~ Get To Closer ~

Preview

[From : Mark Lee nae sarang]
Oh benarkah?, terima kasih. Kau lucu ya kkkk.

Lalu ku scroll keatas, dan melihat pesan yang aku duga Donghyuk yang kirim. Pasti Donghyuk yang melakukannya, tidak mungkin Jeno. Aku menghela nafasku menahan marah. Lalu mendial nomor Donghyuk secepatnya.

"YAAA! APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN PONSELKU DONGHYUK JELEKK?! KURANG AJAR".

CHAPTER 2

Author POV
"Nah, sekarang bisakah kau jelaskan maksud perbuatanmu kemarin Donghyuk-ah?" ucap Jaemin dengan penuh penekanan, yang ditanya hanya menunjukkan cengiran yang sangat menyebalkan bagi Jaemin.
"Hmmm, bagaimana ya Jaemin-a, sebagai teman yang baik, aku harus membantumu kan?"

"Iya aku tau, tapi tidak seperti itu juga. Bagaimana kalau aku nanti ketemu dengan Mark sunbae, mau taruh dimana wajahku." Ucap Jaemin sambil menelungkupkan wajahnya di meja.

"Sudahlah Jaemin-a, sudah terlanjur mau bagaimana lagi?"
"Kalau bicara si enak, tapi aku malu Jeno-ah."
"Yasudah, aku akan bertanggung jawab kok, tenang saja." Ucap Donghyuk.

"Mark! Kau dapat pesan seperti dari adik kelas? Buahahahaha, lucu sekali."

"Eoh kenapa Chan? Kau iri? Kasian sekali tidak pernah dapat pesan seperti itu hahaha." Chan hanya melirik sebal pada Mark.

"Tapi kau tau yang mana si Na Jaemin ini kan?" tanya Chan. Mark mengangguk.
"Kalau aku tidak tahu, nomornya tidak akan kusimpan dan pesannya tidak akan kubalas." Chan mengangguk.

Jaemin POV
"Donghyuk-ah,Jeno-ah nanti aku tidak masuk les ya." Ucapku, saat ini kami sedang bermain dirumah Jeno.
"Huh? Kenapa? Kau masih kepikiran Mark sunbae ya?" tanya Jeno
"Hey, kan tadi aku sudah bilang aku akan bertanggung jawab, sudah pokoknya nanti aku jemput."
"Ini kan semua karenamu Donghyuk-ah." Ucapku sambil merengek.

Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan kalo bertemu Mark sunbae nanti, hancur sudah reputasi-ku dihadapannya. Dan lagi pesan yang dikirimkan Donghyuk kemarin, lebay sekali. Tapi, sedikit senang juga sih. Paling tidak aku bisa memulai percakapan dengan Mark sunbae hehehe. Aku memang belum mambalas pesan Mark sunbae, habis aku bingung mau balas apa saking paniknya.

"Jaemin-ah jangan melamun terus." Ucap Jeno
"Aku tidak melamun kok." Balasku sambil mempoutkan bibirku.

"Jaemin-ah, kau memperhatikan tidak? Saem lihat kau daritadi melamun dan melihat keluar terus? Kenapa?" tanya Park saem
"Eh? Ya saem? Ti-tidak kok?" ucapku
"Kau sedang melihat Vernon ya" goda Park Saem. Ahhh Park saem benar-benar suka menggodaku dengan Vernon hyung.

"Salah saem, dia tidak suka Vernon sunbae lagi tapi Mark Sunbae." Celetuk Donghyuk sambil tertawa
"Donghyuk-ah, sudah nanti dia dengar aduh." Ucapku gemas dan membekap mulut Donghyuk

Dan jadilah sekarang mereka malah menggodaku. Park saem juga, aiss menyebalkan sekali.

Mark POV
Aku mencatat semua yang ditulis Kang saem di papan tulis. Sampai aku mendengar suara Jaemin yang berteriak. Aku hapal sekali suaranya itu wkwk, apalagi dia memang sering ribut dan bercanda dengan Park saem. Lucu sekali dia. Entah kenapa aku mulai tertarik dengannya.

Oiya, kenapa dia tidak membalas pesanku ya? Padahal aku ingin sekali berkomunikasi dengannya. Ahh, aku jadi tersenyum sendiri seperti ini.

Setelah kupikir-pikir, dia manis juga. Senyumnya itu yang membuatku tertarik.

*tringgg~ (kenapa bunyi aneh ini muncul lagi :v)
[From : NaJaemin]
"Maaf sunbae, tapi yang mengirimi-mu pesan bukan aku hehe, tapi temanku yang iseng, sekali lagi maaf ya sunbae"

Aku tersenyum membaca pesan itu, lalu kubalas dengan cepat.

[To : NaJaemin]
"Tidak apa-apa kok, kalau itu darimu pun tidak apa-apa, kkkkk. Kau mau bertemu denganku besok disekolah?"

*send

Ehhh yang benar saja aku mengajaknya bertemu kkk.

Jaemin POV
[From : Mark Sunbae]
"Tidak apa-apa kok, kalau itu darimu pun tidak apa-apa, kkkkk. Kau mau bertemu denganku besok disekolah?"

"Apa?! Aku tidak bermimpi kan?" aku menepuk pipiku berkali-kali. Kembali aku mengetikkan pesan balasan ke Mark sunbae.

[To : Mark Sunbae]
"Eh? Bertemu sunbae?"

*send

[From : Mark Sunbae]
"Ya bertemu, oiya jangan panggil aku sunbae panggil aku hyung, itu akan terlihat akrab kan?"

Aku tidak berhenti tersenyum selama mengirim pesan dengan Mark sunbae, ah tidak, Mark hyung. Perutku rasanya dipenuhi kupu-kupu kkkk. Aku tidak sabar besok bertemu dengan Mark hyung. Memikirkannya saja membuatku senang. Huftt, sebaiknya aku tidur sekarang, sudah malam.

Sinar matahari pagi mengintip dibalik gorden kamarku, membuatku sedikit terganggusegera aku bangun dan mengerjapkan mataku, tiba-tiba saja aku tersenyum mengingat semalam aku saling mengirim pesan dengan Mark hyung, beruntungnya aku.

"Selamat pagi eomma." Ucapku dengan riang
"Eoh, pagi juga putra manis eomma. Kau terlihat senang hari ini? Ada apa hmm?" tanya eomma-ku
"Benarkah eomma?"
"Hmm, ada apa nak? Kau sedang jatuh cinta ya?" aku tertawa medengar godaan eomma-ku. Ya, anakmu sedang jatuh cinta eomma, ucapku dalam hati. Aku hanya menggedikkan bahuku sambil tersenyum pada emma, dibalas tepukan pelan dikepalaku.

Author POV
Mark segera bersiap menuju sekolahnya, hari ini eommanya memperbolehkan ia membawa motor sportnya, dan membawa dua helm. Entah mengapa ia sangat bersemangat hari ini, biasanya ia berangkat 15 menit sebelum bel.

Mark memakirkan motornya dan langsung menuju kelas. Juga ia sempat mengirimi pesan pada Jaemin, mengingatkan Jaemin untuk betemu dengannya saat istirahat kedua. Senyumnya tak lepas dari wajah tampannya.

Jaemin yang duduk dipinggir jendela tiba-tiba terpaku pada sosok dilapangan. Sosok yang sedang mendrible bola basket menuju ring. Wajahnya memerah tiba-tiba serta senyum manis mengembang diwajahnya, denggan seksama diperhatikan wajah itu. Hingga.. sebuah bola kertas melayang mengenai kepalanya. Jaemin terkejut.

"Jaemin-ssi, jika Anda tidak memperhatikan pelajaranku, pintu terbuka lebar untukmu." Tegur Lee saem. Jaemin segera sadar dari kegiatannya yang ternyata membuat Lee saem menegurnya. Jaemin segera berdiri dan membungkukkan badannya.

"Jwiseonghamnida seonsangnim, aku akan mengikuti pelajaranmu dengan baik." Ucap Jaemin dengan membungkukkan badannya sekali lagi. Lee saem akhirnya melanjutkan pelajarannya.

-Istirahat kedua-

Mark duduk dikursi taman belakang sambil bermain ponselnya. Jaemin dengan ragu-ragu mendekati Mark, lalu berhenti dihadapan Mark. Mark mendongak dan menggeser duduknya mempersilahkan Jaemin untuk duduk. Senyum mark mengembang.

Jaemin terlihat sangat kaku serta wajahnya yang memerah. Mark yang menyadari itu tertawa kecil.

"Yaa.. jangan kaku begitu, santai saja aku tidak menggigit kok." Canda Mark masih dengan tawanya. Jaemin hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum malu-malu.

"Ah- ya sun- eh Mark hyung." Ucap Jaemin dengan gugup. Mark menghela nafas.

"Wajahmu, lucu sekali Jaemin-ah, sudah kubilang santai saja. Oiya, kau ada acara sehabis sekolah?." Mark memulai pembicaraan. Jaemin menoleh.
"Tidak hyung, ada apa?" tanya Jaemin
"Mau temani aku ke toko buku?" tawar Mark. Jaemin membelalakkan matanya kaget.
"Eumm, boleh saja hyung. Tapi aku belum bilang eomma."
"Tenang saja, nanti aku akan mengantarmu pulang dan sebaiknya kau mengirim pesan dahulu pada eomma-mu." Jawab Mark. Jaemin tersenyum.

"Manis sekali." Ucap Mark sambil mencubit pelan pipi Jaemin. Mark memang pandai sekali membuat Jaemin salah tingkah dan membuat wajahnya memerah. Lagi-lagi Mark terkekeh.

"Nanti tunggu aku didepan gerbang oke. Jangan lupa." Mark berdiri dan mengacak pelan rambut Jaemin dan menajak Jaemin kembali kekelas. Mark mengantar Jaemin sampai kekelas dan itu menjadi sorotan seluruh isi kelas Jaemin. Jaemin berusahan cuek.

Jaemin POV
"Yaaa.. bisa kau ceritakan apa yang terjadi Tuan Na Jaemin?" ah lagi-lagi si cerewet Donghyuk berujar.

"Hehehehe, iya iya tenang dong. Tadi Mark hyung minta ditemani ke toko buku, tentu saja aku yidak menolak." Ucapku dengan semangat. Kulihat wajah Donghyuk yang sumringah.

"Benarkah? Itu hebat sekali Jaemin-ah. Tidak sia-sia aku memberi nomor Mark sunbae padamu." Ucapnya dengan penuh semangat. Aku tertawa melihatnya.
"Omong-omong teria kasih sudah mengisengi ponselku." Ucapku pada Donghyuk
"Tidak usah berterima kasih padaku, aku ini temanmu oke." Ucapnya, aku tersenyum dan merasa beruntung mempunyai teman seperti Donghyuk. Dia memang cerewet tapi ia peduli dengan teman-temannya.

Aku menunggu Mark hyung didepan gerbang. Lalu sebuah motor sport warna merah menghampiriku. Aku kaget. Mark hyung membuka kaca helmnya dan memberiku sebuah helm.

"Ayo Jaemin-ah, pakai helm-mu dan naik." Ucap Mark sambil tersenyum. Aku segera menuruti perkataanya.

"Kau bawa motor hyung?" tanyaku
"Ya, tapi tidak setiap hari, tapi kurasa sekarang aku akan membawanya terus. Ada seseorang yang aku antar jemput nantinya." Ucap Mark. Bukannya kepedean tapi aku hanya merasa kalau itu adalah aku. Ya, AKU.

"Eum begitu." Lalu kami terdiam disepanjang perjalanan. Aku bingung saat Mark hyung melewati toko buku. Katanya kan ia mau ke toko buku.

"Hyung, toko buku sudah lewat, kenapa tidak belok?" ucapku
"Aku tau Jaemin-ah."
"Lalu?" tanyaku lagi. Mark hyung tertawa kecil, manarik tanganku dan melingkarkannya pada pinggang. Terkejut? Tentu saja. Motor yang ia bawa sedikit lebih ngebut dari tadi. Wajahku lagi-lagi memerah.

Aku melihat sekitar saat turun dari motor. Taman Kota. Tidak salah lagi.

"Hyung, kita mau kemana?" tanyaku. Mark hyung meraih tanganku, menggenggamnya erat dan menarikku pada sebuah kedai es krim.
"Aku ingin eskrim. Dan toko buku, itu hanya alasan agar kau mau jalan denganku." Mark hyung tersenyum mengeratkan genggamannya.

"Walau kau tidak mengatakan ke toko buku, aku pasti mau hyung" ucapku dalam hati sambil tersenyum melihat tangan kami tertaut dengan erat. Rasa hangat menjalar hingga ulu hatiku.

Mark hyung segera memesan eskrim dan membawa dua buah gelas eskrim. Satu gelas rasa red velvet dan yang satunya coklat.

"Kau suka red velvet kan?" aku mendongak pada Mark hyung.
"Hyung tau dari mana?" tanyaku dan Mark hyung mengambil posisi duduk disebelahku.
"Hehe, rahasia." Jawabnya sambil mengusak rambutku

Author POV
Jaemin memakan eskrimnya dengan semangat dan tidak menyadari noda eskrim yang tertempel di hidungnya. Mark terkekeh, lalu mengambil tisu dan mengarahkannya ke hidung Jaemin.

"Makan-nya jangan buru-buru, lihat eskrimnya sampai menempel dihidungmu. Seperti anak kecil saja." Lagi-lagi wajah Jaemin memerah.

CUP

Entah sadar atau tidak, Mark mengecup pipi Jaemin. Tentu saja hal itu membuat Jaemin semakin memerah. Mark menggenggam tangan Jaemin yang bebas. Menatap Jaemin intens, Jaemin jadi sala tingkah.

"Kau sangat menggemaskan Jaemin-ah." Ucap Mark dengan senyum menawannya.

Tangan terulur untuk membenahi poni Jaemin yang sedikit menutupi matanya. Lalu mengelus pipi Jaemin dengan lembut. Jaemin terpaku pada manik mata Mark.

"Aku tidak tahu kenapa akhir-akhir ini kau selalu mampir dalam mimpi dan pikiranku. Sejujurnya aku sudah tahu kau sejak MOS angkatanmu. Mungkin hanya saja kau tidak terlalu memperhatikanku." Ucap Mark lagi dan tangannya masih menggenggam tangan Jaemin. Jaemin terpaku dan membulatkan matanya lucu.

Mark terkekeh.

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

Jaemin mengangguk dan menunggu apa yang akan dikatakan Mark. Jantungnya berdetak tak beraturan.

"Bagaimana jika.." Jaemin masih menduga-duga apa yang akan dikatakan Mark.

"Jika, aku mencintaimu?" dan dugaan Jaemin benar. Jaemin terkejut, matany makin membulat lucu.

"Kau,k-kau tidak salah bicara kan hyung?" tanya Jaemin. Mark tersenyum.

"Tentu saja tidak Jaemin-ah. Aku benar-benar mencintaimu." Ucap Mark sekali lagi.

"So... would you be mine, Jaemin-ah?" ucap Mark makin menggenggap erat tangan Jaemin.

Dengan perasaan kaget, bahagia, ingin menangis, dan lainnya, Jaemin menganggukkan kepalanya.

"Eumm hyung, I'm yours."

Dipeluknya Jaemin dengan erat, kejadian itu mengundang perhatian pengunjung kedai eskrim itu. Ada yang terharu, ada yang cuek, ada pula yang mengabadikan moment meraka. Kkk ada-ada saja. Mark melepas pelukannya. Lalu menarik Jaemin menuju danau tidak jauh dari taman itu. Mereka tidak sadar kalau hari sudah menunjukkan pukul 06.30 pm.

Mereka duduk di pinggir danau, tangan Mark melingkar dibahu Jaemin. Mengusap bahu Jaemin. Rasa nyaman menyelubungi tubuh Jaemin.

"Lampu-lampu kota indah ya hyung. Sebelumnya aku tidak pernah main ketaman sampai malam begini." Ucap Jaemin

"Hmm, makanya aku kesini kalau sedang stress."

"Terima kasih sudah mengajakku kesini hyung, aku senang." Mark tersenyum. Dia tertegun dengan senyum jamin yang begitu membuatnya lega.

"terima kasih juga telah menjadi milikku." Mark mencium Jaemin lama. Jaemin merasakan ada yang meletup-letup dalam perutnya.

Mark melepaskan ciumannya. Menatap intens pada Jaemin. Dan entah dapat keberanian dari mana, Mark mendekatkan wajahnya kembali pada Jaemin. Menempelkan bibirnya pada bibir mungil Jaemin. Bibir bergetar Mark melumat pelan bibir Jaemin. Mereka menutup mata mereka, menikmati sensasi ciuman lembut itu. Intensitas ciuman itu semakin meningkat tatkala Mark menahan tengkuk Jaemin.

Jaemin yang mulai kehabisan nafas, melepas dulu ciuman mereka. Menempelkan kening berkeringat mereka. Mark sekali lagi mengecup lembut bibir Jaemin.

"I love you, Jaemin-ah."
"Nado hyung."

Omake

"Astaga, kau dari mana saja Jaemin sayang?" ucap eomma Jaemin panik saat putranya baru pulang.
"Maaf eomma, tadi aku habis menemani Mark hyung." Eomma Jaemin melirik Mark yang tersenyum lalu membungkukkan badannya.

"Annyenghaseyo Ahjjuma, Mark imnida." Eomma Jaemin tersenyum.

"Eohh Mark, terima kasih sudah mengantar Jaemin. Eum aku belum pernah melihatmu sebelumnya?" tanya eomma Jaemin. Jaemin sudah pasrah eommanya bertanya seperti itu pada Mark.

"Eumm.. s-se-sebenarnya aku, aku pacarnya Jaemin ahjumma."

"Jinjja? Uri jaemin sudah besar dan punya pacar tampan seperti Mark." Mark tersenyum

"Eommaaaa~" rengek Jaemin.

"Baik ahjjuma, sudah malam, aku harus pulang."

"Ne hati-hati Mark/hyung"

Mark menghidupkan mesin motornya dan keluar dari pekarangan rumah Jaemin. Sepanjang perjalanan pulang ia bersenandung ria. Rasanya ia ingin meledk saking bahagianya.

[From : Mark hyung]
Goodnight and nice dream sweety :)

Jaemin merasa hari-harinya akan sangat menyenangkan mulai saat ini.

END~~~~~

*NB
Maaf ini kalo kelamaan updatenya readers T.T
Makasih buat semua reviewnya, berguna banget buat aku wkwkwk. Dan maaf lagi kalo misalnya masih banyak kesalahan hehehe. Btw sebenernya cerita ini terinspirasi kisahku wkwkwk, tapi ada beberapa yang aku bedain. Dan aku ada rencana mau buat sequel, tapi sesuai respon readers sih. Oiya, kalau mau req OTP NCT/Seventeen bisa tulis dikolom review ya hehe. Silahkan tinggalkan review ya T.T. Jangan jadi hantu loh.