Fanfiction—KaiHun.

Cast : Jongin!Chibi, Sehun!Chibi

Genre : I am not sure..

Summary : Setiap pagi Jongin menunggu Sehun didepan gerbang sekolah mereka. Setiap sore Sehun akan mengantar Jongin hingga depan rumahnya sepulang dari tempat penitipan. Sehun selalu disamping Jongin karena jika ia pergi sebentar saja, Kris akan mengambil perhatian Jongin darinya.

"Selamat pagi Sehun!"

"Thelamat pagi Jongin!" Senyum Sehun sangat lebar.

"Maaf ya Jongin jadi menunggu lama. Mama tadi mengantal hyung dulu." Sehun menggandeng tangan Jongin, berjalan menuju kelas yang dipenuhi meja warna-warni dan papan-papan ditempeli berbagai macam hasil gambar muridnya. Kelas Bunga Matahari.

"Tidak apa-apa. Jongin tidak lama menunggu Sehun kok." Jongin menggenggam erat tangan Sehun.

"Jongin! Sini deh! Aku punya buku mewalnai balu!" Orang itu lagi. Kening Sehun langsung berkerut. Tangannya semakin erat menggenggam tangan Jongin, bahkan kini ia menari badan Jongin agar berdiri dibelakangnya, tidak mau orang itu mendekati Jongin.

"Mau apa lagi kau? Jongin itu pacalku! Jangan dekat-dekat!" Sehun berkata ketus begitu anak tadi berada tepat didepannya. Jongin yang berdiri dibelakang Sehun merona. Dia memang belum begitu mengerti apa arti kata pacar, tapi ia suka jika Sehun bersikap posesif padanya.

"Benar dia pacalmu Jong?"

"Uhm, iya Klis(wkwk)." Jongin mengiyakan saja. Jika menjadi pacar Sehun berarti Sehun akan selalu menggandeng tangannya dan bersikap seperti ini padanya, Jongin mau jadi pacar Sehun.

Kris, bocah yang membuat Sehun kesal dipagi hari kini melangkah menjauh dengan menghentak-hentakkan kakinya.

"Sehun, pacal itu apa?" Jongin bertanya polos.

"Pacal itu theperti Chanyeol Hyung dan Baekhyun Hyung!" jawab Sehun. "Meleka pacalan kalena meleka akan menikah nanti. Jongin kan sudah beljanji akan menikah denganku nanti, jadi Jongin pacal Thehun thekalang."

Istirahat sudah tiba. Sehun membawa bekalnya menuju meja Jongin. Belum Sehun sampai ke meja Jongin, Kris sudah ada disana, menarik kursi mendekati meja Jongin.

"Hey! Mau apa kau dekat-dekat Jonginku?" Suara Sehun meninggi.

"Aku cuma mau makan dengan Jongin!" Kris tidak mau kalah, ikut berteriak.

"Cuma aku yang boleh makan dengan Jongin!" Sehun menarik kursi yang belum sempat Kris duduki. Kris menariknya kembali. Bunyi lantai yang berdecit karena kursi yang diperebutkan Sehun dan Kris menarik perhatian murid-murid lainnya. Sehun menarik kursi itu sekuat tenaga hingga Kris terjatuh kedepan. Entah siapa yang memulai Sehun dan Kris kini sudah berguling-guling dilantai. Keduanya berusaha saling memukul.

"Sehun! Klis! Jangan belantem! Nanti Seonsaengnim akan menghukum kalian!" Jongin berusaha melerai Sehun dan Kris. Anak-anak lain hanya diam menonton, tidak ada yang berani melerai. Siapa yang berani melerai mereka? Sehun dan Kris sama-sama kuat dan galak. Apalagi ini menyangkut Jongin, sumber utama pertengkaran sehari-sehari mereka.

"Sudah! Sudah! Sehun!" Jongin masih berusaha melerai. Nafasnya sudah ngos-ngosan. Tapi tidak bagi dua anak laki-laki lain yang masih bergulat dilantai kelas.

Bugh!

Kaki Kris tidak sengaja menendang Jongin yang sedang menarik lengan Sehun. Jongin langsung terjerembab di lantai. Tangisnya pecah. Sehun sadar jika Jongin terkena tendangan Kris. Ia segera melepaskan Kris dan mendatangi Jongin yang sedang menangis.

"Jongin jangan menangith! Huwaaaa!" Kali ini Sehun ikut menangis. Sehun tidak menangis ketika ia jatuh dari sepedanya, atau ketika bertengkar dengan Kris seperti tadi. Tapi melihat Jongin menangis dan setengah dari penyebabnya adalah dirinya, Sehun langsung ikut menangis.

"Ya ampun! Sehun? Jongin? Kris? Astaga, kalian kenapa kotor semua?" Seonsaengnim penanggung jawab kelas Bunga Matahari datang.

Sepanjang sisa hari Jongin mendiamkan Sehun. Sehun mengira Jongin marah padanya karena ia tidak sengaja menyebabkan Kris memberikan lebam ditangannya, sebenarnya Jongin kesal karena Sehun berkelahi dengan Kris. Jongin memang suka Sehun berperilaku posesif padanya, tapi Jongin benci kekerasan.

"Jongin, Thehun minta maaf bikin thudah bikin tangan Jongin thakit."

Jongin masih diam saja, ia melanjutkan langkahnya menuju tempat penitipan. Sehun berjalan menjajarinya, menggandeng tangan Jongin. Biarpun mendiamkan Sehun, Jongin tidak menolak untuk digandeng. Sebenarnya kau marah sungguhan tidak Jong?

"Jongin, jangan diamkan Thehun teluth." Suara Sehun mulai bergetar. Ia paling benci bertengkar dengan Jongin. Dulu pernah sekali Jongin mendiamkannya karena ia menginjak boneka beruang hadiah dari ibunya. Dua hari tanpa Jongin membuat Sehun benar-benar menjaga perasaan Jongin yang sensitif.

"Jongin tidak suka Sehun belantem." Jongin berkata kecil.

"Maafkan Thehun, janji Thehun tidak akan belantem lagi."

"Bohong, dulu Sehun juga pelnah janji begitu. Tapi Sehun tetap saja belantem dengan Klis. Dia kan juga teman kita." Sehun menundukkan kepalanya.

"Thehun cuma tidak mau Jongin nanti menikah dengan Klis." giliran suara Sehun yang mengecil.

"Jongin kan sudah janji akan menikah dengan Sehun. Mama bilang janji halus ditepati, Jongin pasti menepati janji Jongin." Jari-jari kecil Jongin menggenggam jari Sehun. Eratnya genggaman mereka menunjukkan Jongin dan Sehun sudah sepenuhnya baikan.

"Anak-anak waktunya makanan ringan! Ayo dimasukkan kembali mainannya ke dalam kotak. Ada kue coklat lho untuk kalian. Dirapikan kembali mainannya dan kalian akan dapat kue coklat lezat sekali." Baekhyun, salah satu perawat di penitipan datang membawa nampan berisi kotak berisi kue coklat dan piring-piring kertas. Dalam sekejap perhatian anak-anak diruangan itu teralihkan setelah mendengar kata cokelat.

"Hyuuung! Jongin mauuuu!" Jongin menarik-narik celana panjang Baekhyun.

"Kembalikan dulu mainannya ke kotak nanti hyung beri Jongin potongan kue coklat yang sangat besar, bagaimana?" Jongin langsung berlari menuju tumpukan balok-balok kayu yang tadi ia mainkan. Kedua tangan mungilnya mengambil sebisanya dan menaruh balok-balok tersebut kedalam kotak besar tempat mainan-mainan disimpan, begitu terus hingga seluruh balok kayu yang tadi ia mainkan kembali didalam kotak.

"Jongin, ini kue coklat punya Jongin." Sehun menyodorkan piring kertas berisikan potongan kue coklat. Jongin langsung cerah dan duduk, menyantap kue coklatnya. Sehun duduk disebelahnya, namun ia tidak juga mulai makan. Ia hanya memandangi Jongin yang makan dengan lahap hingga coklatnya belepotan sampai ke pipi.

"Jongin, ini punya Thehun buat Jongin thaja." Sehun mendekatkan piring kertasnya ke piring kertas milik Jongin yang sudah kosong.

"Eh? Benalkah?" Sehun mengangguk semangat. Asalkan ia bisa melihat Jongin senang, tidak makan kue coklat bukan masalah bagi Sehun.

"Sehun, aaaaaaa.." Jongin menyodorkan sendok plastik dengan potongan kue coklat ke bibir Sehun. "Sehun halus makan kue coklatnya. Ini enaaak sekali." Sehun membuka bibirnya dan Jongin menyuapkan sepotong kue coklat. Mereka berdua sama-sama tersipu setelahnya. Jongin terus menyuapi Sehun dan dirinya bergantian hingga kue mereka habis.

Sehun tiba-tiba beranjak dari duduknya, berlari menuju Baekhyun. Tidak seberapa lama dia duduk kembali disebelah Jongin, membawa selembar tisu. Tanpa berkata apapun Sehun mengelap bibir dan pipi Jongin yang belepotan cokelat. Tangan Sehun bolak-balik mengelap pipi dan bibir Jongin, memastikan semuanya bersih. Kini tangan Sehun yang belepotan cokelat karena tangannya yang belum terampil. Sehun memang terlalu menyayangi Jongin.

"Sehun! Jongin! Ayo pulang! Chanyeol hyung sudah disini!" Baekhyun mendekati Jongin dan Sehun yang sedang duduk bersebelahan, membaca buku cerita anak-anak yang dipenuhi gambar warna-warni.

"Hyuuung!" Sehun berlari memeluk hyungnya.

"Sehun!" Chanyeol menggendong Sehun dan mengangkatnya tinggi-tinggi, membuat Sehun tertawa. "Jongin, ayo pulang." Chanyeol menurunkan Sehun dan mengandeng tangan Jongin.

Rumah Sehun dan Jongin memang tidak begitu jauh. Setiap pagi Jongin diantar oleh ayahnya ke sekolah, sedangkan Sehun terkadang diantar oleh hyung atau ibunya. Sepulang sekolah mereka berdua akan ke tempat penitipan hingga pukul empat sore karena kedua orang tua Sehun dan Jongin bekerja hingga pukul enam, sedangkan Chanyeol bekerja paruh waktu serta kuliah. Menjemput Sehun di penitipan adalah tugas Chanyeol, tapi Sehun tidak mau meninggalkan Jongin sendirian di penitipan jadi Chanyeol mengantar Jongin sekalian pulang kerumahnya, toh rumah mereka searah.

"Hyung, tadi Thehun makan kue coklat enaaaak sekali, Baekhyun hyung yang membuatnya sendiri katanya." oceh Sehun. Ia memang sangat mengidolakan Chanyeol, jika sudah besar nanti ia ingin seperti hyungnya, mahir bermain gitar dan juga tinggi serta keren. Sehun ingin bisa menyanyi sambil bermain gitar untuk pacarnya juga, seperti Chanyeol.

"Oh ya? Kau membaginya dengan Jongin tidak?"

"Tentu thaja, Thehun kan pacal yang baik." Chanyeol menggelengkan kepalanya, dari mana adiknya bisa tahu pacar-pacaran. Mungkin benar anak kecil sangat memperhatikan bagaimana orang dewasa bersikap, sehingga sikap manis Chanyeol kepada Baekhyun menurun kepada adiknya.

"Sehun sangat baik hyung hali ini. Dia membeli Jongin kue coklat punya Sehun." Jongin ikut berceloteh. Tidak terasa perjalanan mereka sudah sampai ditujuan pertama, rumah Jongin.

"Dadah Sehun, sampai besok!" Jongin melepaskan genggaman tangan Sehun.

"Sehun, tangan Jongin dilepas. Jongin sudah sampai lumah." jari-jari Sehun masih menggenggam erat tangan Jongin.

"Sehun, besok kan ketemu lagi sama Jongin. Dilepas ya tangannya." Chanyeol berjongkok dihadapan mereka berdua. Berusaha melepaskan genggaman Sehun di tangan Jongin. Tiba-tiba…

Cupp!

Sehun mencium bibir Jongin!

Chanyeol terperangah. Tidak tahu harus berkata apa melihat kelakuan adiknya. Sehun sendiri langsung memeluk Chanyeol setelah mencium Jongin. Malu. Jongin wajahnya terlihat memerah, malu dengan ciuman mendadak Sehun, didepan Chanyeol lagi. Jongin berlari memasuki rumahnya, meninggalkan Chanyeol yang masih berjongkok dipeluk lehernya oleh Sehun. Sepertinya Chanyeol harus bicara dengan Sehun.

"Sehun, kenapa kau tadi tiba-tiba mencium Jongin seperti itu?" Chanyeol bertanya pada Sehun yang sedang duduk diruang tengah, bermain mobil-mobilan baru oleh-oleh dari ayah mereka.

"Kalena Jongin pacal Thehun." Jawab Sehun santai.

"Memangnya Sehun tahu pacaran itu apa?"

"Thepelti hyung dan Baekhyun Hyung kan? Nanti kalian akan menikah." Chanyeol diam saja mendengar jawaban Sehun. Bingung bagaimana bertanya kepada Sehun mengenai ciuman tadi sore, siapa yang mengajari bocah TK tentang ciuman? Benar-benar tidak mendidik sama sekali.

"Lalu kenapa Sehun mencium Jongin?" Chanyeol mengulangi pertanyaannya. Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana untuk mendapatkan informasi yang ia inginkan.

"Kan thudah Thehun bilang, kalena Jongin pacal Thehun. Hyung juga mencium Baekhyun hyung kan? Thehun juga mau mencium pacal Thehun." Mata Chanyeol seketika membesar.

"Dari mana kau tahu?" Chanyeol sungguh terkejut dengan jawaban Sehun. Seingatnya ia tidak pernah mengumbar kemesraan denga Baekhyun dihadapan Sehun.

"Hyung theling mencium Baekhyun hyung didepan pintu lumah thebelum Baekhyun hyung pulang. Jadi Thehun juga mencium Jongin thebelum Thehun pulang ke lumah."

Mati kau Chanyeol. Sepertinya kau sudah merusak otak polos bocah TK. Bukan hanya sikap manis Chanyeol pada Baekhyun yang menurun tapi juga sikap mesumnya.

END

Author lagi coba-coba bikin cerita chibi, walaupun mungkin enggak terlalu cute…

Mohon kritik dan sarannya ^^

Terima kasih juga review kesalahan author tentang KaiHun/HunKai, sangat membantu ^^