Kyungsoo jatuh cinta pada Kai yang seorang peri hutan.

Kaisoo | AU | T (soon to be M(aybe)) | EXO | Yaoi |

Please noted that this is only a prolog.

Hari itu cukup cerah dan temperatur udara terasa sejuk. Seorang pemuda berkacamata dengan bingkai bulat membuka jendela kamarnya membiarkan udara pagi masuk, Ia tidak tampak begitu bahagia, sudah kesekian kalinya ia menghela napas panjang pagi ini. Wajahnya pun tampak tak bersemangat, seperti sedang gusar. Ia segera beranjak dari jendela tersebut dan keluar dari kamarnya, dia sudah siap dengan seragam sekolah dan tas dipundaknya. Kakinya melangkah ke ruang makan, dimana sarapan telah tertata diatas meja dan ada seorang ibu paruh baya sedang mengelap jendela tak jauh dari sana. Rumah ini besar, dan cukup mewah, tak heran mengapa ada seorang pembantu rumah tangga yang dipekerjakan untuk bersih-bersih.

" kyungsoo, silakan sarapan." Ucap ibu itu pada Kyungsoo.

" tidak sempat, kalau aku sarapan nanti terlambat. Sekolah ku jauh." Jawab Kyungsoo ketus, ia lalu meneguk segelas air.

" nyonya dan tuan sudah berpesan supaya tuan makan, apalagi mereka sedang pergi jadi saya dipercaya—"

" kalau aku makan aku bisa terlambat ke sekolah, kenapa? salahkan rumah besar ini. sudah bagus-bagus tinggal di tengah kota lalu pindah ke rumah yang dekat perbukitan begini, dikelilingi hutan. Rumah tetangga saja 50 meter dari sini." ucap Kyungsoo dengan nada dingin lalu pergi begitu saja. Meninggalkan ibu tersebut yang hanya bisa diam menatap punggung Kyungsoo.


Kyungsoo duduk dijok belakang mobil menuju sekolahnya, ia pergi kesekolah dengan diantar supir keluarga mereka. Memang tidak banyak yang berubah, pergi dan pulang sekolah naik mobil, hidup berkecukupan, rumah besar dan menjadi anak tunggal dari keluarga yang sempurna, hanya saja perbedaan terletak pada lokasi rumah mereka. Ayah dan ibu Kyungsoo adalah orang yang sangat mengedepankan karier mereka dan dengan kesuksesan yang mereka gapai, keluarganya hidup berkecukupan bahkan lebih, rumah mereka berada didaerah Gangnam, ditengah kota dan akses kemanapun dengan mudah. Tapi sudah seminggu ini mereka pindah dan menetap di villa—mewah— karena alasan kesehatan Kyungsoo. Dia punya penyakit pernapasan dan udara ditengah kota tidak baik untuknya, sehingga orang tuanya memilih pindah ke villa perbukitan di tepi kota Seoul. Butuh 20 menit naik mobil untuk sampai ke pusat kota dari villa tersebut.

Hal itu bukannya membuat Kyungsoo senang, ia malah membencinya. Rumah mereka begitu jauh dan dikelilingi banyak pohon, selain itu karena didekat bukit jadi dibelakang rumahnya sudah hutan. Ia tidak bisa lagi pergi kerumah teman-temannya sesuka hati, atau sekedar pergi ke pusat perbelanjaan sendiri. Dan lagi ia terpaksa melewatkan sarapan agar tidak terlambat ke sekolah. Ia benci makan di mobil jadi sampai disekolah ia selalu kelaparan dan tidak fokus belajar. Sesampainya di sekolah Kyungsoo langsung turun dan disambut teman sebangkunya, Baekhyun yang berdiri di depan pintu kelas.

"pagi Soo"

"mhm pagi"

"kau makin kurus soo. Baru juga seminggu tidak sarapan"

"bisa tidak jangan bahas itu? Kau menyebalkan baek"

" ehe~ maaf deh. Memangnya rumah mu sejauh apa sih? Aku jadi penasaran. Bagaimana kalau berkunjung kesana? Boleh tidak?" tanya Baekhyun.

Kyungsoo nampak berpikir sejenak, lalu mengangguk. Lagi pula dia kesepian disana, orang tuanya sibuk dan dia tinggal ditepi hutan.

"Baiklah! Aku akan ajak Chanyeol, Suho, dan Sehun!" Baekhyun tertawa-tawa bahagia. Kyungsoo ikut tersenyum sambil mengeluarkan buku pelajarannya.


"selamat datang Kyungsoo" wanita paruh baya yaitu ahjumma Jung menyambut Kyungsoo yang turun dari mobil. Ketika pulang begini mood Kyungsoo lebih baik daripada saat pergi sekolah dipagi hari. Karena sekolahnya pulang jam sangat sore jadi Kyungsoo nampak begitu lelah.

"ibu dan ayah mana?" tanyanya.

"mereka belum bisa pulang. Mungkin mereka akan tiba disini 2-3 hari lagi" jawab ahjumma Jung.

"begitu ya, ahjumma tolong siapkan makanan ya, teman ku mau berkunjung."

"baiklah"

Kyungsoo pun segera naik ke lantai 2 dimana kamarnya berada. Ia langsung membaringkan diri di atas tempat tidur tanpa berganti baju. Matanya memandang langit-langit kamar yang terang karena lampu. Baru saja mau bangun dari posisinya, tiba-tiba lampu kamarnya padam.

"aisshh!" gumamnya kesal, sepertinya seluruh listrik dirumah juga padam. Ia segera mengambil handphonenya dan menyalakan flash light.

"ahjumma, kenapa listriknya padam?"

"sepertinya sikring nya jatuh, harus dinaikan lagi."

"dimana sikringnya?"

"ada di gardu kecil halaman belakang, biar saya suruh pak Choi yang membetulkannya"

Kyungsoo menepuk dahinya, "tidak bisa, pak Choi sudah ku suruh menjemput teman ku yang mau berkunjung. Ah! Yasudah aku saja yang perbaiki" ucapnya

"hati-hati Kyungsoo , mohon maaf ahjumma tidak bisa memperbaikinya. Gardunya cukup tinggi"

"iya, iya"

Kyungsoo berjalan ke halaman belakangnya hari juga sudah gelap, berhubung jarak rumah tetangga jauh jadi keadaan benar-benar gelap karena tak ada bias lampu. Gardu yang dimaksud tidak jauh tapi benar-benar berada di ujung halaman sehingga sudah dekat dengan hutan. Kotak sikringnya lumayan tinggi dan ada anak tangga yang harus dipanjat. Kyungsoo segera memanjat tangga itu untuk menaikan sikringnya, ketika ia hendak naik kakinya terpeleset di anak tangga yang licin.

"Ah!" ia sudah siap merasakan punggungnya bersentuhan langsung dengan tanah. Anehnya itu tidak terjadi dan ia tidak merasakan sakit sama sekali. Dikeadaan gelap gulita Kyungsoo kebingungan, badannya seperti ditopang sesuatu. Ia berusaha menggapai handphonenya yang terpelanting tapi terlalu jauh dan diluar jangkauannya. Ia bisa merasakan dadanya sesak dan ia mulai kesulitan bernapas.

" Ngh" ia ingin berteriak tolong tapi tidak bisa. Ia mulai sesak dan astma-nya kambuh ini pasti karena ia terkejut saat akan jatuh tadi. Disaat seperti ini ia butuh inhaler tapi sekarang benda itu tidak bersamanya. " Ngh! Hh!" ia sudah pasrah dan hampir pingsan, namun tiba-tiba bibirnya bersentuhan dengan sesuatu, bibir seseorang. Entah siapa, tapi pemilik bibir itu yang menopang tubuhnya. Mereka berciuman, atau tepatnya orang itu berusaha memberi Kyungsoo napas buatan. Perlahan-lahan napas Kyungsoo mulai normal dan ia diam membeku ketakutan, seseorang baru saja menciumnya ditengah kegelapan.

CTIK!

Sikring digardu berbunyi dan listrik kembali menyala, membawa cahaya lampu kembali menerangi. Mata Kyungsoo terbelalak melihat orang yang sedang memangkunya. Orang itu melepas tautan bibir mereka dan tersenyum pada Kyungsoo

"kau tidak apa-apa? Lain kali hati-hati dong, untung aku sedang lewat!" ucap orang itu. Kyungsoo masih diam lalu meraba-raba tanah mencari handphonenya. Orang itu berpenampilan aneh. Kulitnya tidak seputih Kyungsoo, rambutnya berwarna coklat hazzle, matanya teduh dan bibirnya tebal berwarna merah muda. Ia tidak menggunakan pakaian dan hanya menggunakan celana panjang yang menutupi seluruh kakinya, ia mengenakan sebuah kalung dengan pendant berbentuk segitiga, kakinya tidak beralas dan dikepalanya ada mahkota dari tanaman sulur dan bunga-bunga kecil, dan paling aneh ada semacam sayap tipis yang transparan dipundaknya.

"hei kau baik-baik saja?" tanya orang itu lagi. Kyungsoo kaget dan segera berdiri.

"siapa kau!"

"aku? Nama ku Kai"

"bukan nama mu, maksud ku kau itu siapa dan apa!"

"aku Kai. Dan aku, um... peri? "

Kyungsoo tersenyum miring. "jangan memberiku ucapan tidak masuk akal. Apa yang kau lakukan dihalaman rumah ku!? Dan ya-yang tadi itu... apa-apaan maksudnya!"

"kan aku sudah bilang aku kebetulan lewat. Lagi pula kau sepertinya kesulitan bernapas jadi aku memberimu napas buatan." Jawab Kai tak berdosa. Kyungsoo kesal membuat pipi gempalnya terlihat imut. "kau marah ya? Haha lucu tuh" ucap Kai malah tertawa.

"Kau!" baru saja Kyungsoo akan menendang Kai, tiba-tiba suara Baekhyun menggema

"Kyungsoooo~~ kami datang!"

"eh? Baekhyun?" Kyungsoo langsung menoleh kearah rumahnya. Kai tiba-tiba langsung berdiri dibelakang Kyungsoo dan berbisik kepadanya. " Kyungsoo? Aku akan datang lagi ya " lalu menghilang kedalam hutan.

"Kai...?" kyungsoo pun kebingungan mencari Kai yang menghilang begitu saja. Tanpa sadar ia menyentuh bibirnya yang masih basah lalu bergegas masuk ke rumah.

"peri hutan... kah?"


TBC? OR DELETE?


Hi! i'm new here. cerita ini murni ide MoonG, memang ceritanya agak pasaran tapi kalau plotnya sama dengan cerita lain aku bukan memplagiat/ mengcopy nya. itu murni ketidak sengajaan. karena masih baru juga aku minta maap ya kalau banyak loopholes nya ini ff ^^;

Ripiu plis ^^;