DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO

WARNING : TYPO'S,GAJE,ABAL,ALUR CEPAT,ANCUR BERANTAKAN,no EYD,dll.

PAIRING : HYUUGA HINATA & UZUMAKI NARUTO

LITLE :FOREVER TOGETHER

GENGRE : ROMANCE

.


.

.

Hinata menatap tumpukan buku yang ada di atas meja dengan tatapan sendu. 'Kenapa hidupku tak bisa jauh dari buku',pikirnya dalam hati.

Ingin rasanya satu hari saja kehidupan sekolah Hinata terbebas dari yang nama-nya buku pelajaran. Tapi tak mungkin datang kesekolah tanpa membawa buku. 'Bisa di gantung di tiang bendera ',Hinata kembali membatin sembari memayunkan bibir-nya.

'Kenapa buku-buku ini tak punya kaki sih, jadi kan bisa jalan sendiri'.

'Atau mungkin di sediakan troli ke biar ngak susah bawa-nya'.

'Dan kenapa selalu aku yang membawa semua buku ini', Hinata sedari tadi sibuk dengan pemikiran-nya sendiri . Sehinga mengabaikan guru yang sedang berbicara pada-nya.

"Bagaimana Hinata apa kau bisa membawanya sendiri",tanya Kakashi yang sudah ke tiga kalinya ."HYUUGA HINATA APA KAU MENDENGARKU",pangil Kakashi lagi menekankan semua kalimatnya.

""Ya..ya..ya tentu saja aku mendegarkan Sensei, dan aku bisa membawa sendiri",Setelah mengatakan itu Hinata langsung mengambil separuh tumpukan buku dan langsung bergegas pergi.

.

.

"Jika aku tak membawa sendiri memangnya ada yang mau bantu".

"Mereka semua kan kejam padaku hiks".

"Dan kau buku kenapa kau sangat menyukaiku sih?".

Hinata sudah seperti orang gila saja. Ia terus mengomel sepanjang jalan dari ruang guru menuju kelas 2C. Kelas yang di huni Hinata selama setahun ini.

Masih terus mengomel, Hinata bahkan mengabaikan semua mata siswa-siswi yang menatap aneh ke arah-nya. Bukan risih sih karna Hinata sudah kebal di tatap dengan tatapan aneh-nya seperti itu.

"Lihat penghuni rumah sakit jiwa yang lepas",bisik seorang siswi pada temanya sembari tertawa cekikikan. Bisik bahkan Hinata mendengar ucapan itu meski ia sudah melewati siswi itu.

"Kasian si cupu satu itu", Bilang kasian dengan nada mengejek mana mungkin orang percaya , yang ada semua orang tertawa mendengar kalimat dari siswa yang baru saja di lewati Hinata.

"Ck..ck..ck..Hyuuga-Hyuuga ", Ada lagi orang yang berdecak saat melihat Hinata melewatinya masih dengan melepas uneg-uneg nya.

"Dasar neard , geeks,kampungan lagi",kali ini langkah kaki Hinata berhenti . Bukan karna mendengar kalimat itu tapi karna yang mengucapkan-nya berdiri tepat di depan Hinata.

Memang apa salah-nya penampilan Hinata. Menurutnya penampilanya baik-baik saja bahkan kata temanya penampilan Hinata sangat manis dengan kaca mata besar tampa ada kaca-nya di tambah lagi rambut panjang-nya yang terkadang di kepang dua atau sanggul ke atas.

Bukankan itu terlihat manis seperti wanita-wanita yang hidup pada jaman penjajahan . Meski tanpa make up tapi tetap saja manis. Sebenarnya ini bukan penampilan asli Hinata. Ia hanya akan berpenampilan seperti ini di waktu tertentu saja. Dan sial-nya sekarang waktu-nya.

Dua menit terlewat hanya Hinata habiskan berdiri di depan pintu ruang kelas 2A dan ia sudah merasa sangat bosan. Menghela nafas malas Hinata kembali melihat ke arah gadis yang menghalangi jalan-nya.

'Untuk apa gadis ini menghalangi jalan-ku'batin Hinata sembari memperhatikan siswi di depan-nya. 'Waw...penampilanya sangat memukau'.

Mulut Hinata masih mengaga melihat siswi yang ada di depan-nya. Bukan kagum karna kecantikan siswi tersebut sih tapi karna Hinata merasa risih melihat tebal-nya make up yang di pakai.

"Kenapa kau melihatku seperti itu",tanya siswi tersebut dengan nada ketus-nya.

"Oh..tidak. tidak apa-apa, aku hanya terpesona dengan kecantikan-mu",akui Hinata sembari tersenyum terpaksa. Hola Hinata tau saja cara memuji orang ,lihatlah wajah siswi tersebut tersenyum puas .

"Benarkah", Hinata langsung menganguk semangat begitu mendengar pertayaan siswi itu lagi.

"Aku sudah tau aku sangat cantik",ucap Siswi itu lagi . "Dan kau menyingkirlah ,aku tak mau kecantikanku luntur karna melihatmu berdiri di depanku". Mendengar itu Hinata berniat melanjutkan jalanya sebelum melihat wanita itu yang pergi duluan memasuki kelas .

"Kyaaaa Naruto-kun kau sangat tampan dan aku sangat cantik jadi kita sangat cocok".

Meski Hinata sudah melangkah menjahui kelas 2A ,Hinata masih dapat mendengar suara teriakan siswi yang di puji-nya tadi.

"Dasar gadis bodoh mau saja di tipu",Hinata kembali mengoceh sendiri sembari tersenyum lebar.

.

.

"Minggir...siapa bilang kau cantik hah?",teriakan siswi beramput merah membuat penghuni kelas 2A berjengit kaget.

"He...memang aku cantik kan , Naruto-kun saja setuju",bela siswi itu lagi , membuat gadis berambut merah tertawa keras di ikuti penghuni lain-nya.

"Jangan mimpi ,Kau itu seperti badut ",dan bertambahlah volume tawa dari penghuni kelas .

Mengepalkan tangan-nya marah. "Jika aku badut kau juga sama",ucap siswi itu dengan nada tajam-nya.

Dan bisa di pastikan apa yang terjadi selanjutnya. Mereka berdua saling jambak,cakar dan entah apa lagi.

"Sarra,Shizunka hentikan kalian memalukan",kedua gadis itu tak memperdulikan ucapan dari entah siapa. Mereka masih melanjutkan saling jambak dan umpatan dengan suara keras.

Naruto sendiri hanya menonton saja aksi anarkis dari kedua mantan-nya yang masih mengharapkan cinta dari Naruto. Cinta bahkan Naruto berpacaran dengan mereka saja karna mereka yang minta dan kebetulan mereka lumayan cantik, jadi tak ada salah-nya kan menjadikan mereka pacar selama semingu.

.

.

.

"Yo...Anak paling rajin di kelas kita telah kembali", teriak salah-satu siswa begitu melihat Hinata membuka pintu. Dan karna teriakan itu pula kini Hinata menjadi pusat perhatian dari seluruh penghuni kelas.

Sialan memang mereka semua . Bukan-nya membantu teman yang kesulitan mereka semua malah asik-asik main kartu.

"Butuh bantuan Hinata-chan".

"Tidak terima kasih",Hinata menjawan cepat ucapan salah satu teman sekelas-nya yang menawarkan bantuan. Bukan-nya tak ingin di bantun tapi karna Hinata tau mereka hanya mengejek-nya saja. Lagian mereka juga tak ingin di hukum.

Mendengar jawaban cepat dari Hinata , seluruh penghuni kelas langsung tertawa keras . Sedangkan Hinata langsung bergegas pergi kembali ke ruang guru . Dari pada berdiri di depan kelas.

.

.

.

Hinata tengah berjalan kembali dari ruang guru menuju kelas-nya setelah mengambil buku tersisah di ruang guru tadi.

Entah ada angin apa tiba-tiba Hinata menghentikan lagi langkahnya di depan kelas 2A . Ia juga heran dengan kelakuan-nya sendiri . Melihat ke dalam kelas Hinata bertemu pandang dengan pemuda berambut kuning yang menatap-nya dengan tajam.

'Ada apa dengan-nya',Hinata mengangkat sebelah alis-nya heran. Mengelengkan kepala-nya pelan Hinata berniat melanjut-kan jalan-nya lagi sebelum melihat sorot mata biru dari pemuda berambut kuning itu semakin menatap tajam ke arah-nya.

"Dasar monster",Hinata mengerakan mulut-nya dengan jelas-sejelas-nya. Meski tak bersuara ia yakin pemuda berambut kuning itu tau apa yang ia katakan ,terbukti denga bola mata biru-nya yang makin melotot marah dan umpatan dengan nada keras hingga Hinata pun bisa mendengar-nya.

Memengang tumpukan buku dengan tanggan kirinya. Hinata membentuk huruf V mengunakan tangan kanan-nya dan mengarahkan tanggan yang sudah di buat huruf V itu ke arah mata-nya dan setelah-nya langsung menunjuk ke arah pemuda berambut kuning tadi. dan lihat hasil-nya ia dapat kelihat pemuda kuning itu mengerang marah.

Memeletkan lidahnya tanda mengejek Hinata langsung kabur setelah melihat pemuda berambut kuning tadi hendak bangun.

Jika baru mengenal Hinata atau orang yang tak tau kepribadian asli Hinata , semua orang akan mengangap Hinata itu tipe gadis yang pemalu dan penyindiri. Tapi jika sudah mengenal lama ,kata 'pemalu' tidak ada pantas-pantas-nya di sandang Hinata. 'Malu-maluin' mungkin kata yang cocok untuk Hinata seperti kata para sahabat baik-nya. Dan jangan lupakan Hinata juga sering di sebut ' tukang buat masalah'. Padahal ia tak merasa pernah buat masalah sama orang lain. Hanya sedikit jail mungkin.

.

.

.

.

"Shitt..."...

Naruto mengerang marah sembari refleks mengebrak meja dengan kuat membuat kedua gadis yang masih adu kekuatan fisik kaget dan langsung menghentikan aksi-nya.

"Naruto-kun ada apa dengan-mu?",tanya Sarra dan Shizunka berbarengan.

"Apa ikut-ikut",mereka berdua kembali berbicara berbarengan .

"Kau yang ikut-ikutan..",dan terjadilah lagi adu mulut antar kedua gadis berbeda warna rambut tersebut.

Brakkk...

"DIAM DAN MENYINGKIR LAH KALIAN BERDUA DARI SINI", Naruto berteriak marah dengan tatapan tajam menusuk .membuat kedua gadis itu langsung kabur keluar kelas.

Sebenar-nya ia tak terlalu mempermasalahkan keributan mereka berdua. Bukan karna tak tergangu tapi karna suda sangat bosan . Sarra dan shizunka itu tak bisa kita bilang tidak dengan cara halus jadi harus mengunakan cara kasar.

Alasan yang membuat Naruto sangat marah adalah gadis yang baru saja mengatai-nya monters . Dan dengan seenak jidat-nya gadis itu kabur setelah puas mengejek-nya.

"Ada apa dengan-mu Dobe?",Sasuke yang duduk tepat di samping Naruto dapat merasakan aura yang tak mengenakan yang datang dari sahabat pirang-nya ini.

"Tidak ada",jawab Naruto santai dengan nada mengeram menahan amarah. Ia paling benci di katai monters dan sekarang gadis yang tak di kenal-nya memangil-nya monster.

"Tadi Naruto di abaikan Nerd kelas sebelah ",celetuk pemuda lainya sembari tertawa mengejek.

"Sakit Naruto",pemuda di sebelah Naruto mengadu kesakitan sembari mengelus bagian belakang kepala-nya yang baru saja jadi korban kekerasan.

"Rasakan kau Kiba..",Natuto berucap sembari ikut tertawa dipaksakan.

Naruto dan Kiba masih asik dengan dunia mereka sendiri . Mengabaikan Sasuke yang tengah berpikir sembari melihat ke arah luar kelas.

"Naruto-kun...nanti bisa antar Shion pulang ",lamunan Sasuke buyar saat ada dua orang gadis yang tiba-tiba datang ke bangku mereka.

"Tolong ya Naruto aku tak bisa pulang dengan-nya ",ucap gadis itu lagi saat tak menerima tangapan dari Naruto.

"Memang-nya kau mau kemana Ino ?",Naruto bertanya dengan nada malas-nya.

Ino adalah teman kecil-nya yang merangkap satu-satu-nya wanita yang di luar keluarga-nya dekat dengan-nya. Dan Shion adakah sahabat baik Ino. Ia tau kenapa Ino sering kali menyuruh-nya mengantar Shion kesana kemari, itu semua Ino lakukan agar Shion dan ia bisa dekat dan saling suka. Ia bukan-nya tak tau jika Shion sudah menyukai-nya sejak mereka duduk di bangku kelas 3 junior high. Tapi apa mau di kata ia tak bisa melukai Shion karna ia sahabat baik Ino orang yang paling tak mau di lukai-nya .

"Aku ada kencan jadi Naruto mau ya..ya..ya",Ino sudah mengeluarkan jurus pupy eyes-nya." Aku tak tega melihat Shion pulang sendiri",sambung Ino lagi.

Menghela nafas lelah akhirnya Naruto menganguk pelan . Sebenarnya ia malas mengantar Shion tapi mau bagaimana lagi jika ia menolak , akan menjadi ke empat kali-nya ia menolak mengantar Shion dan ia juga tak punya alasan yang masuk akal.

"Terima kasih Naruto-kun ",suara lembut di sertai senyuman manis dari gadis berambut pirang pucat A.K.A Shion membuat Naruto menoleh ke arah-nya .

"Ya.."hanya itu tangapan dari Naruto. Entah ia tak tau wujud asli Shion , setaunya Shion itu gadis yang lembut dan ramah persis seperti kreteria pacar idaman-nya.

"Ya sudah kami kembali dulu ke kelas , awas kalau kau lupa menjemput Shion ke kelas nanti",Ino berujar sembari menarik Shion pergi dari kelas 2A . Ya Ino dan Shio mereka adalah murid kelas 2B.

Naruto baru saja ingin protes atas ucapan terakhir Ino tapi apa mau di kata Ino sudah hilang dari pandangan-nya. "Is..anak itu , "siapa yang membutuhkan dan siapa yang di butuhkan , kenapa aku yang harus repot-repot pergi ke kelas-nya", Naruto mengeretu sendiri.

.

.

.

"Dobe...aku ada tantangan untuk-mu"Sasuke tiba-tiba bersuara dengan nada serius-nya. Sembari menatap ke arah menghilang-nya Ino dan Shion tadi.

"Apa Teme..?",bukan Naruto yang bertanya dengan nada penasaran itu melaikan Kiba . Sedang Naruto sendiri hanya menatap Sasuke sembari mengangkat sebelah alis-nya. Sembari menunggu kelanjutan ucapan Sasuke.

"Aku tidak bicara denganmu bodoh..",Sasuke melirik Kiba kesal. Sedang yang di lirik hanya nyengir tanpa dosa.

"Aku mewakilkan Naruto bertanya, ya kan Naruto?", Ucap Kiba membela diri sembari melihat ke arah Naruto. Dan ia tersenyum puas saat Naruto menganguk setuju.

Mendengus itu yang di lakukan Sasuke saat melihat Kiba mencari bantuan dari Naruto.

"Kau harus bisa menjadikan Nerd kelas sebelah menjadi pacarmu selama tiga bulan",Sasuke dapat melihat wajah-wajah terkejut dari Naruto dan Kiba.

"Dan jika kau berhasil aku akan mentraktir mu Ramen selama empat bulan gratis",sambung Sasuke lagi saat melihat wajah Naruto yang ingin protes.

"Teme kau sakit-ya?" Dan Kiba langsung mendapatkan timpukan buku di bagian belakang kepala-nya.

"Sialan kau Sasuke", umpat Kiba kesal.

"Sasuke kau tau sendiri kan tipe-tipe pacar selingan Naruto".

"Nerd sebelah..., kau mau membuat Naruto turun pamor?".

Kiba terus berbicara fakta-fakta tentang Naruto dan bisa di lihat jika Kiba tak setuju dengan ide gila dari Sasuke.

"Aku setuju dengan Kiba, kalau kau sakit pergi sana ke UKS", Naruto akhir-nya bersuara setelah beberapa menit terdiam .

"Aku tidak sakit bodoh", ujar Sasuke kesal sendiri.

"Begini saja jika kau berhasil memacari nerd kelas sebelah aku akan memberimu miniatur rubah ekor sembilan milik-ku".Sasuke tak mau menyerah dalam merayu Naruto .

"Tetap tidak",balas Naruto tegas. Ia memang sangat menginginkan miniatur rubah itu. Tapi jika untuk mimilikinya harus memainkan perasaan orang jawaban-nya ya tidak. Ia memang paling suka dengan yang nama-nya tantangan , namun bukan tantangan seperti ini juga.

"Pikirkan saja dulu, nanti sepulang sekolah aku tunggu jawaban-mu". Naruto ingin langsung menjawab ucapan Sasuke saat guru Iruka datang dan ia memilih membatalkan niat-nya.

'Nanti saja', itu kata benak Naruto.

'Maaf Dobe dalam pertemanan pasti ada saling memanfaatkan , dan sekarang aku sedang melakukan itu demi kepentingan-ku sendiri. aku ku usahakan ini yang pertama dan terakhir aku memanfaatkan mu', suara batin Sasuke penuh sesal .

.

.

.

TBC

.

.

Fic baru semoga suka-nya meski ide-nya pasaran.