PaparazXi

.

.

[ REMAKE FANFICTION FROM 'PaparazZie' ]

Karya Febrya Kartika

HUNHAN FANFICTION

Main Cast :

Xi Luhan

Oh Sehun

Support Cast :

Read and you'll know who

Warning :

Sorry for typos, badscene. And this is fanfiction, semua karakter di cerita ini tidak ada unsur melecehkan atau bagaimana hanya karangan semata, tidak ada unsur menyindir dan sebagainya.

©ohsnapitzmay

.

a/n : Fanfic ini merupakan remake dari Just Dreaming (Sebutan untuk fanfic Justin Bieber) yang berjudul 'PaparazZie' karya Febrya Kartika. Aku hanya merubah beberapa kata sesuai dengan kebutuhan, plot tetap sama seperti cerita aslinya.


Synopsis PaparazXi

Xi Luhan. Panggilan akrab pria cantik yang berprofersi sebagai paparazzi korea yang penuh dengan dunia kebebasan dan scandal. Dia adalah salah satu paparazzi andalan yang kreative dan sangat di sukai teman-teman di satu angkatan perusahaan TV Swasta di Seoul. Namun kehidupan nyatanya tidak sesuai dengan kebanggaan karirnya, menjadi pria yg masih berkuliah dan mempunyai banyak mimpi serta cinta, cinta yang membuatnya enggan untuk kembali berurusan dengan kata 'cinta' dalam hidupnya. Sampai akhirnya dia berjumpa dengan Sehun. seorang artis dunia yang selalu membuat kontroversi dengan tingkah lucu yang beranjak menjadi brutal, sampai akhirnya karena 'sesuatu' Luhan terjebak didalam hidup Sehun untuk waktu yang cukup lama, membuat perasaannya kembali lebih cerah daripada sebelumnya, Luhan akhirnya tidak bisa berkutik untuk pergi jauh dari kehidupan Sehun dan memberikan sesuatu yang tidak bisa lelaki tampan itu kembalikan kembali, dan cinta itu hadir didalam hidup Luhan, namun pemikiran Luhan pada sosok Justin membuat pria cantik itu harus bertentangan dan membenci pada 'cinta' lebih daripada sebelumnya, Sehun mengetahui bahwa penyesalan memang selalu datang diakhir dan dia merasakannya, dia membutuhkan Luhan, dan dia menginginkan pria itu menjadi miliknya walaupun tipis kemungkinan untuk mendapatkan pria itu. Luhan mengelak dengan semua perasaan dan ucapan yang dia lontarkan pada Sehun, namun bahasa tubuh pria cantik itu berbanding terbalik dengan apa yang terlontarkan...seakan pria itu berfikiran sama dengan apa yang Sehun inginkan.

Xi Luhan. Pria yang kuat, penuh percaya diri, ambisius dan keras kepala namun cantik dan penuh kasih sayang. Oh Sehun. Lelaki never mind, pembuat ulah, keras kepala, dan dingin namun penuh keromantisan dan sangat memikat.

Akankah cinta mereka berujung pada kebahagiaan? Atau mereka tetap keras kepala pada cinta mereka berdua? Atau bahkan Luhan tidak memberikan apa yang Sehun butuhkan dan dirinya inginkan?


"this is paparazXI…yeahh right, XI!" – Febrya Kartika

.

.

"Ya kita kembali kestudio!"

Akhirnya hari yang melelahkan kini usai, pria cantik itu mengelap keringat yang terus saja mengucur dari keningnya, dengan sebuah sapuan tissue kini dia bisa menghela nafasnya panjang.

"Xi Lu! Apa kau ada acara nanti malam?" sebuah suara lelaki yang sangat familiar ditelinganya kini ia dengar. Pria cantik itu membalikkan badannya dan mendapati lelaki itu tengah mengamatinya dengan tatapan menunggu jawaban yang akan segera terlontar dari bibir pria yang tengah berada didepannya itu.

"Umm sorry Kai." Ucap pria cantik itu dengan menunjukkan bahwa dia memang membutuhkan istirahat yang lama saat ini, "Aku sangat lelah, mungkin lain kali…" serunya dengan diiringi sebuah senyuman tulus namun tipis.

Lelaki itu mengangguk dengan pasti dan tersenyum kearah pria cantik itu, "Tak apa, masih ada lain kali." Serunya.

Pria cantik itu tersenyum lantas meninggalkan lelaki itu yang masih mematung memandangi kepergian pria didepannya.

XI LUHAN. Sebutan yang sangat familiar disebuah stasiun televise swasta di kota Seoul yang penuh dengan gemerlap dunia malam ataupun dunia yang penuh dengan kebebasan. Xi Luhan namun lebih sering disingkat sebagai Xi Lu, Nama marga di awal kata dan 'Lu' sebagai nama kecilnya. Pria yang sudah menginjak usia 21 tahun itu kini berprofersi sebagai paparazzi kelas dunia yang sering meliput berita tentang artis dunia ataupun yang lainnya. Dia juga berkuliah disalah satu universitas yang terkenal di daratan tanah Korea Selatan itu. Tidak ada yang lebih special bagi Luhan selain berada diluar rumahnya, karena dengan melihat keadaan Ayahnya yang kian hari kian saja membuatnya gila itu adalah hal yang paling membosankan untuknya.

Pria cantik itu menghela nafasnya panjang saat mobilnya, mobil yang ia beli atas usahanya sendiri selama ini kini berhenti didepan sebuah rumah yang cukup mewah untuk ukuran rumah didaratan kota Seoul itu. Dengan langkah yang gusar pria itu memasuki rumah yang terasa bagaikan neraka jahanam didalam dirinya, pria itu membuka pintu rumah itu dengan bantingan keras yang ia lakukan—demi apapun juga ia tidak sudi lagi untuk tetap tinggal didalam rumah yang sangat dia benci itu, namun semua kenangannya bersama dengan Ibunya dan kenangan-kenangan manis nya yang seakan tidak mengijinkannya untuk meninggalkan rumah itu.

"bitch! Belikan makanan atau setidaknya minuman untukku! Kau jalang yang sangat tidak tau balas budi!" benar, mungkin Ibunya lebih baik mati saja daripada melihat tingkah suaminya yang sangat gila itu. Dan tidak bisa Luhan pungkiri bahwa dia juga lebih baik mati menyusul Ibunya atau pergi dari rumah itu selamanya.

"Kau punya kaki, dan kau bisa berjalan! Kau punya mata, gunakan mata itu untuk beraktivitas yang kau butuhkan jangan hanya menatap pelacur jalanan yang sangat hina itu, dan kau juga punya mulut, gunakan mulutmu itu untuk bertanya apa yang kau butuhkan! Jerk!" Luhan tidak memperdulikan lagi semua tuduhan dan juga kalimat makian yang terlontar dari mulut lelaki yang faktanya adalah Ayahnya sendiri namun dia sama sekali tidak sudi untuk mengakuinya—sama sekali tidak.

Pria itu menghempaskan tubuhnya yang lelah itu karena seharian telah bekerja dengan sangat giat demi untuk karir yang kini ia genggam dan juga tanggung jawab yang dia terima itu. Edaran matanya menatap kearah langit-langit kamarnya dan terpejam untuk sejenak, merasakan kenangan indah yang sulit untuk dia lupakan didalam rumah terkutuk ini dan beberapa diantaranya kenangan indah dirinya. Brengsek! Luhan beranjak dari tidurnya dan langsung melepas jeket yang ia kenakan dan melangkah menuju kearah kamar mandinya, dia tidak sudi memikirkan lelaki itu lagi dalam ingatannya namun mengapa sosok itu sangat sulit untuk Luhan hilangkan dalam ingatannya.

Luhan menatap dirinya didepan cermin besar didalam kamar mandinya dan menghela nafas panjangnya—menggeleng saat ia memikirkan sesuatu yang teramat menyakitkan untuknya, sudah cukup untuk menyakiti hatinya dan mengapa kenangan yang pahit sangat sulit untuk dihilangkan dan dilupakan bahkan taun pun tidak bisa membantu.

-PaparazXi-

Luhan menatap kearah jalanan kota Seoul yang sangat ramai pada saat malam-malam seperti ini, apalagi kini jam dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 09.55 pm dan sebentar lagi semuanya akan terasa seperti saat sore hari karena masyarakat kota Seoul banyak yang suka berkeliaran dimalam hari hanya untuk mengunjungi pusat club malam atau semacamnya bahkan untuk menemukan para gadis sewaan yang mereka inginkan untuk satu malam ini.

Pria cantik itu memberhentikan mobilnya didepan sebuah restaurant yang buka 24 jam non stop itu, memakan makanan yang tidak mengandung banyak lemak dan sedikit bervitamin mungkin akan membuatnya bisa kembali beraktivitas dengan semangat besok karena jadwalnya sungguh padat selain juga jadwalnya diuniversitas.

Dua puluh menit berlalu begitu saja tanpa pria itu rasa, udara dingin menyelimuti pria itu namun dengan seteguk coffe yang ia pesan untuk membuat matanya tetap terjaga membuatnya sedikit menghangat saat air itu masuk kedalam tubuhnya.

Ddrrtt…drrrttt…

Ponsel pria itu bergetar dan menampilkan nama seseorang yang sangat ia kenal bahkan dalam tiga tahun terakhir dalam hidupnya setelah ia memutuskan untuk bekerja demi membayar kuliah pria itu sendiri, Kim Jongin, atau biasa disebut Kai—lelaki yang juga mempunyai paras menggoda itu adalah sahabat lama yang selalu ada untuk Luhan dan dia juga rekan Luhan yang selalu menemani saat pria cantik itu tengah bertugas, dan Kai sebagai Cameramen sedangkan Luhan sebagai Reporter.

"Ya Kai?" Pria itu menempelkan benda pipih yang digunakannya sebagai media komunikasi itu disekitar telinganya.

"Besok kita akan meliput bencana di sekitar Ulsan—kau ingat? Banjir bandang itu?" Pria cantik itu berfikir dan mengangguk menanggapi ucapan dari Kai.

"Ya, aku mengingatnya. Memangnya besok jam berapa? Aku ada kuliah—besok." Luhan mendengar Kai menghela nafasnya.

"Produser meminta kita untuk meliput besok jam tujuh…" coffe yang tengah Luhan teguk itu seketika membuatnya tersedak dan langsung mengambil tissue yang berada didalam tasnya dan juga menaruh gelas berisikan coffe sialan yang membuatnya tersedak itu diatas mejanya.

"What the hell!" sergah Luhan langsung dengan spontanitasnya, pria itu mendengar bahwa Kai bergerutu tidak jelas disebrang sana, "Aku ada kuliah jam Sembilan Kai!" serunya dengan sedikit lantang, pria itu memasukkan tissue nya kembali kedalam tas dan beranjak untuk menuju kearah mobilnya, jika ia tidak segera pulang sekarang maka ia tidak akan mendapat waktu untuk memejamkan matanya walaupun dia setidaknya memang enggan untuk berada didalam rumah terkutuk itu kembali namun apa daya—pria itu tidak mempunyai banyak pilihan yang bisa ia pilih sekarang.

"Ya aku tau tapi—"

"Aku tidak punya pilihan." Luhan bisa merasakan bahwa Kai mengangguk setuju disana lalu pria itu menghela nafasnya dan menaruh tasnya itu kedalam mobil dan dirinya bersender didaun pintu mobilnya sebelum memasuki mobil itu.

"Right! Kau tepat cantik, dan jangan lupa besok jam 7 kau sudah harus berada disini." Luhan mengangguk, "Jangan membuatku menunggu ataupun membuat produser kesal karena aku tidak akan—" pandangan lensa mata Luhan menangkap sosok yang sangat familiar didalam pandangan matanya, telinganya tidak bisa merespon apapun yang Kai tengah katakan sekarang, "Xi Lu! Kau masih mendengarku atau—"

"Ya Kai, aku ada tugas sekarang!" seru Luhan berbisik saat mengatakannya.

"Tugas apa?"

"Aku menemukan berita bagus untuk besok pagi." Ujar Luhan dengan senangnya, tergambar dengan jelas dikedua sudut bibirnya bahwa kini ia tengah tersenyum sekarang.

"Oke, kau harus mengirimkan data berita itu padaku, aku tidak mau terjadi kesalahan apapun lagi seperti beberapa bulan lalu." Ya, Luhan pernah membuat Kai sangat kesal padanya karena pria cantik itu mendapatkan berita yang memang bagus namun pria itu sendiri yang menuliskan beritanya dengan bahasa yang terlalu membuat para pembaca bisa langsung naik darah karena terjadi beberapa penekanan disetiap kata yang tertulis diadalam berita itu, dan sempat mendapat sebuah tuduhan mencemarkan nama baik sehingga produser sangat marah pada Luhan dan hendak memecatnya namun Kai menolong pria cantik itu dengan mencoba membuat produser bahwa kejadian seperti itu tidak akan terulang kembali.

"Ya, aku menyayangimu." Luhan menutup telfonnya dan menekan icon camera yang ada didalam ponselnya itu. "Kita lihat saja…" gumam Luhan.

-PaparazXi-

Pagi yang sangat mencerahkan dan malam yang sangat melelahkan bagi seseorang yang kini masih menutup matanya, meskipun pada kenyataannya bahwa dia telah bangun namun tubuhnya berkata bahwa ia membutuhkan beberapa menit lagi untuk kembali tertidur.

Tiba-tiba suara pintu yang terbanting membuatnya membuka mata, dengan langkah yang kesal dan tidak berirama seorang lelaki memasuki kamar itu dan berdiri disamping ranjang besar nan megah itu. "Get up! Jerk!" dengan malas dia langsung membuka matanya dan terduduk diatas kasurnya.

"Apa?" tanyanya.

Lelaki itu melemparkan sebuah majalah yang menampangkan fotonya dengan sangat jelas dicover majalah tersebut, matanya langsung menangkap headline yang terbaca dengan jelas diatas kertas sialan itu. Oh Sehun at The Niclub with his 'new' boy. Mata lelaki tampan itu langsung menatap kearah lelaki yang kini tengah menaikkan kedua alisnya meminta kepastian.

"Kau tidak bisa mengelak nya, Oh. Ini sudah menjadi trending pada satu jam terakhir ini, dan kau tidak bisa mengelaknya bahwa bukti-bukti video dan foto ini sangat nyata dan aku pikir—"

"Shut up your fucking mouth!" bentak Sehun—Oh Sehun, lelaki yang memjadi superstar 7 tahun lalu itu, kini karirnya benar-benar akan meredup mengingat bahwa lelaki itu selalu saja menciptakan sebuah kontroversi dan membuat masalah-masalah baru didalam hidupnya. "Berita mana yang mengunggah ini? TMZ?!" Tanya Sehun.

Lelaki itu, Choi Siwon—manager Sehun menatap kesal pada lelaki itu, sudah sangat berani dan tidak tau sopan santun memang namun setidaknya Siwon memang masih menyayangi Sehun seperti saat mereka baru bertemu hanya saja lelaki itu sedikit kecewa mengingat bahwa Sehun nya yang dulu kini telah beribah sepanjang tahun bahkan setiap detiknya, dan semua itu karena pergaulan dengan teman yang selama ini salah Sehun pilih serta ketertekanan jiwa lelaki itu karena selalu diBully oleh haters nya namun setidaknya Sehun sama sekali tidak memperdulikannya—memperdulikan kata-kata terkutuk dari hatersnya, dan kesabaran yang selalu dia genggam itu kini seakan memudar namun tentu saja Sehun masih sangat beruntung penggemarnya masih menyayanginya dan juga Ibunya— yang selalu bisa menghibur Sehun dan membuat lelaki itu menyadari siapa dirinya dahulu.

"Ani. its StarLight!" seru Siwon menandai nama label berita internasional itu, Sehun menyipitkan matanya dan tersenyum sinis mendengar nama label itu, lelaki itu tidak menatap kearah Siwon.

"Apa perempuan yang bernama Yoora yang menjadi host di acara berita itu?" Bukan, Siwon menggeleng. Lelaki itu mendapatkan berita itu pagi ini dan menyelidiki siapa yang menyebarkannya dan lelaki itu menemukannya.

"Kai! Kim Kai." Ujar Siwon membenarkan, Sehun langsung menyilakan selimut yang membungkus tubuh nya yang hanya berbalut boxernya dan berjalan menuju kearah kamar mandi tanpa memperdulikan Siwon yang masih menatap kesal padanya. "Hey Dude! Kau ada showcase hari ini di Beijing!" Siwon berteriak dari luar dan Sehun sama sekali tidak menggubris apapun yang lelaki itu katakan.

Lelaki itu berdiam menekan kedua tangan menyangga tubuhnya disekitar wastafel yang berada tepat dibawah sebuah kaca yang besar, Sehun menatap dirinya yang kini sudah sangat berubah. Lelaki itu kini harus kembali menerima bully-an dari hatersnya setelah berita ini, dan sialnya adalah karena The Niclub adalah sebuah Club malam di Seoul yang sangat terkenal dengan wanita atau lelaki manis jalang dan pesanan kamarnya, dan memang Sehun memesan kamar serta memesan satu pria manis dari sekian banyak disana, Sehun memang tidak perduli dengan siapa ia tidur. Ia hanya mengikuti kata otak sial nya dan melakukannya hanya untuk bersenang-senang. Dan Sehun sudah meminta pihak mereka untuk merahasiakan kedatangan lelaki itu dengan membayar lebih namun Sehun sejujurnya belum sempat menyentuh pria manis yang ia minta hanya menciumnya saja karena pria itu menangis dan itu membuat mood Sehun beranjak lebih buruk daripada sebelumnya.

Lelaki itu menghantamkan tangannya dengan kesal kearah kaca dan membuatnya retak, uangnya terbuang dengan cara Cuma-Cuma dan tidak mendapatkan apa yang ia inginkan dan sekarang namanya semakin melejit menjadi lebih terkenal namun bukan karena karya-karyanya lagi tapi karena semua scandalnya kini bertambah lagi.

"Kai!" gumam Sehun menatap kearah dirinya sendiri dari pantulan kaca yang sudah retak itu, "Kita tunggu saja semua permainanmu…" lanjut Sehun lalu sekali lagi menghantamkan tangannya kearah kaca dan kini kaca itu sudah pecah dan terlepas dari tempatnya.

-PaparazXi-

"kau tau Semua ini demi tugas ini dan jangan membuatku jengkel atau aku akan menghajarmu Kai!" lelaki itu terkekeh mendengar ucapan yang terlontar dari bibir merah merona milik Luhan, lelaki itu menghidupkan kembali mesin mobilnya namun sekali lagi ia gagal.

"Berhenti mengoceh terus Xi Lu, atau kita tidak akan segera pulang!" Luhan menggerutu dengan bibir yang sudah mengucapkan beberapa kalimat kutukan untuk Kai atau untuk produsernya karena memberikan mobil rongsokan untuk bertugas, dan kini mereka berdua tengah mengalami kesialan karena mobil itu mogok ditengah jalan kembali. "Cepat Rusa, aku tidak merasakan mobil ini bergerak!" teriak Kai dari arah kemudi, Luhan berdiri tegap dan menghampiri Kai. "Wae?"

"Fuck! Get Out!" teriak Luhan tepat didepan wajah lelaki itu, "Seharusnya aku yang mengatakan itu, badanku kecil Kai, kau yang seharusnya mendorong mobil sialan ini dan segera pulang. Kau tidak merasakan bahwa aku sudah benar-benar lelah—" lanjut Luhan dengan merubah ekspresinya menjadi lebih menyedihakan, Kai menghela nafasnya lalu membuka daun pintu mobil itu dan berjalan menuju kearah belakang mobil dan mendorongnya sedangkan kini Luhan yang berada dijok kemudi.

"Ya! nyalakan mobilnya!" teriak Kai yang kini menjadi kesal karena Luhan mulai membalaskan dendamnya karena ulah Kai yang tidak mau mengalah padahal dia faktanya itu seorang lelaki. Luhan menyalakan mobilnya dan giginya terlihat saat sebuah senyuman mengembang dikedua sudutnya, Kai melotot memandang mobil yang sudah melaju didepannya itu, "XI LUHAN! AWAS KAU! YA! HEY BERHENTI BODOH!" teriak Kai dengan kesal saat mobil itu sudah kembali seperti semula namun dengan segera Luhan menancapkan gas dan meninggalkan Kai.

Lelaki itu terdiam dan melipat kedua tangannya disekitar dada bidangnya dan menatap mobil yang kini mulai mundur.

"Kai!" seketika mereka berdua menghentikan tawa mereka saat ternyata produser mereka memanggil nama Kai. Lelaki itu melepaskan rangkulannya dibahu Luhan dan berjalan mendekat kearah lelaki paruh baya itu, menatapnya dengan penuh Tanya. "Ikuti aku!" serunya, lelaki itu menatap kearah Luhan yang memberikan tatapan I don't know.

Luhan melihat punggung Kai yang semakin tidak terlihat, pria cantik itu menjadi sangat cemas dan sangat bingung sekarang. Tidak mungkin produsernya akan memanggil salah satu diantara mereka dengan raut wajah yang sangat dingin sedingin tadi jika tidak ada masalah yang sangat serius, beberapa detik berikutnya Luhan melihat bahwa produsernya itu keluar namun tanpa Kai dibelakangnya, what's going on?

Pria cantik itu melangkah mendekat kearah ruangan yang dikhususkan untuk pengunjung ataupun rapat, sebenarnya Luhan tidak mau menguping masalah ini namun karena ia terlalu khawatir pada Kai dia mengambil langkah ini.

"Kau lebih brengsek dariku!" teriak Kai dari dalam ruangan itu. suara itu langsung membuat Luhan berfikir memang keadaannya tidak sedang stabil.

"Oh—Ya?"

"Ya, dan kau seharusnya malu karena berita-beritamu! Kau pecundang yang mendapatkan keberuntungan ditemukan oleh manager sebesar Siwon! Namun sialnya bagi Siwon menemukanmu untuk dijadikannya artis!" gertak suara Kai, Luhan mengintip dari balik pintu kaca yang tidak cukup jelas dan menemukan bahwa tangan seseorang sudah mengepal dan dengan segera Luhan membuka pintu itu dengan gerakan reflek.

"Hey Oh!" gumam Luhan menatap kearah lelaki yang tengah memegang kerah kemeja yang Kai kenakan itu dengan satu tangan sedangkan tangannya yang lain sudah mengepal untuk menghantam wajah Kai jika saja Luhan tidak datang menggaggunya.

Sehun melepaskan tangannya yang menyentuh Kai dan menatap kearah pria yang err—cantik? yang sama sekali tidak ia kenal itu.

"Ada apa ini? kau ada masalah dengannya Kai?" lelaki yang ditanyapun menggeleng dengan tatapan tidak tahunya sedangkan Sehun menatap jengah kearah mereka berdua.

"Ya, dia punya masalah denganku!" sergah Sehun menjawab.

"Masalah apa? Aku tidak tau, bahkan jika berurusan denganmu aku pun enggan untuk menerimanya!" balas Kai dari belakang Sehun.

"Bullshit!" ujar Sehun.

"Hey Shut Up your mouth !" teriak Luhan. Kini Luhan sudah sepenuhnya berada didalam ruangan itu bersama dengan Kai dan juga Sehun.

"Kenapa, memang benar begitu! Dia menyebarkan berita tentangku yang ia tulis dimajalah murahan itu dengan cover wajahku dan menampilkannya di televise!"

Luhan terkekeh dengan senyuman sinisnya menatap kearah Sehun, "Bukankah itu memang wajar karena kita memang adalah paparazzi. Seorang yang 'sangat' kau benci yang selalu memberikan berita-berita yang terhangat dan menjadi bahan pembicaraan dan memberikan info untuk para penggemarmu itu, dan seharusnya kau berterimakasih karena para paparazzi menjadikanmu sebagai sumber, kau semakin terkenal." Ujar Luhan dengan suara yang terlalu mencoba menyindir Sehun dan lelaki itupun merasakannya.

"Ohh Ya, aku hampir melupakan bahwa 'mereka' adalah orang yang sangat penting didalam hidupku dan memberikan para penggemarku informasi." Ujar Sehun membalas ucapan yang Luhan lontarkan, "tapi tidak jika hanya menyajikan informasi palsu demi uang dan mereka bilang aku yang menuai kontroversi!" lanjut Sehun dengan tenang namun penuh penekanan.

"palsu?" ulang Luhan, pria cantik itu mendekat kearah Sehun, sungguh pria itu tidak pernah takut pada siapapun apalagi pada Oh Sehun yang kini berada didepannya itu. "Kukira berita pagi ini tidak palsu! Kau keluar dengan seorang pria jalang dan mencoba mencumbunya namun dia menangis, dan apa yang kau lakukan didalam club terkutuk itu? bercinta atau—umm apalagi yang lebih pantas untuk disebut?" ujar Luhan. Skakmat. Sehun tidak bisa berbicara banyak lagi untuk mengelak. "Aku tau kau datang kesini karena mendengar berita tadi pagi yang pastinya akan membuat para penggemarmu itu beralih menjadi hatersmu dan aku yakin para orang tua dari penggemarmu tidak akan sudi anak mereka mengidolakan lelaki sepertimu." Ujar Luhan. Tangan Sehun sudah mengepal dan Kai mengetahui itu, Luhan pun mengerti dengan hanya memandang kearah raut wajah Sehun yang sangat merah menahan marahnya padanya kali ini.

"Oh sweetheart! Siapa namamu?" Tanya Sehun.

"Xi Luhan! Tapi maaf aku bukan dari sekian mainan jalangmu." Ujar Luhan menyindir Sehun dan semakin membuat marah Sehun menjadi.

ohh ya? Dan kau akan menjadi salah satu diantaranya sebentar lagi—Sehun kini bergumam didalam hatinya. "Oh ya? Jangan khawatir, kau tidak akan!" ujar Sehun.

"Lalu, apa yang kau inginkan dariku? Ataupun dari Xi Lu." Tanya Kai yang sedari tadi mengamati argument antara Sehun dan Luhan yang berada tepat didepan matanya itu.

"Sebenarnya aku hanya ingin menemui orang yang membuat berita itu," ujar Sehun tanpa memandang kearah Kai yang berada disebelah kanan pria yang mengaku bernama Xi Luhan itu, Sehun mengamati Luhan dari atas sampai bawah dan pria cantik itu tidak termasuk kedalam kriteria Sehun, namun melepaskan pria cantik itu begitu saja setelah ulahnya yang sangat membuatnya kesal ini Sehun seharusnya berfikir kembali. "Tapi sepertinya aku salah orang…"

Luhan langsung bisa mencerna kalimat itu, pria cantik itu tersenyum sinis kearah Sehun, "Ya bukan Kai memang, tapi aku…aku yang menemukanmu tadi malam, jadi secara professional aku menyampaikan berita yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, dan sudah seharusnya kau juga professional dengan menerima beritamu yang baik atau yang buruk, bukan hanya protes dan protes!"

"Aku punya hak!" potong Sehun.

"So? Me too…" jawab Luhan dengan santainya.

Sehun menghembuskan nafas nya dengan kesal, "Oh oke, thanks." Sehun mengukirkan senyuman paksanya lalu meninggalkan mereka berdua.

"Dia sudah gila!"

"Memang!" seru Luhan setuju dengan gagasan yang Kai berikan.

"Kau harus berhati-hati Rusa!" ujar David mengingatkan, pria bermata rusa itu mengangguk.

"Always…tapi sayangnya dia sangat pengecut dan tidak punya nyali." Ujar Luhan berkomentar, pria itu menghempaskan bokongnya disofa merah yang berada disana, menyenderkan kepalanya disofa itu. "Dan aku tidak sudi berurusan dengannya kembali."

-PaparazXi-

Xi Luhan. Itulah nama yang Sehun cari disitus jejaring sosial Twitter maupun Google. Dengan mudah lelaki itu bisa mengetahui siapa sesungguhnya Xi Luhan yang berprofersi sebagai paparazzi majalah StarLight dan berita StarLive. Pria bermata rusa yang ternyata sudah berada disana semenjak tiga tahun lalu, beberapa masalah juga Sehun dapatkan seperti masalah yang hampir membuat Luhan dipecat karena tindakan bodohnya itu, beberapa detik Sehun berfikir bahwa mungkin menjadikan masalah ini sebagai masalah yang serius sebagai tudingan 'mencemarkan nama baik' atau tuduhan lainnya mungkin akan membuat karir Luhan segera meredup dan pria itu akan dipecat namun membaca tulisan yang menyatakan bahwa Xi Luhan, pria yang memasuki universiast di Seoul dengan hasil kerjanya sendiri dan menghidupi dirinya serta Ayahnya dengan uang itu kini sudah semakin Berjaya karena orang-orang menyukai caranya menyampaikan berita ditelevisi dan itu membuat Sehun harus mengingat masa lalunya yang tidak mempunyai apa-apa dan sangat sulit untuk bersekolah karena keterbatasan biaya dan menjadikan Luhan sepertinya adalah sebuah ide yang sangat buruk, bagaimanapun lelaki tampan itu masih mempunyai rasa belas kasih didalam hatinya.

Sehun juga menemukan bahwa jika ia melakukan tuduhan seperti itu maka ia juga tidak bisa mengelak bahwa semua itu memang benar, lelaki itu akan lebih mendapatkan masalah lagi dan lagi, sudah cukup masalah-masalahnya yang terus saja berkembang ditahun-tahunnya belakangan ini. namun akhirnya lelaki itu menemukan sesuatu yang ia butuhkan.

"right sweetheart! You are my wild pretty-boy…and I love it!" Sehun bergumam didepan layar monitor laptop yang tengah ia gunakan untuk mencari informasi tentang siapa itu Xi Luhan dan bagaimana orangnya.


TO BE CONTINUED

:D


Hai hai ! Aku cuma mau bilang terimakasih yang sebesar-besarnya sama Kak Febrya Kartika yang udah ngizinin aku untuk re-make cerita ini :*:* Oh iya, ini akun baru aku. Akun lama ku (shamphony) gak bisa dibuka:( Nanti aku bakal re-post UMD disini kok:*

Dan.. Semoga readers suka. Jangan lupa review nya!