Disclaimer © Fujimaki Tadatoshi – KnB (I own my story).

Warning : Miss typos (saya harap tidak ada), OOCness, sedikit gaje, ide pasaran, Yaoi/Boys love dan AU/AR (only for this story). Segala sesuatu yang ada dalam cerita ini hanyalah rekayasa belaka. Jika ada kesamaan dalam bentuk dan hal apa pun, hal itu merupakan suatu ketidaksengajaan. Hope you can enjoy it and happy reading~

.

.

.

Rexa Anne presented

.

A KnB Fanfiction

(Midorima Shintarou X Takao Kazunari)

.

.

.

Kissurprise!

.

.

.

"Shin-chan! Tahu nggak hari ini hari apa?" Takao dengan senyum sejuta euro-nya menyapa Midorima yang sedang menalikan sepatunya di bangku ruang klub siang itu.

Midorima mengeryit sejenak, lalu membetulkan letak kacamatanya sebelum menjawab. "Apa maksudmu, Takao? Tentu saja hari Kamis, nanodayo."

Takao tergelak. "Pfffffttttt ... hahahaha ... Shin-chan, aku nggak tahu apa baut yang ada di otakmu sudah bergeser apa gimana? Ahahaha... tapi—"

BLETAK!

"OOOWWW! Shin-chan! Sakit!"

"Hadiah atas kebodohanmu, nanodayo. Dan kalau kau lupa, akan kuingatkan kalau nilaiku lebih tinggi daripada kau, Takao!"

"BWAHAHAHHAA. Oooops, maaf, Shin-chan! Hahaha, tapi ... astaga, aku tak percaya ini. Masa kau lupa?"

Seandainya mungkin perempat siku yang berkedut di pelipis Midorima terlihat semakin bertambah banyak dan asap imajiner sudah berdesis keras dari telinganya.

"T.A.K.A.O..." desisnya marah.

Seketika Takao berhenti tertawa. "Oh! Shin-chan jangan marah dulu! Aku ada penjelas—AOOOOOWW!"

Benjolan sebesar bola kasti sudah bersarang dan bertumpuk di atas kepala hitam Takao. Takao mengelusinya pelan sambil meringis sakit. Midorima sudah meninggalkan Takao sendirian.

Takao segera mengejar. "Shin-chan!"

"..."

"Shin-chan!"

"..."

"Duh, Shin-chan~! Jangan cepat-cepat dong jalannya! Eeeh!"

Brugh!

Midorima berhenti mendadak membuat Takao tak sempat mengerem larinya, ia pun menubruk punggung tegap Midorima. Midorima berbalik.

"Bisa nggak kau itu tidak berisik seperti ini, nanodayo?"

Cengiran khas Takao pun mengembang. Ditariknya leher kaos latihan Midorima hingga yang bersangkutan merunduk. Midorima mengernyit, lalu siap untuk membentak Takao sebelum—

CUP!

—sebelum kecupan manis mendarat di pipinya yang seketika dirambati kalor panas yang menyepuh rona hingga ke telinga. Mata hijau itu terbelalak. Takao melepaskan kaos Midorima dan kembali menyengir lebar.

"Shin-chan, otanjoubi omedettou! Aku nggak nyangka kau bakalan lupa sama hari ulang tahunmu sendiri. Hahahaha."

"... Baka! Siapa bilang aku lupa? Aku cuma mau fokus sama latihan hari ini, nanodayo," ucapnya sambil memalingkan wajahnya yang merah.

"Ah masa~? Lalu kenapa wajahmu merah begitu, Shin-chan?"

"Be-Berisik! Cepat ke gym! Aku tidak mau diomeli oleh Miyaji-san lagi."

"Ahahaha. Baik, baik. Tidak usah pasang muka seram seperti itu, Shin-chan."

"T.A.K.A.O..." Midorima berhenti dan mendelik tajam pada Takao.

Takao gelagapan. "Ehh? Apa? Aku nggak bilang apa-apa kok, Shin-hmmmmph…."

Giliran Takao yang terperangah. Kaget dengan sensasi basah memabukan di bibirnya serta gelitik lembut helai-helai rambut hijau yang menggesek pipinya. Midorima menjauh beberapa detik kemudian. Menyeringai tipis sebelum membetulkan kacamatanya dan meninggalkan Takao yang masih terpaku di tempat.

"Kalau kubilang jangan berisik, ya jangan berisik, nanodayo!"

.

.

.

End

A/N:

Crosspost dari status FB. Sebenarnya drabble ini dibuat dan di-post sewaktu Midorin ultah tanggal 7 kemarin. Tapi baru sempat dipindahkan di sini (^_^).Semoga bisa menghibur teman-teman. Terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca fic ini. Sampai jumpa lagi (^_^)/

Sign out, Rexa