Eggnoid

.

.

.

Sehun x Kai (Sekai/HunKai)

.

.

.

Disclaimer: remake comic by archie the red cat

.

.

.

AUTHOR POV

"Lagi jalan-jalan, Jong?" tanya Baekhyun ramah pada Jongin. Jongin masih menatap Baekhyun dengan kaget, sedangkan Chanyeol memalingkan wajahnya dari Jongin. "I-iya." Jawab Jongin terbata-bata. Chanyeol melirik ke arah Jongin dengan wajah sinis. Namun Jongin enggan menatap Chanyeol balik.

"Ayo Baek kita pergi." Ajak Chanyeol pada Baekhyun. Mereka hendak pergi sebelum Jongin mencegahnya. "Chanyeol tunggu!" Jongin menghentikan langkah mereka berdua. Mereka berdua berhenti. "aku mengerti kalau kau menjauh karena sekarang kau sudah menjalin hubungan dengan Bekhyun." Ujar Jongin sambil memegangi tali tasnya.

Wajahnya pucat pasi menandakan dia benar-benar gugup sekarang. Tapi ia ingin mengatakan apa yang ada di pikirannya selama ini pada Chanyeol. "Itu sebabnya sekarang Chanyeol sudah tidak mau pulang atau berangkat ke sekolah bersama lagi seperti biasanya?" tebak Jongin. Ia sebenarnya tidak siap untuk mendengar jawaban dari Chanyeol. Tapi di lain sisi Jongin membutuhkan jawaban itu.

"Tapi Baek, aku tidak akan mengganggu atau mencampuri hubunagn kalian." Baekhyun menatap wajah Jongin kasihan. Ia merasa kasihan pada gadis itu. Jongin bahkan hampir menangis saat mengatakannya. "Aku hanya tidak mengerti kenapa Chanyeol harus menghindariku hanya gara-gara ini?" tanya Jongin tidak mengerti. Baekhyun tidak bisa menjelaskan apa-apa.

Ia hanya menatap wajah Jongin khawatir. "Kenapa sekarang Chanyeol tidak pernah menghubungiku dan mengirim pesan? Bahkan saat kalian resmi pacaran pun aku tidak diberi tahu." Ujar Jongin serak. Ia menundukkan kepalanya tak berani menatap Chanyeol dan Baekhyun. Chanyeol juga menatap Jongin dengan prihatin. "Kenapa Chanyeol tidak mau berbicara denganku lagi?" tanya Jongin.

Sekarang dia mendongakkan kepalanya untuk melihat ekspresi Chanyeol. Yang Jongin lihat adalah wajah Chanyeol yang terkejut saat ditatap Jongin. "Sepertinya Chanyeol tidak mau menjadi temanku lagi?" tebak Jongin. Nadanya bergetar. Ia takut Cahnyeol benar-benar tidak mau lagi berteman dengannya. "Bagaimana kalau itu benar?" tanya Chanyeol datar.

Baru kali ini Chanyeol berbicara datar pada Jongin. Jika sebelumnya Chanyeol akan bebicara lembut padanya. Jongin tercekat tentu saja. "Bagaimana kalau aku sudah tidak mau menjadi temanmu lagi?" mata Jongin berkaca-kaca mendengar pertanyaan dengan nada sinis dari Chanyeol. Ia semakin mengeratkan tali tasnya dan berdiri mematung di belakang Chanyeol. Ia diam membeku.

"K-kenapa?" tanya Jongin terbata. Suaranya sanagt serak menandakan ia sedang menhan tangisnya. Ia berharap ia tidak menangis di sini, karena itu pasti akan sangat memalukan. "Chanyeol, kau satu-satunya teman yang aku punya, aku tidak mau seperti ini, aku ingin terus berteman denganmu..." Jongin mengatakan itu yang tak dihiraukan oleh Chanyeol.

Laki-laki itu kembali berjalan meninggalkan Jongin sendirian. Jongin menatap kepergian Chanyeol dan Baekhyun dengan sendu. Ia tak pernah membayangkan akan seperti ini hubungan pertemanannya dengan Chanyeol. "Ayo Baek, nanti kita terlambat, acaranya akan segera dimulai." Ujar Chanyeol pada Baekhyun yang masih mematung di belakangnya. Gadis itu enggan untuk beranjak meninggalkan Jongin.

Namun pada akhirnya ia mengikuti Chanyeol, menyamakan langkahnya dengan lelaki tinggi itu. "Apa salahku?" tanya Jongin pada dirinya sendiri. Jongin lalu tersenyum getir mengingat ucapan Chanyeol barusan. Ia menertawai dirinya sendiri yang terlihat begitu menyedihkan. Sedangkan Sehun sedang bermain-main dengan anak kecil tanpa melepaskan balon itu dalam genggaman tangannya.

Senyumnya merekah seperti menemukan dunianya sendiri. Anak-anak yang bermain dengannya pun tak segan untuk tertawa. Sehun tiba-tiba merasa kalau Jongin sekarang ada di dekatnya.

DEG

Ia menolehkan kepalanya ke belakang.

Sehun menemukan Jongin yang terduduk dengan kepala disembunyikan di antara lututnya. "Mama." Sehun menghampiri gadis itu lalu memanggilnya. Sehun tentu saja tidak tahu apa yang sedang terjadi. Yang ia tahu bahwa Jongin pasti sedang sedih. Itu saja.

OOoOoOo

"Chanyeol, berhenti!" Baekhyun menahan lengan Chanyeol. Chanyeol menghentikan langkahnya karena Baekhyun yang menahan lengannya. Ia menoleh ke arah Baekhyun yang ada di belakangnya dengan wajah datar. "Aku mau berbicara." Ujar Baekhyun. Ia melihat Chanyeol yang hanya menatap dengan wajah datar. Baekhyun ingin sekali menamparnya.

"Kenapa kau berbicara seperti itu pada Jongin?" tanya Baekhyun tidak mengerti akan sikap Chanyeol. Chanyeol mengalihkan pandangannya dari Baekhyun. "Ini keterlaluan, Chan." Ujar Baekhyun. Chanyeol masih terdiam enggan menjawab ucapan Baekhyun.

"Aku pikir kau hanya ingin memanas-manasi Jongin dan membuat dia cemburu gara-gara kau tidak ingin difriendzone terus. Itu sebabnya kau tidak menjelaskan tentang kita pacaran itu hanya gosip dan salah paham." Jelas Baekhyun panjang lebar. Ia tidak ingin seperti ini. Ia tidak ingin Jongin salah paham.

"Tapi aku pikir tadi kau sangat keterlaluan, Chan." Baekhyun mengatakannya dengan nafas yang terengah-engah. Dia sangat ngotot saat mengataknnya tadi. "Jika kau benar-benar sayang, kau tidak akan membuat Jongin sedih seperti itu." Rasanya Baekhyun ingin membunuh Chanyeol sekarang juga. Baekhyun tidak habis pikir apa yang dipikirkan Chanyeol saat ini.

Baekhyun menggigiti bibirnya karena Chanyeol yang hanya terdiam membeku bagai patung. "Sekarang, minta maaflah pada Jongin sebelum hubungan kalian berdua semakin memburuk." Perintah Baekhyun. Chanyeol mengerutkan dahinya tidak suka. Baekhyun tersenyum kecut melihat ekspresi Chanyeol yang seakan-akan ingin membunuhnya.

"BERISIK!" Balas Chanyeol. Baekhyun? Tentu dia kaget, bahkan sangat kaget. Apa-apaan Chanyeol ini. Yeah Chanyeol mengatakannya dengan berteriak. "Aku bersikap seperti ini hanya untuk kebaikan Jongin sendiri." Chanyeol mencoba menjelaskan. Chanyeol melemparkan tatpan maut pada Baekhyun. Baekhyun membalas tatapan maut juga pada Chanyeol.

"Kalau seperti ini terus, dia tidak akan sadar." Nada suara Chanyeol terdengar frustasi. Ia bahkan menjambak rambutnya sendiri untuk melampiaskan kekesalannya. Baekhyun yang melihatnya hanya menggigiti bibirnya takut-takut. "Kalau tidak seperti ini Jongin tidak akan pernah mengerti." Jelas Chanyeol ringan. Chanyeol berjalan mendekati Baekhyun yang sekarang diam. Selama sesaat mereka hanya terdiam.

oOoOoOo

JONGIN POV

Aku dan Chanyeol anak tunggal. Kami sudah bersama sejak kami masih bertetangga sejak kecil , pergi kemana-mana aku selalu bersama dengan Chanyeol. Bahkan ketika orang tuaku meninggal pun. "Jangan bersedih," itulah yang dikatakan Chanyeol waktu itu. Rasanya semakin sakit saja saat aku memikirkannya.

"Chanyeol di sini untuk Jongin," ujarnya kala itu. Dia juga menangis, sama sepertiku. Dia pun menggenggam tanganku saat mengatakannya. Lalu kenapa sekarang kau meninggalkanku, Chanyeol? "Mama," tiba-tiba ada yang memanggilku. Aku sudah tahu pasti siapa pelakunya. Siapa lagi kalau bukan Sehun? Aku lalu mendongakkan kepalu.

Dan benar saja, aku melihat Sehun yang berdiri. "Mama," panggilnya lagi. Aku langsung saja berdiri. "Oh kau, Sehun. Aku pikir siapa." Ia menyodorkan balon milknya kepadaku. Aku tidak mengerti apa yang sedang dilakukan dirinya. Aku hanya menerimanya begitu saja. Namun.

SLIP

Sebelum aku menerima balon itu, balon itu terbang. "Ah! Balonnya!" pekikku. Sehun memintaku untuk mengambil balonnya. Dasar! "Apa yang sudah lepas, tidak bisa diraih kembali," gumamku. Sehun masih saja menunjuk-nunjuk balon itu. Aku ingin meneriakinya bahwa aku sangat lelah. Namun dia tentu saja tidak akan maksud. Menyebalkan!

"Mama?" aku hanya menghiraukannya. Aku terus berjalan. Berniat untuk pulang. Sehun hanya mengekoriku dari belakang. "Mama," sepanjang perjalanan dia terus-terusan memanggilku. Tapi aku tidak peduli. Heh, memangnya dia peduli padaku?!

CLICK!

Setelah membuka pintu aku masuk ke dalam rumah. "Mama?" Sehun terus saja memanggilku membuatku jengah. Aku lalu duduk di sofa sambil mengusap wajahku. Aku lelah sekali. "Mama," panggil Sehun lagi, dia melangkah menghampiriku dengan raut bahagia. Namun setelah melihatku dari dekat dia langsung merubah ekspresinya bingung. "Mama?"

Aku terus saja mengabaikannya. "Ma?" aku menggertakkan gigiku marah. "BERISIK!" Teriakku pada Sehun.

AUTHOR POV

"Mama mama saja terus! Telingaku pegal asal kau tahu! Sudah kubilang jangan memanggilku mama! Namaku Jongin! Apa kau sengaja membuatku kesal?! Dasar makhluk aneh! Tidak tahu diri!" Jongin memarahi Sehun habis-habisan. Sehun matanya berkaca-kaca dibentak oleh Jongin. Ia ketakutan melihat Jongin. Dia seperti monster yang sedang marah, tapi memang sedang marah, hanya saja Jongin itu manusia bukan monster. Benar-benar menakutkan.

Jongin lalu memijat pelipisnya. Ia baru ingat jika dirinya meluapkan rasa marahnya pada Sehun yang jelas-jelas tidak tahu tentang apa-apa. Lebih parahnya lagi, laki-laki itu tidak melakukan kesalahan apapun terhadap Jongin. 'Kenapa aku melampiaskan rasa stressku pada Sehun?' tanya Jongin dalam hati. Ia jatuh terduduk di sofa. Ia menyesali perbuatannya yang tadi.

'padahal dia tidak mengerti apa-apa.' Jongin makin merasa bersalah kepada Sehun. Sehun masih berdiri di tempatnya tanpa berbicara apapun. "Sehun, aku minta maaf." Jongin meminta maaf pada Sehun dengan nada yang menyesal. Ia menatap Sehun berharap laki-laki itu akan memaafkannya.

SRAT!

Tiba-tiba Sehun memeluk Jongin. Jongin tentu saja kaget. Meskipun Sehun sering memeluknya tiba-tiba, tapi tetap saja Jongin akan kaget. "S-sehun," panggil Jongin terbata. "Kebiasaan!" Jongin ingin melepaskan pelukannya pada Sehun, namun laki-laki itu tidak kunjung melepaskannya malahan terkesan semakin mengeratkan pelukannya. "Hun, lepaskan." Perintah Jongin. Namun tidak ada jawaban dari laki-laki yang sedang memeluknya.

"Sehun?" panggil Jongin memastikan. "Kenapa memelukku seerat ini?" tanya Jongin. Tapi Sehun tidak membalasnya dan itu membuat Jongin bingung. Jongin menciumi bau baju Sehun. "Bajunya, harum badan ayahku," ujar Jongin. Ia tenggelam dalam kesedihannya lagi. "Ayah." Gumam Jongin. "Aku merindukan kalian." Jongin mengingat saat mereka –kedua orang tuanya memeluknya.

'Pelukan hangat yang mengingatkanku pada pelukan orang tuaku, rasanya nyaman dan menentramkan hati," ujar Jongin. "Jongin,"

DEG!

Jongin melototkan matanya tidak percaya. Barusan Sehun memanggil namanya.

"Sehun! Kau menyebut namaku!" ujar Jongin bahagia. Tapi...

Zzzz...

Jongin kembali membelalakkan matanya. Wajahnya memerah. "Jadi ni hanya ngelindur?" Jongin merasa bodoh sekarang. "Dia pasti lelah habis jalan-jalan,"

'Tidak kusangka aku akan mengatakan ini, tetapi... aku bersyukur Sehun hadir dalam hidupku,' batin Jongin berterimakasih atas kehadiran Sehun dalam hidupnya. Tetapi lama-lama Jongin lelah dengan posisi ini. Posisi Sehun yang menyandarkan kepalanya di bahu Jongin. "Tapi ini membuatku pegal," ujar Jongin sewot.

TBC~~