Title: Daily

Author: Ovieee

Cast: Park Chanyeol

Kim Jongin

Genre: Romance; Family

Summary: Keseharian keluarga Park yang saling menyayangi dan melindungi.

.

Happy Reading

.

"Papa. Adik Chae pelempuan apa laki-laki?"

"Perempuan"

"Whoa jinjjayo?" Chanyeol tersenyum lalu mengecup pipi Chaejin dengan gemas. Anaknya ini, tidak berhentinya sedari tadi menanyakan perihal adiknya semenjak mereka memasuki rumah sakit.

Yap, hari ini keluarga Park melakukan check up pada Jongin untuk mengetahui jenis kelamin anak mereka yang kedua dan ternyata anak mereka berhenis kelamin yang sama dengan Chaejin.

"Belalti papa cama mama haluch beli boneka yang banyak lagi buat Chae cama adik bayi"

"Boneka dirumah saja masih banyak"

"Mama~"

"Iya nanti papa belikan buat adik bayi"

"Hyung..

"Tak apa sayang"

"Aciikk calanghae papa~" Lalu bocah tersebut memeluk leher ayahnya dengan erat dengan ciuman dipipi diberikannya.

"Mama tidak?"

"Cama mama juga kok! Tapi Chae tidak bica meluk mama, Chae kan digendong papa" Ucapnya polos membuat kedua orang tuanya tertawa lalu memeluk tubuh gadis mungil tersebut dengan erat membuatnya mengerang. "Papa mama Chae cecak!" Dan keduanya kembali tertawa lalu Chanyeol mencium pipi sisi kirinya dan Jongin di sisi kanan. Tak ada kebahagiaan lain selain kasih sayang orang tua.

.

.

.

Chaejin meringkuk dipelukan neneknya. Rasa kantuk masih menyerang bocah manis tersebut sedangkan disudut lain ada ayahnya yang mondar mandir didepan pintu dengan lampu berwarna merah. Pertanda sedang terjadi sesuatu didalam sana.

"Tenanglah nak. Jongin tidak apa-apa didalam sana" Chanyeol tak menjawab kalimat ibunya yang sedang memeluk Chaejin dan mengelus punggungnya.

"Lagipula ini putri keduamu Chanyeol" Chanyeol berhenti lalu menatap ayahnya yang juga menatapnya dengan bibir tersenyum menenangkan. Ia hembuskan nafasnya dengan kasar lalu duduk disebelah ayahnya.

"Tapi tetap saja, aku mengkhawatirkannya ayah. Ini pukul dua dini hari. Tidak seperti Chaejin yang lahir saat sore" Chanyeol mengusap wajahnya saat mengingat wajah Jongin yang penuh keringat memegang lengannya kuat.

"C-Chanyeol..." Chanyeol terbangun merasakan lengannya dicengkram kuat. Setelah membuka manik bulatnya, ia menemukan Jongin yang memejamkan matanya erat dengan bulir keringat menghiasi paras manisnya dan tangan bebasnya mencengkram perutnya yang sudah besar.

"Chan— Putri kita— hhh— sepertinya mau keluar" Dan setelah mendengar kalimat Jongin yang sangat susah diucapkannya itu, Chanyeol segera menggendong Jongin ke mobil dan setelah setengah perjalanan menuju rumah sakit, ia ingat bahwa tak ada putri sulungnya disana. Setelah mengumpati kebodohannya, Chanyeol segera menghubungi ayah dan ibunya untuk menjemput Chaejin yang sedang terlelap dirumah menggunakan telepon rumah sakit karena iapun melupakan smartphone-nya di nakas.

Chanyeol menatap putrinya yang terlelap seakan tak terganggu dengan posisinya yang memeluk neneknya. Ia berdiri lalu mengambil alih Chaejin menjadi di gendongannya. Menepuk punggungnya agar terlelap dengan nyenyak lalu mengecup pipinya dengan lembut. Tertawa malu pada dirinya sendiri yang sampai hati melupakan putri sulungnya dirumah. "Maafkan papa sayang" Ayah dan ibunya tersenyum disana.

Kemudian terdengar pintu terbuka yamg ternyata lampunya sudah berwarna hijau. Samar-samar ketiga orang dewasa disana mendengat jerit tangis bayi lelaki. Lelaki?

"Prediksi dokter tak selalu benar" Dokter tersebut tersenyum membuat semuanya kebingungan. "Selamat Tuan Park. Bayi anda laki-laki" Chanyeol terkejut, maniknya yang bulat melebar mendengar penuturan sang Dokter yang menangani istrinya didalam sana. Bukan, bukannya ia tak bersyukur dan merasa kecewa karena ternyata bayinya bukan perempuan. Hanya saja, ia tak percaya, entahlah ia merasa dadanya membuncah saat mendengar suara tangis bayi yang semakin nyaring ditelinganya. Kemudian seorang perawat keluar dengan seorang bayi digendongannya telah dibersihkan dan dibalut dengan selimut tebal membungkus tubuhnya. Chanyeol menitikkan air matanya kala anak keduanya berada dalam rengkuhannya—Chaejin sudah dipindahkan kedalam gendongan neneknya.

"H-Halo jagoan papa" Semua yang berada disitu tersenyum haru mendengar betapa sapaan Chanyeol kepada anaknya dengan penuh kasih sayang seorang ayah. "Welcome to the world, Park Taeoh"

.

.

"C-Chanyeol.." Chanyeol dengan gaya grasak grusuknya menghampiri istrinya yang kelihatannya sedang kesusahan membuka mata.

"Jangan bergerak! Kau tahu itu sayang" Jongin menghentikan pergerakannya yang hendak duduk, matanya masih terasa berat—mungkin efek obat bius masih menguasainya. Merasa Jongin hendak mengatakan sesuatu namun tak ada satu suarapun yang keluar, Chanyeol memutuskan untuk mengambilkan air putih yang berada di nakas dan membantu Jongin untukmeminumnya. Sekarang istri cantiknya sudah bisa membuka mata, menatapnya dengan senyuman manis terpasang dibibir penuhnya.

"Apa putri kita cantik Chan?" Chanyeol mengelus pipi Jongin dengan lembut.

"Tuhan memberi kita suatu anugerah sayang," Jongin memandang Chanyeol dengan bingung. "Bayi kita ternyata laki-laki" Jongin membulatkan maniknya lantas menitikkan air matanya. Chanyeol dengan segera merengkuhnya dan memberinya ciuman bertubi-tubi pada wajah dan bibirnya.

"Keinginanmu terkabul Chan," Jongin berucap disela-sela isakan bahagianya.

"Apapun yang diberikan Tuhan aku mensyukurinya sayang," Kemudian keduanya larut pada suasana hangat yang terjadi. "Aku memberi nama Taeoh padanya, kau keberatan?" Chanyeol bertanya setelah pelukan mereka terlepas dan jemarinya yang panjang mengusap wajah penuh air mata Jongin.

Jongin menggeleng dan liquid bening tersebut kembali berjatuhan dipelupuknya. "Nama yang bagus, aku suka"

"Yah, tentu saja kita harus mengganti Caerin menjadi Taeoh. Chaerin kan buat perempuan" Yang diakhiri keduanya dengan tawa bahagia. "Lagi-lagi wajahnya mirip denganmu sayang" Jongin terkikik mendengarnya.

"Mungkin anak-anak kita ditakdirkan untuk memiliki wajah yang sama dengan ibunya"

"Yah, kalau begitu apa boleh buat. Kita harus bikin satu lagi yang wajahnya mirip dengan ayahnya yang super tampan ini" Lalu terdengar lengkingan gamang dari Jongin, tidak terima dengan perkataan suami narsisnya yang mesum.

"Kau pikir membuat bayi semudah membuat kue huh?"

"Mungkin seperti itu" Jawabnya acuh lalu mendapat cubitan pada perutnya. "Kau tahu? Saat membawamu aku lupa membawa Chaejin bersama kita—"

"Kau apa?!"

"Sssttt aku belum selesai sayang." Jongin menatap suaminya sangsi. "Aku langsung menghubungi ibu dan menyuruh mereka untuk menjemputnya dan taraaa.. dia sudah berada bersama kita sekarang"

"Dimana?"

"Bersama ibu dan ayah, dia terbangun dan sangat berisik mengetahui adiknya sudah lahir. Lalu mereka memutuskan untuk mengajak Chae ke kantin dibawah" Jongin hanya mencibir pada suaminya yang sangat ceroboh menurutnya itu dan yang ditertawakan hanya terkekeh tak jelas. "kau boleh pulang setelah jahitanmu kering" Tak mendapat jawaban, karena Jongin tentu sudah tahu akan hal itu.

.

.

.

"MAMAA!"

"Sssttt! Jangan berisik, ada adik bayi disini" Chaejin langsung menutup mulutnya menggunakan tangannya yang mungil. Lalu berjalan mengendap-endap kearah papa-nya yang membelakanginya, tadi Chanyeol yang berbicara ngomong-ngomong. Chaejin meneruskan langkahnya dan—

"DAARR!"

"GYAA!"

"Kesini kau anak papa yang cantik!" Chanyeol setelah berbalik mengejutkan anaknya yang langsung diberi respon teriakan melengking—Jongin hanya merotasikan bola matanya kala itu- lalu menggendong Chaejin, mendudukkannya dipangkuannya dan menggelitiki perutnya yang kecil.

"AHAHAHA PAPA! BELHENTII!"

"Kau! Anak papa kenapa cantik sekali heum?"

"PAPAAA AHAHAHA!"

"Chanyeol, jangan digelitiki seperti itu, nanti Chaejin muntah dia habis makan" Itu neneknya, pahlawannya dari monster finger yang menggelitiki perutnya.

"Iya! Nanti papa Chae muntahin nih! Huwelkk! Huwelk!" Chanyeol terbahak melihatnya. Anaknya ini bisa saja.

CKLEK

Semua orang, tak terkecuali menoleh bersamaan kearah pintu, dan masuklah seorang perawat dengan sebuah boks bayi didorongnya menuju kamar Jongin.

"Itu adik bayi" Chanyeol berbisik pada Chaejin yang bola matanya langsung melebar, manik bulatnya terus menatap boks yang semakin mendekat padanya. Chanyeol lantas berdiri dan menjauhkan kursi yang tadi ia duduki disebelah brankas Jongindan membuarkan perawat tersebut meletakkan boks nya disamping brankas.

"Park Taeoh, Bayi dari Tuan Park Chanyeol dan Nyonya Park Jongin"

"Terimakasih suster" Perawat tersenyum kearah Jongin dan membungkuk.

"Sama-sama Nyonya. Ini susu formulanya jika dia rewel. Saya permisi," Perawat tersebut kembali membungkuk dan berlalu dari sana. Meninggalkan semua orang yang memandang boks bayi dengan hening.

"Adik bayi!" Chaejin berseru pelan, memecahkan kesunyian yang terjadi. Jongin yang berada disebelah anaknya hanya bisa diam memandang wajah lelapnya, tak bisa bergerak karena tadi jahitannya sempat terbuka sedikit membuat perutnya langsung ngilu dan Chanyeolmenyuruhnya agar tidak banyak bergerak walau hanya menggendong Taeoh.

"Anakku" Lirihnya, Chanyeol lantas menurunkan Chaejin dari gendongannya dan berjalan pada boks. Membungkukkan badannya dan menggendong Taeoh di lengan kekarnya yang hangat. Mendekatkannya pada Jongin dan diletakkan disebelah Jongin, tangannya yang tidak terpasang infuse lantas mengusap wajah anaknya yang benar kata Chanyeol, mirip dengannya.

"Ibu dan Ayah pulang. Kasihan Monggu sendirian dirumah" Jongin dan Chanyeol menoleh.

"Ibu yakin mau pulang? Ada cucu ibu disini" Ibu mertuanya tersenyum manis. Lalu mendekati Jongin, mengecup keningnya dan mengusap pipinya. "Ibu hanya khawatir pada rumah, terlalu lama ditinggalkan" Tangannya beralih pada wajah Taeoh yang masih tak merasa terganggu dengan keadaan disekitarnya. "Selamat datang cucuku. Kami semua menyayangimu" Dan mencium pipi bayi yang baru lahir beberapa jam yang lalu itu dengan lembut. Ayah mertuanya juga mendekat, mencium pipi Taeoh dengan sayang.

"Ini kakek, nanti kita main bola bersama cucuku" Dan semuanya tertawa mendengar penuturan kakek yang masih terlihat muda tersebut. Dan mereka meninggalkan keluarga kecil yang sedang berbahagia tersebut.

Chaejin tak mengalihkan pandangannya sedari tadi, langkah mungilnya bergerak mendekati adkinya. Chanyeol yang melihat tersebut lantas menarik kursi tadi dan mendudukkan Chaejin diatasnya.

"Adik Chae,"

"Iya ini adik Chae"

"Adik Chae," hening.

"GANTENG!"

"OEEKKKK!"

.

.

TBC or END

.

Dann.. HAIIII Ovie bawain ff DAILY chapter dua hehehe.. maaf telatnya lama.. Ovie ga nyangka banyak banget respon ke ff ini.. Banyak yang gemes sama karakter Chaejin, sebenernya aku juga wkwkwk. Dan maaf untuk chapter ini Chaejinnya ga banyak karena fokus ke lahirannya Taeoh. New baby is born! Wkwk Ovie gatau harus ngasih nama apalagi selain itu. Dan untuk chapter selanjutnya, kalian bisa beri Ovie masukan biar ff nya update cepet, dan yang pastinya Ovie berharap bakal ada lebih banyak readers yang baca ini ff dan memberikan komentarnya. Saran dan kritik diterima untuk kemajuan ff ini. Yaudahlah ini aja yang bisa Ovie tulis hehe.. Terimakasih.

Big Thanks To:

firstkai94; park28soonyah; bitchykai; dnrkaixo; hunexohan; Bunny Joon; ohkim9488; Kim Jongin Kai; cici fu; dianarositadewi4; WyfZooey; jongiebottom; jjong86; 21hana; Guest; Suci; juneeya100; Mark; hunkailovers; cute; askasufa; nadia; kanzujk; helenaaaaafela; zoyagerina6; Park Jitta; ariska; ID28; DAN PARA SIDER LAINNYA.

EXO-L Jjang!

P.S: Papa Chan ganteng banget di mv Lotto!