Title: Pacaran yuk!

Cast: Lee Taeyong, Ten (Chittaphon Leechaiyapornkul)

.

.

Hope you guys enjoy the story ^^

.

.

Setelah kejadian menyebalkan yang hampir menguras emosi di kantin beberapa hari yang lalu, Taeyong benar-benar berpikir keras tentang ucapan si sialan Jaehyun dan Doyoung. Apa benar ia tidak peka dengan semua kode yang diberikan Ten? Eh, tapi apa benar Ten memberinya kode mau ditembak? Apa itu cuma akal-akalan Jaehun-Doyoung?

Aish!

Taeyong jadi pusing memikirnya. Well, Taeyong belum pernah segalau ini ngomong-ngomong. Ya gimana mau galau, pacaran saja dia belum pernah!

Seadainya pun ia meminta bantuan pada Jaehyun dan Doyoung, yang ada malah dia dibully. Bisa tiarap dong harga dirinya. Jadi, dia harus bagaimana? Gak mungkin dong kalau tanya langsung ke Ten.

"Ten kamu beneran ngasih kode biar aku nembak kamu ya?" Begitu?

Yang ada malah keliatan kalau dia gak peka dong!

Atau…

"Ten, aku suka kamu. Kamu juga suka sama aku kan? Kita pacaran yuk?"

Yakali! Gimana kalau jawaban Ten gak sesuai ekspektasinya?

"Maaf Tae, aku cuma menganggap kamu sebatas temen. Gak lebih."

Hancur sudah harga dirinya.

.

.

.

Well, pada akhirnya disinilah Taeyong berada. Duduk tampan diatas tempat tidur milik Doyoung yang sedikit berantakan. Ditemani boneka-boner kelinci yang jumlahnya satu, dua, tiga, em…Aish! Baiklah ia tak peduli dengan berapa jumlah boneka yang dimiliki Doyoung. Yang pasti masalah yang tengah dihadapinya lebih penting dari pada boneka-boneka lucu itu.

"Jadi si tampan Teyong ini sedang galau, dan ingin meminta saran pada kami huh?" Jaehyun mulai bersuara sambil menatap Taeyong dengan pandangan menggoda.

"Jangan menggodaku sialan!" Taeyong melempar salah satu boneka kelinci yang sedari tadi dipegangnya.

"Jangan melempar boneka ku sialan!"

"Jangan memukul kepala ku sialan!"

"Berani melempar boneka ku sekali lagi, Kupatahkan lenganmu sialan!"

"Ya! Ya! Berhenti kalian semua sialan!" Jengah juga menatap dua orang yang tengah bertingkah absurd saling melempar boneka. Jaehyun menggeleng jijik menyaksikan dua sahabatnya yang bertengkar semacam anak gadis yang tengah rebutan gebeten. Iyuhh!

"Well. Bisakah kalian berhenti dan kita segera menyelesaikan kegalauan uri Taeyongie ini huh?" Jaehyun kembali angkat bicara.

Seketika Taeyong dan Doyoung berhenti pukul-pukul manja. Ingat tujuan awal mereka untuk menyelesaikan kegalauan the coolest Taeyong.

"Oke, jadi menurut kalian apa yang harus aku lakukan?" Taeyong bertanya dengan nada serius. Ia benar-benar butuh saran yang bagus demi membangun kisah cinta nan romantis bersama lelaki Thailand yang imutnya mengalahkan semua koleksi boneka kelinci milik Doyoung. Hell. Ten benar-benar the cutest boy in the world! Jerit Taeyong dalam didalam hati yang tengah galau itu.

"Then wait, biarkan aku bertanya pada Google haraboji."

"Ya! Yang benar saja Doyoung sialan!"

"Berhenti mengumpat Tae, biarkan kami berkonsentrasi."

"Shit # !$%^&*^ berkonsentrasi apaan hah? Please ya aku butuh saran, kenapa malah sibuk sama ponsel masing-masing sih?!"

Sedangkan yang diajak berbicara hanya diam tak menggubris, sama sekali enggan membalas protesan Taeyong yang bisa dikatan berlebihan. Lebay! Kalau bukan karena mereka sahabatan sejak masih ngempeng barengan, ya mana mau Jaehyun-Doyoung bantuin Taeyong. Buang-buang waktu aja bung.

"Assa!" teriakan Doyoung mengundang rasa penasaran Taeyong dan Jaehyun. Buru-buru saja mereka mendekat kearah Doyoung yang sedari tadi tengkurap dilantai.

"Kau dapat apa?"

"Tips menembak cewek paling ampuh dan romantic. 100% diterima! Nah yakin deh kalau ngikutin cara ini pasti Ten bekal nerima kamu Yong!"

"Uwooo setuju sama kamu Doyoung-ie! " Jaehyun berseru heboh sambil meluk-meluk Doyoung. Cari-cari kesempatan aja tuh.

Taeyong menepuk jidatnya. "Pftt yakali tips menembak cewek. Please guys, meskipun Ten imut, dia masih cowok ya. Dia masih punya jakun dan "barang unyu" seperti kita, oke?"

"Pfttt "barang unyu" seperti apa yang kau maksud Yong!" Hahaha "Jadi penasaran sama "barang unyu nya Ten""

"Jaehyun sialan. Mau mati hah?!"

"Jae please diem, ya."

"Oke, kembali ke topik."

Doyoung menghela napas kemudian mengangguk-angguk sambil menarik scroll pada layar ponselnya. "Kita mulai menjalankan misi 'menembak Ten dengan cara paling romantis dan ampuh' ini mulai besok. Mengerti?"

"Ayey Kapten!"

"Yah! Kenapa secepat ini woy?!"

.

.

.

Menurut artikel yang kemarin ditemukan Doyoung, cara pertama menembak agar 100% diterima adalah ….

#1 persiapkan mental dan materi.

Yah kalau masalah materi sih Taeyong sama sekali gak peduli. Meskipun dia bukan anak CEO ataupun anak Presiden, tapi kalau masalah materi ia sangat kecukupan. Well, bukannya mau sombong tapi dua mobil Audy dan satu lamborgini yang setiap malam terpakir digarasi rumahnya sudah cukup membuktikan kalau ia sama sekali tak ada masalah dengan materi kan?

Tapi kalau mental? Duh gimana ya, dia memang seorang ketua kelas yang cukup tegas. Itu yang dikatakan teman-temannya saat wali kelas mereka bertanya. Dia juga pernah menjadi ketua OSIS saat masih di Junior High School. Bahkan saat ini ia juga menjabat sebagai ketua klub Dance. Ya intinya, mental Taeyong udah terbentuk lah ya. Tapi mental untuk organisasi. Lah kalau mental untuk nembak cowok? Gak ada, serius.

Buktinya aja sekarang Teyong tengah berdiri dipinggir lapangan basket bersama Doyoung dan Jaehyun dengan raut muka yang pucat pasi dan telapak tangan yang berkeringat dingin. Membuat mereka berdua heran bukan main. Please ya Taeyong cuma mau nembak Ten yang notabennya udah naksir mampus sama Taeyong, bukan mau perang sama Korea Utara!

"Rileks Tae, bentar lagi Ten bakal datang. Dan jangan bikin malu deh. Santai aja pas nembaknya."

Ngomong emang mudah, Doyoung sialan!

#Gerakan tubuh

"Taeyong-ieee!"

Duh, kok Ten udah datang aja sih. Gerutu Taeyong dalam hati. Serius, dia belum siap untuk nge-doooor Ten.

"Inget Tae, rileks." Bisikan ditelinga kanan-kiri nya malah membuatnya semakin gugup. "Ingat tips kedua Tae, kontrol gerakan tubuhmu. Jangan kaku kek patung gitu dong!"

"Berisik!"

"Ih kalian kok ninggalin aku sih? Pake acara nitip pesan ke Taehyung lagi. Kenapa sih?" gerutu Ten ketika ia sampai ditempat trio sahabat itu berkumpul. "Oya, kita enggak makan siang aja? Lapaarrr~"

Aih! Tidak bisakah Ten sehari saja tidak imut huh? Batin Taeyong berfanboy gemas. Ini yang bikin Taeyong makin jatuh cinta sama Ten. Yah meskipun Taeyong sangat lamban mengetahui jika dirinya memang tengah bertekuk lutut pada cintanya Ten, ewh!

"Ah.. i-itu. Ten a-aku sudah kenyang."

Shit! Jawaban macam apa yang baru saja keluar dari bibir tipis milik Taeyong huh?!

"Grrr!" Jaehyun dan Doyoung menggeram halus mendengar jawaban Taeyong yang sama sekali tak bermutu.

"Haa? " Ten heran, Taeyong mana bisa udah kenyang, padahal sarapan saja dia jarang. Bahkan hampir tidak pernah sarapan setiap paginya.

"Well Ten, sebenernya ada yang mau Taeyong bicarakan padamu. Masalah hati katanya."

Seketika Ten dan Taeyong menatap Doyong dengan pandangan yang berbeda. Ten menyaratkan rasa penasaran sedangkan mimic wajah Taeyong berubah semakin horror. Jantungnya berdebar makin menggila.

Sedangkan dipikiran Doyoung daripada kembali menyaksikan adegan menjijikan Taeyong yang salah tingkah yah mending sekalian saja dia yang memulai pembicaraan serius ini kan? Lagipula jengah juga kalau hanya berdiri nunggu Taeyong untuk beraksi. Dia tak mau kehabisan waktu makan siang, sungguh.

"Uh? Taeyongie~ ingin membicarakan apa heum?" Entah hanya perasaan Taeyong saja atau memang Ten tengah menatapnya seperti anak kucing yang mau dipungut sih? Pose imut dan kedipan mata lelaki Thailand didepannya ini bisa membuat kakinya menjadi jelly. Lembek lemes tak terkendali.

"Ehm." Taeyong kemudian berdehem pelan. Cara otomatis mengontrol kegugupannya. Mengusap tengkuknya beberapa kali. Kemudian Taeyong ingat tips ke tiga yang harus ia lakukan sebelum menembak Ten. #3 penampilan. Lalu membenarkan letak dasi yang melilit lehernya. Yang walaupun sebenarnya sudah rapi. Ia tak peduli.

Dan sekarang apa lagi langkah selanjutnya? Astaga Taeyong sama sekali tak ingat. Haruskan ia langsung mengatakan perasaannya atau ada langkah lain yang harus ia lakukan dulu?

Melirikan kedua bola matanya kearah Doyoung dan Jaehyun yang tengah menatap mereka dirinya dan Ten dengan bosan. Segera saja Taeyong menyerukan pertanyaan "Apa yang selanjutnya harus aku lakukan bodoh?" melalui tatapan matanya yang semakin tajam. Buru-buru Doyoung mencari ponselnya dan melihat apa yang harus Taeyong lakukan lagi. Heh, membuang-buang waktu saja.

"A-jak di-a ngo-brol du-lu. Pem-bu-kaan. Fo-kus!" Taeyong dapat menangkap ejaan dibibir Doyoung. Oh jadi langkah selanjutnya adalah mengajak Ten berbicara dulu. Lah membicarakan apa? Membicaraan tentang perasaanya? Berarti langsung sesi penembakan dong.

"Yongie~" rengekan manja dari Ten menyadarkan lamunan Taeyong yang absud.

"Eh… hehe Ten. Bagaimana kabarmu?"

Well, itu termasuk pembukaan untuk memulai mengobrol kan?

Ten hanya menampilkan senyum khasnya. "Uh Taeyongie~ kenapa tiba-tiba tanya kabarnya Ten? Biasanya juga cuek." Pout. Iya, Ten merajuk sambil mempoutkan bibir kissable nya. Uh semoga Taeyong tahan untuk tidak melumat habis bibir pink dengan polesan lipbalm itu.

"Eh itu… anu. A-aku hanya bertanya. Tidak salah kan?"

Grrrrr

"Uh, Yongie~ gak salah kok"

Grrrr

"Uhuk! Basa basi nya basi! uhuk"

"Uhuk! Langsung tembak aja bodoh! Uhuk!"

"Uhuk….! Uhukk…! Uhuk…!"

"Ya! Ya! Jaehyun kau kenapa huh?" Suara cempreng Doyoung mengambil alih perhatian Ten dan Taeyong yang tengah beradegan romantis –basa basi.

"Uhuk…! Air!"

Duh mengganggu saja sih mereka ini.

"Aish! Pergi saja kalian sana!" Taeyong gak habis pikir dengan kedua sahabatnya ini. Katanya ingin membantu, kenapa malah mengacaukan aksi pemebakannya sih. Greget kan jadinya.

Buru-buru Jaehyun diseret Doyoung dan menjauh.

"Hah mengganggu saja"

"Uh apanya yang menggangu? Ayo kita ikut mereka Taeyongie~ aku juga lapar~"

Ah sial. Taeyong merutuk dalam hati. Kenapa susah banget sih cuma mau bilang "Ten aku suka kamu. Jadi pacar ku ya?"

Krikk… krikk…

"Aku juga suka Taeyong. Aku mau jadi pacar Taeyongie kok~"

Tuh kan Ten aja langsung jawab iya.

Tunggu…APA?!

"Eh?"

"Iya Taeyong, aku mau jadi pacar Taeyongie kok. Kenapa terkejut begitu sih?"

"Emang aku tadi udah nembak kamu Ten?"

Sedangkan yang ditanya hanya menganggu imut. "Kan tadi Yongie bilang kalau Yongie suka sama Ten, dan ngajakin pacaran."

O-oh. Jadi dia menyuarakan pikirannya ya? Duh Taeyong kira ia hanya berkata dalam hati.

Jadi acara penembakan udah sampai sini aja?

Mereka udah jadian gitu? Udah pacaran?

Kok enggak ada gregetnya?

"Taeyongie kok melamun lagi?"

"Ini bukan mimpi kan Ten? Kita udah pacaran atau gimana sih ini? Kok aku bingung"

Dan Ten hanya bisa memutar kedua matanya jengah. Taeyong ini unik banget sih, jadi pengen melumat bibirnya deh.

"Nih biar kamu percaya." Lalu Ten maju mendekat pada tubuh Taeyong. Jarak mereka bisa dibilang intim. Kemudian Ten menempelkan kedua belah bibirnya diatas bibir Taeyong. Mengecup sekali… dua kali… tiga kali. Dan lumat. "Percayakan? Hehehe"

Well. Langkah ke #4 penembakan sukses! HAHAHA

.

.

.

Ps: Sorry for this absurd chap T.T

Seriously, im to busy with my task lecture T.T