika lewat jalur atas khekhe~"

Jika Hoseok adalah mangaka, ia akan menggambar simpang empat pada dahinya sendiri. "Terserah"

"Om tenang saja, aku tidak akan terpengaruh oleh hal-hal tidak menguntungkan seperti itu. Lagian masakan mama lebih menggoda untuk cepat-cepat pulang ke rumah"

"Ohh baguslah. Anggap saja club itu ghoul"

"Siapp!"

.

.

~\ Gusta /~

Pepatah bilang, dengarkan apa kata orang yang lebih tua.

.

.

Surai jingga, kulit pucat, dan lingkaran mata hitam. Dari kejauhan pun kau akan tau jika itu Jimin. Siswa laki-laki paling fenomenal di sekolahannya. Semua penghuni sekolah tau dia, entah kenapa. Ia sangat disenangi banyak orang. Mungkin karena sifat humoris dan sumehnya.

Di perjalanan ia ingat kata om nya. Lantas Jimin tersenyum tipis. Orang tua memang selalu khawatir. Untungnya Jimin anak yang penurut. Ia naik kereta bawah tanah tadi sehabis bertemu dengan Hoseok di kedai kopi. Kini ia melangkah di jalan komplek rumahnya yang sepi. Jelas saja, waktu telah menunjukkan pukul 11 malam. Hal biasa untuk pelajar pulang jam segini. Mengingat menyelesaikan tugas di perpustakaan kota dan les untuk tambahan pelajaran.

Sisi kiri kanan lampu halaman rumah semua telah dinyalakan. Kompak dengan bohlam besar bersinar jingga. Senada dengan warna rambutnya yang mencolok. Ia hampir ingat seluruh pengguni kompleknya. Mengingat Jimin anak yang ramah.

Lama anak itu berjalan. Sampai ia melangkah diantara rumah tanpa penerangan di sisi kiri dan kanannya. Semuanya menjadi gelap. Beberapa lampu halaman ada yang pecah.

Mata Jimin menyipit melihat hal itu. Pintu maupun jendela kaca berlubang abstrak seperti ditabrak sesuatu yang amat brutal dari sana. Rumput halaman kacau, tak separi biasanya. Tiga pasang rumah dalam keadaan janggal.

"Rumah kak Nishiki… paman Shiro… "

Jimin jadi berpikir yang tidak-tidak. Apakah komplek ini baru saja dirampok? Dengan keadaan banyak rumah seperti itu…

Membuat Jimin melangkah cepat menyusuri jalan. Tidak, dia berlari. Sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Seluruh rumah yang dilewatinya bernasib sama. Jendela maupun pintu rusak. Tidak ada lampu malam yang biasa menyala. Keadaan sungguh mencekam. Kumohon jangan. Beberapa meter lagi rumahku-

Sepasang bola matanya membuat penuh. Kaca jendela rumahnya pecah menciptakan lubang lebar yang kiranya dapat dimasuki oleh manusia. Jimin bergegas masuk dari sana. Tidak ada waktu mengambil kunci dari tas untuk membuka pintu.

Rumahnya begitu gelap. Hati-hati Jimin melangkah menggerayangi tembok untuk mencari saklar lampu. Tanpa sengaja kakinya yang berbalut sepatu menginjak sesuatu. Menimbulkan bunyi krek yang lumayan keras. Tepat saat tangannya berhasil meraih sklar lampu.

DEG.

DEG.

DEG.

.

Papa..

Mama…

.

Terlambat.

.

.

.

.

Sirine mobil polisi memekakan telinga. Membangunkan sosok mungil yang tidur di balik selimut tebal dalam sebuah ruangan. Ia menggeliat tak nyaman. Seluruh properti di sekitarnya sangatlah asing. Dan jujur, ini bukanlah kamarnya.

Pintu satu-satunya disana terbuka. Nampaklah sosok Hoseok berpenampilan rapi dengan jas lebar serta koper besar yang dibawanya. Raut wajah yang amat tersiksa. Mata sembab menambah kesedihan. Ia mendekat ke arah sosok Jimin yang baru sadar di atas ranjang. Anak itu menatapnya penuh harap. Mudah diartikan semua ini hanya kebohongan, kan?

"Jimin… "

"Kumohon jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi!" tangisan pecah.

Jimin tak sanggup lagi menyangkal kejadian semalam. Hoseok mendekatinya, merengkuh tubuh mungil itu dalam dekapannya. Mengusap surai jingga keponakannya dengan lembut.

"Kau yakin, ingin mengetahuinya sekarang?" rasanya tak sanggup bagi Hoseok untuk mengeluarkan sebuah fakta dari tragedi ini keluar dari mulutnya.

Kepala dalam dekapannya itu mengangguk.

"Ingat sesuatu yang kita bicarakan semalam?" tidak ada jawaban, Hoseok menganggapnya berkata iya. "Ghoul, kelaparan- memakan seluruh penghuni komplek Onaji. Perumahanmu. Termasuk-"

Jimin menggeleng hebat. "Papa.. Mama… "

Hosoek semakin mengeratkan dekapannya. Ia belum pernah melihat Jimin serapuh ini. Dan tentu saja. Siapa yang tidak hancur kehilangan orang tuanya dalam sekejap? Lagi anak yang amat penurut seperti Jimin. Tak pantas mendapatkan semua ini.

"Tinggalah bersamaku mulai detik ini. Anggap saja aku sebagai ayahmu, apapun yang kau inginkan, Jimin"

.

.

Ghoul?

Iya.

Bagaimana wujudnya?

Sama seperti kita manusia. Hanya saja, mereka mempunyai organ lain yang tidak kita miliki.

Benarkah?

Tentu saja.

Lalu, kenapa mereka tega?

Karena mereka kelaparan.

Kelaparan?

Kau tidak tau? Mereka hanya dapat mencerna nutrisi dari daging manusia. Bagi mereka, makanan yang kita konsumsi selama ini bagaikan sampah.

Apa mereka tidak menyukai daging babi atau yang lainnya?

Sudah kukatakan, mereka hanya makan manusia.

Pembunuh.

Yah begitulah. Aku heran kenapa harus ada makhluk seperti mereka. Hewan buas saja sudah cukup. Malah ditambah dengan adanya mereka.

Lalu, bagaimana caranya membedakan mana yang ghoul dan mana yang manusia? Ku dengar mereka membaur dengan kita.

Aku juga tidak tau persis. Bahkan mereka dapat menyenbunyikan kakugan-

Apa itu?

Mata merahnyaaaa.

Cuma mata merah?

Tidak juga. Kau tau, tubuh mereka sekeras baja katanya. Pisau atau peluru setajam manapun tak akan bisa tembus.

Omong kosong.

Hei! Aku berbicara fakta.

Kau hanya mengarang. Bagaimana kau tau semua ini?

Ayahku adalah seorang penyidik ghoul, CCG.

Pekerjaan macam apa itu?

Membunuh semua ghoul yang ia temui dan memburu bajingan yang baru-baru ini mengacau di distrik kita.

Aku baru dengar. Wah.. Dia pasti hebat. Kau memang harus bangga.

Tentu. Di masa depan aku juga akan sepertinya. Memusnahkan makhluk tak berperasaan itu.

[Tak berperasaan?]

Aku mendukungmu!

Sudahlah, ayo kita ke kantin. Membuktikan apakah kau ghoul atau tidak?

Eh? Mengapa kau berpikir seperti itu?

Ghoul sangat benci dengan makanan manusia. Siapa tau kau muntah nantinya.

Ayo kita buktikan. Siapa tau kau juga ghoul.

HAHAHAHAHA.

.

Merenung. Gadis-gadis tadi menambah buruk mood Jimin. Mereka membahas hal yang membuat pikirannya kacau kembali. Kejadian dua hari yang lalu..

Aaarrgghh. Kenapa mereka berbicara seperti itu?!

Ia memandang langit biru dari jendela kelas. Jimin duduk paling pinggir dekat jendela. Sendirian. Sifat cerianya lenyap sudah. Banyak siswa yang heran. Tapi mereka paham. Mungkin membiarkan anak itu sendirian adalah jalan yang terbaik, menurut mereka. Tapi tak taukah? Jimin mulai merasa kesepian.

Bayang-bayang saat ia tiba di rumah terlintas di benaknya. Dimana seluruh perabotan hancur dan bersimpah darah. Jika kakinya tidak terbalut sepatu, mungkin berbagai pecahan kaca maupun vas akan melukai dirinya. Dan sosok itu…

Berjongkok di atas anak tangga. Sesuatu seperti dua pasang tentakel besar berwarna putih mengelilinginya. Lidah menjulur keluar menjilat bibir bernoda darah. Wajah yang ia lihat dari samping dengan rambut putih terang lumayan panjang tak beraturan. Tubuh bak porselin tak terawat. Dan disela-sela surai putih legam itu, nampak manik merah dari matanya.

Sosok sesungguhnya dari ghoul.

.

.

To be continue.

.

.

A/N: habis dijadiin demigod, alien, sekarang ghoul :D nista sekaleee authornyaaaa

Duhh benar-benar korban Tokyo Ghoyl . lagian Tae juga ngga sengaja cosplay ala ala Kaneki, dugaan saya semakin kuat kalau Tae itu ghoul #ngawur. Dan terciptalah ff ini!

Vhope lagi kah? Atau HopeMin? Ha! NamGi positif deh..

Couple masih dipikirkan. Mungkin yang ada banyak momen momen yang keluar dari pairing karena terlalu berfokus sama jalan ceritanya. Au ah tampang Bangtan model uke cemua.

Readers-nim readers-san readers-sama~ kritik n sarannya~~

Saranin pairing juga boleh.

Arigathouuu~~