Title : I Got You

Length : Chaptered

Rate : T

Cast : Lee Jihoon, Kwon Soonyoung, (Min) Lee Yoongi, Park Jimin

Support Cast : Member Seventeen

Pairing : SoonHoon, YoonMin

Warning : YAOI, BL, AU, OOC, Brotheship, Friendship, Typo(s).

Disclaimer : FF punya saya, Jihoon milik Soonyoung, dan Soonyoung milik Jihoon.

Summary :

Soonyoung suka Jihoon, tapi hyungnya Jihoon yang namanya Yoongi itu galak sekali, Jihoon juga suka Soonyoung tapi bagaimana caranya untuk mendapat restu Yoongi? Yoongi kan sayang sekali dengan Jihoon.

If you Don't like please Don't read!

Happy Reading~

Pagi yang indah dan sangat sayang dilewatkan kalau hanya bermalas-malasan saja.

Dan pagi ini entah kenapa Jihoon yang biasanya malas bangun pagi (karena turunan keluarga) memaksa membuka kedua mata sipitnya untuk menyapa indahnya mentari pagi yang sudah mengintip dari celah gorden dalam kamarnya.

Jihoon sangat bersemangat untuk memulai hari ini. Senyuman terus menghiasi wajah si mungil bungsu keluarga Lee ini. Beranjak dari tempat tidurnya, Jihoon langsung menuju kamar mandi dan segera bersiap-siap untuk ke sekolah.

Duhh bagaimana si mungil Jihoon tidak bersemangat kalau mengingat adegan drama tadi malam yang dilakoni oleh Jihoon dan hyungnya Yoongi, yang berakhir dengan Jihoon menangis dan Yoongi yang akhirnya menyerah membuat sang adik menjauh dari Soonyoung. Yoongi juga sudah pasrah dan menyetujui keinginan adiknya untuk berhubungan lebih dekat dengan Soonyoung. *ciyee

.

.

.

"Selamat pagi eomma, selamat pagi appa.." Sapa Jihoon kelewat antusias kepada orang tuanya di meja makan.

"Wahhh Jihoon-ie tumben semangat sekali pagi ini. Apa ada sesuatu yang terjadi?" Kaget ibunya setelah Jihoon memberikan ciuman selamat pagi untuknya.

"Loh, Yoongi hyung mana?" Tak mengindahkan pertanyaan ibunya, Jihoon malah terfokus pada bangku kosong yang seharusnya diduduki Yoongi.

"Sudah pergi duluan kesekolah katanya ada yang mau diurusi."

Ucapan ayahnya membuat Jihoon bingung, apa yang diurus hyung pemalasnya sampai harus pagi-pagi ke sekolah?

Apa ini berhubungan dengan ucapannya tadi malam? Apa Yoongi menghindarinya? Apa mungkin hyungnya cuma bercanda saat mengatakan menyetujui hubungan Jihoon dan Soonyoung? Jihoon jadi gelisah sendiri jadinya.

.

.

.

"Ya! Kwon Soonyoung!"

Soonyoung menoleh ke belakang dan melihat Yoongi bersidekap sambil bersandar di dinding dekat wastafel. Btw mereka sedang ada di toilet sekarang. Soonyoung mengumpat dalam hati, kenapa sekarang dia harus bertemu dengan Yoongi yang kemarin menghajarnya habis-habisan.

Soonyoung hanya mematung di tempatnya berdiri. Kemudian Yoongi berjalan mendekat kearahnya. Tanpa disadari Soonyoung sudah berkeringat dingin.

"N-ne hyung, waeyo?"

Saling berhadapan, Yoongi mengamati dari dekat bagaimana rupa si bocah Kwon yang membuat adiknya klepek-klepek.

Ditatapi dari kaki sampai kepala begitu membuat Soonyoung menelan ludah gugup.

'Apa-apaan ini! Kenapa dia menatapku begitu' Soonyoung merutuk dalam hati, kenapa pula toilet pria sekarang ini hanya mereka berdua saja! Kalau Soonyoung dipukuli lagi kan bisa gawat.

Bukannya tidak bisa melawan, tapi masa Soonyoung harus memukuli calon kakak iparnya. Bisa-bisa Soonyoung di blacklist dari daftar calon adik ipar yang baik dan benar. *ngawur

Yoongi masih mengamati Soonyoung dari dekat dan mengambil kesimpulan bawah mata adiknya terlalu sipit sampai sebegitu sukanya pada Soonyoung. Wkwk

"Kalau sampai aku melihat Jihoon terluka maupun menangis karena dirimu Kwon, kau rasakan sendiri apa yang akan kulakukan nanti."

Suara dingin Yoongi membuat bulu kuduk Soonyoung berdiri.

"..err Yoongi hyung, apa maksudmu?"

Yoongi memutar bola matanya malas.

"Pokoknya pacari adikku sekarang juga!"

Setelah mengatakan itu Yoongi langsung berbalik keluar dari toilet itu meninggalkan Soonyoung terdiam dengan mulut mengangah melihat kepergian Yoongi.

Beberapa menit kemudian masih dengan wajah bodohnya, otak Soonyoung memproses apa maksud dari perkataan Yoongi. Sedetik kemudian terdengar seruan "YES!" dari dalam toilet laki-laki yang mana terdengar sampai keluar koridor dan mengundang tanda tanya dari beberapa siswa yang lewat disitu.

.

.

.

Langkah kaki pendek Jihoon membawahnya kedepan sebuah kelas yang tak asing lagi baginya. Mata sipitnya mengamati seisi kelas guna mencari seseorang yang membuatnya gelisah pagi ini. Siapa lagi kalo bukan hyungnya Yoongi.

"Emm.. Kihyun sunbae, Yoongi hyung pergi kemana?" Jihoon bertanya pada lelaki tinggi yang merupakan salah satu teman hyungnya ketika tidak melihat sosok Yoongi di dalam kelas.

"Eoh kurasa tadi dia ke toilet."

"Baiklah sunbae, kalau begitu aku pergi dulu."

.

.

.

"Kalau sampai aku melihat Jihoon terluka maupun menangis karena dirimu Kwon, kau rasakan sendiri apa yang akan kulakukan nanti."

Suara dingin ini Jihoon mengenalnya. Terdengar samar tapi cukup jelas dan terdengar dari dalam toilet.

"..err Yoongi hyung, apa maksudmu?"

E-eh, ini kan suara Soonyoung. Jihoon menghentikan langkahnya di depan pintu masuk toilet.

"Pokoknya pacari adikku sekarang juga!"

Mata Jihoon membulat. Jantungnya serasa akan melompat keluar saat mendengar suara Yoongi. Ya Jihoon yakin itu suara hyungnya.

Terdengar derap langkah seseorang yang sepertinya akan keluar dari toilet. Buru-buru Jihoon masuk ke pintu di sebelah toilet pria yang tak lain adalah toilet wanita dan bersembunyi di sana.

Setelah yakin Yoongi sudah pergi Jihoon keluar dari tempat itu dan syukurlah karena tidak ada yang memergokinya sedang sembunyi di toilet wanita. Kan bisa panjang urusannya.

Nah Jihoon sendiri bingung kenapa dia sembunyi dari Yoongi.

"YES!" Seruan yang berasal dari toilet pria, Ia yakin pasti itu suara Soonyoung. Setelahnya Jihoon beranjak dari dari tempat itu dengan wajah merah padam.

.

.

.

Sepanjang hari itu dihabiskan Jihoon dengan menghindari Soonyoung. Bahkan Yoongi sendiri heran kenapa Jihoon menolak ajakan pulang bareng yang ditawari Soonyoung, padahal sudah jelas kalau Yoongi sendiri tidak akan melarang.

Jihoon jadi labil karena mendengar percakapan antara Soonyoung dan Yoongi yang tidak sengaja didengarnya. Ia senang karena Yoongi ternyata meminta Soonyoung untuk setiap kali melihat wajah Soonyoung, Ia tidak bisa menghindari rasa mulas seolah-oleh ada ribuan kupu-kupu yang akan keluar dari perutnya; dan berakhir dengan rasa grogi dan tidak tahan tiap melihat wajah Soonyoung.

Malamnya pun Jihoon hanya menghabiskan waktu dengan berguling-guling tidak jelas di atas kasurnya. Mengingat Yoongi yang sudah tidak melarang lagi Jihoon untuk dekat dengan Soonyoung, Jihoon jadi berpikir bagaimana kalo nanti dia pacaran dengan Soonyoung.

Ughh membayangkannya saja sudah membuat wajah Jihoon merah tak karuan.

Drrt.. Drrrtt.. Drrrttt

Getaran yang berasal dari handphone Jihoon mengahlikan atensinya. Ia mengernyit saat melihat panggilan masuk dari Soonyoung.

"Halo.."

"Halo Jihoon.."

"H-halo Soonyoung."

"Kupikir kau sudah tidur. Hehe.."

"Ada apa?"

"E-eh, tidak sih hanya rindu suaramu."

Astaga, Jihoon langsung menenggelamkan wajahnya kebantal menahan agar mulutnya tidak berteriak.

"A-apaan sih kau ini, tadi kan kita ketemu di sekolah." Jihoon menjawab terbata.

"Tapi aku tidak puas dengar suaramu, kau juga tidak mau diajak pulang bersamaku tadi." Jihoon tidak percaya Soonyoung sedang merengek padanya.

"Yasudah kan, sekarang sudah dengar suaraku. Ish dasar gombal."Jawab Jihoon tidak sadar membuat pout dibibirnya.

"Hahaha.. Aku tidak sedang menggombal Ji, aku juga kangen orangnya sih bukan cuma suaranya."

Ji? Apa-apaan itu.

Tapi Jihoon suka.

"Ish, bohong. Padahal kan tadi kita sudah ketemu."

"Aku serius Jihoon."

Uhhh.. mau dong diseriusi, pikir Jihoon ngawur.

"Yasudah kan sudah dengar suaraku."

"Tapi belum lihat wajahmu."

"Nanti besok kan ketemu."

"Baiklah."

Ada jeda beberapa saat, Jihoon meresapi keadaan dimana ia merasakan Soonyoung berada disampingnya padahal tidak. Hanya terdengar deru napas Soonyoung yang begitu tenang dan membuat Jihoon nyaman. Jihoon suka perasaan ini. Jihoon suka sekali.

Jihoon suka sekali Soonyoung.

"Tidurlah Jihoon. Besok aku benar-benar ingin melihatmu."

'Deg deg'

Duhh Jihoon kok jadi deg degan.

"Eum, kau juga tidurlah Soonyoung."

"Selamat tidur Ji, Emm.. A-aku sayang kamu."

"A-aku juga sayang kamu."

'Tut tut tut'

Jihoon buru-buru memutus panggilannya.

Setelahnya Jihoon berguling tak karuan dikasur, wajahnya merah padam. Jihoon senang sekali. Dia tak sabar bertemu Soonyoung besok.

'BUGH'

"Aduuuh!"

"Jihoon-ie, kau kenapa?" Terdengar teriakan ibu Jihoon dari bawah.

"Tidak apa-apa eomaaa..."

Saking semangatnya Jihoon sampai terlempar dari kasur.

.

.

.

"Hai Jihoon, sudah lama menunggu?"

Jihoon berbalik dan menemukan Soonyoung yang berdiri tak jauh darinya.

Ini sudah sebulan sejak mereka telfonan malam itu. Esoknya saat mereka bertemu di sekolah, Soonyoung mengajak Jihoon makan berdua di atap sekolah. Saling berbagi senyuman dan esoknya lagi, Soonyoung sudah berani menggandeng tangan Jihoon. Walaupun keduanya belum resmi, tapi berjalan berdampingan tanpa ada yang memprotes membuat keduanya nyaman.

Soonyoung benar-benar berubah sekarang. Dia menjadi lebih rajin belajar dan penampilannya rapi sekali. Rapi pun tak bisa disebut cupu, karena kalau Soonyoung jatuhnya malah keren sekali di mata sipit Jihoon.

Soonyoung juga sudah berhenti merokok, dan ikut tawuran. Tidak masuk keluar ruang BP lagi.

Jihoon senang, Soonyoung rela berubah untuknya. Untuk mendapat restu hyungnya Yoongi.

Dan sekarang, keduanya berada di atap sekolah. Jihoon menunggu Soonyoung dengan kotak bekal di tangannya.

Sedangkan Soonyoung baru saja tiba dengan setangkai mawar merah. Soonyoung tersenyum melihat betapa manis dan mungilnya Jihoon.

Jihoon sendiri menatap bingung ke arah Soonyoung.

Angin berhembus pelan menerbangkan anak rambut Soonyoung membuatnya terlihat semakin tampan di mata Jihoon. Saling menatap mencoba mengarungi manik kelam masing-masing.

"Mau jadi pacarku?"

Jihoon tersenyum, melupakan kotak bekalnya hanya untuk menghambur ke pelukan Soonyoung.

"Aku tidak mau."

Soonyoung terkekeh. "Tidak mau menolak kan?"

"Hu'um."

"Jawab yang benar."

"Iya aku mau, ish."

Soonyoung mengeratkan pelukannya. Jihoon mendongak untuk melihat wajah Soonyoung dan mendapatkan kecupan manis di keningnya. Keduanya tersenyum satu sama lain; wajah si mungil memerah dan lebih memilih membenamkan wajahnya di dada Sooonyoung.

Sekarang keduanya bahagia, apalagi Soonyoung. Usahanya tidak sia-sia. Biarpun jadi preman insaf Soonyoung rela asalkan Jihoon jadi miliknya.

Karena hasil tidak akan menghianati usaha kan?

.

.

.

.

.

.

END

Masih ada yang ingat ff ini?

Akhirnya end juga, hahaha. Mungkin endingnya kurang srek ato gimana? Maaf yaa kalo kurang memuaskan, dimohon kritik dan sarannya.

Makasih buat yang nunggu ff gak jelas ini. Dan maaf karena lama sekali gak update.

Review Juseyo~

EPILOG

"Sial, pelukannya erat sekali. Dia pikir Jihoon tidak sesak apa!"

"Huss diamlah Yoongi, nanti kita ketahuan."

"Tapi dia mau meremukkan tubuh adikku."

"Diam." Jimin menginjak kaki Yoongi membuatnya diam seketika.

Oh, Jimin dan Yoongi sedang sembunyi dibalik pintu menuju atap sekolah gomong-ngomong. Yoongi ngotot ingin mengikuti Soonyoung setelah melihat anak itu mencuri setangkai mawar di kebun belakang sekolah.

"Dasar tidak modal, masa Jihoon dikasih mawar hasil curian." Dumel Yoongi.

"Daripada seseorang yang confess tidak kasih apa-apa." Sindir Jimin.

"Siapa?" Dasar tidak peka.

"Sudah ah, ayo pergi!" Jimin menarik tangan Yoongi untuk beranjak dari tempat itu.

"E-eh, eh tunggu Soonyoung sudah main cium-cium anak orang."

"Ayo Yoongi biarkan saja mereka."

"Tunggu Jimin, astaga apa-apaan si Kwon itu."

Jimin yang sudah kesal menyeret paksa Yoongi yang sepertinya sudah megidap brother complex tingkat akut itu.

BENERAN END :D