Warning: boys love, ooc, typos, fail fluff, absurd, etc.

Disc: only plot mine.


I Dare You A Bet

(c)mintswaega

Kim Namjoon x Min Yoongi

Rate: T (for cursing)

.

.

.

"Yoongi, bisa kau sedikit bergeser untukku?" tanya Namjoon, nampan makanan di tangannya. Uhh, seharusnya Yoongi pulang saja tadi.

Memberi tempat untuk Namjoon di sebelahnya, si helai blonde mengabaikan tatapan ganjil dari teman-teman semejanya.

"Terimakasih," ucap Namjoon, ia duduk dan menaruh nampan makanannya di atas meja. Bersenandung acak sambil meyantap hidangan siangnya.

"Yoongi-hyung, Namjoon-hyung," panggil Jimin menarik perhatian kedua sunbaenya itu.

"Ya?" tanggap Namjoon.

"Kalian berdua…, jadian?" pertanyaan polos itu sontak membuat Yoongi tersedak.

13 jam yang lalu.

"Hyung?" tanya Namjoon tiba-tiba, ia sedang terduduk di kursi meja belajar Yoongi, mengamati si blonde yang terbaring di ranjangnya.

"Hmm?"

"Menurutmu, siapa yang lebih duluan bertindak untuk mendapatkan siswa pindahan dari China itu?"

"Si anak Jepang itu mungkin, aku selalu melihat mereka bersama."

Tapi Namjoon terlihat tidak setuju, "Kupikir itu si ketua kelas."

"Hah? Aku yakin 100% bukan dia, orang itu terlalu malu untuk mengakuinya," sanggah Yoongi.

"Tetap saja aku menebak itu dia!"

Memutar bola matanya malas, Yoongi menanggap, "Aku berani bertaruh itu si Jepang!"

Namjoon menyeringai, "Oh ya? Baiklah, jika aku benar, seharian kau harus memanggilku 'oppa' dan aku akan memanggilmu sesukaku."

"Baik! Dan jika aku benar, kau akan memakai pakaian maid ke sekolah!"

"Fair enough."

Sayangnya, Yoongi tidak lagi bisa memunculkan seringainya begitu matanya menangkap langsung adegan di mana Taeyong menyatakan cintanya pada Sicheng keesokan harinya di sekolah.

"Kau bisa mulai memanggilku oppa, Yoongi," Namjoon merasa sedikit aneh menyebut nama yang lebih tua tanpa embel-embel hyung seperti biasanya, namun dalam hatinya ia sangat puas dengan hal itu.

Yoongi langsung meninggalkan tempat kejadian, namun sayang Namjoon duluan menghadangnya.

"Katakan 'Namjoon-oppa biarkan aku lewat' barulah aku membiarkanmu pergi," ucap Namjoon yang sebagian dari dirinya merasa bersalah menyiksa hyungnya seperti ini, namun kenyataannya ia hanya sangat penasaran dengan Yoongi yang bertindak manis.

Yoongi masih berusaha kabur, tapi ia yang sudah tahu bahwa Namjoon tak semudah itu dilewati, berakhir dengan dirinya yang terkekang di antara tembok dan tubuh yang lebih muda.

"Aaa jebal, biarkan aku bersiap-siap untuk ini," ucap Yoongi.

Dan Namjoon, yang sangat jarang mendengar hyungnya yang satu itu memohon, menghela nafasnya panjang.

"Baiklah, tapi jangan berani kabur dari ini semua."

Yoongi mengangguk, membuat Namjoon melepas kekangnya.

"Ayo kita kembali ke kelas," ajak Namjoon menerima anggukan kedua dari Yoongi. Tersenyum, si jangkung lalu menarik tangan Yoongi dan mulai berjalan masuk ke dalam gedung sekolah.

4 jam kemudian.

"Yah entahlah," jawab Namjoon, "dia belum menjawab pernyataan cintaku."

Entah bagaimana mungkin orang bisa tersedak udara, namun hal itu faktanya terjadi pada Yoongi, membuatnya terbatuk keras dan mengundang banyak perhatian dari seisi kantin.

"Uhh Yoongi baby malang sekali," ucap Namjoon sambil menepuk ringan punggung Yoongi. Kali ini 5 teman semeja mereka yang tersedak secara bersamaan.

"Jinjja," utar Yoongi pelan sambil bergegas pergi meninggalkan kantin, meninggalkan teman-temannya, terlebih, meninggalkan Namjoon.


Sepulang sekolah, Yoongi berusaha sangat keras untuk menghindari Namjoon, yang dikirannya mustahil karena Namjoon tetap akan menemuinya di rumah. Salahkan orangtua Yoongi yang mengijinkan Namjoon menginap di rumahnya karena alasan dekat dengan sekolah.

Karena itu, sekarang Yoongi berakhir menelusuri trotoar di sepanjang jalanan Seoul, melangkahkan kakinya tanpa berfikir, hingga gema suara langkah kaki yang ia dengar sontak menaikkan tempo debar jantungnya.

Memikirkan hal positif, ia kira itu mungkin hanyalah orang yang kebetulan searah dengannya, namun hal itu tertepis fakta bahwa siapapun itu ikut berhenti ketika Yoongi berhenti dan kembali berjalan ketika Yoongi kembali berjalan.

Yoongi mulai berjalan cepat, dan orang yang mengikutinya pun ikut mempercepat langkahnya. Hingga saat Yoongi berlari, orang itu pun ikut berlari mengejarnya.

Sentuhan di bahu Yoongi, dan si blonde serasa mendapat serangan jantung, orang itu menangkap Yoongi, tangan digunakan untuk mengekangnya. Yoongi hendak berteriak meminta bantuan, walau itu akan sia-sia karena di malam yang selarut itu akan sangat jarang ditemui orang yang akan membantunya.

Bugh, suara hantaman itu disusul dengan beban di belakang Yoongi yang menghilang. Si blonde menengok kebelakang untuk menemukan seorang pria dewasa terkapar di lantai. Tangan besar yang ia hafal betul milik siapa menggenggam miliknya yang dingin.

Namjoon menarik Yoongi pergi menjauh dari pria itu.

"Hyung kau tidak apa-apa?" tanya Namjoon dengan suara yang menggambarkan kekhawatirannya.

Yoongi tidak menjawab, dan hal itu membuat Namjoon takut.

Yang lebih muda menggenggam lengan atas Yoongi, membisik pelan, "Hyung," dengan kerutan dahinya yang jelas terlihat.

Yoongi menegadah, mata berbinar hasil dari rasa takutnya tadi. Hal itu membentuk rasa bersalah mendalam dari diri Namjoon. Ia memeluk Yoongi, "Ma—"

Dan ia mendengar Yoongi mengucapkan sesuatu yang sontak membuat maniknya membulat. Namjoon menjauhkan Yoongi dari pelukannya dengan tangan masih menggenggam lengan yang lebih tua, "Hyung katakan sekali lagi!" perintahnya.

"N-Namjoon-oppa mi-mianhae."

Usai kalimat terkutuk, dengan kata terkutuk, keluar dari bibir terkutuk itu bersamaan dengan mekarnya warna kemerahan di wajah pucat Yoongi, Namjoon tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menautkan bibirnya dengan milik yang lebih tua. Sungguh sudah 2 tahun dia menahan dirinya, and fuck him, dia sudah terlalu lama menunggu.

Kemudian ketika Yoongi membalas ciumannya, bibir lembut itu sekarang hanya untuk Namjoon.

"Hyung saranghae," ucap Namjoon di sela-sela ciuman mereka, dan saat Yoongi kembali membalasnya, Namjoon tidak bisa lebih senang lagi.

"Ayo pulang," ucap Namjoon dengan nafas tak teratur.

Yoongi mengangguk, menyambut kehangatan genggaman Namjoon dengan senyuman. Dan mungkin, memanggil Namjoon dengan sebutan oppa padahal kau adalah seorang pria yang lebih tua bukanlah hal buruk.

Min Yoongi telah membuktikannya sendiri.

Dan ia beruntung, ia adalah Min Yoongi.

Min Yoongi yang diam-diam disukai Kim Namjoon sejak 2 tahun terakhir.

END

.

A/N: Gaada motivasi, cuma ada inspirasi, jadi ya…, gini. Lagi mood bikin plot baru terus, dan kebanyakan yang school life atau au. Absurd sumpah. Btw di NCT aku nge-bias Winwin sih, dan ngeship dia sama siapa aja (walau lebih ke Markwin). Dan makasih buat yang mampir, terlebih ninggalin jejak. I love you.

Terakhir, btw sebentar lagi UTS, wish me luck.